STANDAR PROFESI DAN STANDAR FASILITAS PELAYANAN BEDAH ONKOLOGI PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA 2006

dokumen-dokumen yang mirip
MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

BUKU PERATURAN ORGANISASI MAJELIS PENILAI NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( MPN PERABOI )

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI ) Mukadimah

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA 2013

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

ANGGARAN DASAR

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

ANGGARAN DASAR KONGRES IX, 15 NOVEMBER 2015 BAB I PERHIMPUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KONAS PABOI XV DISCOVERY KARTIKA PLAZA BEACH HOTEL 7 10 SEPTEMBER 2006 BALI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

PERSATUAN AHLI KECANTIKAN, PENGUSAHA SALON INDONESIA TIARA KUSUMA

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA BAB I NAMA, KEDUDUKAN, LAMBANG, HYMNE DAN KODE ETIK

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI (HIMAGRON) INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

Transkripsi:

STANDAR PROFESI DAN STANDAR FASILITAS PELAYANAN BEDAH ONKOLOGI PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA 2006

KATA PENGANTAR Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Ilahi atas kemudahan yang diberikan-nya dalam penyusunan panduan Standar Profesi PERABOI. Dalam rangka menyambut era globalisasi termasuk pula globalisasi kesehatan dan sesuai dengan amanat undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 53 ayat 2 tercantum bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi, maka Pengurus Pusat PERABOI 2003 2006 menyusun panduan Standar Profesi PERABOI untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Dengan adanya standar profesi ini diharapkan dapat dimengerti tentang kompetensi seorang ahli bedah onkologi dan hal-hal yang berhubungan dengan sertifikasi baik awal maupun sertifikasi ulang. Demikian dan selamat bekerja. Bandung, September 2005 Pengurus Pusat PERABOI 2003 2006 Dr. Dradjat Ryanto Suardi, SpB (K) Onk. Ketua 1

DAFTAR ISI I. Kata Pengantar 1 PERABOI DAN PERKEMBANGAN ILMU DAN ORGANISASI BEDAH ONKOLOGI DI INDONESIA II. III. Daftar Isi PERABOI dan Perkembangan Ilmu dan 2 3 PERABOI adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Onkologi Indonesia yang merupakan anak Organisasi Bedah Onkologi di Indonesia organisasi dari Perhimpunan Dokter spesialis Bedah IV. Anggaran Dasar Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) 16 Indonesia (IKABI) dan anggota dari World Federation of Surgical Oncilogy Society (WFSOS). V. Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) VI. Standar Profesi dan Sertifikasi Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Indonesia (PERABOI) VII. Standar Fasilitas Pelayanan Bedah Onkologi 24 42 68 Pada tahun 1962 sekembalinya Dr. W.M. Tamboenan dari Amerika Serikat untuk mempelajari bedah kanker di University of Washingthon beliau mendapat izin dari Prof. Soekarjo almarhum yang pada waktu itu menjabat Kepala Bagian Ilmu Bedah FKUI / RSCM untuk mendirikan Klinik Tumor di Bagian Ilmu Bedah FKUI / RSCM yang menangani semua kasus kanker bagian bedah yang mencakup organ-organ leher kepala, jaringan lunak, payudara dan rongga abdomen. Beliau saat itu dibantu oleh 2 asisten yaitu Dr. Indradi Roosheroe dan Dr. Willy Hadisumarto (+ 1973). Pada perkembangan selanjutnya Klinik Tumor tersebut berkembang menjadi Sub Bagian Bedah Tumor yang pada Tahun 1971 ditambah stafnya dengan Dr. dr. 2 3

Med. Didid Tjindarbumi dan tahun 1974 diperkuat oleh 2 ahli bedah lainnya yaitu Dr. Togar M. Simandjuntak dan Dr. Evert D.C. Poetiray dan berturut-turut diikuti oleh Dr. Muchlis Ramli (1977), Dr. H. Zafiral Azdi Albar (1979) dan Dr. Idral Darwis (1983). Atas dasar didirikannya disiplin baru di Bagian Ilmu Bedah FKUI / RSCM yaitu Bedah Tumor dengan staf pengajar yang lengkap timbullah pemikiran untuk mendirikan organisasi ahli bedah Tumor / Kanker di Indonesia. Setelah diadakan serangkaian diskusi antara ahliahli bedah yang menaruh perhatian besar akan penaggulangan penyakit kanker maka pada kongres Ikatan Ahli Bedah Indonesia yang ke III di Jakarta 1975 dirumuskanlah suatu Yayasan untuk mendirikan suatu Perhimpunan Bedah Kanker Indonesia (Association of Surgical Oncologist) dan pada tanggal 24 oktober 1975 di Jakarta dibentuklah suatu panitia persiapan dengan nama dan susunan sebagai berikut. Panitia Penyelidik Kemungkinan Pembentukan Suatu Perhimpunan Bedah Kanker Indonesia. Ketua : Dr. W.M. Tamboenan Jakarta Wakil Ketua : Dr. I.D.G. Sukardja Surabaya Sekretaris I : Dr. Didid Tjindarbumi Jakarta Sekretaris II : Dr. Martatko Marwowinoto Surabaya Anggota : Prof. Dr. Ramlan Muchtar Yogyakarta Dr. Irsan Radjamin Palembang Prof. Dr. R. Koestedjo Bandung Dr. Adrie Manoppo Manado Dr. John Pieter U. Pandang Pertemuan organisasi berikutnya dilaksanakan pada kesempatan Seminar Kanker Nasional I tahun 1976 di Jakarta dan Kongres Ikatan Ahli Bedah Indonesia yang ke IV di Medan tahun 1978. Maka pada tanggal 20 Januari 1979 didirikanlah Perhimpunan Bedah Kanker Indonesia di RSCM jalan Diponegoro No. 71 Jakarta, jam 13.00 WIB. Rapat yang mula-mula dipimpin oleh ketua panitia Dr. W.M. Tamboenan menguraikan maksud dan tujuan rapat ini dan kemudian dengan suara bulat memutuskan mendirikan organisasi bedah baru yang dinamakan 4 5

