kembali melalui jalur pendidikan sekolah yang khusus mempelajari bidang

dokumen-dokumen yang mirip
keseimbangan dan kesesuaian antara cakupan materi, strategi belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek penting dalam suatu

Tim Dosen Desain Program Pendidikan dan Pelatihan 1. Dra. Masitoh, M.Pd. 2. Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. 3. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tri Romelah Dini Sutrisno,2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan

tugas yang dilakukannya. Sumber Daya Manusia yang disoroti pengembangannya dalam penelitian ini adalah SDM karyawan sebuah perusahaan di Surabaya,

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN MANIPULATING FABRIC SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA AKSESORIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan. Keberhasilan dalam upaya memberikan pelayanan optimal guru terhadap

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

8 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya yang paling penting dalam setiap organisasi adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Sinta Kumalasari,2013

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya dunia mode di Indonesia akhir-akhir ini membutuhkan tenaga-tenaga ahli, baik sebagai penjahit profesional, perancang busana maupun sebagai pengamat mode. Tenaga-tenaga professional tersebut dapat dihasilkan oleh jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah yang khusus mempelajari bidang ini. Terkadang minat dan bakat seseorang pada bidang mode muncul setelah la menyelesaikan pendidikan melalui jalur pendidikan sekolah yang kurang sesuai dengan minatnya seinng dengan berjalannya waktu Ketika ia menyadannya. ia tidak dapat mengulangnya kembali melalui jalur pendidikan sekolah yang khusus mempelajari bidang mode maka jalur pendidikan luar sekolah menjadi alternatif baginya untuk menyalurkan minat dan mengembangkan bakatnya. Pelatihan atau kursus-kursus tata busana yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga trampil dan professional merupakan jalur pendidikan luar sekolah yang cukup digemari oleh sebagian besar masyarakat kita. Hal ini disebabkan sistem pembelajarannya yang kurang atau tidak formal, waktunya relatif singkat dan materi pelajarannya spesifik. Pada umumnya tujuan masyarakat yang mengikuti pelatihan atau kursus-kursus tata busana ini dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama, adalah mereka yang menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang akan diperolehnya untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya sendiri.

Kelompok kedua, adalah mereka yang menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang akan diperolehnyanya selain untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya juga agar dapat bekerja di perusahaan garmen. Kelompok ketiga, adalah mereka yang menggunakan pengetahuan dan keterampilannya selain untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya juga sebagai modal menjadi wirausaha. Kelompok keempat, adalah mereka yang ingin melakukan studi banding atau menambah pengetahuan dan wawasan saja Kelompok kelima, adalah mereka yang hanya ingin mengisi waktu luang karena belum menemukan tujuan hidupnya. Keadaan ini menuntut penyelenggara pelatihan atau kursus-kursus untuk membuat program yang menarik dan dapat memenuhi kebutuhan peserta pelatihan. Kurikulum atau program-program pelatihan yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan siswa diasumsikan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dan mengembangkan kreativitasnya yang pada akhirnya pelatihan atau kursus tersebut lebih bermakna bagi kehidupannya. Pendidikan luar sekolah merupakan bentuk tanggung jawab organisasi atau sekelompok individu-individu yang peduli pada kebutuhan masyarakatnya yang membutuhkan tenaga-tenaga trampil. Oleh sebab itu, pendidikan luar sekolah haruslah berbentuk program pendidikan yang lentur dan selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar akan etnis keterampilan tertentu. Pembinaan terhadap pelatihan-pelatihan dan kursuskursus keterampilan tersebut dapat dilakukan secara profesional dengan

melibatkan lembaga-lembaga profesional dalam penilaian dan akreditasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Suryadi (1998: 26) bahwa: Hakekat pendidikan luar sekolah adalah pengembangan programprogram berdasarkan analisis kebutuhan, penyelenggaraannya bisa dilakukan oleh kursus-kursus yang ada, industri dunia usaha, atau SMK, sedangkan pemberi akreditasi atau sertifikasi adalah himpunan profesi yang sesuai. Pendidikan luar sekolah seperti pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus sangat diharapkan menjadi lembaga pendidikan non formal bagi masyarakat yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Flippo (Moekijat, 1993: 1) mengemukakan bahwa Training is the act of increasing the knowledge and skill ofan employed for doing a particular job.' Sedangkan Priedman dan Yardbrough (1985: 4) mengemukakan pengertian pelatihan sebagai berikut: Training is a process used by organizations to meet their goals. It is called into operation when a discrepancy is perceived between the current situasion and preferred state of affair's role to facilitate trainees movement from the status quo the ideal. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa pelatihan diadakan untuk mengatasi kesenjangan yang ada dalam organisasi yaitu peserta pelatihan dari tidak bisa, tidak baik, tidak bagus, tidak kreatif dan tidak cekatan dalam pekerjaannya menjadi bisa, baik, bagus, kreatif dan cekatan dalam bekerja setelah mengikuti pelatihan atau kursus-kursus akan tetapi perkembangan ilmu dan teknologi selalu meninggalkan pendidikan yang sedang diselenggarakan. Selain itu, rencana pelatihan-pelatihan yang pada umumnya kurang direncanakan dengan sebaik-baiknya menyebabkan kesenjangan antara apa yang dibutuhkan lapangan dengan kemampuan yang dimiliki oleh

