BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan posisi, kinerja, dan arus kas keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pada aktiva keuangan yang sifatnya financial asset atau real asset

PENGARUH LABA BERSIH DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia dan negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan landasan hukum berinvestasi secara tegas dan jelas. Hal ini sangat. masyarakat umum dalam berinvestasi di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, prospektus, saran dari broken dan informasi penting lainnya.

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang suatu perusahaan dengan menjual saham atau menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang

Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber: (21 Maret 2016)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk mempertahankan eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan landasan hukum berinvestasi secara tegas dan jelas. Hal ini sangat. masyarakat umum dalam berinvestasi di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal hasil (return) yang akan diperoleh

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang dilakukan semakin kompleks dan berkembang dengan pesat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan modal dengan harapan memperoleh imbalan berupa return atas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu bentuk pasar dalam pasar keuangan. Pasar modal sebagai media yang sangat

BAB 1. peminjam dana atau emiten (perusahaan yang go public). Para pemodal. bagi investor perusahaan yang memilki kinerja yang baik mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik. perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam menyambut ASEAN Economic Community (AEC), pasar arus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara seperti indonesia, karena. dana masyarakat untuk pengembangan dunia usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, aktifitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. depan, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya. Namun dengan kondisi perekonomian pada saat

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era sekarang ini banyak alternatif-alternatif untuk melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap capital (capital preservation). Kedua, investasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. modal baik dalam bentuk ekuitas maupun hutang jangka panjang (Martelana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terpisahkan. Hal ini dikarenakan pelaporan keuangan memiliki tujuan-tujuan umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang dan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

Pengaruh Perubahan Informasi Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dan pihak yang memerlukan dana (investee). Pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mampu menggambarkan kinerjanya pada periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis khususnya kegiatan pasar modal dalam era globalisasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari Indonesia merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkannya adalah keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal adalah tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond), dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2012:52). Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Berdasarkan informasi dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda (tahun 1912) di Batavia. Ketika itu pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun sudah ada sejak lama, namun operasi bursa efek pada waktu itu tidak berjalan sebagaimana mestinya bahkan mengalami kevakuman. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai hal lainnya. Pasar modal baru diaktifkan kembali oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1977 disertai dengan berbagai insentif dan regulasi. Beberapa tahun setelah pengaktifan akhirnya bursa efek mengalami pertumbuhan. Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan pasar modal Indonesia. Dengan persetujuan pemegang saham kedua bursa, Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dilebur atau digabungkan menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) di bawah pengawasan BAPEPAM yang kini dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 BEI meluncurkan sistem perdagangan baru yakni Jakarta Automated Trading System Next Generation (JATS Next-G) yang merupakan pengganti sistem JATS yang sebelumnya telah beroperasi sejak Mei 1995. Sampai saat ini BEI masih berdiri dengan menjunjung tinggi visinya 1

yaitu menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia, serta berusaha mewujudkannya dengan misi menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Di BEI terdapat beberapa jenis indeks saham yang memiliki kriteria masingmasing untuk menentukan suatu saham dapat masuk dalam indeks tersebut. Salah satu dari indeks tersebut adalah indeks LQ 45, yang diluncurkan pertama kali pada tanggal 24 Februari 1997. Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga tersaring saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Sesuai dengan perkembangan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Dikutip dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), terdapat beberapa kriteria yang dijadikan sebagai dasar pemilihan emiten LQ 45, antara lain : 1. Telah tercatat di BEI milimal 3 bulan. 2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler. 4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Saham-saham yang termasuk dalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan Agustus. Apabila terdapat saham yang sudah tidak memenuhi salah satu dari kriteria yang telah ditentukan, maka saham tersebut akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Alasan penulis memilih LQ 45 sebagai penelitian yaitu guna menghindari adanya saham tidur dalam penelitian ini, serta didasari dengan pemikiran bahwa saham perusahaan LQ 45 menggambarkan pergerakan harga dan perdagangan secara aktif mempengaruhi keadaan pasar. Selain itu karena saham perusahaan yang tergabung 2