Perhimpunan Ahli Bedah Tumor Indonesia disingkat PABTI yang berbentuk badan hukum dan disahkan dengan surat Notaris Ali Harsoyo pada tanggal 3 Juni 1979 dengan pengurus pertama: Ketua : Dr. Med. Didid Tjindarbumi Wakil Ketua : Dr. I Dewa Gde Sukardja Sekretaris : Dr. Evert D.C. Poetiray Bendahara : Dr. Togar M. Simandjuntak Pendiri-pendiri yang hadir pada rapat tersebut adalah: 1. Dr. Humala Hutagalung Medan 2. Dr. Lucas Wiratmahusada Semarang 3. Dr. I Dewa Gde Sukardja Surabaya 4. Dr. Martatko Marwowinoto Surabaya 5. Dr. John Pieter Makassar 6. Prof. R. Koestedjo Bandung 7. Dr. Pisi Lukitto Bandung 8. Dr. Hasan Arief Iyad Bandung 9. Dr. Irsan P. Radjamin Palembang 10. Dr. Adrie Manoppo Manado 11. Dr. W.M. Tamboenan Jakarta 12. Dr. med. Didid Tjindarbumi Jakarta 13. Dr. Togar M. Simandjuntak Jakarta 6 14. Dr. Evert D.C. Poetiray Jakarta 15. Dr. Muchlis Ramli Jakarta 16. Dr. Zafiral Azdi Albar Jakarta Perhimpunan ini kemudian mengadakan Muktamar Nasional Pertama di Jakarta dari tanggal 29 sampai dengan tanggal 30 November 1979, yang kemudian program pendidikannya diakui oleh Ikatan Ahli Bedah Indonesia pada Konferensi Kerja di Bandungan Semarang pada tanggal 27 Januari 1980, dimana pendidikan dokter spesialis II yang diakui oleh IKABI, salah satunya adalah bedah onkologi yang menangani seluruh tumor yang belum dicakup oleh subbagian lainnya. Tumor gastro intestinal dikerjakan oleh Bedah Digestif dengan protokol yang ditentukan oleh Team. Dua tahun kemudian (Januari 1982) terbitlah corong pertama PABTI yang dinamakan Media PABTI dengan pemimpin redaksi Dr. Idral Darwis. Pertemuan demi pertemuan yang dilakukan oleh PABTI yang menampung aspirasi dari cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya yang mempunyai kepentingan dan asal yang sama akhirnya membuahkan suatu keputusan pada Konferensi Kerja IV PABTI di Jakarta 7

pada bulan Mei 1981 dimana dibentuk suatu PABTI yang diperluas yang terdiri dari 5 cabang ilmu kedokteran lainnya yang mengutamakan pisau bedah sebagai modalitas utama untuk penanggulangan penyakit kanker. Cabang-cabang tersebut adalah Bagian Kebidanan / Obstetri, THT, Mata, Bedah Saraf dan Bedah Umum dan disahkan dalam Munas PABTI II di Jakarta 7-9 April 1983. Langkah selanjutnya dari PABTI yang diperluas adalah mengusahakan pengakuan dari Induk organisasi kedokteran di Indonesia, yaitu IDI untuk diakui sebagai organisasi profesi. Usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan diakuinya PABTI sebagai perhimpunan dokter seminat pada Muktamar IDI yang ke XVIII di Surakarta pada tanggal 25 November 1982. Muktamar Nasional PABTI yang ke III diselenggarakan pula di Jakarta pada tanggal 1 sampai dengan 11 September 1987. Muktamar ini merupakan PABTI yang terakhir oleh karena mulai saat itu PABTI menyadari sepenuhnya bahwa dalam usaha menjalankan penanggulangan penyakit kanker, PABTI harus bekerja sama dengan disiplin non bedah lainnya yang secara nyata dalam keaktifitasan sehari-hari memegang peranan yang besar dalam pengembangan dan penanganan ilmu penyakit kanker. Oleh karena itu pada Muktamar ke III PABTI didapatkan kesepakatan antara anggota-anggota PABTI agar penanganan masalah kanker ditangani secara multi disipliner dan ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan bersama yang perlu dikelola dengan lebih baik. Setelah menimbang dan memperhatikan segala aspekaspek yang berkaitan dengan pengembangan suatu organisasi maka PABTI kemudian pada tahun 1987 meleburkan diri menjadi Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI). Organisasi ini sekarang tidak hanya terdiri dari cabang-cabang bidang bedah saja melainkan juga dari cabang ilmu non bedah. Untuk melestarikan pengembangan ilmu bedah onkologi, maka ahli-ahli bedah yang berasal dari cabang ilmu bedah umum mendirikan perhimpunan ahli bedah onkologi tersendiri yang dinamakan PERABOI yang kemudian disahkan sebagai anak organisasi IKABI pada Munas IKABI ke VIII di Ujung Pandang pada tanggal 9-12 Juli 1984. 8 9

P.P. PERABOI yang pertama diketuai oleh Dr. I.D.G. Sukardja dari Surabaya dan mendapatkan mandat untuk menjalani kepengurusan organisasi selama 4 tahun. Seiring dengan itu maka Subbagian Bedah Onkologi / HNB di FKUI / RSCM Jakarta mendapat mandat penuh dari P.P. PERABOI untuk menjadi senter pendidikan bedah onkologi/ HNB pertama di Indonesia dengan kurikulum pendidikan selama 2 tahun setelah selesai pendidikan ahli bedah umum. Pendidikan ahli bedah onkologi / HNB di Jakarta dimulai pada tahhun 1986 dan itu dimungkinkan oleh karena adanya lampu hijau dan restu dari Kepala Bagian Ilmu Bedah FKUI / RSCM yang saat itu dijabat oleh Dr. Irawan Suria Santoso, Direktur RSCM yang saat itu dijabat oleh Prof. DR. Roekmono dan Dekan FKUI yang saat itu dijabat oleh Prof. Dr. Asri Rasad, Ph.D. Adapun trainee-trainee pertama yang dididik di Jakarta pada waktu itu adalah: Dr. Djoko Handojo Staf pengajar Bagian Bedah FK Universitas Diponegoro, Semarang Dr. Henry Naland Ahli Bedah Depkes diperuntukan untuk staf di RSKD 10 Dr. Gerhard Panjaitan Staf pengajar Bagian Bedah FK Universitas Sumatera Utara, Medan Dr. Tjipto Sumartono Ahli Bedah Depkes diperuntukan untuk staf di RSKD Dr. Burmansjah Staf pegajar Bagian Bedah FK Universitas Sriwijaya, Palembang Pada tahun-tahun berikutnya yaitu pada tahun 1994 senter-senter pendidikan bedah lainnya di Indonesia yaitu Bandung dan Ujung Pandang diakui oleh P.P. PERABOI untuk membuka program pendidikan tambahan Bedah Onkologi / HNB sebagai subspesialisasi dari Ilmu Bedah. Pada saat ini sudah ada 13 senter pendidikan bedah yang telah membuka Subbagian Bedah Onkologi / HNB di Indonesia, yaitu Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Ujung Pandang dan Manado. Bedah Onkologi merupakan disiplin ilmu bedah yang relatif masih baru oleh karena di Amerika Serikat saja cabang Ilmu Bedah ini baru dikenal pada tahun 1950- an (1952) dan diperkenalkan oleh pelopor ahli bedah 11

