BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

STUDI KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DAN PENDAPAT MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH SUWUNG KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KONSENTRASI GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

SKRIPSI DISUSUN OLEH : AMALIA FITRIA NINGRUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

STUDI KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DAN PENDAPAT MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH SUWUNG, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB I PENDAHULUAN I- 1

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI PENINGKATAN PELAYANAN OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDA ACEH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

BAB I PENDAHULUAN. yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air dipergunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan

SEBARAN CEMARAN AIR PT. BATAMTEX BERDASARKAN PERPSEPSI MASYARAKAT DI WILAYAH INDUSTRI BABADAN, UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TPA KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

Yenita, Pengaruh Parameter Fisika dan Mikrobiologi Leachet Terhadap Kesehatan Lingkungan di TPA Muara Fajar Rumbai Pekanbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2 dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.890.757 jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak negatif dari pembangunan berskala nasional dan regional (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2013). Pertambahan penduduk di Pulau Bali setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat pesat dan juga berdampak pada tingkat konsumsi barang dan jasa. Peningkatan ini pula diimbangi dengan peningkatan impor produk barang maupun jasa guna pemenuhan kebutuhan hidup. Konsekuensi dari pemakaian produk barang oleh masyarakat di Pulau Bali adalah timbulnya berbagai macam buangan (sampah) yang dihasilkan (Widyatmoko dan Sintorini, 2002). Permasalahan sampah merupakan masalah klasik bagi masyarakat Bali. Budaya masyarakat yang konsumtif menyebabkan volume sampah kian hari kian bertambah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik atau langsung dibuang ke lingkungan berpotensi mencemari berbagai sumber daya alam di sekitarnya seperti tanah, air, dan udara. Pencemaran air oleh sampah maupun limbah dipandang sangat penting untuk dikendalikan ataupun dieleminir karena apabila air yang tercemar oleh zat-zat yang terkandung dalam bahan-bahan buangan (sampah) akan berdampak sangat luas dan meracuni berbagai macam organisme yang mengkonsumsinya (Effendi, 2003). 1

2 Dalam mengatasi permasalahan sampah, Pemerintah Provinsi Bali menetapkan salah satu wilayah sebagai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Salah satunya adalah tempat pemrosesan akhir yang terletak di Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan yang dikenal dengan nama TPA Sampah Suwung. Tempat Pemrosesan Akhir sampah Suwung merupakan TPA sampah terbesar di Bali dengan luas lahan keseluruhan kurang lebih 32,46 hektar dan telah beroperasi sejak tahun 1986. Pada tahap pembangunannya, TPA Sampah Suwung didesain untuk pengelolaan sampahnya menggunakan sistem controlled landfill (Nawawi, 2003). Pada kenyataannya, pengolahan sampah di TPA Sampah Suwung masih menggunakan teknik open dumping terkendali, yaitu sampah yang dibawa ke TPA Sampah Suwung ditumpuk di areal terbuka kemudian dipadatkan dan dibiarkan membusuk secara alami. Walaupun terdapat pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, hal tersebut tidak dapat mengurangi sampah secara signifikan (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar, 2012). Teknik open dumping untuk pengelolaan sampah sangat berpotensi mencemari lingkungan di sekitarnya bahkan bisa berdampak luas. Sampah yang ditumpuk lalu dipadatkan terlihat sangat baik, akan tetapi terdapat perubahan bentuk sekunder dari sampah yaitu cairan kental lindi (lecheate). Lindi inilah yang sangat berbahaya dalam pencemaran air dikarenakan konsentrasi zat-zat pada lindi sangat bersifat toksik bagi biota perairan (Sundra, 1997). Lindi yang meresap kedalam permukaan tanah akibat gaya gravitasi akan berdampak mencemari air bawah tanah, terutama pada air tanah dangkal. Air tanah dangkal merupakan air kebutuhan primer bagi masyarakat yang tidak memiliki air ledeng atau PAM dan biasa ditemui berupa sumur gali maupun sumur bor dangkal dalam rumah-rumah

