PROSES PRODUKSI DI PABRIK TABUNG ELPIJI

dokumen-dokumen yang mirip
Tabung baja LPG SNI 1452:2007

Informasi Standar Tabung Gas dan Asesorisnya :

Tabung baja LPG SNI 1452:2011

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

PEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN TABUNG LPG

Tips Mencegah LPG Meledak

PETUNJUK AMAN PENGGUNAAN


PETUNJUK AMAN PENGGUNAAN

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO

PT ASURANSI WAHANA TATA. aswata. cerita berbagi. Berbagi Pengalaman, Memberi Solusi #Seri Kenangan Yang Hilang. 2/4/2015 Marketing Retail Dept.

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

KAJIAN TEGANGAN DAN KEAMANAN TABUNG GAS ELPIJI BRIGHT GAS 5,5 KG MELALUI SIMULASI SOFTWARE SOLID WORK

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Spesifikasi. Secara Wajib. Kompor Gas. Usaha Mikro. Pemberlakuan.

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat tentang Cara Aman Menggunakan Tabung Gas 3 Kg

PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA TABUNG LPG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Kenapa Tabung Elpiji Meledak?

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB III PROSES PRODUKSI. III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong. persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.

PEMANAS AIR GAS INSTAN

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

Telp. : Fax. : ; Website :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN TABUNG LPG 3KG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mulai berrnigrasi untuk menggunakan tabung gas LPG (Liquefied

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

Transkripsi:

PROSES PRODUKSI DI PABRIK TABUNG ELPIJI Nike Septivani Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9 Palmerah Jakarta Barat 11480 nseptivani@binus.edu ABSTRACT Currently the use of liquefied petroleum gas is urgently needed as a substituting fuel in both household sector and industrial sector. The Government s program namely the conversion of kerosene to LPG encouraged people who still use kerosene as a fuel to switch to LPG. There are some public complaints about the quality of the conversion product such as conflagration that occurs frequently caused by the explosion of LPG tube. Application of SNI LPG tube related to the energy conversion program is expected to give a safer condition to the users. This study is conducted by analyzing the quality requirement of LPG tube products according to SNI as well as to identify the fulfillment of LPG tube products. Keywords: energy conversion, LPG tube, SNI ABSTRAK Saat ini penggunaan elpiji sangat dibutuhkan sebagai pengganti bahan bakar baik di sektor rumah tangga maupun di sektor industri. Adanya program dari pemerintah yaitu konversi minyak tanah ke elpiji, mendorong masyarakat yang masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk beralih ke elpiji. Muncul banyak keluhan dari masyarakat terkait dengan kualitas produk program konversi energi ini antara lain banyaknya terjadi kebakaran yang diakibatkan oleh ledakan tabung baja elpiji. Penerapan SNI tabung baja elpiji terkait dengan produk konversi energi diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para penggunanya. Kajian ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap persyaratan mutu produk tabung baja elpiji dalam SNI dan juga untuk mengetahui pemenuhan produk tabung baja elpiji. Kata kunci: konversi energi, tabung baja elpiji, SNI Proses Produksi di (Nike Septivani) 565

PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah untuk mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi elpiji bertujuan untuk mengurangi pengeluaran (Muhdori, 2007). Elpiji merupakan gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan penanganannya yang pada dasarnya terdiri atas propane (C3), butane (C4) atau keduanya (mix elpiji). Timbul permasalahan baru berkaitan dengan konversi minyak tanah ke elpiji, yaitu kebutuhan rumah tangga terhadap elpiji semakin meningkat. Dengan demikian, pemerintah perlu menyediakan pasokan elpiji bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan sarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan elpiji tersebut, seperti stasiun pengisian elpiji, kompor dan tabung elpiji. Proses pengadaan tabung elpiji dengan kondisi seperti yang telah diuraikan di atas mengundang pertanyaan, apakah tabung elpiji yang disediakan telah memenuhi standar. Mengingat besarnya resiko kecelakaan yang dapat terjadi seperti kebocoran atau bahkan meledaknya tabung apabila tidak dipenuhinya standar keamanan. Hal inilah yang membuat kami merasa tertarik menganalisis tabung elpiji. Untuk menghasilkan produk yang baik, proses desain memegang peranan yang sangat penting dalam penentuan dan pembuatan suatu konstruksi mekanik. Selain konstruksi yang kokoh, beberapa persyaratan lain yang pada umumnya harus dipenuhi oleh sebuah konstruksi mekanik adalah seperti bentuk dari produk baik pemilihan material yang tepat, biaya produksi rendah dan lain sebagainya. Konstruksi yang baik adalah yang mampu menahan beban kerja konstruksi tersebut dengan defleksi yang minimum. Semakin besar defleksi yang terjadi, dapat dikatakan bahwa konstruksi rangka tersebut semakin buruk. Untuk itu, dalam mendesain suatu produk biasanya dilakukan dengan menganalisis kegagalan-kegagalan yang dapat terjadi. Penelitian ini ingin menggambarkan dengan jelas dan cermat hal-hal yang menjadi permasalahan yaitu mengenai analisis kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji. METODE Peneliti selaku pihak yang melakukan penelitian dibantu oleh beberapa perangkat penunjang antara lain: (1) kuesioner berupa daftar pertanyaan pokok yang berbentuk pertanyaan atau item atau poin yang berkaitan dengan penelitian, di antaranya: hal yang berkaitan dengan deskripsi masyarakat tentang kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji, hal yang berkaitan dengan deskripsi masyarakat tentang elpiji, dan hal yang berkaitan dengan bagaimana tanggapan tentang sosialisasi program konversi minyak tanah ke elpiji; (2) dokumentasi dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti buku, pensil atau pulpen yang difungsikan untuk mencatat langsung data dari organisasi yang diperlukan dalam penelitian ini; (3) observasi berupa penglihatan langsung terhadap benda, perilaku, proses, kondisi atau situasi dalam perusahaan untuk menunjang data yang dibutuhkan. Disini peneliti harus dapat memahami dan memperhatikan obyek yang diteliti dan kemudian mencatat setiap kejadian yang dianggap penting. Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara dan dokumentasi atau pencatatan laporan yang ada. Peneliti melakukan analisis data berdasarkan metode non statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan bagaimana deskripsi masyarakat tentang kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji; (2) merumuskan hasil analisis tentang kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji; (3) menarik kesimpulan. 566 ComTech Vol.3 No. 1 Juni 2012: 565-572

HASIL DAN PEMBAHASAN Cara Pembuatan Tabung Elpiji 12 kg Cara pembuatan tabung elpiji oleh Pabrik Tabung Elpiji (PTE) mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI), yaitu sebagai berikut: (1) bahan baja cairan panas dipotong sesuai dengan ukuran dan diberikan pelumas sebelum masuk ke dalam proses pembentukan; (2) pembentukan dilakukan dengan cara di-press (deep drawing) dan hasilnya merupakan komponen dari badan tabung pada bagian atas dan bawah (top and bottom); (3) komponen badan tabung bagian atas (top) kemudian dilubangi untuk pemasangan cincin leher; (4) pemasangan cincin leher (neck ring) dilakukan dengan cara pengelasan menggunakan las busur logam (gas metal arc welding); (5) sambungan las antara top dan bottom terhadap badan silinder berbentuk sambungan las tumpang; (6) penyambungan pegangan tangan dan cincin kaki dengan badan tabung dilakukan dengan cara pengelasan busur listrik (shielded metal arc welding) dengan bentuk las sudut (fillet); (7) pengelasan pada butir 4, 5 dan 6 harus dilakukan oleh juru las atau operator las yang memenuhi standar kompetensi juru las; (8) setiap tabung harus mendapatkan perlakuan panas untu pembebasan tegangan sisa (annealing), yaitu pada suhu 630 0 C sekurang-kurangnya 20 menit; (9) untuk mencegah timbulnya karat pada permukaan luar tabung harus dilakukan perlindungan dengan menggunakan pelapisan cat. Sebelum dilakukan pengecatan harus didahului dengan proses pembersihan dengan cara shot blasting di seluruh permukaan tabung. Pengecatan pertama menggunakan cat dasar (primer coat) dengan tebal 25 mikron sampai 30 mikron, selanjutnya menggunakan cat akhir (top coat) dengan tebal 25 mikron sampai 30 mikron. Standar Teknis Tabung Standar teknis tabung elpiji adalah sebagai berikut: Bentuk : silinder Diameter luar badan tabung (OD) : 300 mm + 2 mm Tebal plat : 2.9 mm (+0.08; -0.04) Tinggi tanpa hand guard dan foot ring (kapsul) : 461 mm + 4 mm Tinggi seluruhnya : 589 mm + 5 mm Volume (isi air) : 26.2 liter + 3% Berat tabung kosong berikut valve : 15.10 kg + 0.5 kg Tekanan pecah : minimal 110 kg/cm 2 Syarat Kualitas Tabung Pabrik tabung elpiji (PTE) mengacu pada standar nasional indonesia (SNI) sebagai standar mutu dalam pembuatan tabung elpiji ukuran 12 kg (Badan Standarisasi Nasional, 2010). Standar tersebut adalah sebagai berikut: Sifat tampak: setiap permukaan tabung baja elpiji tidak boleh ada cacat atau kurang sempurna dalam pengerjaannya yang dapat mengurangi kekuatan dan keamanan dalam penggunaannya, seperti luka gores, penyok dan perubahan bentuk, Dimensi: (a) lingkaran tabung: perbedaan diameter yang terjadi pada bagian bentuk silindris tabung antara diameter maksimal dan minimal adalah 1% untuk tabung 2 bagian dan 1.5% untuk tabung 3 bagian; (b) kelurusan: deviasi vertikal tabung tidak boleh melebihi 25 mm/m. Ketahanan hidrostatik: setiap tabung harus tahan terhadap tekanan hidrostatik dengan tekanan sebesar 31 kg/cm 2 dan pada tekanan tersebut tidak boleh ada rembesan air atau kebocoran dan tidak boleh terjadi perubahan bentuk. Sifat kedap udara: tabung yang telah dilengkapi dengan katup harus kedap udara atau tidak boleh bocor pada tekanan udara sebesar 18.6 kg/cm 2 Proses Produksi di (Nike Septivani) 567