terkenal James Ewing dimana untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa beliau (dalam bidang Onkologi umumnya dan bedah onkologi khususnya) didirikanlah suatu perhimpunan yang dinamakan James Ewing Society yang merupakan perhimpunan bedah onkologi yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat dalam menetukan kebijakan penanggulangan dan penelitian kanker. Pada saat ini masih banyak terjadi kontroversi mengenai definisi setepatnya apakah yang disebut seorang ahli bedah tumor. Lord Kelvin seorang ahli bedah onkologi ternama di Inggris menulis: bila saudara dapat memahami dan menguasai apa yang saudara katakan dan mengutarakan itu dengan dengan data maka saudara setidak-tidaknya mengetahui lebih banyak dari orang lain mengenai penyakit yang saudara tangani. Hal itu pun diperkuat oleh George Park seorang ahli bedah tumor terkenal di Amerika Serikat dan murid dari James Ewing yang menyatakan haruslah dibedakan antara seorang ahli bedah yang mengerjakan kasus kanker hanya sekalisekali dengan seorang ahli bedah yang mengkhususkan dirinya terus menerus dalam penanggulangan penyakit kanker. Yang terakhir ini adalah ahli bedah tumor yang sebenarnya. Hal itu pun diutarakan oleh Yosef H. Pilch penulis buku Surgical Oncology dari University of California, San Diego School of Medicine pada tahun 1984. Mengapa cabang ilmu bedah onkologi banyak menimbulkan perdebatan, ini disebabkan oleh karena cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya lebih cepat berkembang menjadi jurusan ilmu kedokteran yang berorientasi pada penyakit (disease oriented) seperti rheumatology, allergy, endocrinology, hematology, nephrology, immunology dsb. Sedangkan cabang ilmu bedah masih tetap saja berkembang menurut orientasi organ (region oriented). Oleh karena kanker dapat tumbuh di semua organ tubuh kita, ahli bedah yang menangani kanker menurut orientasi organ hanya sekali-sekali menangani kanker yang kebetulan menangani alat tubuh yang diminatinya seperti kepala, toraks, gastro-intestinal, urologi dsb. Sedangkan penanganan bedah terhadap neoplasma memiliki persoalan umum yang pelik mengingat sifat dan perangai sel kanker yang tidak menghormati batas-batas fisiologi dari organ tubuh kita, sehingga untuk memberikan 12 13

penilaian (judgement) yang tepat serta tindakan (terapi) yang benar. Seorang ahli bedah harus memiliki pengetahuan dasar yang cukup mengenai ilmu bedah umumnya dan ilmu onkologi khususnya. Pada saat ini telah menjadi kenyataan bahwa di dunia ini dan juga di Indonesia penyakit kanker merupakan penyakit yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah negara setempat. Ini dibuktikan dengan dibentuknya Komisi Nasional Penanggulangan Kanker oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 1989 dengan ketua Dr. Broto Wasisto yang pada waktu itu menjabat Dirjen Yankes dan didirikannya RS Kanker Nasional Dharmais di Jakarta, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1994. Pesan almarhum Dr. W.M. Tamboenan, pada waktu beliau mengundurkan diri dari bagian Bedah FKUI/ RSCM karena masa pensiunnya telah tiba (1979): berjuanglah terus agar ilmu bedah onkologi dapat diterima oleh kawan-kawan dari Bagian Bedah Lainnya, sehingga kelak cabang ilmu bedah ini dapat diakui pula di Indonesia. Sekarang telah berdiri satu badan yang dinamakan World Federation of Surgical Oncology Societies (WFSOS) yang telah membuat pedoman atau Guidline for Surgical Oncology Training (1992) dimana Indonesia diwakilli oleh Dr. H. Muchlis Ramli yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat PERABOI. Pada tahun 1998 PERABOI sudah termasuk ke dalam salah satu dari 20 organisasi Ahli Bedah Onkologi di dunia yang tergabung dalam WFSOS bersama-sama dengan British Association of Surgical Oncology, Canadian Society of Surgical Oncology, Dutch Society of Surgical Oncology, European Society of Surgical Oncology, Indian Society of Surgical Oncology, Italian Society of Surgical Oncology, Korean Surgical Oncology Society, Society of Surgical Oncology United States, South African Society of Oncological Surgeons dll. seperti tercantum pada buku teks Cancer, Principles & Practice of Oncology edisi ke-7 editor Devita, Jr, VT; Helman S, Rosenberg SA, tahun 2005 halaman 251. Sejak tanggal 25 Maret 2005 PERABOI diakui oleh WFSOS sebagai Penyelenggara Pendidikan Subspesialis Bedah Onkologi dunia yang setara dengan penyelenggara lainnya. 14 15

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA (PERABOI) MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker diperlukan keahlian, keterampilan dan ketekunan yang mendalam dibidang onkologi atau Ilmu tentang penyakit tumor/kanker Setelah diadakan pertemuan-pertemuan para ahli bedah yang mengkhususkan diri dalam penanggulangan penyakit kanker pada Muktamar IKABI ke V di Jakarta tahun 1975, dan Seminar Kanker Nasional I di Jakarta tahun 1976, serta Muktamar Ikatan Ahli Bedah Indonesia ke VI di Medan tahun 1978 maka dibentuklah organisasi Perhimpunan Ahli Bedah Tumor Indonesia ( PABTI ) Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab bahwa pembedahan merupakan modalitas utama pada penanganan/pengobatan penyakit tumor/kanker, maka pada Muktamar Ikatan Ahli Bedah Indonesia ke VIII di Ujung Pandang tahun1984, dengan dijiwai semangat IKABI, Organisasi PABTI dirubah menjadi Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut : Pasal 1 NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU Ayat 1 Organisasi ini bernama Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia disingkat PERABOI. Nama dalam bahasa Inggris Indonesian Society of Surgical Oncology ( ISSO ). Ayat 2 PERABOI didirikan di Ujung Pandang pada tanggal 14 Juli 1984, untuk waktu yang tidak ditentukan. Ayat 3 Pengurus Pusat PERABOI berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia atau di kota lain yang sesuai dengan Keputusan Muktamar PERABOI dan sanggup untuk menjalankan organisasi ini 16 17

Pasal II AZAS DAN SIFAT Ayat 4 PERABOI berazaskan Pancasila dan UUD 45 dengan mewujudkan pengabdiannya kepada kemanusiaan untuk mencapai taraf kesejahteraan yang setinggi-tingginya berdasarkan Sumpah Dokter dengan mengutamakan ketinggian budi pekerti dan keluhuran jiwa. Ayat 5 PERABOI adalah organisasi profesi kedokteran yang menghimpun para ahli bedah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan ketekunan dalam penanggulangan penyakit kanker. Pasal III TUJUAN DAN USAHA Ayat 6 PERABOI bertujuan : a. Membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia setinggi-tingginya. b. Mengembangkan Ilmu Kesehatan dan Ilmu Kedokteran dan Ilmu lainnya, terutama dalam bidang penanggulangan penyakit kanker. Ayat 7 Untuk mencapai tujuan, PERABOI berusaha : a. Membantu pemerintah dalam pelaksanaan programprogram pembangunan kesehatan, khususnya dalam penanggulangan penyakit kanker. b. Menyelenggarakan pendidikan subspesialisasi Bedah Onkologi c. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah dalam bidang Bedah Onkologi berupa Seminar,. Simposium, Penerbitan dll d. Berperan aktif dalam perhimpunan seminat penanggulangan penyakit kanker e. Mengadakan hubungan kerja sama dengan badanbadan lain yang mempunyai tujuan sama atau selaras baik Pemerintah maupun Swasta ; dalam atau diluar negeri. f. Melaksanakan usaha-usaha lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan PERABOI. 18 19

