STUDI A ALISIS PARAMETER GEMPA DA POLA SEBARA YA BERDASARKA DATA MULTI-STATIO (STUDI KASUS KEJADIA GEMPA PULAU SULAWESI TAHU )

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

1051 Gempa Terjadi Di Wilayah Pusat Gempa Regional IV

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. tiga Lempeng bumi (Bellier et al. 2001), yaitu Lempeng Eurasia (bergerak

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan diantara tiga lempeng besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Indo-

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

SEISMISITAS VERSUS ENERGI RELEASE

KAITAN B VALUE DENGAN MAGNITUDO DAN FREKUENSI GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SUMATERA UTARA TAHUN

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

*

PERKEMBANGAN TEKTONIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI GEMPA DAN TSUNAMI DI KAWASAN PULAU SULAWESI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

ANALISIS REKAHAN GEMPA BUMI DAN GEMPA BUMI SUSULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OMORI

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

STUDI B-VALUE UNTUK ANALISIS SEISMISITAS BERDASARKAN DATA GEMPABUMI PERIODE (Studi Kasus: Gorontalo) ABSTRAK

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

ANALISIS TINGKAT SEISMISITAS DAN TINGKAT KERAPUHAN BATUAN DI MALUKU UTARA ANALYSIS OF SEISMICITY LEVEL AND ROCKS FRAGILITY LEVEL IN NORTH MALUKU

J.G.S.M. Vol. 15 No. 2 Mei 2014 hal

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

Bab III Kondisi Seismotektonik Wilayah Sumatera

PEMETAAN DAERAH RENTAN GEMPA BUMI SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA RUANG DAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS

RELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 25-42

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

ANALISIS PERIODE ULANG DAN AKTIVITAS KEGEMPAAN PADA DAERAH SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA

KAJIAN POTENSIALITAS GEMPA BUMI BAWAH LAUT DAN TSUNAMI DI PERAIRAN PULAU SULAWESI

PENENTUAN HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE JANUARI Oleh ZULHAM SUGITO 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

MENENTUKAN PELUANG DAN PERIODE ULANG GEMPA DENGAN MAGNITUDE TERTENTU BERDASARKAN MODEL GUTTENBERG - RITCHER

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

MODEL KECEPATAN 1-D GELOMBANG P DAN RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE COUPLED VELOCITY HIPOCENTER

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

STUDI AWAL HUBUNGAN GEMPA LAUT DAN GEMPA DARAT SUMATERA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Tingkat Resiko Gempa Bumi Tektonik

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI SULAWESI TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEIGER DAN COUPLED VELOCITY-HYPOCENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI GEMPA DAERAH SULAWESI UTARA DENGAN STATISTIKA EKSTRIM TIPE I

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang secara geografis terletak antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 140º BT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia terletak pada daerah yang merupakan pertemuan dua

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

ENERGI POTENSIAL GEMPABUMI DI KAWASAN SEGMEN MUSI, KEPAHIANG-BENGKULU EARTHQUAKE POTENTIAL ENERGY IN THE MUSI SEGMENT, KEPAHIANG-BENGKULU AREA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI

Analisis Seismotektonik dan Periode Ulang Gempabumi.. Bambang Sunardi dkk

PEMAHAMAN TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA DAN TINJAUAN TERHADAP KEBIJAKAN DAN PERATURAN TERKAIT. Linda Tondobala

STUDI POLA KEGEMPAAN PADA ZONA SUBDUKSI SELATAN JAWA BARAT DENGAN METODE SEGMEN IRISAN VERTIKAL

Persebaran Hiposenter Maluku Selatan Menggunakan Metode Double Difference

ANALISIS AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN SPEKTRUM FREKUENSI DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

Transkripsi:

STUDI A ALISIS PARAMETER GEMPA DA POLA SEBARA YA BERDASARKA DATA MULTI-STATIO (STUDI KASUS KEJADIA GEMPA PULAU SULAWESI TAHU 2000-2014) Heri Saputra 1, Muhammad Arsyad, dan Sulistiawaty Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Jl. Mallengkeri, Makassar 90223 1 e-mail: uchihahery@rocketmail.com Abstract: Study on Earthquake Parameters and Spreading Pattern Based on Multi-station Datas (Case Study on Earthquake Event in Sulawesi Island Year 2000-2014). Research has conducted that aims to describe the distribution pattern of the earthquake at the Celebes Island by Year 2000-2014 based on depth, magnitude, and analyze the seismic parameters by the earthquake pattern distribution map. Secondary data, incidence of the earthquakes at Celebes region from year 2000-2014 based on distribution multi-station data from BMKG Region IV Makassar. The pattern of distribution earthquake at the Island of Celebes in the top two namely, the pattern of earthquake distribution based on the depth and the pattern of earthquake distribution based on magnitude. Data analysis was performed using ArcGIS 10.1 to obtain the map of earthquakes distribution. The results showed that the pattern of earthquake distribution based on depth dominant shallow earthquake category (<70 km), where take place in the Celebes orth Sea, Celebes Sea, and Molucca Sea and the pattern of earthquake distribution based on magnitude occurred in the area of Celebes orth, Celebes Sea, and Molucca Sea which category of small earthquakes (magnitude 4.0 SR - SR 4.9). Key words: earthquake, multi-station data, earthquake magnitude Abstrak: Studi Analisis Parameter Gempa dan Pola Sebarannya Berdasarkan Data Multi- Station (Studi Kasus Kejadian Gempa Pulau Sulawesi Tahun 2000-2014). Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan pola sebaran gempa di Pulau Sulawesi dari Tahun 2000-2014 berdasarkan kedalamannya, kekuatannya, dan menganalisis parameter gempa dari peta pola sebaran gempa. Data sekunder berupa data kejadian gempa bumi di Wilayah Sulawesi dari Tahun 2000-2014 berdasarkan data multi-station dari BMKG Wilayah IV Makassar. Pola sebaran gempa di Pulau Sulawesi di bagi atas dua yakni, pola sebaran gempa berdasarkan kedalaman (depth) dan pola sebaran gempa berdasarkan kekuatan (magnitude). Analisis data dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 10.1 untuk memperoleh peta sebaran gempa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran gempa berdasarkan kedalaman dominan terjadi di daerah Sulawesi bagian Utara, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku dengan kategori gempa dangkal (< 70 km) dan pola sebaran gempa berdasarkan kekuatan dominan terjadi di daerah Sulawesi bagian Utara, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku dengan kategori gempa kecil (magnitudo 4,0 SR - 4,9 SR). Kata Kunci: gempa bumi, data multi-station, magnitudo gempa PE DAHULUA Indonesia merupakan negara kepulauan dengan letak geografisnya yang berada pada 6 LU-11 LS dan 95 BT-141 BT serta dilalui oleh jalur gempa bumi, hal ini dikarenakan letak negara Indonesia yang berada pada pertemuan 3 lempeng dunia yakni Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik. Maka dari itu, negara Indonesia sering dilanda bencana gempa bumi, baik itu gempa yang berskala kecil maupun skala besar. Selain itu, Indonesia juga berada pada Pasific Ring of Fire yang merupakan jalur gunung api aktif di dunia yang sewaktu-waktu dapat meletus dan mendatangkan bencana. Sulawesi merupakan pulau yang termasuk dalam wilayah rawan terjadi gempa di Indonesia, hal ini disebabkan pada Pulau Sulawesi terdapat patahan kerak bumi (sesar) yang dimensinya cukup besar, patahan (sesar) ini dikenal dengan nama sesar Palu Koro. Selain sesar Palu Koro terdapat pula sesar-sesar lainnya, yakni: sesar Poso, sesar Matano, sesar Lawanopo, sesar 83