Ketahanan pecah (uji bursting): tabung ditekan secara hidrostatik sampai pecah. Tekanan saat pecah tidak boleh lebih kecil dari 110 kg/cm 2 untuk tipe 3 kg dan tidak boleh lebih kecil dari 80 kg/cm 2 untuk tipe di atas 15 kg sampai 50 kg. Tabung tidak boleh pecah dengan inisiasi pecahan berawal dari sambungan las. Ketahanan ekspansi volume tetap: tabung ditekan secara hidrostatik dengan tekanan sebesar 31 kg/cm 2 selama 30 detik. Ekspansi volume tetap yang terjadi tidak boleh lebih besar dari 1/5000 volume awal. Tidak boleh terjadi kebocoran dan tampak perubahan bentuk. Sambungan las: sambungan las harus halus, rigi-rigi las harus rata, tidak boleh terjadi cacat pengelasan yang dapat mengurangi kekuatan dalam pemakaian. Pengujian mekanis berupa sifat-sifat tarik dari sambungan las nilainya harus sama atau lebih besar dengan kekuatan tarik bahan yang disambung dan patahan tidak boleh terjadi pada sambungan las. Pengecatan: lapisan cat harus mampu memenuhi pengujian lapisan cat. Analisis Hasil Pengendalian Kualitas terhadap Kecacatan Tabung Elpiji Membandingkan Sasaran Mutu dengan Realisasi Sasaran mutu tahun 2008 adalah: (1) bagian produksi: tabung repair akibat cacat las maksimal 1% per bulan, komponen tabung repair maksimal 10.2% per bulan, dan komponen tabung afkir maksimal 0.1% per bulan; (2) bagian pemeliharaan peralatan: down time mesin produksi maksimal 0.9% dari total jam produksi per tahun. Berikut data tabung dan penyempurnaan yang dilakukan tahun 2008 (Tabel 1), Data komponen tabung afkir tahun 2008 (Tabel 2), dan Data Down time tahun 2008 (Tabel 3). Tabel 1 Data Tabung Repair dan Penyempurnaan Tahun 2008 Repair Penyempurnaan No. Jenis cacat las Satuan Jumlah % Jumlah % 1 neck ring buah 263 0.18 362 0.23 2 hand guard buah 330 0.23 330 0.23 3 foot ring buah 165 0.11 192 0.13 4 Circum buah 415 0.29 920 0.64 5 lain-lain buah 0 0 0 0 Keterangan: Jumlah buah 1173 0.81 1768 1.22 jumlah produksi buah 144450 Tabung repair akibat cacat las maksimal 1% Tabung repair akibat cacat las tahun 2008 = 0.81% Dengan demikian, pengendalian kualitas (tabung repair) yang dilakukan telah berjalan efektif, sehingga sasaran mutu perusahaan tercapai (Jay Heizer and Barry Render, 2006). 568 ComTech Vol.3 No. 1 Juni 2012: 565-572

