MATA KULIAH ORKESTRASI

dokumen-dokumen yang mirip
ORKESTRASI. oleh : HENI KUSUMAWATI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

DESKRIPSI GUBAHAN LAGU CONGRATULATION DALAM RANGKA DIES UNY KE -38

DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN, INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA PANDUAN TES PENERIMAAN MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam

ANALISIS BENTUK LAGU ARBAB KARYA BONAR GULTOM UNTUK SOLO VOKAL DAN BRASS BAND ARANSEMEN ERWIN SIRAIT

ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK DISUSUN OLEH: ZEFANYA DOMINGGUS

BAB II LANDASAN TEORI

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB IV PENUTUP. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland. memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

JESSY PERJALANAN SEORANG PEREMPUAN. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Daniel Hibrianto NIM

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

Karya Musik Masih Jawa Dalam Tinjauan Orkestrasi. Oleh Diana Puspa Rini Dosen Pembimbing: Moh. Sarjoko, S.Sn, M.Pd ABSTRAK

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri

PANDUAN UMUM TES PRAKTEK PRODI D4 PENYAJIAN MUSIK (KLASIK)

ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik. Oleh :

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS INTERPRETASI LAGU AFTER THE LOVE HAS GONE KARYA DAVID FOSTER DALAM FORMAT TRIO VOKAL JURNAL. Program Studi S-1 Seni Musik.

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

KARYA MUSIK KINDESALTER DUO IN G-DUR DALAM TINJAUAN ORKESTRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU)

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

Gambar bagian-bagian gitar

MENGENAL IRAMA 8 BEAT

SUITA TIGA EKSPRESI SEBUAH KOMPOSISI MUSIK UNTUK BIG BAND

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SATUAN MUSIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MUSIK ORKESTRA. Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT

BAB III ANALISIS KARYA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Musik dan teknologi merupakan dua hal yang sulit dipisahkan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

HARMONI MODERN. UNTUK SMK Semester 2. Drs. Heri Yonathan, M.Sn. iii

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN UMUM TES PRAKTEK PRODI D4 PENYAJIAN MUSIK (KLASIK)

KARYA MUSIK SALVATORE DALAM TINJAUAN ORKESTRASI. Oleh Nanda Kurnia Novandhi Dosen Pembimbing: Dhani Kristiandri, S.Pd., M.Sn.

REMA INTAN PERMATA SUDRAJAT,

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya

PROSES ARANSEMEN LAGU THE WORLD IS SAVED DALAM FORMAT BAND, ORKESTRA DAN INTSRUMEN TRADISI

Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

BAB I PENDAHULUAN. judul yang akan digarap kemudian menentukan bentuk musik dan disesuaikan dengan perjalanan

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan cerita, puisi, ide atau adegan. Bagian instrumental pada

LAPORAN AKHIR TAHUN PERTAMA PENELITIAN FUNDAMENTAL

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB II LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini

BAB I PENDAHULUAN. mengaku diri sebagai makhluk ciptaan-nya, dan itu dengan perantaraan Kristus,

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam

KREATIVITAS DALAM PEMBUATAN ARANSEMEN MUSIK SEKOLAH

BAB II LANDASAN TEORI

ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK KLASIK

Musik Sebagai Iringan Gerak Tari. Oleh: Agus Untung Yulianta

ARANSEMEN LAGU MAU DIBAWA KEMANA UNTUK ENSEMBEL MUSIK SEKOLAH

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI DAN TEKNIK PERMAINAN SOLO VIOLA

PERANAN INSTRUMEN KONTRA BAS DALAM SYMPHONIC BAND PADA REPERTOAR AMMERLAND KARYA JACOB DE HAAN. JURNAL Tugas Akhir S-1 Seni Musik