84 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, omor 1, April 2016, hal. 83-87 Walanae, sesar Gorontalo, sesar Batui, sesar Tolo, dan sesar Makassar (F.Sompotan, 2012). Menurut Kaharuddin (2011) lokasi-lokasi atau titik gempa pada umumnya bergenerasi pada daerah persinggungan dan perpotongan patahan atau daerah tumbukan lempeng, dimana pada daerah ini lempeng-lempeng bumi saling berinteraksi dan saling menghalang-halangi laju pergerakannya, sehingga dapat menampung dan melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi. Berdasarkan hal tersebut, maka daerah yang berpotensi terjadi gempa adalah sepanjang jalur patahan Walanae, patahan Palu-Koro, Matano- Lawanopo, Kolaka-Teluk Bone, Paternoster Selat Makassar dan sekitarnya, Gorontalo dan Manado serta jalur patahan Batui-Balantak-Sorong. Berdasarkan distribusi seismisitas, tampak cluster aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi di sepanjang sesar aktif Palu-Koro hingga memotong kota Palu. Ditinjau dari kedalaman gempa buminya, aktivitas gempa bumi di zona tersebut tampak didominasi oleh gempa bumi kedalaman dangkal antara 0 hingga 60 kilometer, yang merupakan cerminan pelepasan tegangan kerak bumi yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif (Daryono, 2011). Penelitian tentang gempa bumi telah dilakukan oleh Rosnaeny Latief (2006) di daerah Sulawesi Selatan dan sekitarnya pada tahun 1999-2004 menggunakan metode statistik. Dengan menggunakan metode tersebut diketahui secara numerik tingkat keaktifan gempa pada suatu daerah, yang hasilnya tingkat aktifitas tektonik daerah Sulawesi Selatan yang paling tinggi berada pada daerah yang meliputi Lanta, Gondang, Kasseo, Mamuju (sekarang sudah menjadi Sulawesi Barat), Kalumpang, Masamba, Palopo dan sekitarnya. Sedangkan, tingkat seismisitas daerah Sulawesi Selatan yang paling besar berada pada daerah Mamuju, Majene, Polewali (sekarang sudah menjadi Sulawesi Barat), Kalumpang, Masamba, Palopo, Enrekang, Makale, Pinrang, Pare-Pare, dan sekitarnya. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Arif Ismul Hadi dkk., (Arif Ismul Hadi dkk, 2010) di daerah Bengkulu dengan tujuan untuk mengetahui analisis parameter gempa serta pola sebarannya di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data singlestation dari BMKG Kepahiang, Bengkulu dan data multi-station dari BMKG Pusat, Jakarta. Pengolahan data dilakukan dengan software WGSNPLOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan magnitudo rata-rata antara kedua metode ini adalah 0,41 SR dan perbedaan jarak episenter gempa rata-rata adalah 28,60 km. Sebaran gempa di Provinsi Bengkulu dari Bulan Januari 2005 sampai dengan Maret 2009 sebagian besar tersebar di Samudera Hindia dan rata-rata gempa tersebut termasuk dalam kategori gempa dangkal (<70 km). Data multi-station diperoleh dengan menggunakan sedikitnya tiga stasiun pencatat gempa, dimana metode yang digunakan untuk memperoleh data tersebut yakni metode lingkaran. Metode lingkaran merupakan metode yang paling sederhana dan paling sering digunakan dalam penentuan episenter gempa dibandingkan dengan metode lain. METODE Penelitian ini dilakukan di Pulau Sulawesi dengan koordinat geografis -7 LS - 3 LS dan 118 BT - 126 BT. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni pengolahan data historis atau sekunder gempa bumi yang pernah terjadi di Pulau Sulawesi selama periode 2000-2014. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pengambilan data kejadian gempa bumi di BMKG Wilayah IV Makassar. Data kejadian gempa bumi yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan software SeisComp3.

Heri Saputra, dkk., Studi Analisis Paramater Gempa dan Pola Sebarannya... 85 Data yang diperoleh dari BMKG selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software ArcGis 10.1 untuk membuat peta sebaran gempa bumi berdasarkan magnitude dan depth. HASIL DA DISKUSI A. Parameter Gempa Bumi berdasarkan Kedalaman Hasil analisis parameter gempa berdasarkan kedalaman (depth) yang diperoleh dari software Seiscomp3 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Gempa Berdasarkan Kedalaman (Depth) Kedalaman Jumlah o. Kategori (km) Gempa 1 300 Dalam 357 2 70 300 Menengah 874 3 < 70 Dangkal 1939 Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa gempa yang terjadi di Sulawesi selama kurun waktu 15 tahun di dominasi oleh gempa dangkal. Hal ini disebabkan gempa di daerah Sulawesi terjadi akibat zona sesar-sesar aktif yang memiliki kedalaman dangkal. B. Parameter Gempa Bumi berdasarkan Kekuatan Hasil analisis parameter gempa berdasarkan kekuatan (magnitude) yang diperoleh dari software Seiscomp3 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Gempa Berdasarkan Kekuatan (Magnitude). Kekuatan Jumlah o. Kategori (SR) Gempa 1 7.0-7.6 Besar 3 2 6.0-6.9 Sedang 28 3 5.0-5.9 Sedang 411 4 4.0-4.9 Kecil 2728 Sumber: Data terolah (2015) Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa gempa yang terjadi di Sulawesi selama kurun waktu 15 tahun didominasi oleh gempa kecil. Hal ini disebabkan gempa yang diakibatkan oleh sesarsesar aktif jarang yang mencapai di atas 6.0 SR, karena zona sesar aktif memiliki kemampuan menahan gaya tekanan (stress) yang lebih rendah atau mudah rapuh. C. Peta Sebaran Gempa Tahun 2000-2014 Peta sebaran gempa dapat diperoleh melalui hasil analisis ArcGis 10.1. Gambar 1 menunjukkan hasil analisis ArcGis 10.1. Pada gambar 1-a, diperlihatkan sebaran gempa di pulau Sulawesi dari tahun 2000-2014. Berdasarkan kedalamannya (depth), gempa di pulau Sulawesi dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu gempa dangkal, gempa menengah dan gempa dalam. Jumlah Gempa dangkal sebanyak 1939 kejadian dengan kedalaman kurang dari 70 km, gempa menengah terjadi sebanyak 874 kejadian dengan kedalaman 70 km hingga 300 km, dan jumlah gempa dalam terjadi sebanyak 357 kejadian dengan kedalaman lebih dari 300 km. Lokasi gempa dominan terjadi di Sulawesi bagian utara, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku. Gempa bumi berdasarkan kedalaman yang terjadi di Sulawesi bagian utara yaitu dominan gempa dangkal, namun ada pula beberapa gempa menengah dan gempa dalam yang terjadi. Gempa bumi yang terjadi di Laut Sulawesi yakni dominan gempa dangkal dan gempa dalam. Sedangkan, gempa di bagian Laut Maluku dominan yang terjadi yaitu gempa dangkal dan menengah. Gempa yang paling dalam terjadi di koordinat -6,82 LS dan 125,61 BT dengan kedalaman 750 km dan termasuk dalam wilayah Laut Banda.