Pasal IV K E A N G G O T A A N Ayat 8 PERABOI beranggotakan : 1. Anggota Biasa 2. Anggota Muda 3. Anggota Luar Biasa 4. Anggota Kehormatan Ketentuan terperinci diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Pasal V O R G A N I S A S I Ayat 9 1. PERABOI adalah organisasi profesi kedokteran yang bergerak dalam penanggulangan penyakit tumor/kanker 2. PERABOI berbentuk badan hukum 3. PERABOI mengakui Ikatan Ahli Bedah Indonesia ( IKABI ) sebagai induk organisasi dan PERABOI merupakan anak organisasi 4. Susunan organisasi terdiri atas : a. Badan Legislatif & Yudikatif yaitu : Muktamar PERABOI Musyawarah Kerja PERABOI b. Badan Eksekutif yaitu : Pengurus Pusat PERABOI Pengurus cabang PERABOI c. Badan Khusus : Majelis Penilai Nasional PERABOI Majelis Etik PERABOI Pasal VI H A K S U A R A Ayat 10 Hanya anggota biasa yang mempunyai hak suara Pasal VII KEKAYAAN PERABOI DIPEROLEH DARI Ayat 11 1. Uang pangkal keanggotaan 2. Uang iuran keanggotaan 3. Usaha-usaha lain yang syah 20 21

Pasal VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal X ANGGARAN RUMAH TANGGA / A.R.T Ayat 12 Hanya dapat dilakukan oleh Muktamar PERABOI dengan cara musyawarah dan jika cara ini gagal, dapat diadakan penghitungan suara atas dasar suara terbanyak. Pasal IX PEMBUBARAN ORGANISASI PERABOI Ayat 13 1. Hanya dapat dilakukan oleh Muktamar PERABOI yang khusus diadakan untuk itu, dan dihadiri oleh sedikitnya 2/3 jumlah anggota biasa PERABOI, yang mewakili sedikitnya 2/3 jumlah cabang 2. Kekayaan organisasi diserahkan pada badan-badan yang ditentukan oleh Muktamar PERABOI Ayat 14 Hal-hal yang belum tercantum/diatur dalam Anggaran Dasar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ( ART ) Pasal XI P E N U T U P Ayat 15 a. Pengurus Pusat memutuskan segala perselisihan dalam penafsiran AD dan ART b. Mengenai hal-hal yang tidak cukup diatur dalam AD- ART, Pengurus Pusat dapat mengambil keputusan, asal tidak bertentangan dengan AD-ART. c. Kebijaksanaan yang diambil Pengurus Pusat dalam hal a dan b, selanjutnya diajukan dan dimintakan pengesahan dari Muktamar PERABOI 22 23

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI ( PERABOI ) Pasal I KEANGGOTAAN Ayat 1 a. Anggota Biasa PERABOI adalah dokter spesialis Bedah, warga negara RI yang berijazah dan diakui oleh pemerintah RI : yang telah dinilai oleh Majelis Penilai Nasional dan mempunyai keahlian, keterampilan dan ketekunan, dalam penanggulangan penyakit tumor/kanker. Yang telah selesai menjalani program pendidikan subspesialisasi Bedah Onkologi dan telah disahkan di Muktamar PERABOI b. Anggota Muda PERABOI adalah dokter spesialis Bedah, warga negara RI yang berijazah dan diakui oleh pemerintah RI yang sedang menjalani program pendidikan subspesialisasi Bedah Onkologi di lembaga pendidikan yang telah ditentukan oleh organisasi PERABOI. c. Anggota Luar Biasa ialah dokter spesialis, warga negara RI yang berijazah dan diakui oleh pemerintah RI atau dokter spesialis bedah warga negara asing yang karena kahliannya telah berjasa kepada pengembangan organisasi PERABOI. d. Anggota Kehormatan PERABOI adalah mereka yang telah berjasa dalam pengembangan organisasi PERABOI. Ayat 2 TATA CARA PENERIMAAN a. Anggota Biasa, Anggota Muda dan Anggota Luar Biasa dapat diterima oleh Pengurus Cabang setempat melalui permohonan tertulis dan pernyataan persetujuan untuk mematuhi AD/ART PERABOI. b. Bila belum ada cabang PERABOI pendaftaran dilakukan langsung melalui PP PERABOI. c. Anggota Kehormatan diusulkan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Pusat dan disahkan oleh Muktamar PERABOI 24 25

Ayat 3 HAK ANGGOTA a. Anggota Biasa berhak mengeluarkan pendapat mengajukan usulan dan pertanyaan dengan lisan atau tertulis kepada Pengurus cabang / Pengurus Pusat dan berhak mengikuti semua kegiatan organisasi b. Anggota Biasa berhak memilih dan dipilih menjadi angggota Pengurus Pusat/Pengurus Cabang c. Anggota Muda dan Anggota Luar Biasa tidak mempunyai hak untuk memilih dan dipilih menjadi anggota Pengurus Pusat/Pengurus Cabang d. Tiap Anggota berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas profesi yang telah ditentukan oleh PERABOI e. Mendapatkan rekomendasi dari organisasi untuk menjalankan pelayanan profesi Bedah Onkologi diseluruh wilayah Indonesia Ayat 4 KEWAJIBAN ANGGOTA a. Anggota Biasa, Anggota Muda dan Anggota Luar Biasa dalam pengabdiannya berkewajiban menjunjung tinggi Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran Indonesia, mematuhi AD/ART PERABOI dan keputusan Muktamar PERABOI serta keputusan dan peraturan Pengurus Pusat PERABOI b. Anggota Kehormatan diharapkan menjaga kehormatan PERABOI c. Aktif sesuai dengan kemampuannya dalam kegiatan PERABOI d. Khusus untuk anggota biasa dan anggota muda wajib membayar uang pangkal dan uang iuran. Ayat 5 KEHILANGAN KEANGGOTAAN a. Anggota PERABOI akan kehilangan keanggotaannya apabila meninggal dunia, atas permintaan sendiri atau diberhentikan b. Anggota dapat diberhentikan karena bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi serta bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PERABOI Ayat 6 TATA CARA PEMBERHENTIAN ANGGOTA a. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara 26 27

tertulis kepada Pengurus Cabang sekurang-kurangnya satu bulan sebelumnya b. Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Pengurus Cabang sesudah didahului dengan peringatan lisan dan tertulis c. Paling lama 6 bulan sesudah pemberhentian sementara Pengurus Cabang dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian kepada Pengurus Pusat untuk dikukuhkan d. Dalam hal-hal luar biasa, Pengurus Pusat dapat melakukan pemberhentian langsung dan memberitahukannya kepada Pengurus Cabang yang bersangkutan Ayat 7 PEMBELAAN a. Anggota yang dikenakan pemberhentian sementara dapat membela diri dihadapan Pleno Komite Etik PERABOI b. Anggota yang dikenakan pemberhentian dapat melakukan pembelaannya pada Muktamar PERABOI melalui Komite Etik PERABOI c. Anggota yang dikenakan pemberhentian diberi kesempatan meminta bantuan kepada Dewan Penyantun Ikatan Ahli Bedah Indonesia ( IKABI ) melalui Komite Etik PERABOI d. Keputusan Muktamar dapat membatalkan atau memperkuat tindakan pemberhentian tersebut dengan ketentuan bahwa keputusan yang syah adalah keputusan yang disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah utusan yang hadir dalam Muktamar Pasal II O R G A N I S A S I Ayat 8 MUKTAMAR a. Status : 1. Muktamar merupakan Badan Legislatif tertinggi 2. Muktamar merupakan Musyawarah utusan/wakil cabang 3. Muktamar diadakan sekali dalam 3 tahun 4. Muktamar dapat menyelenggarakan sidang ilmiah diluar Sidang Organisasi b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. Muktamar menetapkan AD/ART, pedomanpedoman pokok serta garis besar haluan PERABOI 28 29

