BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Charlina Ribut Dwi Anggraini

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan akal pikiran yang membedakannya dengan makhluk-makhluk

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkesan dan bermakna. Sejak beberapa tahun terakhir pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat. dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORETIS

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

I. PENDAHULUAN. menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Guru juga harus ikhlas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bimafika, 2016, 8, 10 15

I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia serta kemajuan bangsa, sehingga maju dan mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam memperbaiki sumber daya manusia dan kemajuan suatu bangsa. Untuk menghasilkan sumber daya manusia dan kemajuan suatu bangsa bisa dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat serta martabat manusia Indonesia. Selain pembenahan kurikulum, peningkatan mutu pendidikan juga diakukan melalui metodemetode yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat. Tujuan pendidikan adalah mengubah anak, yaitu caranya berpikir, merasa, berbuat, jadi mengubah kelakuan. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan itu. Sudah selayaknya pendidik maupun anak didik tahu apa yang harus dicapai. Tegasnya harus diketahui dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh murid sebagai hasil pelajaran yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia mempelajarinya. Adanya tujuan yang jelas akan memberikan ukuran tentang keberhasilan pelajaran. Bila tujuan itu tidak tercapai maka ada kekurangan dalam proses mengajar-belajar itu. Secara empiris dapat dicari melalui percobaan, cara manakah yang paling serasi untuk mencapai hasil yang ditentukan. 1 Pengajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan, terarah dan berdasarkan perencanaan yang matang. 1 Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, h. 9 1

2 Proses pengajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang fundamental yang akan menentukan apakah pengajaran itu berlangsung secara wajar dan berhasil. 2 Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. 3 Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memudahkan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. 4 Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2001, h. 155 3 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2009, h. 140 4 Ibid., h. 143

3 suasana belajar yang menggembirakan. 5 Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. 6 Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaranpun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat dalam pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran. 7 Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya mengajar. 8 Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan 83 1986, h. 230 5 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2009, h. 239 6 Ibid., h. 43 7 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, h. 8 Wayan Nurkancana & Sunartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional,

4 memahami alam dan mahluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Namun pada kenyataan yang ada dalam pendidikan biologi belum adanya peningkatan mutu pendidikan. Masalah-masalah pembelajaran sains atau biologi diantaranya adalah pengajaran sains yang hanya mencurahkan pengetahuan (tidak berdasarkan praktek). Dalam hal ini fakta, konsep, dan prinsip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab, atau diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktek. Variasi kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat sedikit. Pada saat ini, banyak guru hanya mengajar dengan ceramah dikombinasikan dengan media dan siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas VIII di MTsN 2 Palangka Raya diperoleh informasi, pada saat proses belajar biologi sebagian besar siswa tidak begitu serius dalam mengikuti pelajaran, meskipun dalam proses pembelajaran metode yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif hanya sebagian siswa saja yang aktif di dalam kelompok belajar. 9 Hal ini menunjukkan kurangnya minat siswa dalam belajar dan kemungkinan akan mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Perolehan hasil belajar siswa hanya mampu mencapai kisaran 65-68, bahkan ada beberapa yang tidak mencapai 60 dan hal ini berada dibawah 9 Wawancara dengan Herliani, S. Pd (guru Biologi kelas VIII) di MTsN 2 Palangka Raya), 27 September 2013.

5 Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yaitu 70 masih banyak belum tercapai oleh siswa, terutama siswa-siswa dikelas non unggulan. Sistem pencernaan manusia adalah salah satu materi yang memberi konsep mendasar tentang pengertian, fungsi, cara kerja, proses pencernaan dalam tubuh manusia dan gangguan organ-organ pencernaan. Materi pembelajaran ini sebagai dasar untuk mempelajari materi yang berhubungan pada tingkat yang lebih tinggi. Pada umumnya siswa mempunyai kesulitan dalam memahami proses yang terjadi di dalam tubuh sehingga memerlukan penjelasan dan pembuktian secara ilmiah. Oleh karena itu sangat perlu menerapkan model pembelajaran yang efektif guna memudahkan siswa dalam memahami dan memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat mendobrak minat belajar siswa, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dalam pembelajaran model ini siswa dituntut untuk saling bekerjasama dalam kelompok heterogen dan bersaing dalam meja turnamen melawan perwakilan kelompok lain. Diharapkan dengan model pembelajaran TGT dapat menumbuhkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga bekerja dalam kelompok. Pembelajaran disertai dengan adanya permainan akademik

6 untuk memastikan setiap anggota kelompok menguasai pelajaran yang diberikan. 10 Teams Games Tournament (TGT) merupakan bentuk pembelajaran kooperatif yang paling banyak diaplikasikan, telah digunakan mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas, dalam mata pelajaran mulai dari matematika, seni bahasa, ilmu sosial, dan ilmu pengetahuan alam. 11 Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Dari berbagai macam penelitian terhadap penerapan model pembelajaran ini memberikan kesimpulan akhir tentang keefektifan pengaruh dari penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap minat dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Di Kelas VIII MTsN 2 Palangka Raya. B. Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam mata pelajaran IPA/biologi diantaranya adalah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap peningkatan hasil belajar biologi 10 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2010, h. 224 11 Robert E. Salvin, Cooperative Leraning Teori, Riset dan Praktik, Bandung, Nusa Media, 2008, h. 143