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

MATA KULIAH ORKESTRASI Oleh: Agus Untung Yulianta BAB I PENDAHULUAN A. DASAR-DASAR ORKESTRASI Orkestrasi adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan bentuk penulisan sebuah ansambel maupun orkestra, di mana hal ini lazimnya diilhami oleh karya yang tertulis (music score), ataupun didengar (music audio). Kegiatan orkestrasi merupakan pekerjaan yang dinamakan orkestrator, dan ia harus faham tentang teori musik, mempunyai kemampuan dasar-dasar harmoni, mengerti mengenai range tone pada masing-masing instrument, baik tiup kayu maupun logam, serta gesek. Bentuk orkestrasi mempunyai dua pendekatan sebagai berikut di bawah: 1. Transkription, yaitu memindahkan tulisan notasi ke dalam formasi lain tanpa mengadakan perubahan sedikitpun dari score aslinya, baik mengenai melodi, harmoni, maupun tanda-tanda dinamik. 2. Arrangement, yaitu menulis kembali suatu komposisi /notasi lagu ke dalam formasiclain dengan mengadakan perubahan yang signifikan, di berbagai aspek dari score aslinya, akan tetapi tidak boleh merubah melodi pokoknya (cantus firmus). Kiat-kiat dalam memahami dan membuat orkestrasi antara lain: Pada bagian pertama akan dijabarkan tentang bagaimana mengenal materi, bentuk kalimat musik, dan bentuk score placement, bagian ke dua membahas bentuk application field, dan keutuhan melodi (cantus fermus). a. Memahami materi orkestrasi yang akan diacu sebagai bahan.. b. Mengenal bentuk nada-nada yang mempunyai artian musical. c. Memahami bentuk score yang akan dipindahkan (Placement). d. Memahami bentuk application field 1

e. Menjaga originalitas baik melodi pokok (original melodi), maupun harmoni. f. Penerapan dinamik yang disesuaikan dengan instrumenatsinya. g. Prinsip instrumentasi mengacu pada keseimbangan (balancing). h. Formasi ansambel maupun orkestra memakai ukuran standart. i. Perlu adanya pemahaman tetang penempatan instrumentasi, dan range tone atau ambitus masing masing instrumen. Sedangkan pemhasan tentang kiat-kiat tersebut di atas dapat dijabarkan sebagai berikut di bawah: B. Memahami Materi Orkestrasi Materi yang akan digunakan sebagai bahan repertoire, jika ditranskripsikan ke dalam formasi lain harus dikuasai sepenuhnya baik secara auditif maupun scoring, sehingga proses penerapan berjalan dengan baik dan benar, tanpa mengalami hambatan yang berarti. Pada dasarnya semua bahan repertoire dari sumber apa saja yang mengenai musik dapat diadopsi dan ditranskrip ke dalam bentuk baku maupun bebas, seperti halnya orkestrasi untuk ansamble standart. Contoh di bawah merupakan part piano yang akan ditranskrip ke dalam kwuintet tiup kayu maupun logam. Contoh gbr,1 2

Catatan: Transkrip dari penggalan score di atas ke dalam kwuintet tiup kayu maupun logam perlu menghilangkan nada-nada dobel pada harmoni, dan hal ini tidak menyalahi aturan karena prinsipnya orkestrasi tersebut tidak merubah melodi pokok dan penggunaan akord, seperti terlihat pada contoh di bawah. Contoh gbr,2 3

Dari score piano berubah ke score kwuintet tiup pastilah akan merubah karakter bunyi yang dihasilkan, karena kedua instrument tersebut mempunyai timbre suara berbeda baik sifat melodi maupun harmoninya (piano termasuk keluarga chordophone sedang instrument tiup masuk keluarga idiophone). Hal tersebut jelas mempunyai karakter berbeda, dan lebih jauh tentang karakter trimbra akan diterangkan kemudian. C. Mengenal Bentuk Nada Musical Pengenalan bentuk nada-nada yang mempunyai artian musical adalah bagaimana membentuk satuan nada digabungkan dengan interval, tempo/ketukan, panjang pendek nada, dan dibatasi oleh ruang dan waktu, maka akan terjadilah apa yang dinamakan motif, dan jika motif-motif tersebut disatukan maka terdapatlah thema sehingga bila thema-thema tersebut digabungkan akan menjadi kadens atau kalimat musik tanya/jawab. Hal tersebut dapat dilihat seperti contoh di bawah: Contoh g br,3 Catatan: Jika nilai nada seperdelapan, seperempat, dan setengah tersebut berdiri sendiri-sendiri maka tidak akan ada artinya sama sekali, tetapi jika digabungkan maka nada-nadanya memupunyai arti musical yang membentuk melodi lagu. Pada melodi 4

