4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5 PERANCANGAN MODEL. 5.1 Perancangan Model Proses Penerimaan Pesanan MODEL EVALUASI PESANAN

7 RANCANGAN IMPLEMENTASI MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesaingpun bukan hanya berasal dari dalam negeri saja melainkan dapat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

6 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan global merupakan suatu hal yang semakin diperhatikan oleh

KARDUS BOX ARSIP STANDAR KARDUS ARSIP. SPESIFIKASI Bahan Kardus Arsip terbuat dari

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. dilakukan di bagian Departement Design sesuai penempatan yang dilakukan

Packing House Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. notaris Ny. Augustin Beatrice Suyanto, SH. Perusahaan dengan NPWP

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu dan teknologi telah membawa dunia industri pada perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PROSES CETAK TERHADAP KEKUATAN KEMASAN KARTON GELOMBANG

Lampiran 1 Database Produk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

B A B 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Dimulai dari proses pre-press, press, hingga post

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia grafika mempunyai ilmu yang sangat luas dalam aplikasi cetak, kebutuhan

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KARTON BOX DI PT. DAYACIPTA KEMASINDO PLANT CIBITUNG

GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

BAB II GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN. CV. Bayu Mandiri berdiri sejak tahun 2002, dimulai dengan usaha kecilkecilan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya teknologi saat ini membuat persaingan

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL PRODUK KEMASAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA PT. CRS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.BINTANG MEGA MEDIKA SEMARANG

BAB III ANALISA. tugas akhir. Acuan tersebut berupa desain artwork, layout, jenis cetak hingga. kualitas cetaknya yang meliputi kemasan dan brosur.

BAB 1 PENDAHULUAN. kembali perekonomiannya khususnya dibidang perindustrian. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut guna mencapai target yang diinginkan. Teknologi Internet merupakan. memasarkan produk yang dimiliki oleh perusahaan.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

atas dua bagian besar

LAMPIRAN. Tabel 3.1 Tabel isi wawancara. menggunakan perhitungan manual memang waktu yang diperlukan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

BAB II METODE PERANCANGAN

Kemasan Kertas dan Karton

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Untuk memenuhi permintaan

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan, tidak mungkin ada pemasaran tanpa ada komunikasi begitu pun

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Papertoys. 4.2 Sketchbook. 4.3 Teknik Penggambaran

Metode Produksi Grafika

III. DATA PERANCANGAN

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tersebut sudah mempunyai 5 mesin, yaitu 3 mesin cetak offset (2 mesin 2

DAFTAR ISI. Halaman. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan majunya perkembangan zaman, persaingan antar

COATING DI PT INDOKONVERTA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang amat pesat. Dunia industri Grafika adalah bagian dari

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan produksi sesuai dengan pesanan (make to order) dan sebagian kecil

STMIK MDP ANALISIS DAN PERANCANGAN CUSTOMER RELATIOSHIP MANAGEMENT BERBASIS WEB PADA CV PUTERA REMAJA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika?

BAB 1 PENDAHULUAN. produk utama yaitu produk berupa alat-alat medis yang terbuat dari stainless steel

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PADA PD BINTANG MAS. Hamdedie Fredy Kwenda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

Transkripsi:

