MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 106 / HUK / 2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07 /HUK- KEU/ 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 / HUK / 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Orang dengan Human Immunodeficiency Virus Bahagia di Medan; Mengingat : 1. Undang-Un

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.47/MEN/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/6/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 54/HUK/2003

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/HUK/2003

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 393/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN MENTERI PERTANIAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2OO9 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.34/MEN/2011 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.48/MEN/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/O/2004 TENTANG PERUBAHAN BALAI PELATIHAN TEKNOLOGI GRAFIKA MENJADI BALAI GRAFIKA

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang K

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud :1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2OO9 tentang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

2016, No Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

2016, No f. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, sudah tidak sesuai

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 25/PRT/M/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BENDUNGAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/03/2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 301/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.24/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 392/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

2016, No Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 101/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2007 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 52/Menhut-II/2013 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 33 /Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.10/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA LAUT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 40 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.01/2011 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA PER.27/MEN/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.40/MEN/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 106 / HUK / 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANTI SOSIAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi peningkatan kinerja beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT)/panti sosial di Departemen Sosial, perlu untuk menata kembali Organisasi dan Tata Kerja panti sosial di lingkungan Departemen Sosial; b. bahwa untuk peningkatan kinerja Panti Sosial sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap Keputusan Menteri Sosial Nomor 59/HUK/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Sosial tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara RI Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3670); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3670);

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara RI Tahun 1998 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3796); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4235); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden RI Nomor 171/M Tahun 2005; 8. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005, tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008 9. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi unit Pelaksana Teknis Kementeriaan dan Lembaga Pemerintah Nonkementeriaan; 11. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial; Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B/2507/M.PAN/7/2009 tanggal 31 Juli 2009 perihal Permohonan Persetujuan Penataan Eselonering Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Sosial; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANTI SOSIAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN SOSIAL. 2

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Panti Sosial merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Sosial yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, sehari-hari secara fungsional dibina oleh para Direktur terkait sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Panti Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 Panti Sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial agar mampu berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat, rujukan regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, masing-masing panti menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan; b. pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial dan perawatan; c. pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan mental, fisik dan keterampilan; d. pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut; e. pelaksanaan pemberian perlindungan sosial, advokasi sosial, informasi dan rujukan; f. pelaksanaan urusan tata usaha; dan g. pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial. BAB II STRUKTUR ORGANISASI Pasal 4 Struktur organisasi Panti Sosial terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Advokasi Sosial; c. Seksi Rehabilitasi Sosial; d. Kelompok Jabatan Fungsional. 3

Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana anggaran, urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga serta kehumasan panti. (2) Seksi Program dan Advokasi Sosial mempunyai tugas : a. melakukan penjangkauan awal dan penerimaan klien yang meliputi identifikasi awal, observasi awal; b. menyusun program rehabilitasi sosial; c. memberikan informasi dan sosialisasi pelayanan; d. memberikan bantuan perlindungan sosial dan advokasi sosial; e. melakukan penyaluran/resosialisasi setelah rehabilitasi; f. melakukan kerjasama; g. melakukan pengkajian dan penyiapan bahan standarisasi pengembangan program pelayanan rehabilitasi; i. melakukan pemantauan; dan j. mengevaluasi pelaporan program rehabilitasi dan perlindungan sosial. (3) Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas : a. melakukan registrasi dan menyimpan file klien; b. melakukan assesmen; c. melakukan observasi lanjutan; d. melakukan pemeliharaan jasmani yang meliputi sandang, pangan, alat bantu, dan kesehatan klien; e. melakukan penetapan diagnosa klien; f. memberikan pengasuhan dan perawatan; g. memberikan bimbingan pengetahuan dasar dan keterampilan kerja serta kewirausahaan; h. memberikan bimbingan mental, sosial dan fisik; i. mengadakan praktek belajar kerja; dan j. memberikan bimbingan lanjut. Pasal 6 (1) Kelompok Jabatan Fungsional dalam panti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d meliputi : a. pekerja sosial; b. penyuluh sosial; c. perencana; d. arsiparis; e. pranata komputer; f. instruktur; g. perawat; h. psikolog; i. terapis; j. dokter; k. pustakawan;dan l. kehumasan; 4