contoh tersebut di atas dapat dilihat bahwa secara teoritis telah mencakup apa yang dinamakan sebagai kalimat musik, di mana telah terdapat kalimat tanya (kadens pertanyaan) dan kalimat jawab (kadens jawaban), dan biasanya pada akhir kadens pertanyaan akan diakhiri dengan akord dominant (V), sedangkan kadens jawaban akord terakhirnya jatuh pada tonika (I). D. Memahami Bentuk Score Placement Memahami bentuk score placement dalam arti mengerti secara lengkap tentang part dari repertoire yang akan dibuat ke dalam format lain, walaupun part tersebut hanya sebagai perwalian dari full score aslinya dan score dapat dibedakan atas: 1. Conduktor score, merupakan cara singkat dalam menuliskan full score ke dalam 2-4 staff, dan dapat mewakili isi dari seluruh timbre dalam sebuah orkestra. Contoh gbr,4 Kondoktor score tersebut di atas meskipun hanya mempergunakan 4 staff, akan tetapi sudah dapat mewakili seluruh instrument yang dipergunakan dalam lagu Symphony No.1 karya Schumann, dan konduktor dapat mengontrol serta memantau dari semua instrument yang digunakan dalam orkestra, walaupun yang terlihat pada contoh di atas hanya bagian tema dalam 5

empat birama dan string section nampak lebih menonjol memainkan motif lagu di bagian awal. Contoh gbr,5 Full Score karya Schumann, Op 38. Symphony No.1 6

7

2. Full score: adalah cara normal menuliskan komposisi orkestra, multi timbre dan pada masing-masing part terpisah (split staff), dengan bentuk standart klasik dan score bebas. Contoh bgr,6 Full Score untuk Klasik 8

Contoh bgr, 7 Full Score Klasik Bebas/Biasanya untuk Scoring Film 9

Contoh gbr,8 Full Score Bebas untuk BigBand Fly Me to The Moon 10

Bentuk full score secara umum dapat dijumpai pada karya-karya standart, baik klasik, romanitik, hingga musik popular, dan bentuk score tersebut di atas adalah bersifat universal sehingga format ini banyalk digunakan oleh para komponis di dunia. Pada perkembangannya bentuk score yang telah ada kadang kala ditambah oleh composer dengan staff harp, choir, maupun perkusi dan hal ini tergantung dari jenis musik yang diciptakannya disesuaikan setting instrumennya. 3. Simply Score: adalah cara normal begaimana menuliskan komposisi orkestra dengan tanpa menuliskan beberapa staff instrument yang sedang istirahat/rest/tacet. Contoh gbr, 9 Tanda tacet/istirahat Fly Me to The Moon Pada penggalan di atas sekilas adalah komposisi kuintet tapi yang main hanya terlihat seperti duet antara Sax Tenor dengan Sax Bariton, akan tetapi jika dilihat scorenya maka jelas bahwa lagu tersebut berbentuk full score big band dalam bentuk bebas, maka instrument yang bermain secara tutti antara lain Sax Tenor1, Bariton, Trumbone1, serta isntrument gitar, piano, elc.bass sebagai accompaniment di mana pemain lainnya terlihat tacet/menunggu. 11