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton Industri kemasan karton merupakan jenis industri yang terfragmentasi dengan ciri-ciri antara lain terdapat banyak pesaing, tidak ada suatu perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang sangat besar sehingga bisa mempengaruhi industri secara keseluruhan, dan perusahaan dengan skala besar maupun kecil dimiliki oleh perorangan. Industri dengan jenis seperti ini umumnya terdapat pada jenis usaha eceran, distribusi produk-produk pertanian, atau jenis usaha kreatif seperti kemasan karton. Pada industri kemasan karton terdapat banyak sekali variasi jenis produk, skala usaha dan variasi luasnya area fungsional yang dicakup oleh suatu perusahaan. Industri kemasan karton juga memiliki beberapa fungsi-fungsi produksi yang tumpang tindih dengan industri lain, seperti industri percetakan (grafika) dan industri yang memberikan jasa pemotongan (die cut). Berdasarkan beberapa karakteristik dan ciri-ciri di atas sulit bagi suatu perusahaan kemasan karton dapat secara mutlak dianggap mewakili industri kemasan karton secara keseluruhan. Banyaknya variasi produk dan cakupan fungsional yang terdapat pada industri kemasan karton membuat cakupan penelitian ini dibatasi pada suatu bentuk usaha kemasan karton yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi saat ini, yaitu karton lipat (folding carton), dan kardus (corrugated box). Industri kemasan karton yang memproduksi karton lipat dan kardus dapat dibedakan berdasarkan proses produksi yang dilakukan. Proses produksi pada industri ini secara garis besar terdiri dari dua tahapan, yaitu proses pembuatan karton gelombang(corrugating) dan proses konversi karton menjadi produk kemasan(converting). Pada industri karton lipat dan kardus skala besar biasanya terdapat kedua proses produksi di atas, sedangkan industri menengah dan industri kecil seringkali hanya melakukan proses converting. Produk industri ini berupa lembaran karton bergelombang (sheet) yang merupakan hasil dari proses corrugating, dan kemasan karton yang merupakan hasil dari proses converting. Pada Gambar 13 dapat dilihat tahapan proses produksi secara umum pada industri kemasan karton.

54 Gulungan karton (web) Corrugating Lembaran karton gelombang (sheet) Printing Lembaran karton yang sudah dicetak Die Cutting Lembaran karton yang sudah membentuk pola (desain struktur) Finishing (Gluing/Stitching) untuk menghubungkan sisi-sisi kemasan Produk kemasan (Corrugated box atau folding carton) Gambar 13 Tahapan proses pembuatan kemasan karton. Proses corrugating merupakan proses pengolahan bahan baku berupa kertas kraft dan kertas medium menjadi lembaran (sheet) karton bergelombang. Karton bergelombang ini memiliki cukup banyak variasi, tergantung jumlah lapisan dan jenis flute (gelombang yang terdapat pada sheet). Jenis flute akan menentukan ketebalan sheet yang dihasilkan. Jenis karton bergelombang yang

55 terdiri dari gabungan satu lapis kertas bergelombang dan satu lapis kertas kraft disebut single face. Jenis karton ini masih cukup fleksibel sehingga bisa diproduksi dalam bentuk gulungan (web). Karton gelombang yang dilapisi kertas pada kedua sisinya disebut single wall. Disamping single wall terdapat double wall dan triple wall. Double wall terdiri dari dua lapisan gelombang dengan tiga lapis kertas, sedangkan triple wall terdiri dari tiga lapis gelombang dengan empat lapis kertas. Single wall hingga triple wall sudah berbentuk kertas yang kaku sehingga hanya diproduksi dalam bentuk lembaran (sheet). Ukuran lembaran yang dihasilkan pada mesin corrugating biasanya disesuaikan dengan ukuran kemasan yang akan dibuat. Ketiga proses selanjutnya, yaitu printing, die cutting dan gluing atau stitching merupakan proses converting, yaitu pembentukan sheet menjadi kemasan karton bergelombang (corrugated box) atau karton lipat (folding carton). Proses printing merupakan proses pencetakan gambar atau tulisan pada sheet sesuai dengan pelanggan. Teknologi dan proses printing yang terdapat pada industri kemasan karton terdiri dari beberapa macam. Empat jenis proses printing yang biasa digunakan pada industri kemasan karton adalah : letter press, gravure (rotogravure), flexography, dan lithography (offset printing). Mesin printing yang modern seperti flexo printing, disamping berfungsi sebagai alat pencetak gambar/tulisan, juga berfungsi untuk membetuk lekukan (creasing) pada sheet, memberi potongan slotter (jarak antar flap pada pada sheet), membentuk kupingan pada tepi sheet (sebagai area untuk melekatkan lem) dan memotong tepi sheet sesuai ukuran yang diminta pelanggan. Proses die cutting merupakan proses pemotongan sheet membentuk polapola tertentu yang tidak dapat dikerjakan pada dua tahap sebelumnya. Umumnya proses die cutting menggunakan pelat/pisau cetakan untuk membentuk sheet sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Proses gluing merupakan proses penyambungan tepi-tepi sheet untuk membentuk box dengan cara memberikan lem pada tepi-tepi sheet tersebut. Sedangkan proses stitching adalah proses penyambungan tepi-tepi sheet dengan menggunakan kawat (staples) yang dijepretkan pada tepi-tepi sheet. Prinsip kerja mesin stitching mirip dengan stapler (penjepret kertas).