dalam indeks LQ 45 terdiri dari berbagai jenis usaha dengan kapitalisasi pasar sebesar 75% dari kapitalisasi pasar secara keseluruhan, sehingga diharapkan dapat mewakili saham-saham perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (Vicky Oktavia, 2008). 1.2. Latar Belakang Penelitian Untuk melakukan suatu investasi, banyak hal yang harus menjadi bahan pertimbangan seorang investor. Para investor harus pandai berspekulasi agar mendapat keuntungan semaksimal mungkin dengan risiko seminimal mungkin. Maka dari itu, investor membutuhkan berbagai macam informasi yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Salah satu dari informasi pendukung tersebut adalah laporan keuangan perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi. Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi antara manajemen perusahaan dengan para investor. Setelah transaksi dicatat dan dirangkum, laporan kemudian disiapkan bagi para pengguna. Laporan akuntansi yang menyediakan informasi ini disebut laporan keuangan (Reeve et al. 2009:22). Sedangkan definisi yang tertuang dalam PSAK No. 1 menurut IAI (2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dengan melihat laporan laba rugi, kita mendapat gambaran mengenai kinerja atau kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh investor, dan jumlah dana yang sudah digunakan. Informasi laba bersih yang terdapat dalam laporan keuangan juga merupakan salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan investor di pasar modal. Sehingga, penting bagi perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan laba bersih agar saham tetap diminati investor. Ada banyak alasan mengapa laba menjadi tujuan yang penting tidak saja bagi pihak manajemen tetapi juga bagi pihak pemegang saham. Laba dapat digunakan 3

sebagai pengukuran atas efisiensi manajemen di masa yang akan datang. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin baik suatu bisnis penanaman modal, Mangunsong dan Marpaung (2001) dalam Selvy Hartono (2012). Salah satu karakteristik kualitatif dari informasi laba adalah kemampuannya dalam memprediksi harga saham. Reaksi pasar terhadap harga saham akan tercermin dalam pergerakan harga saham sekitar tanggal pengumuman informasi laba. Harga saham cenderung naik apabila laba yang dilaporkan lebih besar dan sebaliknya, Evi Mutia (2012). Dengan kata lain, semakin besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan, semakin tinggi permintaan terhadap saham perusahaan tersebut, dan berdampak pada harga saham yang semakin meningkat. Sebaliknya jika laba bersih yang dihasilkan menurun atau lebih kecil, maka permintaan terhadap saham perusahaan akan menurun juga, berimbas pula pada harga saham perusahaan tersebut. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Keni (2008), Abdullah Taman (2009), Evi Mutia (2012), dan Selvy Hartanto (2012) yang menyatakan bahwa variabel laba bersih mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Adanya peningkatan laba bersih seharusnya diikuti dengan peningkatan harga saham pula. Namun, penulis menemukan ketidaksesuaian sehubungan dengan uraian yang telah disebutkan di atas tentang laba dan harga saham dengan kenyataan yang terjadi di beberapa perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45. Seperti yang tersaji dalam lampiran 2, penulis ambil contoh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TLKM). Pada tahun 2009 Telkom mencatat laba bersih sebesar Rp 11.332.140.000.000,- meningkat sebesar 6,7% dari tahun sebelumnya Rp 10.619.470.000.000,-. Di tahun 2010 laba bersih Telkom juga mengalami peningkatan menjadi Rp 15.904.000.000.000,- (meningkat 40,3% dari tahun sebelumya). Namun peningkatan laba bersih tersebut tidak diikuti oleh kenaikan harga saham. Perubahan laba bersih pada suatu periode akan direspon oleh investor yang tercermin pada perubahan harga saham di tahun berikutnya. Peningkatan laba bersih dari tahun 2008 ke 2009 direspon oleh investor tercermin pada harga saham tahun 2010, yaitu sebesar Rp 7.950,- menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat 4