Cara penulissan tersebut sangat lazim terjadi pada karya-karya orkestrasi standart baik klasik, romantic, sampai dengan bentuk yang modern. Contoh gbr, 10 Full Score Bebas untuk Pop Penulisan seperti di atas mulai digunakan pada masa peralihan dari klasik ke romantic, sehingga sampai pada musik pop dan modern, adapun penulisan partisi (extract part) harus menggunakan tanda tacet atau ditulis dengan tanda istirahat sepanjang ada penggunaan tacet. Contoh lagu pop tersebut di atas diawali dengan memainkan instrument string1, piano2, gitar, 12

dan drum set, sedangkan tacet pada instrument bass, piano, harp, vibraphone, clarinet, serta sting 2, mulai birama 1-5, kemudian pada birama 4 terdapat cue not yang dimainkan oleh vibraphone, piano di mana diteruskan instrument harp hal ini untuk memudahkan seluruh instrument masuk dengan tepat, akurat. Maka ketika seluruh instrument secara full score main, penulisannya akan tampil seperti tersebut di bawah, akan tetapi split staff instrument sudah diatur sehingga untuk string section terlihat terpisah sesuai dengan staff masing-masing. Contoh gbr,11 13

4. Choir Score : adalah cara menuliskan sebuah komposisi untuk paduan suara dengan formasi antara lain sebagai berikut, Sopran(S), Alto (A),Tenor(T), Bas(B), dan pada penulisn score paduan suara biasanya terdapat dua staff yang lazim digunakan untuk menggubah lagu maupun membuat lagu bagi para arranger ataupun komponis. Banyak terjadi beberapa karya musik yang terdapat di Indonesia, terutama bentuk musik paduan suara masih 14

menggunakan notasi angka, hal ini dikarenakan belum terkondisi menggunakan notasi balok sebagai acuan untuk menulis repertoire musik paduan suara. Penulisan notasi balok pada paduan suara biasanya terdapat dua staff dengan dua kunci yaitu ; Treble(kunci biola/g), dan Bass(kunci bass/f), sehingga jika terjadi overleaping pada suara tertentu dapat terlihat jelas, baik untuk suara atas maupun bawah. Penulisan koor atau biasa disebut sebagai paduan suara dengan dua staff untuk pembagi suara, sudah di mulai sejak abad 15 (jaman barok) seperti repertoire yang berupa choral untuk nyanyian geraja waktu itu. Kelebihan dari penulisan dengan notasi balok dapat disesuaikan dengan bentuk full score untuk bentuk orkestra yang sesuai dengan jamannya, dikarenakan hal tersebut dapat memberi kemudahan fleksibilitas bagi komponis untuk memasukkan data koor ke dalam full score orkestra. Contoh gbr, 12 Score can t smile without you can t smile without you Catatan : contoh tersebut di atas dapat dilihat kesulitan bagaimana menempatkan syair lagu yang sesuai dengan natasi balok, hal ini lebih jelas lagi jika nada nada polifoni muncul dan syair disesuaikan dengan pembagian notasi sopran, alto, tenor, bass. Oleh karena itu pemilihan choir score harus dicermati pemakiannya, baik dalam penggunakan dua staff ataukah masing masing nada berdiri sendiri sesuai staff yang digunakan yaitu S-A-T-B (empat staff). 15

Contoh gbr, 13 Koor diiringi Full Score Bebas, Dalam Bentuk Orkestra 16

Kesulitan penulisan notasi balok pada koor dengan dua staff terletak pada penempatan syair, apabila komposisi musiknya berupa polifoni artinya bahwa suara antara sopran, alto, tenor, dan bass tidak berjalan bersama, maka penyisipan liriknya sangat susah. Oleh sebab itu penulisan koor dengan komposisi polifoni akan lebih baik jika ditulis secara terpisah satu dengan lainnya (split staff), sehingga antara suara sopran, alto, tenor, dan bass berdiri sesuai staff masing-masing. Contoh gbr, 14 Pada penggalan di atas dapat dicermati bahwa antara suara sopran, alto, tenor, dan bass tidak satu ritme (unhomophone), oleh karena itu cara penulisan harus terpisah pada masing masing staff. Meskipun demikian empat suara (S- A-T-B) akan selalu bertemu dalam satu titik di mana nada-nad tersebut membentuk akord-akord yang harmonis. 5. Integrated Score : adalah cara penulisan sebuah komposisi instrumental, vocal baik solo, duet maupun kelompok (ansambel), yang mana bahwa instrument piano atau instrument lainnya hanya sebagai iringan (accompaniment). Contoh di bawah merupakan lagu Air karya Johans Sebastian Bach yang diarranger ulang dengan menggunakan Intergrated score yaitu, Vokal diringi string section, di mana lagu tersebut biasanya digunakan untuk solo instrument dengan iringan piano sebagai accompaniment, akan tetapi kali ini menggunakan string section sebagai iringannya. Seperti tersebut di bawah merupakan contoh yang antara lain vocal solo diiringi dengan string 17

