BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan serius.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keluarga yang hancur karenanya dan tidak sedikit pula generasi muda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana narkoba ini, diperlukan tindakan tegas penyidik dan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut. laku remaja sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ASSALAMU ALAIKUM WR.WB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah. perkembangan tingkat peradaban umat manusia serta mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dengan mudahnya mengakses berbagai informasi, pengetahuan penggunaan

Manusia itu tida.k dilahirkan dengan suatu sikap pandangan ataupun sikap

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

TEMPAT REHABILITASI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1 Sebagai masa depan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Remaja sebagai aset dasar bangsa diharapkan kelak menggantikan generasi

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

INDONESIA. Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan berbagai kalangan dan telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap elemen bangsa. Ancaman nasional tersebut berpotensi besar mengganggu ketahanan diri, keluarga dan masyarakat baik secara fisik, mental dan secara sosial ekonomi. Masalah penggunaan narkoba di Indonesia merupakan masalah serius yang harus dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. Banyak kasus yang menunjukkan akibat dari masalah di atas telah menyebabkan banyak kerugian, baik materi maupun non materi, banyak kejadian seperti perceraian, atau kesulitan lain bahkan kematian yang disebabkan oleh ketergantungan Narkoba. Indonesia yang semula menjadi negara transit atau tempat pemasaran sekarang sudah meningkat menjadi salah satu negara tujuan bahkan merupakan negara eksportir atau negara produsen. Dalam hal ini ternyata Sat Narkoba Poldasu pada Mei 2009 lalu pernah menangkap SSN (40) warga Jakarta, pemilik pabrik ekstasi di Komplek Pergudangan Krakatau Multi Centre (KMC) Medan (http//waspada.com, diakses pada 7 Desember 2010. Pukul 20.30). Dalam dekade terakhir ini, penyalahgunaan Narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu diperhatikan secara seksama dan multidimensional, baik ditinjau dari segi mikro (keluarga),makro (ketahanan

nasional) yang meningkat dewasa ini, semakin mengkhawatirkan dengan dampak buruk ekonomi dan social yang semakin besar. Salah satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah para remaja, hal ini disebabkan karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju dewasa dan sebagainya. Masa remaja ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Dalam perspektif psikologi perkembangan masa remaja memang masa yang berbahaya, karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering ditandai dengan krisis kepribadian. Perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya perubahan peranan, timbul rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, kegoncangan emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat dan krisis identitas (http//www.bkkbn.co.id, diakses pada 10 November 2010. pukul 20.30). Oleh karena itu, kondisi keluarga mempunyai pengaruh pada terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam hal ini kondisi keluarga ditandai dengan keutuhan keluarga, kesibukan orang tua, hubungan interpersonal antarkeluarga, dapat merupakan faktor yang berperan serta pada penyalahgunaan narkoba. Apapun bentuk ekspresi kejiwaan remaja yang diperlukan adalah tempat penyaluran yang sehat, kebutuhan efektifitas sosial, melakukan sosialisasi

kelompok yang memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Mereka ingin dianggap kehadirannya dalam wujud apresiasif dan butuh penghargaan. Apabila hal ini tidak terwujud maka penyaluran potensi dirinya itu terlepas dalam bentuk kenakalan (http//bkkbn.co.id,diakses pada, 10 November 2010. pukul 20.31). Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Remaja juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil dan remaja mudah terpengaruh. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar metropolitan, jangan heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja. Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat hampir 100 persen di tahun ini, lebih dari 17 kasus terjadi pada pelajar SMP dan SMA Surya di Surabaya yang mengkonsumsi narkoba atau turut mengedarkan barang terlarang dengan jumlah yang sangat banyak. Dari tahun 2008 ke 2009 sampai Juni jumlah pelajar di bawah 17 tahun yang ditangkap jajaran Polwiltabes Surabaya meningkat 100 persen. Meningkatnya jumlah pengguna narkoba di kalangan pelajar SMP dan SMA itu terlihat dari acara akselerasi Polisi Masyarakat (Polmas) yang digelar di Ruang Eksekutif Polwiltabes Surabaya. Acara itu sendiri mengambil tema upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari pengaruh narkoba (http//balipost.com diakses pada 25 November 2010. pukul 21.00).