2. Menilai pertanggung jawaban Pengurus Pusat PERABOI mengenai amanat Muktamar PERABOI sebelumnya 3. Memilih dan mengukuhkan Ketua Pengurus Pusat PERABOI yang baru 4. Mengukuhkan Ketua terpilih dari badan-badan khusus PERABOI yang baru c. Tata Tertib 1. Muktamar diselenggarakan oleh Pengurus Pusat PERABOI bersama Panitia Pelaksana Muktamar yang dibentuk oleh Pengurus Pusat 2. Panitia Pelaksana Muktamar bertanggung jawab atas segi tehnis penyelenggaraan Muktamar 3. Muktamar dihadiri utusan Cabang, Pengurus Pusat, Peninjau dan Undangan Pengurus Pusat PERABOI 4. Muktamar harus dihadiri lebih dari ½ jumlah cabang yang mengirimkan utusannya dan bila persyaratan diatas tidak terpenuhi, maka Muktamar diundurkan sampai paling lama 1 x 24 jam dan setelah itu Muktamar dianggap sah dengan utusan cabang yang hadir 5. Utusan cabang dengan mandat resmi mempunyai hak bicara dan hak suara 6. Banyaknya suara Cabang dalam Muktamar adalah sama dengan jumlah anggota pada cabang yang bersangkutan 7. Muktamar dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris Muktamar yang dipilih dari dan oleh peserta sidang lengkap/pleno yang diadakan khusus untuk itu 8. Sidang pengesahan korum, sidang pengesahan acara, sidang pengesahan tata tertib dan sidang lengkap/pleno Muktamar dipimpin oleh Ketua Muktamar 9. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur dalam pengaturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tata tertib ini Ayat 9 MUSYAWARAH KERJA a. Status : 1. Musyawarah Kerja merupakan Badan Legislatif dibawah Muktamar 2. Muker diadakan menurut keperluan dan sekurangkurangnya sekali diantara 2 Muktamar 3. Muker diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dipimpin oleh Ketua Sidang terpilih dan dihadiri 30 31

oleh segenap perangkat organisasi dari tingkat pusat sampai tingkat cabang b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. Menilai pelaksanaan program kerja yang diamanatkan oleh Muktamar, menyempurnakan dan memperbaikinya untuk dilaksanakan pada sisa waktu kepengurusan 2. Mengadakan pembicaraan pendahuluan tentang bahan-bahan Muktamar yang akan datang Ayat 10 PENGURUS PUSAT a. Status : 1. Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi PERABOI 2. Masa jabatan Pengurus Pusat PERABOI adalah 3 tahun 3. Pengurus Pusat PERABOI sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, seorang Sekretaris Jenderal, seorang Bendahara Umum dan beberapa orang Ketua Departemen/Bidang yang secara bersama-sama melaksanakan kegiatan organisasi secara kolektif b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. Melaksanakan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua keputusan yang ditetapkan Muktamar PERABOI 2. Mengumumkan hal-hal yang menyangkut pengambilan keputusan organisasi ataupun perubahan keputusan Muktamar PERABOI dan kemudian mempertanggung jawabkan pada Muktamar PERABOI berikutnya 3. Membina hubungan yang baik dengan semua lembaga yang ada, Pemerintah maupun swasta, didalam dan diluar negeri khususnya yang berhubungan dengan masalah penyakit tumor / kanker Ayat 11 PENGURUS CABANG a. Status : 1. Cabang merupakan satuan organisasi dibawah Pengurus Pusat berdasarkan kewilayahan yang dibentuk ditempat yang mempunyai sekurangkurangnya 2 anggota biasa atau ditempat pendidikan spesialisasi Bedah yang mempunyai sekurang-kurangnya 1 anggota biasa 32 33

2. Anggota biasa yang berkedudukan didaerah yang tidak mempunyai Cabang PERABOI dianjurkan menjadi anggota cabang yang berdekatan 3. Masa jabatan adalah 3 tahun 4. Pengurus Cabang harus disyahkan oleh Pengurus Pusat PERABOI 5. Pengurus Cabang terdiri dari sekurang-kurangnya Ketua, Sekretaris dan Bendahara b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. Melaksanakan keputusan rapat anggota cabang 2. Menjalankan program kerja yang diinstruksikan oleh Pengurus Pusat 3. Memberikan laporan kepada Pengurus Pusat tentang hasil kerja yang dilakukan minimal satu kali setahun 4. Membina hubungan yang baik dengan lembaga lain, baik Pemerintah maupun swasta khususnya yang berhubungan dengan masalah penyakit tumor/kanker dan mengadakan hubungan yang erat dengan Senter Pendidikan subspesialisasi Bedah Onkologi yang ada diwilayahnya Ayat 12 MAJELIS PENILAI NASIONAL a. Status : 1. Majelis Penilai Nasional ( MPN ) PERABOI adalah Badan Khusus dari PERABOI yang bersifat otonom, melaksanakan keputusan-keputusan Muktamar PERABOI yang berhubungan dengan pengelolaan Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi di wilayah Republik Indonesia. 2. Masa jabatan Majelis Penilai Nasional sama dengan masa jabatan Pengurus Pusat PERABOI yaitu 3 tahun 3. Anggota MPN harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Anggota biasa PERABOI Minimal telah 10 tahun bekerja sebagai dokter Subspesialis bedah Onkologi dalam pendidikan Spesialisasi Bedah Diusulkan, diangkat dan ditetapkan oleh Muktamar PERABOI 4. MPN dikoordinir oleh Ketua dan Wakil Ketua yang dipilih oleh anggota dan disahkan/ditetapkan oleh Muktamar PERABOI 34 35

b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. MPN berkewajiban untuk melakukan visitasi dan penilaian terhadap calon Pusat Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi 2. Mengajukan calon Pusat Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi yang memenuhi persyaratan kepada Muktamar PERABOI untuk disahkan/ditetapkan oleh Muktamar PERABOI menjadi Pusat Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi 3. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap Pusat Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi 4. Melakukan penilaian terhadap calon peserta didik Subspesialisasi Bedah Onkologi yang diminta oleh Pusat Pendidikan untuk kemudian merekomendasikannya kembali ke Pusat Pendidikan yang bersangkutan 5. Melaksanakan ujian/evaluasi nasional terhadap peserta didik Subspesialisasi Bedah Onkologi yang diminta oleh Senter Pendidikan 6. Melaporkan seluruh kegiatan pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi di wilayah Republik Indonesia kepada Muktamar PERABOI dan melantik Subspesialis Bedah Onkologi Indonesia yang baru lulus pada Muktamar PERABOI tersebut. 7. Menilai Dokter spesialis bedah yang mengikuti program Bedah Onkologi diluar negeri yang akan menjadi anggota PERABOI 8. MPN berhak menghentikan kegiatan pendidikan pada Pusat Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi jika dalam evaluasi dinilai tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan untuk pelaksanaan pendidikan, dan mempertanggungjawabkannya kepada Muktamar PERABOI 9. Menghentikan pendidikan peserta didik atas dasar permintaan Pusat Pendidikan Subspesialisasi Bedah Onkologi yang bersangkutan dan mempertanggungjawabkannya kepada Muktamar PERABOI Ayat 13 MAJELIS ETIK PERABOI a. Status : 1. Majelis Etik PERABOI ( MEP ) adalah Badan Khusus PERABOI yang bersifat otonom, 36 37