Table 2 Data Komponen Tabung Afkir Tahun 2008 No Komponen Afkir Jumlah % 1 Blank 0 0 2 Top 0 0 3 top + NR 0 0 4 top + NR + HG 0 0 5 Bottom 0 0 6 bottom + FR 0 0 7 tabung 1/2 jadi 0 0 Jumlah 0 0 jumlah produksi 144450 Keterangan: Komponen tabung repair maksimal 10.2% Komponen tabung afkir tahun 2008 = 0% Dengan demikian, pengendalian kualitas yang dilakukan pada komponen tabung telah berjalan efektif, sehingga sasaran mutu perusahaan tercapai. Tabel 3 Data Down Time Tahun 2008 Bulan Break down (jam) Down time Jam operasi (jam) % Keterangan Januari 18 2.03 138.5 0.015 Februari 16 1.7 131 0.013 Maret 4 0.41 125 0.003 April Mei Juni Juli 14.25 1.76 152 0.012 Agustus 25.33 2.83 137.5 0.021 September 15.75 1.77 138 0.013 Oktober 18.19 2.04 138 0.015 November 28.37 3.18 138 0.023 Desember 21.82 2.33 131.5 0.018 1229.5 0.133 dari tgl 18 Maret produksi berhenti tidak produksi (neck ring habis) tidak produksi (neck ring habis) tidak produksi (neck ring habis) dari tanggal 16 Juli produksi berjalan Proses Produksi di (Nike Septivani) 569

Keterangan: Down time = jam operasi x break down jam operasi 1 tahun % = down time jam operasi 1 bulan Down time maksimal = 0.9% Down time tahun 2008 = 0.132% Dengan demikian, pengendalian kualitas yang dilakukan telah berjalan efektif, sehingga sasaran mutu perusahaan tercapai. Mencari Penyebab Terjadinya Ketidaksesuaian Penyebab terjadinya ketidaksesuaian produk biasanya berasal dari kerusakan mesin. Penyebab terjadinya ketidaksesuaian lainnya adalah faktor tenaga kerja seperti kelalaian, kurangnya keterampilan dan kurangnya pengawasan terhadap tenaga kerja. Analisis Dampak Produk Cacat terhadap Biaya Produksi Ketidaksesuaian produk/kecacatan produk mempengaruhi biaya produksi. Adapun biaya produksi pabrik tabung elpiji tahun 2005 (Tabel 4), 2006 (Tabel 5), dan 2008 (Tabel 6) adalah sebagai berikut: Tabel 4 Biaya Produksi Tabung Elpiji Tahun 2005 Realisasi produksi Realisasi biaya Biaya per tabung (tabung) (Rp) (Rp) 215.592 11.044.312.801 51.228 Tabel 5 Biaya Produksi Tabung Elpiji Tahun 2006 Realisasi produksi Realisasi biaya Biaya per tabung (tabung) (Rp) (Rp) 253.020 6.449.340.863 25.489,45 Tabel 6 Biaya Produksi Tabung Elpiji Tahun 2008 Realisasi produksi Realisasi biaya Biaya per tabung (tabung) (Rp) (Rp) 149.450 5.611.587.803 37.548,26 Perbedaan jumlah biaya produksi per tahun salah satunya diakibatkan oleh adanya kecacatan produk (Arman Hakim Nasution, 2003). Tabung-tabung yang dianggap cacat atau tidak memenuhi 570 ComTech Vol.3 No. 1 Juni 2012: 565-572