Berdasarkan data pada tahun 2008, jajaran Polwiltabes Surabaya telah menangkap dan menahan sembilan anak di bawah usia 17 tahun. Kebanyakan mereka mengkonsumsi ganja dengan alasan sekedar coba-coba. Sementara remaja yang usianya 17 tahun sampai 25 tahun yang terlibat perkara narkoba sebanyak 319 orang. Pada tahun 2009, polisi yang terus memerangi peredaran narkoba justru tidak membuat surut para pelajar atau remaja yang terlibat masalah tersebut. Justru di semester awal 2009 Januari sampai dengan Juni dari Sembilan anak yang tertangkap menjadi 17 anak atau meningkat hampir 100 persen. Tidak kalah naiknya, remaja usia 17 tahun sampai dengan 25 tahun yang terlibat perkara narkoba sebanyak 457 orang (http//balipost.com diakses pada 25 November 2010, pukul 21.00) Kasus penyalahgunaan narkoba yang disidangkan di PN Ternate sampai akhir Mei 2009 tercatat 20 kasus. Pasalnya, jumlah tersebut sudah melampaui kasus penyalahgunaan narkoba yang disidangkan di PN Ternate tahun 2009 yakni 19 kasus. Selain itu, pelaku penyalahgunaan narkoba di tahun 2009 ini sudah melibatkan kalangan remaja. Fakta tersebut harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terkait, baik masyarakat maupun aparat berwajib, karena penyalahgunaan narkoba itu selain melanggar hukum juga dapat merusak moral generasi bangsa. Dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba tersebut, tidak cukup hanya dengan menggunakan pendekatan penegakan hukum, tapi juga harus disertai dengan upaya penyuluhan dan sosialisasi mengenal bahaya narkoba kepada masyarakat, terutama kepada remaja. (http//www.kapanlagi.com/h/kasusnarkoba-malut-semakin-meningkat.html diakses pada tanggal 1 Desember 2010 pukul 13.10).

Bertitik tolak dari pendapat ahli pendidik maka peranan orangtua sangatlah penting dalam membentuk watak dan kepribadian remaja hingga menjelang dewasa. Keluarga merupakan kelompok sosial yang utama dan terutama tempat anak berada dan menjadi manusia sosial. Orang tua yang berhasil menjalankan tugas dan fungsinya dalam keluarga adalah orang tua yang memiliki kemampuan untuk memberikan kesejahteraan pada anaknya. Hal tersebut tidak terlepas dari status hubungan antar anggota keluarga yang dimiliki oleh anggota keluarga itu sendiri (Ahmadi, 1999:244). Oleh karena itu, kondisi keluarga mempunyai pengaruh pada terjadinya penyalahgunaan Narkoba pada remaja. Dalam hal ini kondisi keluarga ditandai dengan keutuhan keluarga, kesibukan orang tua, hubungan interpersonal antarkeluarga, dapat merupakan faktor yang berperan serta pada penyalahgunaan Narkoba. Jumlah pelajar atau remaja yang terlibat narkoba diperkirakan lebih besar dari jumlah yang diungkap polisi. Ibaratnya, narkoba yang diungkap polisi hanya bagian permukaan saja atau biasa disebut fenomena Gunung Es. Mereka rata-rata sembunyi-sembunyi saat mengkonsumsi barang haram tersebut. Penyalahgunaan Narkoba terutama di kalangan pelajar, pada umumnya dilakukan atau diawali dengan coba-coba, lalu ketagihan. Remaja biasanya mencoba memakai Narkoba dengan anggapan Narkoba itu keren. Selain itu, di masa remaja yang labil biasanya mereka membutuhkan tempat untuk mencurahkan masalah mereka. Ketika hal itu tidak ada, maka larinya ke Narkoba. Mereka pun lalu terlibat pergaulan bebas, termasuk mengkonsumsi Narkoba.

Melalui data dari lapangan yaitu hasil wawancara dengan responden dan guru yang bertugas di Badan Penyuluhan (BP) di SMK Tunas Pelita Binjai menyatakan bahwa pengguna Narkoba di sekolah tersebut kebanyakan adalah anak yang kurang mendapat perhatian karena orang tua sibuk mencari rezeki. Mereka mulai terjerumus dalam penggunaan Narkoba karena tidak mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Faktor disharmonisasi dalam keluarga adalah salah satu hal penyebab penggunaan Narkoba oleh para pelajar. Seperti, seringnya orang tua bertengkar dan kurangnya perhatian. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berminat mengetahui, membahas dan melakukan suatu penelitian dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul penelitian Pengaruh Disharmonisasi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus) di SMK Tunas Pelita Kota Binjai.

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena langkah ini akan menentukan ke mana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian (Soehartono, 2008 : 23). Setelah mengetahui dan memahami uraian dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan permasalahannya untuk dikaji lebih dalam lagi. Perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini yaitu : Apakah ada Pengaruh Disharmonisasi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus di SMK Tunas Pelita Kota Binjai 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya dicari oleh peneliti sehingga memberikan arahan dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Disharmonisasi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus di SMK Tunas Pelita Kota Binjai).

1.3.2 Manfaat Penelitian Setiap penelitian pasti mendatangkan manfaat sebagai tindak lanjut dari apa yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian. Adapun manfaat penelitian tersebut yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti. b. Untuk membentuk pola pikir yang dinamis serta untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh. c. Dapat digunakan sebagai karya ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. b. Dapat memberi masukan bagi para pihak yang berkepentingan dan referensi bagi penelitian berikutnya.

1.4 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan skripsi ini meliputi : BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang peneitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang akan diteliti, kerangka pemikiran dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, sumber informasi data (informan), teknik pengumpulan data serta teknik menganalisis data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran untuk lebih mengenal lokasi penelitian. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian serta analisisnya. BAB VI : PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran penelitian yang telah dilakukan.