section, sehingga terkesan lebih mempunyai rasa pada integritas suara masingmasing instrument yang berhubungan erat melalui kareakternya. Contoh gbr, 15 Contoh bg,16 18

Pengalan di atas hanya salah satu contoh integrated score di mana vocal diiringi oleh string section maupun piano, dan part-part tersebut banyak terjadi pad a karya-karya vocal seriosa baik dari musik barat maupun karya anak bangsa, yang sekarang banyak diacu untuk penulisan lagu-lagu pop, dangdut, jazz dan sebagainya, serta beredar dipasaran umum atau malalui website. 6. Personality Score : adalah cara penulisan sebuah komposisi musik baik berupa ansambel maupun orkestra, tetapi formatnya tidak umum (universal), biasanya score ini dibuat oleh arranger yang sekaligus bertindak sebagai musik dorector/conduktoer, adapun penulisannya adalah dengan system block score di mana yang dapat mengevaluasi hanyalah komposernya sendiri. Hasil karyanya lebih dititik beratkan pada bentuk audio saja, hal ini disebabkan karena arransemennya dibuat dalam waktu singkat sehingga penulisan tidak dilakukan secara full score, tetapi disingkat sesuia dengan kemauan komponisnya. Contoh gbr, 17 Block Score 19

Catatan; pada dasarnya tidak ada aturan yang mengatakan bahwa staff nomor satu harus bass, staff ke dua drum, ataupun staff ke tiga piano dan lain sebagainya, karena sifatnya sangat personal dan hal inilah yang menurut penulis disebut dengan block score, sehingga penulisan seperti tersebut di atas yang lebih mengerti cue di mana instrument string, brass maupun wind akan memainkan, hanya komposer yang mengetahui. Sehingga penulisan seperti ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan penulisan baku untuk bentuk orkestra. 20

BAB II PENERAPAN INSTRUMEN A. Application Field Memahami formasi dalam sebuah orkestrasi sebagai hasil karya yang dapat berbentuk solo, duet, trio, kuartet, kuintet, sampai pada ensemble, dan hal yang demikian termasuk pada jenis musik kamar (chamber music). Pada dasarnya semua bentuk komposisi musik, terutama untuk peletakan instrument dapat dengan bebas diletakkan ke dalam formasi orkestrasi oleh orkestrator, akan tetapi perlu adanya kejelian dalam menginterpretasikan ke sebuah karya musik. 1. Solo Trumpet Contoh gbr, 18 Score Solo yang diiringi Piano Penulisan komposisi solo, karya Astor Piazzolla tersebut di atas kesulitannya terletak pada iringan instrument piano sebagai accompaniment, karena jika dicermati dengan seksama, terlihat jelas bahwa melodi pada piano tidak ada nada-nada yang 21

overleaping, sementara dalam penulisan akord pada komposisi tersebut juga harus terpenuhi. 2. Duet String Contoh gbr, 19 Score Duet Gambar di atas merupakan contoh penggunaan staff untuk violin dan cello, di mana dengan kunci berbeda dapat menghasilkan suara harmoni yang selaras, karena hal tersebut dapat dilihat dengan rentang nada pada instrument masing-masing. 3. Duet Tiup Kayu dan Logam Contoh gbr, 20 Score Duet Penulisan duet clarinet dan trumpet sering menemukan kejanggalan pada produksi suara, karena sumber bunyi dan alat resonansinya berbeda, akan tetapi hal ini merupakan penerapan dasar logika tentang pemahaman range tones pada 22

