Kata Kunci : Posyandu, Kader Posyandu, Keaktifan.

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

ABSTRAK GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN POSYANDU DI KELURAHAN SAMOJA KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2007

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

KADER. Disusun J

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

KAJIAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DI POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

Kata Kuci: Mutu Pelayanan Tenaga Kesehatan, Kepuasan Pasien

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

S. Hindu Mathi 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

ABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

Keywords : Work motivation, Labor productivity

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARERAN KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Rewanti Prang*, Jane M. Pangemanan*, Christian Tilaar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Program pelayanan kesehatan terpadu atau pos pelayanan terpadu () merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas. Keberlangsungan kegiatan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari kader sebagai pelaksana utama. Namun, tidak setiap kader menunjukkan keaktifannya dalam kegiatan ini, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional study. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner dengan responden seluruh kader yang terdaftar dalam data pelaksana kegiatan di Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan yang berjumlah 65 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kader termasuk kategori aktif dalam pelaksanaan kegiatan. Faktor-faktor terhadap keaktifan kader yaitu pelatihan kader, profesional, pengetahuan kader dan motivasi kader. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut, diuji secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan keaktifan kader. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan bagi Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Puskesmas Kecamatan untuk meningkatkan pengawasan dan pendampingan dalam kegiatan dan pelaksanaan tugas kader, serta meningkatkan frekuensi pelatihan kader untuk menambah pengetahuan dan keterampilan kader, juga memberikan motivasi dan pembentukkan sikap terhadap tugas kader. Kata Kunci :, Kader, Keaktifan. ABSTRACT Integrated health care program or integrated service post (IHC) is a form of integrated health services conducted in the community health centre. Sustainability of these activities depend on the active participation of cadres as main contractor. However, not every cadre show activeness in this activity, because it is influenced by several factors. Research purposes to analyze the factors associated with activity in the sub community health centre District Tareran, Tareran South Minahasa Regency. Types of analytic survey research with a cross-sectional study. Instruments used were questionnaires with respondents listed all cadres in implementing the data integrated health activities at the health center district Tareran, Tareran South Minahasa Regency, amounting to 65 people. The results showed the majority of cadres active category in the implementation of IHC. Factors to cadres activity is the training of cadres, mentoring and coaching by professional, knowledgeable and motivated cadre of volunteers. Analysis of these factors, statistically tested have a significant association with active cadres. Based on the research results, it is advisable for the district Government, village Government and district health centers to improve the supervision and assistance in activities of IHC and implementation of tasks cadres, as well as increasing the frequency of cadre training to increase knowledge and skills of cadres, as well as provide motivation and attitude formation towards the duty of cadre. Keywords: IHC, IHC Kader, liveliness.

Pendahuluan Program pelayanan kesehatan terpadu atau pos pelayanan terpadu () adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas (Muninjaya, 2004). Pelaksana teknis kegiatan yaitu Puskesmas dan pelaksana utama kegiatan yaitu masyarakat yang bersedia secara sukarela menjadi kader di kegiatan. Keberlangsungan kegiatan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari kader tersebut. Keaktifan kader dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari luar kader maupun faktor dari dalam kader. Persentase kader aktif secara nasional adalah 69,2% dan angka drop-out kader sekitar 30,8% (Adisasmito, 2010). Penelitian oleh Mawu (2006) di wilayah kerja Puskesmas Ratahan wilayah Ratahan II Minahasa Tenggara tahun 2005, diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja kader, baik faktor dari dalam kader maupun dari luar kader. Penelitian oleh Evita (2009) di Kota Bitung, Sulawesi Utara, memperoleh hasil bahwa pelatihan memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan, keterampilan dan kepatuhan kader dibandingkan dengan hanya memberikan modul pada kader. Puskesmas Tareran di Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, bertanggung jawab pada 13 Desa di Tareran, dengan jumlah kader 5 orang di masing-masing desa. Berdasarkan data pelaksanaan kegiatan bulan Desember 2012, jumlah kader posyandu yang terdaftar 65 orang untuk 13 desa dan jumlah kader yang aktif hanya 35 orang, ini berarti ada separuh dari jumlah kader yang terdaftar yang tidak aktif. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan keaktifan kader di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa di Tareran, dalam memaksimalkan pengawasan dan kontrol kegiatan posyandu dan pelaksanaan tugas dari kader posyandu; masukan bagi Puskesmas Kecamatan Tareran, dalam memaksimalkan pendampingan, pembinaan / pelatihan kader posyandu dalam menjalankan kegiatan posyandu, sehingga kader posyandu mengetahui bahwa perannya sangat penting dan harus dipertahankan; dan masukan bagi kader dalam memaksimalkan pelaksanaan tugas sebagai kader di desa dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat di desa. Metode Penelitian Jenis penelitian yaitu survei analitik dengan rancangan cross-sectional study. Lokasi penelitian di 13 Desa di Kecamatan Tareran, selama bulan Maret April 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader yang terdaftar yaitu 65 orang dan sampel dari penelitian ini yaitu semua populasi. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang memuat pertanyaan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti, dengan teknik pengumpulan data, yaitu dikumpulkan data primer melalui kuesioner yang diisi oleh responden dan data sekunder yang diperoleh di instansi yaitu Puskesmas Tareran. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat yang mendeskripsikan karakteristik setiap variabel dari hasil penelitian berupa distribusi dan persentasi dari variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu hubungan antara pelatihan kader, profesional, pengetahuan kader dan motivasi kader dengan keaktifan kader. Menggunakan uji kai kuadrat (chi square) melalui program SPSS Statistik 21 dengan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan dikatakan memiliki hubungan yang bermakna jika nilai p 0,05. Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Kader Berdasarkan umur terdapat 5% < 30 tahun dan 30 tahun ada 95%. Semua kader berjenis kelamin perempuan. Kader semuanya sudah menikah. Pekerjaan kader 91% yaitu mengurus rumah tangga, 7% wiraswasta dan 2% pensiunan. Berdasarkan tingkat