menjalankan tugas dalam pembinaan etik anggota PERABOI 2. Masa jabatan MEP sama dengan Pengurus Pusat PERABOI yaitu 3 tahun 3. Anggota MEP adalah 3 orang dari anggota PERABOI yang telah pernah atau masih menjadi anggota Majelis Penilai Nasional PERABOI dan 2 orang dari anggota biasa yang dinilai layak. 4. Ketua MEP dipilih oleh anggota dan di syahkan oleh Muktamar PERABOI Pasal III K E P U T U S A N Ayat 14 a. Semua keputusan yang diambil dalam organisasi dan Badan khusus PERABOI dilakukan secara musyawarah dan mufakat b. Jika musyawarah dan mufakat tidak berhasil, maka keputusan diambil berdasarkan perhitungan suara yang terbanyak b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. Memberi penilaian, diminta atu tidak diminta terhadap seluruh anggota PERABOI yang berhubungan dengan masalah etika 2. Memberi penilaian terhadap pembelaan yang diajukan oleh anggota yang terkena pemberhentian sementara oleh Pengurus Cabang dan mempertanggung jawabkannya pada Muktamar PERABOI Pasal IV K E K A Y A A N Ayat 15 a. Besarnya uang pangkal dan iuran ditetapkan oleh Muktamar PERABOI b. Pengurus Cabang diwajibkan menyerahkan uang pangkal dan sebagian uang iuran yang diterimanya kepada Pengurus Pusat PERABOI c. Pembagian uang iuran yang diterima adalah 60% untuk Pengurus Cabang yang bersangkutan dan 40% untuk Pengurus Pusat 38 39

Pasal V ATRIBUT DAN LAMBANG Ayat 16 Atribut, lambang dan simbol PERABOI ialah Lingkaran Bulat Telur yang bertuliskan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia warna hijau dan padi didalam lingkaran terdapat sebuah buku berwarna putih, pisau bedah berwarna putih dan binatang kepiting berwarna hijau yang merupakan simbol penyakit kanker Pasal VI PERUBAHAN AD DAN ART Ayat 17 a. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERABOI hanya dapat dilakukan dalam Muktamar PERABOI b. Rencana perubahan tersebut dapat diusulkan/diajukan oleh Pengurus Cabang PERABOI c. Rencana perubahan telah disampaikan kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya dalam 3 bulan sebelum Muktamar PERABOI Ayat 18 PEMBUBARAN ORGANISASI a. Pembubaran PERABOI hanya dapat dilakukan oleh Muktamar PERABOI yang dilaksanakan khusus untuk itu b. Keputusan pembubaran PERABOI harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah peserta yang ada dalam Muktamar c. Sesudah pembubaran segala hak milik PERABOI diserahkan kepada badan-badan sosial yang ditetapkan oleh Muktamar PERABOI Pasal VII ATURAN TAMBAHAN Ayat 19 a. Setiap anggota PERABOI dianggap telah mengetahui isi dari AD dan ART b. Perselisihan dalam penafsiran AD dan ART diputuskan oleh Pengurus Pusat PERABOI c. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan dimuat dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga PERABOI 40 41

STANDAR PROFESI DAN SERTIFIKASI DOKTER SPESIALIS BEDAH KONSULTAN ONKOLOGI INDONESIA (PERABOI) 1. Pendahuluan Sejak 3 dekade yang lalu masalah penyakit kanker semakin menonjol termasuk di Indonesia. Dari laporan yang ada diperkirakan terdapat 100 penderita baru penyakit kanker untuk setiap 100.000 penduduk setiap tahun dan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker menduduki urutan ke-6 dari seluruh kematian pada tahun 1989. Sebagian besar kanker adalah jenis solid/padat dan tindakan pembedahan masih merupakan tindakan utama dalam pelayanan penyakit kanker. Penanganan bedah terhadap penyakit kanker sangat tergantung dari sifat dan perangai sel kanker yang tidak mengikuti batas-batas fisiologi tubuh sehingga untuk memberikan penilaian diagnostik yang tepat serta tindakan terapi yang benar, seorang ahli bedah harus memiliki pengetahuan dasar yang cukup mengenai ilmu bedah pada umumnya dan pengetahuan bedah onkologi pada khususnya. Untuk mendapatkan dokter spesialis bedah yang memiliki kompetensi dalam penatalaksanaan kanker payudara, kepala & leher serta kanker kulit dan sarkoma jaringan lunak, Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) mengadakan Program Pendidikan Bedah Onkologi untuk dokter spesialis Bedah selama 4 semester berdasarkan kepada katalog pendidikan subspesialis Bedah Onkologi Revisi 1997. Setelah melalui program pendidikan diatas dan setelah lulus dari ujian nasional Bedah Onkologi maka dokter spesialis bedah tersebut mendapat sertifikasi awal sebagai Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi. Agar kualitas pelayanan profesi tetap terjaga atau malah lebih ditingkatkan maka perlu diadakan sertifikasi ulang secara periodik yang pada hakekatnya adalah suatu proses akreditasi untuk dokter tersebut sebagai pelaku profesi. Untuk mencapai derajat pelayanan yang minimal sama dengan standar profesi di Indonesia, maka dokter spesialis bedah onkologi yang mengikuti pendidikan di luar Indonesia harus terlebih dahulu disertifikasi sebelum melakukan pelayanan profesinya. 42 43

2. Landasan Sertifikasi 1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 3) Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 604/Menkes/SK/IX/1989 tentang Pokok-pokok kegiatan penanggulangan penyakit kanker di Indonesia 4) Kode Etik kedokteran Indonesia 5) Anggaran Dasar PERABOI pasal III ayat 6 dan ayat 7 tentang Tujuan dan Usaha PERABOI 6) Anggaran Rumah Tangga PERABOI pasal I ayat 1 tentang Keanggotaan PERABOI 7) Anggaran Rumah Tangga PERABOI pasal II ayat 12 tentang Majelis Penilai Nasional PERABOI 3. Standar Profesi Standar Profesi adalah kriteria kemampuan spesialistik minimal yang harus dikuasai meliputi pengetahuan, psikomotor dan afektif profesional. Sertifikasi adalah penilaian untuk pengakuan telah memenuhi Standar Profesi. Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi adalah Dokter Spesialis Bedah yang mampu melakukan penatalaksanaan penyakit kanker dengan menitikberatkan aplikasi pembedahan dan berpegang teguh pada prinsip dasar bedah onkologi dalam menegakkan diagnosis, penentuan stadium dan tindakan terapi serta tindakan pencegahan kanker secara profesional dan memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Kriteria Umum Mempunyai sikap dan perilaku Pancasila dan menjunjung tinggi etika kedokteran Indonesia. Mempunyai kompetensi akademis profesional spesialistik untuk memberikan pelayanan bedah onkologi. Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang bedah onkologi. Kriteria Khusus Mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional spesialis bedah umum dan 44 45