sebesar Rp 9.450,-. Begitu juga peningkatan laba bersih di tahun 2010, harga saham di tahun 2011 malah mengalami penurunan menjadi Rp 7.050,- atau menurun sebesar 11,3%. Di tahun 2011, Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp 15.481.000.000,- menurun 2,7% dari tahun sebelumnya. Harga saham yang mencerminkan periode tersebut yaitu Rp 9.050,- mengalami peningkatan sebesar 28,4% dari tahun sebelumnya. Di tahun 2012, laba PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kembali mengalami peningkatan, namun harga sahamnya mengalami penurunan. Laba bersih di tahun 2012 sebesar Rp 18.388.000.000,- meningkat sekitar 18,8% dari tahun sebelumnya, sedangkan harga saham yang sebelumnya berada di angka Rp 9.050,- turun menjadi Rp 2.150,- Hal serupa juga dialami oleh PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS). Pada tahun 2011 PGAS membukukan laba bersih sebesar Rp 6.163.463.000.000,- menurun dari tahun sebelumnya tahun 2010 yang mencatat laba sebesar Rp 6.268.010.000.000,-, namun harga saham yang mencerminkan periode tersebut mengalami peningkatan, awalnya Rp 3.175,- di tahun 2010 menjadi Rp 4.600,- di tahun 2011. Sebaliknya pada tahun 2012 laba bersih PGAS mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 43,5% yaitu Rp 8.843.202.000.000,- tetapi harga sahamnya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 4.600,- menjadi Rp 4.475,- di tahun 2013. Dari 22 perusahaan yang konsisten terdaftar di indeks LQ 45 pada tahun 2010-2014 seperti yang tersaji dalam lampiran 1, berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, terdapat 86% dari 22 perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu mengalami peningkatan laba bersih tetapi harga sahamnya mengalami penurunan, dan juga sebaliknya terdapat perusahaan yang laba bersihnya mengalami penurunan tetapi harga sahamnya meningkat. Sama halnya dengan laporan laba rugi, laporan arus kas juga menyediakan informasi yang berguna bagi investor. Menurut Hery (2013:126), laporan arus kas merinci sumber penerimaan maupun pengeluaran kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan. Informasi apapun yang kita ingin ketahui mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu tersaji secara ringkas dalam laporan arus 5

kas. Laporan arus kas juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis apakah rencana perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Menurut PSAK No.2, IAI (2012), jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Jika arus kas yang berasal dari aktivitas operasi mengalami peningkatan, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dana pada perusahaan yang bersangkutan, dan kondisi ini akan memberikan dampak bagi peningkatan harga saham perusahaan tersebut (Vicky Oktavia, 2008). Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Vicky Oktavia (2008) yang menyatakan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, dari 22 perusahaan yang konsisten terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia, sejumlah 95% perusahaan yang pada periode tertentu arus kas operasinya mengalami peningkatan, tetapi harga saham menurun. Sebaliknya terdapat pula perusahaan yang pada periode tertentu arus kas operasinya mengalami penurunan, tetapi harga sahamnya meningkat. Beberapa dari perusahaan tersebut dapat dilihat di lampiran 3. PSAK No.2, IAI (2012) juga menyebutkan bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Menurut Vicky Oktavia (2008), jika arus kas dari aktivitas investasi meningkat maka arus kas di masa yang akan datang juga meningkat sehingga harga saham meningkat pula. Dengan kata lain, dengan adanya peningkatan arus kas dari aktivitas investasi akan menarik investor untuk melakukan aksi beli saham yang secara otomatis akan meningkatkan harga saham. Pernyataan tersebut didukung oleh Evi Mutia (2012) yang menyatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Jika dilihat arus kas 6