56 Selain keempat proses utama yang telah diuraikan di atas, pada industri kemasan karton juga terdapat proses tambahan yang biasanya diberikan untuk meningkatkan tampilan (performance) kemasan karton yang dihasilkan. Proses tambahan ini antara lain berupa proses pengkilapan (varnishing), pemberian lapisan timah (foil stamping), dan pembuatan teks atau desain timbul/cekung (embossing/debossing). Variasi pada produk kemasan karton gelombang (kardus) dan karton lipat sangat banyak.berdasarkan standar kemasan karton gelombang yang dikeluarkan oleh FEFCO (The European Federation of Corrugated Board Manufacturers) dan ESBO (The European Solid Board Organization) pada tahun 2007, terdapat 148 desain (bentuk) dasar dari kotak karton. Bentuk dasar ini bisa dikombinasi, atau mengalami variasi dalam berbagai kemungkinan yang sangat banyak. 4.2 Identifikasi Kebutuhan Proses produksi pada industri kemasan karton umumnya dilakukan berdasarkan pelanggan (make to order). Pada saat proses pemesanan, pelanggan bebas menentukan spesifikasi yang diinginkannya selama sesuai dengan kapasitas dan kemampuan perusahaan. Spesifikasi produk yang ditentukan oleh pelanggan pada saat pemesanan antara lain : desain produk, ukuran kemasan, jenis bahan baku, desain printing, warna printing, jenis kertas (sheet), jumlah, tanggal penyelesaian yang diinginkan, dan tujuan penggunaan kemasan. Pada kebanyakan industri kemasan karton, proses pemesanan pada perusahaan kemasan karton biasanya ditangani oleh bagian pemasaran (marketing). Bagian pemasaran memiliki tugas untuk berhubungan langsung dengan konsumen, mencari dan menerima (order). Data selanjutnya dikirimkan ke bagian desain produk untuk kemasan karton yang baru pertama kali dilakukan, dan ke bagian produksi untuk kemasan karton yang sudah berulang. Bagian desain produk membuat contoh/prototype kemasan karton yang akan dibuat dan mengkonsultasikannya dengan pelanggan hingga tercapai kesepakatan mengenai