7 pada konsep sistem pencernaan manusia merupakan jurnal hasil penelitian Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih dari Universitas Indraprasta PGRI tahun 2009, menyatakan rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan prestasi belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 43% berada pada kriteria sedang, untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 29% berada pada kriteria rendah. 12 Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian tersebut di atas terletak pada rumusan masalah penelitian serta populasi dan subjek penelitian, dan tentu juga dari hasil penelitian. Sedangkan persamaan dari penelitian ini adalah terletak pada variabel penelitian berupa model pembelajaran yang digunakan dan hasil belajar. Penelitian lainnya yang menunjukkan pengaruh yang signifikan antara TGT dengan model pembelajaran lainnya adalah Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Student Team Achievment Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA Biologi siswa SMP Negeri 2 Lendah Tahun Ajaran 2011/2012 merupakan skripsi hasil penelitian Andina Wahyu Widyasari dari Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam 12 Leonard & Kiki Dwi Kusumaningsih, pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap peningkatan hasil belajar Biologi pada konsep sistem pencernaan manusia, Kesimpulan Jurnal, Jurnal Ilmiah Exacta Vol. 2 No. 1 Mei 2009 (http:/www.univpancasila.ac.id), (online 22 Agustus 2013).

8 Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2012, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran TGT, STAD, dan konvensional dengan signifikasi P> 0,05; hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi yaitu sebesar 79,97 dari pada STAD 78,23 dan lebih tinggi dari pembelajaran konvensional sebesar 68,90. Pembelajaran kooperatif tipe TGT bernilai lebih dengan adanya kegembiraan yang diperoleh dari pembelajaran yang menyenangkan dari pada tipe STAD yang murni bersifat kooperatif. 13 Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian tersebut di atas terletak pada jenis penelitian, dimana penelitian tersebut adalah merupakan penelitian komparasi yaitu dengan menghubungkan dua model pembelajaran terhadap hasil belajar, sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan satu model pembelajaran. Adapun persamaan dari kedua penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran TGT dengan tujuan hasil belajar. C. Batasan Masalah Agar penelitian terarah dan dapat mencapai sasaran maka perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian ini ditekankan pada hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 13 Andina Wahyu Widyasari, Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Student Teams Achievment Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi Siswa SMP Negeri 2 Lendah Tahun Ajaran 2011/2012, Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, h. 74.

9 2. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Biologi materi sistem pencernaan. 3. Penelitian ini dilakukan di MTsN 2 Palangka Raya pada kelas VIII D dan VIII E semester I. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi sistem pencernaan di kelas VIII MTsN 2 Palangka Raya? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi sistem pencernaan di kelas VIII MTsN 2 Palangka Raya. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas yang menerapkan model

10 pembelajaran konvensional pada materi sistem pencernaan di kelas VIII MTsN 2 Palangka Raya. Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi sistem pencernaan di kelas VIII MTsN 2 Palangka Raya. G. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga siswa antusias dalam mengikuti pelajaran dan meningkatkan hasil belajar. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru Biologi untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran untuk menumbuhkan serta meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi. 4. Dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk menumbuhkan minat belajar siswa.

11 H. Defenisi Operasional Agar pembaca mudah memahami hasil penelitian ini maka peneliti mencantumkan definisi sebagai berikut: 1. Pembelajaran Kooperatif Merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga bekerja dalam kelompok. Pembelajaran disertai dengan adanya permainan akademik untuk memastikan setiap anggota kelompok menguasai pelajaran yang diberikan. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, yang secara garis besarnya terbagi atas tiga bagian yaitu hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. 4. Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan manusia adalah salah satu materi yang memberi konsep mendasar tentang pengertian, fungsi, cara kerja, proses pencernaan dalam tubuh manusia dan gangguan organ-organ pencernaan.

12 Materi pembelajaran ini sebagai dasar untuk mempelajari materi yang berhubungan pada tingkat yang lebih tinggi. Pada umumnya siswa mempunyai kesulitan dalam memahami proses yang terjadi di dalam tubuh sehingga memerlukan penjelasan dan pembuktian secara ilmiah. I. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan penutup. Pendahuluan merupakan bab pertama dari karya tulis yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kajian pustaka adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang sebuah literatur yang relevan dengan bidang atau topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku-buku ilmiah dan buku artikel jurnal. Sebuah kajian pustaka memberikan informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam pengertian luas metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu

13 pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Hasil penilitian adalah penyampaian data penelitian yang telah dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan berdasarkan jenis dan tujuan penelitian. Setelah hasil penelitian disajikan, tugas seorang peneliti berikutnya adalah melakukan pembahasan. Pembahasan atau diskusi dalam sebuah laporan penelitian sebenarnya merupakan upaya peneliti untuk meyakinkan hasil penelitian kepada pembaca. Upaya pembahasan dapat dilakukan dengan cara pembahasan teori maupun pembahasan metodologi. Pembahasan teori dilakukan dengan merujuk hasil penelitian itu pada teori-teori yang mendukungnya atau pada penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Sementara itu, pembahasan metodologi dilakukan dengan menyajikan proses penelitian itu dilakukan hingga memperoleh hasil penelitian tersebut. Namun, dalam hal ini lebih ditekankan bagaiman upaya seorang peneliti dalam menjaga validitas datanya. Penutup adalah suatu kajian yang beranjak dari masalah dan diakhiri dengan suatu konklusi yang merupakan jawaban atas masalah yang dikaji. Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.