investasi 22 perusahaan yang konsisten terdaftar di indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia, semua perusahaan tersebut pada periode tertentu pernah mengalami ketidaksesuaian dengan penjelasan mengenai hubungan antara arus kas investasi terhadap harga saham yang telah disampaikan di paragraf sebelumnya. Pada saat arus kas investasi mengalami peningkatan harga saham menurun, atau sebaliknya arus kas investasi menurun, harga saham mengalami peningkatan. Beberapa contoh dari perusahaan tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Menurut PSAK No.2, IAI (2012), arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang diperoleh karena adanya kegiatan peminjaman atau pembayaran hutang, perolehan sumber daya dari pemilik perusahaan, serta pemberian imbalan atas investasi bagi pemilik perusahaan. Menurut Vicky Oktavia (2008), makin meningkatnya arus kas dari aktivitas pendanaan akan meningkatkan harga saham. Investor akan sangat berminat pada peningkatan arus kas pendanaan, karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan pendapatan di masa yang akan datang. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Taman (2009) dan Evi Mutia (2012) yang menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari 22 perusahaan yang konsisten terdaftar di indeks LQ 45, sekitar 95% dari perusahaan tersebut pada periode tertentu mengalami ketidaksesuaian dengan uraian tentang hubungan antara arus kas pendanaan dengan harga saham. Terdapat perusahaan yang arus kas pendanaannya meningkat tetapi harga sahamnya menurun, dan juga sebaliknya arus kas pendanaan mengalami penurunan, harga saham meningkat. Beberapa contoh dari perusahaan tersebut dapat dilihat pada lampiran 5. Dari analisa laporan keuangan, kita dapat melihat kinerja perusahaan per individu. Seperti yang sudah penulis bahas di atas, informasi laba bersih dan komponen arus kas sangat berguna bagi investor untuk membantu membuat keputusan investasi dalam suatu perusahaan, tak terkecuali perusahaan-perusahaan yang ada di indeks LQ 45. Jika dilihat secara keseluruhan, indeks LQ 45 yang selama ini dikenal memiliki kapitalisasi pasar sebesar 75% dari kapitalisasi pasar secara keseluruhan serta dapat menggambarkan pergerakan saham dan perdagangan secara aktif mempengaruhi 7

keadaan pasar (Vicky Oktavia, 2008), pada kenyataannya ternyata masih sering berada di bawah kinerja saham non-lq45. Seperti isi dari artikel yang berjudul Salah Kaprah di Bursa Saham (mobile.kontan.co.id) yang ditulis oleh Dr.Budi Frensidy,S.E.,M.Com. Beliau mengatakan: Salah kaprah kedua, LQ45 adalah saham-saham bagus yang layak koleksi. Saya mencoba membandingkan kinerja LQ45 dengan IHSG. Kita juga dapat menghitung perubahan indeks non-lq45 periode sama berdasarkan IHSG dan LQ 45 yang ada. Ternyata, setiap tahun kinerja LQ45 selalu kalah dari IHSG dan juga indeks non-lq45. Ini dalam 6 tahun terakhir sebelum tahun ini, yaitu 2008-2013. Perbedaan kinerja paling mencolok kedua indeks itu terjadi tahun 2010. IHSG membukukan keuntungan 46,1%, sedangkan LQ45 hanya 32,7% Tahun 2010 layak dikenang sebagai tahun kejayaan saham non-lq45. Tanpa lompatan besar harga saham-saham non-lq45 yang melejit 84,8%, IHSG tak melesat 46,1%. Tahun lalu (2013) IHSG kembali mengungguli LQ45, dengan kerugian hanya 1%, berbanding -3,3% di LQ45, demikian juga tahun 2008,2009,2011, 2012. Tahun 2014, hingga akhir pekan ketiga lalu, indeks LQ45 dapat menaklukan IHSG, yaitu 24,6% berbanding 20,4%. Berarti dalam 7 tahun terakhir, baru kali ini LQ45 mengalahkan non-lq45. Dari kutipan artikel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja LQ 45 periode 6 tahun terakhir sebelum tahun 2014 masih kurang baik jika dibandingkan dengan IHSG dan saham non-lq 45. Dari tahun 2008-2013 kinerja LQ 45 selalu berada di bawah kinerja IHSG maupun saham non-lq 45. Terlebih lagi di tahun 2010, pada saat itu LQ 45 membukukan keuntungan sebesar 32,7%, sedangkan IHSG berhasil mengungguli LQ 45 dengan mencatat keuntungan sebesar 46,1% berkat saham-saham non-lq45 yang melejit 84,8%. Di tahun 2014 indeks LQ45 akhirnya berhasil mengungguli IHSG setelah sebelumnya 6 tahun berturut-turut selalu selalu dikalahkan IHSG dan non-lq 45. Selain fenomena di atas, dilihat dari peneliti-peneliti terdahulu, penelitian mengenai pengaruh komponen arus kas terhadap harga saham ditemukan adanya ketidakkonsistenan antara peneliti satu dengan yang lainnya. Selvi Hartanto (2012) menyatakan bahwa variabel laba berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Keni (2008). Berbeda dengan penelitian yang 8