3 penduduk, karena lewat inilah pemenuhan air bagi penduduk yang bermukim di sekitar wilayah TPA sampah Suwung tersebut tercukupi. Apabila air sumur tercemar oleh lindi yang berasal dari hasil sampingan dekomposisi sampah dari TPA sampah Suwung, maka akan terjadi penurunan kualitas air sumur tersebut dan mungkin pula tidak bisa dimanfaatkan lagi sebagaimana mestinya (Putra, 2012). Ditinjau dari aspek sosial ekonomi, pengelolaan sampah di TPA Sampah Suwung memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah TPA. Masyarakat yang terdiri dari pemulung, pedagang barang-barang bekas sampah, peternak babi dan sapi bergantung pada keberadaan TPA Sampah Suwung, karena dapat memberi lahan pekerjaan guna menopang perekonomian keluarga. Dampak negatif dari keberadaan TPA Sampah Suwung adalah kawasan tempat masyarakat bermukim di sekitarnya menjadi kotor dan tidak bersih berakibat pada penurunan kesehatan lingkungan dan masyarakatnya (Sundra, 1997). Studi air tanah dangkal di kawasan sekitar TPA Sampah Suwung sangat penting dilakukan karena bisa mengidentifikasi kualitas air sumur dan tentunya bisa memberikan informasi mengenai pencemaran yang terjadi dikawasan tersebut. Selain melakukan studi ilmiah kualitas air tanah dangkal di sekitar kawasan TPA Sampah Suwung, diperlukannya pemantauan kualitas lingkungan secara berkelanjutan. Pemantauan kualitas lingkungan di daerah TPA Sampah Suwung secara berkelanjutan sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh bahan pencemar terhadap kualitas lingkungan, mengetahui gambaran kualitas air di suatu tempat secara umum, dan memprediksi pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh bahan pencemar terhadap komponen

4 lingkungan terutama tingkat kesehatan manusia dan lingkungannya (Mason, 1993 dalam Effendi, 2003). 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yeng telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu pokok permasalahan yaitu : 1. Bagaimanakah kualitas air tanah dangkal pada jarak yang berbeda-beda (0-400 meter) yang ada di sekitar TPA Sampah Suwung diukur dari parameter fisik, kimia, biologi dan indeks pencemaran? 2. Apakah ada perbedaan kualitas air antara sumur gali dengan sumur bor pada jarak yang berbeda (0-400 meter)? 3. Apakah kualitas air sumur gali dan sumur bor sudah memenuhi baku mutu air kelas satu sesuai dengan peraturan Gubernur Bali Nomor 8 tahun 2007? 4. Bagaimanakah pendapat masyarakat terhadap kualitas air tanah dangkal (sumur gali dan sumur bor) di sekitar TPA Sampah Suwung? 5. Bagaimanakah kecenderungan pencemaran air tanah dangkal di sekitar TPA sampah Suwung tahun 1997, tahun 2008, dan tahun 2014? 1.3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kualitas air tanah dangkal pada jarak yang berbeda-beda (1-400 meter) yang ada di sekitar TPA sampah Suwung diukur dari parameter fisik, kimia, biologi dan indeks pencemaran.

5 2. Mengetahui perbedaan kualitas air antara sumur gali dengan sumur bor pada jarak yang berdeda (0-400 meter). 3. Mengetahui kualitas air sumur gali dan sumur bor dibandingkan dengan baku mutu air kelas satu sesuai dengan peraturan Gubernur Bali Nomor 8 tahun 2007. 4. Mengetahui pendapat masyarakat terhadap kualitas air tanah dangkal (sumur gali dan sumur bor) di sekitar TPA Sampah Suwung. 5. Mengetahui kecenderungan pencemaran air tanah dangkal di sekitar TPA sampah Suwung tahun 1997, tahun 2008, dan tahun 2014. 1.4. Manfaat Manfat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan informasi maupun masukan kepada masyarakat di sekitar TPA Sampah Suwung yang memanfaatkan fasilitas air tanah dangkal untuk keperluan air minum, memasak maupun mandi, cuci, kakus (MCK). 2. Sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada pemerintah provinsi Bali khususnya Kota Denpasar dalam pengelolaan dan pengendalian TPA Sampah Suwung secara tepat, sehingga bisa menetapkan langkah-langkah yang lebih strategis dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pengelolan TPA Sampah Suwung.