57 desain dan spesifikasi produk. Setelah desain disepakati, dikirimkan ke bagian produksi. Bagian produksi kemudian menghitung serta merencanakan kebutuhan bahan baku, merencanakan jadwal produksi, mempersiapkan mesin-mesin serta peralatan yang akan digunakan dan melaksanakan proses produksi. Sementara itu bagian keuangan/administrasi berfungsi untuk menghitung seluruh kebutuhan sumberdaya (bahan baku, tenaga kerja, peralatan, tools), menghitung biaya produksi dan harga, serta menentukan/menyetujui cara pembayaran. Industri kemasan karton merupakan industri yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi dan daya tawar konsumen yang tinggi terhadap perusahaan. Kondisi ini mau tidak mau mendorong perusahaan untuk lebih berorientasi kepada pelanggan dalam memasarkan dan memproduksi produknya. Olvera (2009) menyatakan bahwa pada industri yang berorientasi/fokus terhadap pelanggan (customer-driven market) dan berproduksi berdasarkan, sangat diperlukan kemampuan perusahaan menterjemahkan menjadi rencana produksi, dan rencana produksi menjadi produk jadi secara efisien dan cepat. Kondisi ini memerlukan aliran informasi yang tanpa hambatan, tepat sasaran (berarti) dan mempunyai kualitas tinggi. Industri kemasan karton memiliki kedua ciri di atas, sehingga industri ini sangat memerlukan sistem informasi dan sistem pengambilan keputusan yang dapat menjadi solusi bagi masalah-masalah di atas. Di samping itu, perusahaan dengan sistem pemasaran berorientasi pelanggan (customer-focused marketing) harus mampu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan tersebut (Bowersox et al, 2002). Beberapa hal yang menjadi kebutuhan konsumen sehubungan dengan proses pemesanan pada industri kemasan karton ini adalah : 1) mendapatkan kemudahan untuk mengakses informasi mengenai variasi desain dan bentuk produk yang pernah diproduksi oleh perusahaan, 2) memperoleh jaminan bahwa produk yang akan diterima sesuai dengan desain dan bentuk yang telah disepakati, 3) memperoleh informasi dan kepastian bahwa produk yang akan diterima sesuai dengan jumlah yang telah disepakati, 4) mendapatkan informasi dan kepastian

58 mengenai waktu penyelesaian produk dan bahwa produk akan diterima pada waktu yang telah disepakati pada saat pemesanan, 5) memperoleh informasi mengenai harga yang sesuai dengan kualitas produk yang mereka inginkan, 6) memiliki akses informasi dan komunikasi ke perusahaan untuk merevisi dengan mudah, 7) memperoleh kemudahan apabila ingin melakukan pengulangan (repeat order), dan 8) mendapatkan informasi produk dan melakukan proses pemesanan tanpa harus datang dan berhadapan langsung dengan produsen kapan saja mereka inginkan. Sementara itu pihak perusahaan sebagai pihak kedua yang berkepentingan dengan model sistem pemesanan ini memiliki kebutuhan sebagai berikut : 1) memiliki kemampuan untuk menginformasikan secara akurat apa yang menjadi kebutuhan konsumen, yaitu kemampuan untuk meproduksi sesuai desain, bentuk dan jumlah yang diinginkan konsumen, 2) mampu menginformasikan waktu penyelesaian dalam waktu singkat dengan lebih akurat, 3) bisa memberikan penawaran harga yang akurat kepada konsumen dan mengurangi kemungkinan kerugian di pihak perusahaan, 4) model mampu menterjemahkan desain yang diinginkan pelanggan menjadi kebutuhan bahan baku dan proses produksi dengan cepat sehingga dapat mempersingkat waktu penyelesaian, 5) memiliki fleksibilitas apabila ingin merubah spesifikasi produk, merevisi rencana produksi dan penawaran harga tanpa harus mencetak katalog atau brosur baru, dan 6) keputusan mengenai dengan cepat dapat diterima dan ditindak lanjut oleh semua bagian dalam perusahaan tanpa perlu harus berkomunikasi langsung. 4.3 Formulasi Masalah Dalam memproses yang masuk seringkali terdapat situasi dan kondisi yang membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak perusahaan. Beberapa di antara keputusan yang perlu diambil antara lain : 1) bagaimana dengan cepat dapat memutuskan desain produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen, 2) bagaimana menentukan waktu penyelesaian, apakah jumlah yang dipesan bisa diproduksi, dan 3) berapa harga yang sesuai untuk konsumen. Jawaban atau keputusan yang tidak tepat untuk