dilakukan oleh Evi Mutia (2012) yang menyatakan bahwa dari ketiga komponen arus kas hanya arus kas operasi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas investasi dan pendanaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Taman (2009) hanya laba bersih dan arus kas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehubungan dengan fenomena yang terjadi pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia dan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitianpenelitian sebelumnya, penulis bermaksud melakukan penelitian kembali tentang laba bersih dan arus kas serta kaitannya terhadap harga saham. Alasan pemilihan tahun 2010-2014 sebagai periode penelitian karena tahun tersebut merupakan lima tahun terbaru saat penelitian ini berlangsung. Penelitian ini penulis beri judul Pengaruh Laba Bersih dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah pokok yang dapat diteliti, antara lain: 1. Bagaimana laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan harga saham di perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara simultan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh secara parsial, dalam hal ini : a. Bagaimana pengaruh laba bersih terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia? b. Bagaimana pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia? 9

c. Bagaimana pengaruh arus kas investasi terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia? d. Bagaimana pengaruh arus kas pendanaan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan harga saham di perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara simultan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial, dalam hal ini : a. Untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. b. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. c. Untuk mengetahui pengaruh arus kas investasi terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. d. Untuk mengetahui pengaruh arus kas pendanaan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia. 1.5. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 10

1.5.1 Aspek Teoritis 1. Bagi pihak akademis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penelitian akuntansi, terutama yang berhubungan dengan laba, arus kas, dan harga saham perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan (khususnya laba bersih dan arus kas). 1.5.2 Aspek Praktis 1. Bagi perusahaan (emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan bahan pertimbangan agar kedepannya perusahaan-perusahaan, khususnya emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyajikan laporan keuangannya sebaik mungkin sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan. 2. Bagi investor dan calon investor Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi kepada investor dan calon investor mengenai manfaat penggunaan informasi laporan keuangan, khususnya laba bersih dan komponen arus kas sebagai salah satu pertimbangan dalam analisis investasi dan pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan. 1.6. Sistematika Penulisan Pembahasan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, dan dalam setiap bab terdapat beberapa sub bab. Sistematika penulisan secara garis besar adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Termasuk di dalamnya adalah gambaran 11

umum objek penelitian yang menjelaskan alasan dipilihnya suatu objek penelitian, latar belakang penelitian yang berisi fenomena dan argumentasi topik penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis, dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini menguraikan tinjauan pustaka penelitian, yaitu rangkuman teori yang berkaitan dengan laporan keuangan khususnya laba bersih, arus kas dan harga saham, masalah dan variabel penelitian, serta penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu, bab ini juga memuat kerangka pemikiran, hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris, dan ditutup dengan penjelasan ruang lingkup penelitian yang menjelaskan secara rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. Terdiri dari : jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel yang digunakan, serta penjelasan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan keadaan objek yang diteliti, deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasikan, hipotesis, dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen (laba bersih, arus kas operasional, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) terhadap variabel dependen (harga saham). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Selain itu juga disertakan saran yang berguna bagi peneliti selanjutnya. 12