instrument masing-masing, dan usahakan tidak terjadi overleaping penulisan nadanya. Pada instrument tiup kayu biasanya mempunyai living harmony (nada senyawa) yang sangat bagus terutama di nada tengah dan atas, dan tentu saja jika dibandingkan dengan instrument tiup logam (sound production) cenderung keras, akan tetapi jika pengolahan nada-nadanya mampu menempatkan pada yang proposional, maka hasilnya pastinya juga akan lebih baik serta enak didengar. 4. Duet Tiup Kayu Contoh gbr, 21 Score Duet Komposisi untuk duet antara flute dan clarinet walaupun merupakan keluarga instrument tiup kayu, akan tetapi resonansi dari alat tersebut juga berbeda, sehingga hampir semua komposisi dengan instrument yang berbeda sumber bunyinya, biasanya jenis lagunya berdurasi pendek, tidak perlu pemisahan (split staff), dan pengguaan status key (tanda mula) yang berbeda anatar instrument in C dan in Bes. Duet flute dan clarinet yang komposisinya berdurasi panjang biasanya ditulis dengan bentuk enharmonic, sehingga tanda mulanya tidak dibedakan akan tetapi diperlukan split dengan cara mengekstrak score, dan ketika proses ekstrak diberlakukan, maka untuk instrument clarinet akan memainkan teknik transpose (memainkan naik satu staff/seconde besar) atau pengganti pitch seconde besar ka 23

atasnya. Sehingga enharmonic akan terjadi jika instrument flute main tangga nada D mayor dan clarinet dalam tangga nada E mayor. 5. Trio String Contoh gbr, 22 Score Trio Penulisan komposisi tiro string di atas sebenarnya dapat dilakukan oleh alatalat instrument yang sejenis, artinya ketiganya menggunakan satu jenis instrument yang sama, akan tetapi untuk mencapai suatu atsmofer nuansa pada komposisi sesuai dengan karakter berbeda perlu adanya penulisan instrument yang berlainan, seperti contoh tersebut di bawah. Contoh gbr, 23 Score Trio 24

Komposisi dengan formasi di atas lazim digunakan pada ensambel kecil dan kebutuhan instrument terbut sudah memenuhi standart untuk bentuk permainan trio, serta dengan lagu yang sama dapat dimainkan beberapa jenis instrument trio sesuai komposisi dan karakter masing-masing instrument yang dikehendaki. 6. Kuintet Instrumen Tiup Sandart ensambel tiup biasanya teletak pada bentuk kuintet baik dilihat dari harmoni, melodi, gerakan akord maupun penggunaan instrument, baik tiup lagam ataupun kayu. Untuk standart kuintet instrument tiup kayu biasanya terdiri dari flute in C, oboe in C, clarinet in Bes, french horn in F, dan fagot in C, sedangkan pada tiup logam terdiri dari trumpet 1 in Bes/C/D/Es, trumpet 2 in Bes/C, france horn in F/Es, Trombone in C, dan Tuba in Bes. Kuintet tiup kayu mempunyai beberapa karakter pada masing-masing instrument, misalnya; flute mempunyai nada yang bulat, sonor, agak treble akan tetapi untuk nada-nada tinggi cenderung keras, oboe berkarakter medium dan menjurus ke suara sengau, untuk clarinet nada-nadanya medium treble, low, akan tetapi pada nada tinggi agak runcing, French horn walaupun instrumennya bukan terbuat dari kayu akan tetapi latar belakang pembuatannya dari tanduk atau kerang laut, sehingga bentuk suara maupun nadanya terakumulasi pada jenis instrument yang terbuat dari kayu, karakternya sonor, lembut terkesan suaranya jauh, dan terkesan lebih brilliant serta berfungsi sebagai pencerah harmoni dan pengisi jeda antara instrument yang membawakan cantus firmus, sedangkan pada bassoon atau fagot sebagai pondasi dasar dari akord maupun nada-nada bawah yang mempunyai efek suara low tetapi cenderung agak lebih lembut. Kuintet tiup logam mempunyai beberapa karakter pada masing-masing instrument, misalnya; trumpet 1 mempunyai nada yang brilliant, sonor, agak treble akan tetapi untuk nada-nada tinggi cenderung keras, sedangkan trumpet 2 berkarakter sama dengan trumpet 1, hanya saja dia lebih rendah dan menjurus ke suara midel, untuk French horn nada-nadanya medium treble, low, akan tetapi pada nada tinggi agak runcing jika dibandingkan dengan intrumen logam lainnya, walaupun bentuk suara maupun nadanya terakumulasi pada jenis instrument yang terbuat dari kayu, karakternya sonor, lembut terkesan suaranya jauh, dan terkesan lebih brilliant serta berfungsi sebagai pencerah harmoni dan pengisi jeda antara instrument yang membawakan cantus firmus, sedangkan pada bass tuba atau sausophone sebagai 25