lulusan tidak pernah hilang yang pada akhimya pekerjaan lulusan terkadang kurang sesuai dengan keinginan pemakai. 1.2. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah Kebutuhan akan tenaga trampil dan profesional dalam bidang mode busana ini menggugah beberapa perancang busana senior untuk membuka lembaga pengajaran di bidang ini. Salah satu diantaranya adalah perancang Susan Budihardjo. la mulai merintis Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo di Jakarta ketika menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dalam Susunan Dewan Pengurus IPMI/IFDC periode 1993-1996. Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo merupakan salah satu pendidikan luar sekolah yang bermaksud untuk memberikan pendidikan atau pengarahan bagi yang berbakat di bidang mode. Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo ini telah membuka cabangnya di Semarang, Surabaya, dan Bali lebih dahulu kemudian di Bandung pada tahun 1998. Sebagaimana dikemukakan oleh Butler (1976: 7) bahwa "Every training program should be reviewed every two or three years." Peninjauan ini sangat penting untuk mengetahui efektivitas program yang telah dilaksanakan, perbaikan-perbaikan apa saja yang harus dilakukan dan bagian-bagian mana saja yang perlu dikembangkan. Oleh sebab itu, masalah pokok yang hendak diungkap dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah efektivitas kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI - Bandung periode Februari - Agustus 2001 ini?"

Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan kurikulum salah satunya adalah karakteristik peserta pelatihan yang sangat beragam. Tujuan, motivasi belajar, usia, latar belakang pendidikan, pengalaman, waktu yang dimiliki, kemampuan ekonomi dan kemampuan belajar peserta pelatihan memberikan efek yang berarti terhadap rencana, pelaksanaan dan hasil pelatihan. Selain itu, kemampuan guru mengajar juga sangat menentukan efektivitas pelaksanaan kurikulum Sebagaimana yang dikemukakan oleh Butler (1976: 7) bahwa "In point of fact, the major problem in present training programs is the failure to deal adequetly with students differing in ability and progress." Atas dasar pertimbangan tersebut maka masalah pokok tersebut dibatasi hanya pada aspek "Apakah kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI - Bandung periode Februari - Agustus 2001 ini mampu mengakomodasi kemampuan dan kemajuan belajar siswa dalam mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan?" Sistem pelatihan yang tidak tersusun dan terkoordinasi dengan baik sering kali menghambat tercapainya tujuan utama pelatihan. Penyusunan program yang kurang memperhatikan analisis kebutuhan pekerjaan dan mengabaikan kebutuhan peserta pelatihan merupakan salah satu faktor penunjang tidak efektifnya program pelatihan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Selain itu pelatihan menjadi kurang bermakna bagi peserta pelatihan pada umumnya. Oleh sebab itu, evaluasi kurikulum perlu dilakukan agar dapat diidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada dan kemudian

dilakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan efektivitas kurikulum pelatihan pada Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI ini. 1.3. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan pokok yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah rencana pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001? 3. Bagaimanakah hasil pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasardi LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001? 4. Apakah kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001 mampu mengakomodasi kemampuan dan kemajuan belajar siswasiswanya dalam mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan? 5. Faktor-faktor penghambat apa saja yang mempengaruhi efektivitas kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasardi LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001 dalam mengakomodasi kemampuan dan kemajuan belajar siswa-siswanya?

1.4. Definisi Operasional Istilah yang perlu dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Efektivitas, yaitu kemampuan kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001 mengakomodasi kemampuan dan kemajuan belajar siswa-siswanya dalam mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Data ini diperoleh dari hasil belajar yang dicapai oleh para siswa pendidikan dan pelatihan itu. 2. Kurikulum, adalah rencana, pelaksanaan dan hasil dari pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001 Data ini diperoleh dari hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara secara mendalam dan tak berstruktur. Rencana pendidikan dan pelatihan adalah dokumen tertulis yang dibuat guru yang mencangkup: kemampuan awal siswa (peserta pelatihan) yang diharapkan, tujuan yang ingin dicapai, mata pelajaran beserta topik-topik pelajaran yang akan diberikan, waktu yang disediakan, strategi belajar mengajar, sistem evaluasi yang dipilih, tempat, alat dan fasilitas yang disediakan serta hasil-hasil yang diharapkan dari siswa. Data ini diperoleh dari hasil studi dokumentasi dan wawancara. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan mencangkup: keadaan siswa dan guru yang sebenamya, tujuan yang telah dicapai, topik-topik pelajaran yang diberikan dan diterima oleh peserta pelatihan, waktu yang dibutuhkan oleh guru (pelatih) untuk