(2) Jenis dan jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan dan beban kerja panti. (3) Tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dibawah dan bertanggungjawab pada Kepala Panti. (4) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang pejabat fungsional selaku koordinator yang ditetapkan oleh Kepala Panti. Pasal 7 (1) Tugas tenaga fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) membantu Kepala Panti sesuai dengan keahliannya. (2) Tenaga fungsional dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pejabat struktural di lingkungan Panti yang bersangkutan sesuai dengan kewenangannya. Pasal 8 Dalam rangka penyelenggaraan tugasnya Panti Sosial dapat menggunakan sarana Instalasi Produksi (workshop). Pasal 9 (1) Instalasi Produksi (workshop) mempunyai tugas kegiatan keterampilan kerja yang bersifat ekonomis produktif bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial pasca rehabilitasi agar mampu berperan aktif dalam masyarakat. (2) Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala Panti. Pasal 10 Bagan struktur organisasi dan lokasi Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial RI sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan ini. Jenis Panti Sosial terdiri dari : a. Panti Sosial Bina Netra; b. Panti Sosial Bina Daksa; c. Panti Sosial Bina Grahita; d. Panti Sosial Bina Laras; e. Panti Sosial Bina Rungu Wicara; BAB III JENIS DAN TUGAS PANTI SOSIAL Pasal 11 5

f. Panti Sosial Bina Paska Lara Kronis; g. Panti Sosial Marsudi Putra; h. Panti Sosial Pamardi Putra; i. Panti Sosial Karya Wanita; j. Panti Sosial Bina Karya; k. Panti Sosial Bina Remaja; l. Panti Sosial Petirahan Anak; m. Panti Sosial Asuhan Anak; n. Panti Sosial Tresna Werdha. Pasal 12 Panti Sosial Bina Netra mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabiltasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan resosialisasi bimbingan lanjut bagi para penyandang cacat netra agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan. Pasal 13 Panti Sosial Bina Daksa mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi penyandang cacat tubuh agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan. Pasal 14 Panti Sosial Bina Grahita mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi penyandang cacat mental retardasi agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukaan. Pasal 15 Panti Sosial Bina Laras mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi penyandang cacat mental bekas psikotik agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan. 6

Pasal 16 Panti Sosial Bina Rungu Wicara mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi penyandang tuna rungu wicara agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan. Pasal 17 Panti Sosial Bina Paska Lara Kronis mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi penyandang cacat bekas penyakit kronis agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan. Pasal 18 Panti Sosial Marsudi Putra mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi anak nakal agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. Pasal 19 Panti Sosial Pamardi Putra mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi eks korban narkotika dan pengguna psikotropika sindroma ketergantungan agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. Pasal 20 Panti Sosial Karya Wanita mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi para wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan pengembangan standar pelayanan dan rujukan. 7

Pasal 21 Panti Sosial Bina Karya mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi para gelandangan, pengemis dan orang terlantar agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. Pasal 22 Panti Sosial Bina Remaja mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi anak terlantar, putus sekolah agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. Pasal 23 Panti Sosial Petirahan Anak mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi anak yang mengalami hambatan belajar karena menyandang masalah sosial agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali, dapat berkembang secara wajar serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. Pasal 24 Panti Sosial Asuhan Anak mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bimbingan lanjut bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali, dapat berkembang secara wajar, serta pengkajian, pengembangan standar pelayanan dan rujukan. Pasal 25 Panti Sosial Tresna Werdha mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan resosialisasi bagi lanjut usia terlantar dan rawan terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan diri sendiri, keluarga, dan bermasyarakat, serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. 8