59 kondisi-kondisi di atas dapat menyebabkan permasalahan di kemudian hari seperti desain produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pelanggan, waktu pemenuhan yang terlambat, jumlah yang dikirimkan tidak sesuai, komplain terhadap kualitas produk, dan lebih jauh konsumen beralih kepada perusahaan lain. Dalam situasi persaingan industri yang ketat, semua permasalahan di atas harus diselesaikan dengan cepat dan tepat agar tidak terjadi komplain dan kekecewaan dari konsumen yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Pada sebagian besar industri kemasan karton, seringkali yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan-permasalahan di atas adalah : 1) tidak adanya komunikasi atau pertukaran informasi yang terintegrasi antar bagian dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan, 2) tahapan proses penerimaan dan perencanaan produksi yang kompleks sehingga sulit untuk melakukan rencana produksi serta estimasi harga yang akurat, dan 3) ketiadaan sistem yang mampu untuk merespon perubahan-perubahan yang berkaitan dengan data dan permintaan pelanggan dengan cepat. 4.3 Identifikasi dan Dekomposisi Sistem Berdasarkan kondisi situasional industri kemasan karton, hasil identifikasi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sistem penerimaan dan formulasi masalah, maka dilakukan identifikasi dan dekomposisi sistem. Identifikasi dan dekomposisi sistem dibuat dengan menggunakan diagram fungsi yang menggambarkan fungsi-fungsi yang terlibat dalam proses penerimaan pada suatu perusahaan kemasan karton (Gambar 14). Diagram Fungsi (Function Block Diagram/FBD) merupakan salah satu alat untuk mendekomposisi sistem pada pendekatan Object-Oriented Manufacturing Systems Analysis and Definitions (HOOMA) (Wu, 1992). Pada Gambar 13 dapat dilihat fungsi-fungsi yang merupakan bagian dari sistem penerimaan, yaitu : 1) fungsi desain produk dan identifikasi kebutuhan bahan baku, 2) fungsi evaluasi yang terdiri dari sub fungsi evaluasi kemampuan produksi dan subfungsi penentuan waktu penyelesaian, dan 3) fungsi kalkulasi biaya dan harga.

60 Industri kemasan karton Sistem Penerimaan Pesanan Customer Pemesanan produk Penawaran & informasi produk Desain produk dan identifikasi kebutuhan bahan baku Evaluasi Kalkulasi biaya & harga Evaluasi Kemampuan Produksi Penentuan Waktu Penyelesaian Pesanan Gambar 14 Diagram fungsi sistem penerimaan pada perusahaan kemasan karton. Lebih jauh dilakukan identifikasi sistem dengan menggunakan diagram keterkaitan antar subsistem (Subsystem Relationship Diagram/SRD). Diagram keterkaitan antar subsistem pada Gambar 15 memperlihatkan secara lebih jelas bagaimana aliran data dan informasi di seluruh sistem dan bagaimana keterkaitan sistem ini dengan beberapa bagian yang ada pada perusahaan. Standar produk dan bahan baku Bagian Desain Produk Customer Spesifikasi produk Data pemesan Waktu penyelesaian Desain produk, Kode produk, Kode Proses Penentuan desain dan kebutuhan bahan baku utama Desain struktur & grafis Jenis & ukuran sheet Jumlah sheet Jenis & Spesifikasi mesin Bagian Produksi Desain produk Status penerimaan/ penolakan Waktu penyelesaian Harga Sistem Penunjang Keputusan Proses Penerimaan Pesanan Status penerimaan atau penolakan Waktu penyelesaian Evaluasi Kemampuan Proses Produksi Waktu Mesin proses & urutan proses Status Penentuan waktu penyelesaian Waktu penyelesaian Kecepatan mesin Mesin terpilih & keputusan subkontrak Jam kerja di tiap proses Biaya dan harga Biayabiaya Kalkulasi harga Bagian Keuangan Gambar 15 Diagram keterkaitan antar subsistem pada sistem penerimaan industri kemasan karton.