mengajar dan siswa untuk belajar, sistem evaluasi yang digunakah^s^feput keadaan tempat, alat dan fasilitas yang disediakan. Data ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan daftar isian identitas siswa. Keadaan siswa saat mulai mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, meliputi: usia, latar belakang pendidikan. pengalaman, minat, tujuan, kehadiran dan cara belajar. Usia siswa yaitu umursiswa berdasarkan tanggal, bulan dan tahun lahir yang ditulis oleh siswa dalam daftar isian identitas siswa. Latar belakang pendidikan siswa yaitu pendidikan terakhir siswa yang lulus dari jalur sekolah. Data ini diperoleh dari daftar isian identitas siswa Pengalaman siswa yaitu senngnya siswa membuat pola busana. menjahit busana, menggambar anatomi tubuh manusia dan mendesain busana sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan. Data ini yang diperoleh dan hasil wawancara. Tujuan siswa belajar yaitu maksud siswa mengikuti pendidikan dan pelatihan. Data ini yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Minat siswa yaitu besarnya minat siswa pada mata pelajaran pengetahuan teknik pola, pengetahuan teknik jahit, gambar anatomi dan desain. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Kehadiran siswa di kelas yaitu persentase kehadiran siswa saat proses belajar mengajar sedang berlangsung untuk setiap mata pelajaran. Data ini diperoleh dari daftar absensi. Cara belajar siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi pelajaran, peralatan yang diperlukan untuk belajar, tanggung jawabnya terhadap tugas-tugasdan disiplin belajarnya. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Keadaan guru meliputi:

latar belakang pendidikan, pengalaman dan kemampuan guru mengajar. Latar belakang pendidikan guru adalah pendidikan yang berkaitan dengan tata busana yang lulus diikuti oleh guru yang diperoleh dari hasil wawancara. Pengalaman yaitu lamanya guru berkecimpung di bidang tata busana. Data ini diperoleh dari hasil wawancara. Kemampuan guru mengajar yaitu kemampuan guru dalam merencanakan proses belajar mengajar, menyampaikan materi, mengelola kelas, membimbing siswa, mengevaluasi hasil belajar mengajar dan mengadministrasi tugas-tugas siswa. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Hasil pendidikan dan pelatihan adalah kualitas tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara 3. Mengakomodasi kemampuan dan, kemajuan belajar siswa, yaitu menyesuaikan rencana, pelaksanaan dan hasil dengan kemampuan dan kemajuan belajar siswa-siswa Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001 yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara mendalam dan tak berstruktur. Kemampuan belajar siswa adalah kesanggupan siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan waktu yang disediakan. Kemajuan belajar mencangkup: bertambahnya kreativitas, pengetahuan dan keterampilan siswa. 4. Faktor-faktor penghambat, yaitu segala sesuatu yang mengakibatkan kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada

&z Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 200MdaT?Z^ mampu mengakomodasi kemampuan dan kemajuan belajar siswasiswanya untuk mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Faktor-faktor penghambat ini mencangkup: kemampuan guru mengajar, cakupan materi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, cara siswa belajar, waktu yang disediakan untuk siswa belajar, waktu yang dibutuhkan untuk guru mengajar, alat dan fasilitas yang disediakan serta kondisi fasilitas tersebut. Data ini diperoleh dan hasil observasi dan wawancara secara mendalam dan tak berstruktur. 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Menilai rencana pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001. 2. Menilai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001. 3. Menilai hasil pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001.

4. Menilai efektivitas kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001 dalam mengakomodasi kemampuan dan kemajuan belajar siswa dalam mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 5. Mengemukakan faktor-faktor penghambat apa saja yang mempengaruhi efektivitas kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI periode Februari - Agustus 2001. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis: Hasil evaluasi ini sangat berguna sebagai bahan masukan bagi pengembangan kurikulum pendidikan luar sekolah untuk pendidikan dan pelatihan tata busana terutama dalam hal menilai efektivitas kurikulum pendidikan luar sekolah untuk pendidikan dan pelatihan tata busana. 2. Manfaat praktis: a. Hasil evaluasi kurikulum ini dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo pada Tingkat Dasar di LPP ARIYANTI. b. Hasil evaluasi ini juga berguna bagi lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan tata busana yang lainnya sebagai bahan masukan dan perbandingan.

C. Hasil evaluasi ini juga berguna bagi penelitian bidang pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan tata busana selanjutnya.