spesifikasi dipisahkan agar tidak diteruskan ke pelanggan. Untuk memproses lanjut tabung ini dibutuhkan tindakan tambahan, seperti dilas ulang atau dilakukan penggantian bila hand guard patah, dicat ulang bila terdapat tabung yang berkarat atau di-press kembali bila terdapat kebocoran pada badan tabung. Tindakan ini tentunya membutuhkan biaya tambahan, seperti menambah pasokan hand guard, cat tabung dan sebagainya. Analisis terhadap Ledakan Tabung Elpiji Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar berita tentang meledaknya tabung elpiji. Sudah banyak korban jatuh menjadikan kita sangat perihatin dengan masalah ini. Terkadang perasaan waswas muncul disaat kita menggunakan tabung elpiji yang sama. Apa yang menjadi penyebab utama ledakan tabung elpiji? Pernah dijelaskan penyebab tabung meledak karena gas yang bocor terperangkap diruangan dan terakumulasi sehingga menyebabkan ledakan. Kebocoran sering terjadi karena buruknya aksesoris tabung elpiji yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari musibah ledakan tabung elpiji, terlebih untuk di rumah: (1) jangan memaksakan pemasangan regulator bila klep/karet pengaman tidak sama atau tidak pas dengan lubang regulator yang dapat menyebabkan kebocoran. Beragamnya ukuran klep/karet pengaman ini cukup membuktikan jika dalam produksinya tidak memperhatikan SNI. Dari beberapa peristiwa ledakan tabung, klep/karet pengaman yang baru sebagai cadangan kalau yang terpasang ditabung tidak cocok dengan regulator anda; (2) gunakan regulator yang sudah memiliki standar SNI. Regulator memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai stopper otomatis yang menghentikan aliran gas apabila api di kompor tidak menyala. Berkaitan dengan pasar bebas, berhati-hatilah dengan regulator impor, karena belum tentu dalam produksinya sudah berdasarkan SNI; (3) gunakan selang elpiji yang sudah SNI. Mintalah nasihat penjual yang sudah berpengalaman untuk memilih selang elpiji, jika kesulitan mendapatkan selang yang sudah SNI. Dalam pemakaian periksalah secara rutin kebutuhan selang, terutama dari gigitan tikus, keretakan dan kerapuhan karena sudah lama dipakai. Perhatikan juga kekuatan klem pada sambungan selang dari kompor, jangan sampai kendor; (4) jangan nyalakan kompor gas ketika tercium bau gas yang menyengat, karena bisa mengakibatkan ledakan sebagai akibat dari terjadinya kontak api dengan gas yang bocor dan memenuhi ruangan; (5) pada saat membeli elpiji yang baru, periksalah waktu kadaluarsa atau masa pakai tabungnya. Penulisan kadaluarsa berupa alpacode. Contoh: A = Januari-Maret, B = April-Juni, C = Juli-September, D = Oktober-Desember. Jangan sekali-kali membeli elpiji yang tabungnya sudah kadaluarsa, karena disinyalir kekuatan tabungnya sudah tidak sesuai lagi dengan kekuatan yang berlaku; (6) jangan membeli elpiji yang tabungnya terlihat ada keretakan/cacat pada body tabung elpiji tersebut. Penyebab retak dan cacatnya tabung bisa bermacam-macam, mulai dari hal yang umum seperti terbentur atau jatuh sampai hal-hal yang tidak terduga seperti perbedaan suhu yang berulang-ulang atau yang ekstrim. Oleh karena itu sebaiknya tabung elpiji disimpan di tempat yang tidak bisa terkena cahaya matahari, karena matahari akan memanaskan logam tabung dan malamnya mendingin begitu berulang-ulang sehingga suatu saat tekanan yang tinggi di dalam tabung bisa menimbulkan kebocoran; (7) gas elpiji lebih berat dibanding udara. Dengan mengetahui sifat jenisnya tersebut kita bisa mengantisipasi pengaturan ruang dapur dan memberi ventilasi di bagian bawah, karena jika terjadi kebocoran tabung atau pipa, elpiji akan menyebar dibagian bawah dan tidak bisa keluar melalui jendela yang ada dibagian atas. Atau kita bisa membuka pintu belakang (jika ada) atau pintu depan. Tidak adanya ventilasi bawah, jika terjadi kebocoran tabung/pipa menyebabkan konsentrasi gas cukup pekat dan jika ada percikan api bisa menyebabkan kebakaran. Kebakaran yang terjadi akan menaikkan suhu ruang sehingga elpiji dalam tabung akan memuai dan tekanan elpiji akan meningkat dengan tajam. Kalau peningkatan tekanan elpiji melebihi kekuatan tabung untuk menahan, tabung akan meledak atau meletup karena kekuatan tabung hanya didesain untuk menahan tekanan elpiji pada tekanan dan suhu normal (± 250 C). Proses Produksi di (Nike Septivani) 571

PENUTUP Dari penelitian yang telah dilakukan ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ketahui, di antaranya: (1) kebijakan konversi yang diadopsi masyarakat selama ini berdasarkan sosialisasi yang telah dilakukan pemerintah. Semakin gencar pemerintah melakukan sosialisasi dalam setiap kebijakan yang ada, pemahaman masyarakat akan kebijakan tersebut akan semakin menjelaskan masyarakat terkait dengan seberapa pentingnya program konversi (B. Trikora Putra, 2010); (3) dari pemberitaan tentang banyaknya kasus ledakan elpiji membuat jalannya konversi ini melambat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk menggunakan perlengkapan tabung elpiji yang sudah memenuhi standard SNI dan mengikuti tips-tips pencegahan. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. (2010). Standar Tabung Gas dan Asesorisnya. Diakses dari http://www.bsn.go.id/news_detail.php?news_id=2160. Heizer, Jay & Barry Render. (2006). Operations Management. Jakarta: Salemba Empat. Muhdori. (2007). Bersiap menghadapi dampak gejolak ekonomi dunia. Media Industri, No. 05, hal. 9-10. Nasution, Arman Hakim. (2003). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Guna Widya. Putra, B. Trikora. (17 Mei 2010). Giat sosialisasi. Media Pertamina No. 20 Tahun XLVI, hal. 11. 572 ComTech Vol.3 No. 1 Juni 2012: 565-572