mengikuti program pendidikan subspesialis bedah onkologi sesuai dengan katalog pendidikannya. Mampu memberikan konsultasi untuk kasus onkologi yang sulit dan mampu melakukan tindakan operasi onkologi yang tidak dapat dikerjakan oleh spesialis bedah umum. Mengetahui dan memahami serta dapat berperan dalam perencanaan dan pemberian terapi adjuvan pada kasus onkologi meliputi tindakan kemoterapi, hormonal terapi dan radioterapi. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk merencanakan dan melakukan penelitian dalam bidang bedah onkologi. Menunjukkan keinginan untuk berperan aktif dalam pengabdian masyarakat sebagai usaha pencegahan, deteksi dini dan perawatan paliatif penyakit kanker. 4. Sertifikasi 1) Sasaran - Dokter Spesialis Bedah Onkologi Sertifikasi awal 46 Serifikasi ulang periode 5 tahun - Dokter Spesialis Bedah Onkologi lulusan luar negeri Penyesuaian sertifikasi Sertifikasi ulang periode 5 tahun 2) Persyaratan Sertifikasi - Sertifikasi awal Telah mengikuti program pendidikan subspesialis bedah onkologi sesuai dengan Katalog Pendidikan Subspesialis Bedah Onkologi di pusat pendidikan yang telah ditunjuk oleh PERABOI Telah lulus Ujian Nasional / Board yang dilaksanakan oleh Majelis Penilai Nasional PERABOI - Penyesuaian Sertifikasi untuk lulusan luar negeri Mengajukan surat lamaran ke Departemen Kesehatan RI Mempunyai sertifikat bedah onkologi dari pusat pendidikan / Perhimpunan Organisasi Profesi dari negara yang bersangkutan 47

Memenuhi standar profesi PERABOI Lulus ujian Bahasa Indonesia oleh institusi Bahasa Indonesia dengan derajat kesulitan sesuai TOEFL minimal 600 Mempunyai surat keterangan berbadan sehat dari instansi pemerintah Mengikuti psikotes dan wawancara dalam bahasa Indonesia Mengikuti adaptasi di Pusat Pendidikan Bedah Onkologi yang ditunjuk oleh PERABOI Lulus Ujian Board Nasional yang diadakan oleh Majelis Penilai Nasional PERABOI - Sertifikasi Ulang Tidak mempunyai masalah atau pelanggaran etika profesi Mengumpulkan sejumlah angka SKP minimal dalam bidang bedah onkologi Menunjukkan data kinerja profesi minimal dan peran serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat Memperlihatkan bukti kinerja pengembangan keilmuan dan penelitian serta bukti kinerja publikasi ilmiah 48 Dalam keadaan sehat Mengisi formulir sertifikasi ulang yang akan di evaluasi oleh Komisi Sertifikasi PERABOI 3) Organisasi dan Tata Laksana Sertifikasi Sertifikasi awal diterbitkan oleh Pengurus Pusat PERABOI setelah mendapat laporan kelulusan peserta didik dari Pusat Pendidikan Subspesialis Bedah Onkologi melalui Majelis Penilai Nasional PERABOI, untuk selanjutnya yang bersangkutan harus mengikuti sertifikasi ulang secara periodik. Penyesuaian sertifikasi lulusan luar negeri dimulai dari yang bersangkutan mengajukan permohonan untuk menjalankan pelayanan profesi kepada Menteri Kesehatan RI melalui Sekretaris Jendral Departemen Kesehatan RI. Selanjutnya surat permohonan diteruskan kepada Ketua Pengurus Pusat PERABOI untuk ditindaklanjuti. Program sertifikasi ulang dikelola oleh Komisi Sertifikasi PERABOI yang ditetapkan oleh PP PERABOI dan beranggotakan 5 orang yang dipimpin oleh seorang ketua dan terdiri dari perwakilan anggota: Majelis Penilai Nasional PERABOI 49

Majelis Etik PERABOI Bidang Pengembangan Profesi PP PERABOI Pengurus Cabang PERABOI Semua biaya sertifikasi ditanggung oleh PP PERABOI bila yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota PERABOI. Untuk lulusan luar negeri semua biaya penyesuaian sertifikasi ditanggung oleh yang bersangkutan. Untuk Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang bukan anggota PERABOI semua biaya sertifikasi ditanggung sendiri. Apabila telah sampai tempo 6 bulan sebelum sertifikasi ulang, yang bersangkutan harus membuat surat permohonan sertifikasi ulang kepada PP PERABOI melalui pengurus cabang PERABOI, tempat yang bersangkutan berdomisili. Selanjutnya PP PERABOI akan meneruskan permohonan tersebut kepada komisi sertifikasi PERABOI untuk ditindak lanjuti. Komisi sertifikasi PERABOI akan mengirimkan formulir sertifikasi ulang kepada yang bersangkutan untuk diisi dan dilengkapi. Setelah selesai diisi dan dilengkapi formulir beserta lampirannya dikirim kembali ke komisi sertifikasi PERABOI untuk di evaluasi. 50 Keputusan Komisi Sertifikasi PERABOI adalah mutlak dan terdiri dari 3 macam keputusan, yaitu: 1. Diberikan sertifikasi ulang tanpa syarat 2. Harus mengikuti program remedial 3. Ditolak/ degradasi sertifikasi. Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan dan apabila dalam tempo 2 minggu tidak ada keberatan maka salinan keputusan ini akan dikirim sebagai laporan kepada ketua PP PERABOI, dan tembusan kepada Ketua Majelis Penilai Nasional PERABOI, Ketua Majelis Etik PERABOI dan Pengurus Cabang tempat yang bersangkutan berdomisili. 51

FORMULIR SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS BEDAH KONSULTAN ONKOLOGI INDONESIA I. Data Diri PERABOI Nama Lengkap : Tempat/ Tanggal Lahir : Nomor Anggota : Cabang PERABOI : Alamat Rumah : Tel/ Fax : E-mail : Alamat Kantor : Tel/ Fax : E-mail : Alamat Praktek : 52 II. III. Tel/ Fax : E-mail : Data Sertifikasi Tanggal Sertifikasi Awal : Tempat Pendidikan : Tanggal Sertifikasi Terakhir : Catatan / Teguran Majelis Etik PERABOI Tidak Ada Bila ada cantumkan mengenai masalah apa: 53

IV. Tahun / No Data Kinerja Profesional Penatalaksanaa n Kasus Payudara Tiroid Rongga Mulut Kelenjar Ludah Kulit Sarkoma Jaringan Lunak Lain-lain Jumlah Keterangan *Nilai * Nilai diisi oleh evaluator V. Data Kinerja Pengembangan Keilmuan Tahun / No Nama Kegiatan Simposium/ Seminar/ Kongres Pendidikan Singkat Kursus Pendidikan Lain-lain Penelitian Tempat Peranserta *Nilai VI. VII. VIII. Data Kinerja Publikasi Ilmiah Tahun / No Judul Nama Majalah / Buku Edisi / Tahun *Nilai Data Kinerja Pengabdian Masyarakat / Profesi Tahun / No Jenis Kegiatan Pengabdian Masyarakat Pengabdian Profesi Kondisi Kesehatan Tempat Peranan / Jabatan Baik Kurang Baik Tidak Layak *Nilai Demikian saya sampaikan dengan sebenar-benarnya dan bertanggung jawab atas semua pelaporan dan bersedia untuk memberikan bukti apabila diperlukan. / tgl /...../200 (....) 54 55