pendidikan terakhir 78% tingkat pendidikan SMA / sederajat, 15% tingkat pendidikan SMP / sederajat, 5% tingkat pendidikan perguruan tinggi dan 2% tingkat pendidikan SD. Berdasarkan lama kerja sebagai kader, terdapat 42% kader yang lama kerjanya < 5 tahun, 33% kader yang lama kerja sebagai kader selama 5-10 tahun dan terdapat 25% kader yang lama kerjanya 10 tahun. 2. Gambaran Umum Pelatihan Kader Terdapat 67% kader pernah mengikuti pelatihan sebagai kader dan ada 33% kader yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Pelatihan adalah sesuatu yang terus-menerus dilakukan, karena pendidikan sesorang pada hakikatnya tidak pernah berakhir (Moekijat, 2010). Kader perlu mengikuti pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas di kegiatan. Evita (2009) di Bitung Sulawesi Utara, memperoleh hasil dari penelitiannya yaitu pengetahuan, keterampilan dan kepatuhan kader dalam kegiatan gizi meningkat ketika mengikuti pelatihan dibandingkan dengan kader yang hanya mendapatkan modul. 3. Gambaran Umum Pendampingan dan Pembinaan oleh Tenaga Profesional Terdapat 62% kader pernah mendapat pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dalam hal ini petugas kesehatan di Puskesmas dan 38% kader yang tidak pernah mendapat profesional. Tugas kader yaitu membantu dalam kelancaran pelayanan kesehatan di masyarakat. Berkaitan dengan pelayanan kesehatan, maka kader membutuhkan bimbingan dan pendampingan oleh petugas kesehatan di Puskesmas. Penelitian dari Puspasari (2002) diperoleh hasil lebih banyak kader yang mendapat pembinaan oleh petugas kesehatan di kecamatan. Petugas kesehatan telah mengetahui bahwa kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh partisipasi mereka, sehingga menjadi panggilan nurani untuk harus melakukan pembinaan (Adisasmito, 2010). 4. Gambaran Umum Pengetahuan Kader Pengetahuan kader yaitu 71% memiliki pengetahuan yang baik dan 29% yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan mencakup 6 tingkat dan untuk kader ini berdasarkan hasil telah berada pada tingkat yang keenam yaitu evaluasi, dimana kader telah mampu mengaplikasikan hal yang diketahuinya dan telah mampu membuat penilaian seperti membandingkan status gizi bayi dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak kader memiliki pengetahuan baik dibandingkan dengan yang kurang baik yang dilakukan oleh Nelty (2012) di desa Kadilangusukoharjo dan juga penelitian oleh Syafei (2010), tetapi berbeda dengan Sandiyani (2011) dan Nugroho (2008) yang memperoleh hasil yaitu lebih banyak kader yang berpengetahuan kurang baik. 5. Gambaran Umum Motivasi Kader Motivasi kader yaitu 60% memiliki motivasi yang baik dan 40% memiliki motivasi yang kurang baik. Motivasi yaitu rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu (Azwar, 1996). Kader melakukan tugas secara sukarela, secara umum memiliki motivasi dalam dirinya yaitu kepedulian akan kesehatan di masyarakat, sehingga tanpa memperoleh kompensasi kader tetap setia melakukan tugasnya. Penelitian Mawu (2006) dan penelitian Syafei (2010) memperoleh hasil banyak kader yang memiliki motivasi dengan kategori baik, tapi berbeda hasil dengan penelitian Nugroho (2008) yaitu lebih banyak kader yang memiliki motivasi yang kurang baik. 6. Gambaran Umum Keaktifan kader Keaktifan kader yaitu terdapat 62% kader yang aktif dan 38% kader yang kurang aktif. Syafei (2010) di Tangerang Selatan, dalam penelitiannya diperoleh hasil lebih banyak kader yang dalam kategori aktif, tapi berbeda hasil dengan Nugroho (2008) di Brebes, hasil penelitiannya yaitu lebih banyak kader dalam kategori yang tidak aktif. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kader untuk aktif yaitu pekerjaan dari kader, karena tugas kader bukan hanya satu kali dalam satu bulan tapi diluar jam jadwal kegiatan, kader bertugas mengunjungi peserta. 