pondasi dasar dari akord maupun nada-nada bawah yang mempunyai efek suara low tetapi cenderung agak lebih kuat. Contoh gbr, 24 Score Kuintet Tiup Kayu Contoh gbr, 25 Score Kuintet Brass 26

7. Ensambel Sexthet Instrumen Tiup Kelompok ansambel musik yang tergabung dalam instrument tiup logam maupun kayu, jika lebih dari kuintet sudah dapat dimasukan pada jenis musik-musik kamar (chamber musik). Contoh gbr, 26 Score Sexthet Tiup Kayu dan Logam 8. Ensambel Septet Instrumen Tiup Contoh gbr, 27 Score Septet Tiup Kayu dan Logam 27

9. Ensambel Octet Instrumen Tiup Melihat dari contoh formasi-formasi tersebut di atas, baik untuk tiup logam (brass instrumen)maupun kayu (Wind instrument), maka yang terpenting pada mata kuliah orkestrasi adalah bagaimana anda dapat merespon artian musical pada masingmasing instrument beserta karakternya, serta penempatan range notasinya. Pengolahan rasa musikalitas dapat di mulai dari pengertian nada paling sederhana yang disebut motif-motif, di mana jika motif tersebut dijadikan satu kesatuan melodi, maka terjadilah frase, hal mana bahwa frase musik harus ada kadens pertanyaan dan jawaban, sehingga secara utuh dapat dikatakan bentuk kalimat musik secra sempurna telah terakumulasi dari pergerakan akord I IV V I sekaligus akan lebih baik jika ditambahkan dengan bentuk akord bantu yaitu ii iii vi vii. Formasi ensambel tersebut di atas juga harus menerapkan bentuk-bentuk homofoni, polifoni, harmoni, kontrapung, serta karakter pada masing-masing instrument yang ditulis sesuai urutannya, sehingga dalam penataan orkestrasi penulisannya dapat di mulai dari atas ke bawah atau sebaliknya dan sekaligus dibaca dari kiri ke kanan secara bersamaan. 28

DAFTAR PUSTAKA Graf, Max. From Beethoven to Shostakovitch, The Psychology of the Composing Process. New York : Philosophical Library, Inc. 1947. Heussenstamm, George. The Norton Manual of Music Notation, New York, London W.W. Norton & Company, 1987. Kusumawati, Heny. Orkestrasi PHKI. Yogyakarta, 2008 Ngurah, Budi. Orkestrasi, Institut Seni Indonesia, 1988. Siegmeister, Elle. A workbook for Harmony and Melody, Vol.1. Wadsworth Publishing Company, 1965. Skinner s, Frank. New Method Orchestra Scoring, U.S.A. Robbins Music Corporation, 1993. Stein, Leon. Structure and Style, Expanded Edition The Study an Analysis of Musical Forms. Summy Birchrd Music, 1979 29