BAB IV ESELONISASI Pasal 26 Eselonisasi panti sosial meliputi: a. Kepala Panti Sosial adalah eselon III.a; dan b. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada panti sosial adalah eselon IVa. BAB V TATA KERJA Pasal 27 Kepala Panti, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan pengawasan baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungannya serta dengan instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 28 Pimpinan Satuan Organisasi dalam lingkungan Panti Sosial dalam melaksanakan tugasnya wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 29 Pimpinan satuan organisasi di lingkungannya Panti Sosial bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan, serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 30 Pimpinan satuan organisasi di lingkungan panti sosial wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 31 Pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan panti sosial, wajib mengolah dan mempergunakan setiap laporan yang diterima dari bawahannya sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan. 9

Pasal 32 Laporan yang disampaikan kepada atasan, tembusannya wajib disampaikan kepada satuan unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VI PENUTUP Pasal 33 Perubahan susunan organisasi dan tata kerja menurut Peraturan ini, ditetapkan oleh Menteri Sosial setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Pasal 34 Dengan dikeluarkannya Peraturan ini, maka : a. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 59/HUK/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial dan peraturan pelaksanaannya dinyatakan tidak berlaku. b. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 40/HUK/2004 tentang Sistem dan Prosedur Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini. Pasal 35 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2009 MENTERI SOSIAL RI, ttd. DR (HC). H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE. 10

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 106 / HUK / 2009 TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2009 TENTANG : ORGANISASI DAN TATA KERJA PANTI SOSIAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN SOSIAL BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PANTI SOSIAL K E P A L A SUBBAGIAN TATA USAHA SEKSI PROGRAM DAN ADVOKASI SOSIAL SEKSI REHABILITASI SOSIAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL INSTALASI PRODUKSI (WORKSHOP) MENTERI SOSIAL RI, ttd. DR (HC) H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE 11

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 106 / HUK / 2009 TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2009 TENTANG : ORGANISASI DAN TATA KERJA PANTI SOSIAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN SOSIAL DAFTAR NAMA DAN LOKASI PANTI SOSIAL NO. NAMA PANTI SOSIAL LOKASI/TEMPAT KEDUDUKAN 1. Panti Sosial Bina Netra Wiyata Guna Bandung, Jawa Barat 2. Panti Sosial Bina Netra Tanmiyat Bekasi, Jawa Barat 3. Panti Sosial Bina Netra Mahatmiya Tabanan, Bali 4. Panti Sosial Bina Netra Tu Mou Tou Manado, Sulawesi Utara 5. Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Palembang,Sumatera Selatan 6. Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar, Sulawesi Selatan 7. Panti Sosial Bina Grahita Ciung Wanara Bogor, Jawa Barat 8. Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu, Sulawesi Tengah 9. Panti Sosial Bina Laras Dharma Guna Bengkulu 10. Panti Sosial Bina Laras Budi Luhur Banjabaru, Kalsel 11. Panti Sosial Bina Laras Phalamartha Sukabumi, Jawa Barat 12. Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambu Apus, Jakarta Timur 13. Panti Sosial Bina Rungu Wicara Efata Kupang, NTT 14. Panti Sosial Bina Paska Lara Kronis Wasana Bahagia Ternate, Maluku Utara 15. Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru, Riau 16. Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Bambu Apus Jakarta Timur 17. Panti Sosial Bina Remaja Naibonat Kupang, NTT 18. Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus Jakarta Timur 19. Panti Sosial Marsudi Putra Paramita Mataram, NTB 20. Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang, Jawa Tengah 21. Panti Sosial Marsudi Putra Toddopoli Makassar Sulawesi Selatan 22. Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi, Jawa Barat 23. Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur 24. Panti Sosial Pamardi Putra Galih Pakuan Bogor, Jawa Barat 25. Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, Sumatera Utara 26. Panti Sosial Petirahan Anak Satria Batu Raden, Jawa Tengah 27. Panti Sosial Asuhan Anak Alyatama Jambi 28. Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa Pati, Jawa Tengah 29. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Jawa Barat 30. Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa, Sulawesi Selatan MENTERI SOSIAL RI, ttd. DR (HC) H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE 12