86 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, omor 1, April 2016, hal. 83-87 (a) (b) sebanyak 2728 kejadian yang tersebar merata di pulau Sulawesi, gempa sedang terjadi sebanyak 28 kejadian dan 411 kejadian yang tersebar di Laut Maluku, gempa kuat terjadi sebanyak 3 kejadian yang berada di lokasi Laut Banda, Laut Sulawesi, dan Kepulauan Banggai. Gempa yang paling besar dengan magnitudo 7,6 SR terjadi di koordinat -1,11 LS dan 123,57 BT dan termasuk dalam wilayah Kepulauan Banggai, hal ini disebabkan karena pada daerah tersebut berada pada lokasi zona subduksi dan zona sesar aktif. Sesar tersebut meliputi sesar naik Balantak, sesar naik Batui, sesar naik Sangihe Timur, sesar naik Sorong Utara, dan sesar naik Sula. Jadi, secara umum dari hasil uraian diatas pada daerah penelitian di Pulau Sulawesi, daerah yang mengalami kejadian gempa di Sulawesi berdasarkan kedalaman (depth) dominan terjadi gempa dangkal, dan gempa berdasarkan kekuatan (magnitudo) dominan terjadi dengan kekuatan gempa kecil (4,0 SR-4,9 SR). Gempa bumi yang terjadi baik berdasarkan kedalaman (depth) maupun berdasarkan kekuatan (magnitudo) lokasi kejadian dominan terjadi di Sulawesi bagian utara, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku. Hal ini disebabkan pada daerah tersebut berada pada zona subduksi dan zona sesar-sesar aktif. SIMPULA Gambar 1. Peta Sebaran Gempa Pulau Sulawesi berdasarkan (a) Kedalaman (depth) (b) Kekuatan (magnitude). (Sumber: Data terolah 2015) Gambar 1-b menunjukkan pola sebaran gempa di pulau Sulawesi berdasarkan kekuatannya dibagi dalam empat bagian yaitu gempa kecil dengan magnitudo (4,0 SR-4,9 SR), gempa sedang dengan magnitudo (5,0 SR-5,9 SR dan 6,0 SR-6,9 SR), dan gempa kuat dengan magnitudo (7,0 SR-7,6 SR). Gempa kecil terjadi Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Gempa yang terjadi di Pulau Sulawesi dari tahun 2000-2014 berdasarkan kedalamannya didominasi oleh gempa dangkal yang kedalamannya kurang dari 70 km dengan jumlah gempa sebanyak 1939 kali. Gempa dengan kedalaman 750 km dan termasuk dalam kategori gempa dalam terletak di koordinat -6,82 LS dan 125,61 BT. b. Gempa yang terjadi di Pulau Sulawesi dari tahun 2000-2014 berdasarkan kekuatannya didominasi oleh gempa kecil dengan skala 4,0-4,9 SR, jumlah gempanya sebanyak 2728

Heri Saputra, dkk., Studi Analisis Paramater Gempa dan Pola Sebarannya... 87 kali. Gempa dengan magnitudo 7,6 SR dan termasuk dalam kategori gempa besar terletak di koordinat -1,11 LS dan 123,57 BT. c. Gempa yang terjadi di Pulau Sulawesi dari tahun 2000-2014 dominan terjadi di daerah Sulawesi bagian Utara, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku. DAFTAR RUJUKA F.Sompotan, A. (2012). Struktur Geologi Sulawesi. Bandung: Perpustakaan Sains Kebumian ITB Bandung. Kaharuddin, M. S, Ronald Hutagalung, dan Nurhamdan. (2011). Perkembangan Tektonik dan Implikasinya Terhadap Potensi Gempa dan Tsunami di Kawasan Pulau Sulawesi. 2. Latief, R. (2006). Analisis Statistik Keaktifan Gempa Bumi Tektonik Di Sulawesi Selatan dan Sekitarnya Pada Tahun 1999-2004. 19-20. Arif Ismul Hadi, Suhendra, dan Efriyadi. (2010). Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single- Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya. 105-112. Daryono.(2011). Tataan Tektonik dan Sejarah Kegempaan Palu Sulawesi Tengah. Artikel Kebumian.