7. Distribusi Hubungan antara Pelatihan Kader dengan Keaktifan Kader Hasil menunjukkan terdapat 81,1% kader yang aktif dengan kategori pernah mengikuti pelatihan, serta 77,8% kader yang kurang aktif dengan kategori tidak pernah mengikuti pelatihan kader. Menggunakan chi-square test dengan bantuan program SPSS 21 for Windows, diperoleh p-value 0,000 dengan α=0,05 dan OR 15,000 (p-value < α) artinya terdapat hubungan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader. 8. Distribusi Hubungan antara Pendampingan dan Pembinaan oleh Tenaga Profesional dengan Keaktifan Kader Hasil menunjukkan bahwa 76,5% kader yang aktif dengan kategori pernah menerima pendampingan dan pelatihan oleh tenaga profesional dan 61,9% kader yang kurang aktif dengan kategori tidak pernah menerima pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional, diuji dengan chi-square test dengan bantuan program SPSS 21 for Windows, p-value 0,004 dengan α 0,05 dan OR 5,281 (p-value < α) artinya terdapat hubungan antara profesional dengan keaktifan kader. 9. Distribusi Hubungan antara Pengetahuan Kader dengan Keaktifan Kader Hasil menunjukkan terdapat 78,4% kader yang aktif dengan kategori pengetahuan yang baik serta 72,2% kader yang kurang aktif dengan kategori pengetahuan yang kurang baik. Perhitungan korelasi menggunakan chi-square test dengan bantuan program SPSS 21 for Windows, diperoleh p-value 0,000 dengan α 0,05 dan OR 9,425 (p-value < α) itu artinya terdapat hubungan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader. 10. Distribusi Hubungan antara Motivasi Kader dengan Keaktifan Kader Hasil menunjukkan bahwa 78,8% kader yang aktif dengan kategori motivasi yang baik dan 63,6% kader yang kurang aktif dengan kategori motivasi yang kurang baik sebagai kader. Perhitungan korelasi menggunakan chi-square test dengan bantuan program SPSS 21 for Windows, p- value 0,002 dengan α 0,05 dan OR 6,500 (pvalue < α) itu artinya terdapat hubungan antara motivasi kader dengan keaktifan kader. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil perhitungan terhadap variabel yang diteliti bahwa terdapat hubungan antara pelatihan kader, profesional, pengetahuan kader, dan motivasi kader dengan keaktifan kader di Kecamatan Tareran wilayah kerja Puskesmas Tareran. Saran yang dapat diberikan yaitu bagi Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa perlu memaksimalkan pengawasan dan kontrol dalam kegiatan kepada PKK desa dan kader, bagi Puskesmas Tareran perlu memaksimalkan pendampingan, pembinaan dan pelatihan kader dengan mengadakan pelatihan secara rutin dan adanya perkunjungan dari dokter saat pelaksanaan,dan bagi kader agar lebih peka dengan kebutuhan kesehatan di masyarakat dan perlu mengintegrasikan kegiatan dengan kegiatan masyarakat lainnya. Daftar Pustaka Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Evita, D. 2009. Pengaruh Pelatihan terhadap Pengetahuan, Keterampilan, Kepatuhan Kader dalam Menerapkan Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita di Kota Bitung Sulawesi Utara. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Muninjaya, A. A. G. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Mawu, F. 2006. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Ratahan Wilayah Ratahan II tahun

2005. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Manado. Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nugroho, H. A. 2008. Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi Kader dengan Keaktifan Kader di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Fikkes Jurnal Keperawatan, vol. 2, no. 1, hh.1-8. Nelty, N. R. 2012. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) di Desa Kadilanusukoharjo. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. Puspasari, A. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kader di Kota Sabang Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sandiyani, R. A. 2011. Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader dengan Perilaku Penyampaian Informasi tentang Pesan Gizi Seimbang. Universitas Diponeoro Semarang. Syafei, A. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan Gizi di di Kelurahan Rengas Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.