PENJELASAN FORMULIR SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS BEDAH KONSULTAN ONKOLOGI INDONESIA PERABOI I. Data Diri Jelas II. Data Sertifikasi Jelas III. Catatan / Teguran Majelis Etik PERABOI Penilaian tergantung dari laporan Majelis Etik PERABOI dan hasil musyawarah anggota evaluator. Data Kinerja Pengembangan Ke Ilmuan Simposium / seminar / kongres dan lain-lain, bila sebagai peserta diberi nilai 1 dan bila sebagai pembicara diberi nilai 3. Untuk simposium dan lain-lain di luar negeri sebagai peserta diberi nilai 2 dan sebagai pembicara diberi nilai 6. Kursus singkat ( < 7 hari ) diberi nilai 5 Pendidikan sampai 3 bulan diberi nilai 10 Pendidikan > 3 bulan diberi nilai 20 Nilai minimal dalam 5 tahun adalah 15 IV. Tata Kerja Profesional Setiap penatalaksanaan 1 kasus diberi nilai yang terdiri dari nilai diagnostik, nilai terapi dan nilai terapi adjuvan / perawatan pasca operasi dengan perincian nilai sebagai berikut: < 24 Kasus / tahun Nilai 5 24 59 Kasus / tahun Nilai 10 60 120 Kasus / tahun Nilai 20 120 179 Kasus / tahun Nilai 30 > 180 Kasus / tahun Nilai 50 Nilai minimal dalam 5 tahun adalah 100 V. Data Kinerja Publikasi Ilmiah Sebagai penulis utama diberi nilai 10 Sebagai penulis pembantu diberi nilai 2 Nilai minimal dalam 5 tahun adalah 10 VI. Data Pengabdian Masyarakat / Profesi Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai kanker diberi nilai 2 Kegiatan operasi onkologi untuk golongan masyarakat tidak mampu diberi nilai 10 56 57

Keaktifan dalam organisasi profesi IX. HASIL EVALUASI o Anggota Pengurus Pusat PERABOI Nilai 10 / periode o Anggota Majelis Penilai Nasional PERABOI Nilai 10 o Anggota Majelis Etik PERABOI Nilai 10 o Anggota Pengurus Cabang Nilai 5 o Juri Penilai Penelitian Terbaik Peserta Didik Pendidikan Subspesialis Bedah Onkologi Nilai 5 o Anggota Panitia Kegiatan Ilmiah PERABOI Nilai 5 o Anggota Komisi Sertifikasi PERABOI Nilai 5 a. Sertifikasi Ulang Tanpa Syarat Diberikan apabila calon tidak mendapat teguran dari Majelis Etik PERABOI, dapat memenuhi semua kriteria minimal yang dipersyaratkan dan kondisi kesehatan dalam keadaan sehat b. Sertifikasi Ulang dengan Remedial Diberikan apabila tidak ada teguran dari Majelis Etik PERABOI, dan kondisi kesehatan dalam keadaan sehat, tetapi tidak dapat memenuhi kriteria persyaratan minimal. Jenis dan lamanya remedial disesuaikan dengan persyaratan minimal yang belum terpenuhi. c. Ditolak / Degradasi Pemberian sertifikasi ulang ditolak apabila : Nilai minimal 5 tahun adalah 20 Melakukan pelanggaran etika yang berat berdasarkan rekomendasi dari Majelis Etik PERABOI. VII. Kondisi Kesehatan Penilaian tergantung hasil musyawarah Komisi Sertifikasi PERABOI Tidak melakukan pelanggaran etika tetapi kondisi kesehatan yang tidak layak, sehingga tidak mungkin memberikan pelayanan profesi 58 59

berdasarkan rekomendasi dari Pengurus Pusat PERABOI bekerjasama dengan Majelis Penilai Nasional (MPN) PERABOI. Degradasi sertifikat diberikan untuk Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi yang tidak dapat memenuhi semua persyaratan minimal. EVALUASI SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS BEDAH KONSULTAN ONKOLOGI INDONESIA PERABOI Nama Lengkap :... Tempat / Tanggal Lahir :... Nomor Anggota :... Cabang PERABOI :... Sertifikasi Awal :... Sertifikasi Terakhir :... - Catatan / Teguran Majelis Etik PERABOI Ada Tidak Ada 60 61

No Jenis Kegiatan 1. Kinerja Profesional 2. Pengembangan Keilmuan Nilai Minimal 100 15 3. Publikasi Ilmiah 10 4. Pengabdian Masyarakat / Profesi 20 Nilai Yang Dicapai < Minimal Minimal > Minimal - Kondisi Kesehatan Baik Kurang Baik Tidak Layak.. / tgl.. 20. KOMISI SERTIFIKASI PERABOI No. Nama Jabatan Tandatangan 1. Ketua 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota 62 63

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PP PERABOI ) THE INDONESIAN SOCIETY OF SURGICAL ONCOLOGY (I.S.S.O.) Sekretariat: Subbagian Bedah Onkologi Bagian Ilmu Bedah FK UNPAD / Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161, Telp. 022-2034655, 2038436, Fax. 022-2034655, 2033921 E-mail: peraboibdg@yahoo.com, PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PP PERABOI ) THE INDONESIAN SOCIETY OF SURGICAL ONCOLOGY (I.S.S.O.) Sekretariat: Subbagian Bedah Onkologi Bagian Ilmu Bedah FK UNPAD / Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161, Telp. 022-2034655, 2038436, Fax. 022-2034655, 2033921 E-mail: peraboibdg@yahoo.com, SURAT KETERANGAN SERTIFIKASI No. /PP/PERABOI/SERT/ /.. SURAT KETERANGAN SERTIFIKASI No. /PP/PERABOI/SERT/ /.. Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) pada tanggal : menetapkan memberikan : Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) pada tanggal : menetapkan memberikan : SURAT KETERANGAN SERTIFIKASI AWAL kepada : Nama : Lulusan : untuk melakukan pelayanan profesi Bedah Onkologi di Indonesia. Sertifikat ini berlaku sampai dengan.. SURAT KETERANGAN SERTIFIKASI ULANG kepada : Nama : Alamat : untuk melakukan pelayanan profesi Bedah Onkologi di Indonesia. Sertifikat ini berlaku sampai dengan.. PENGURUS PUSAT PERABOI. KETUA, PENGURUS PUSAT PERABOI. KETUA, ( ) ( ) 64 65

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PP PERABOI ) THE INDONESIAN SOCIETY OF SURGICAL ONCOLOGY (I.S.S.O.) Sekretariat: Subbagian Bedah Onkologi Bagian Ilmu Bedah FK UNPAD / Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161, Telp. 022-2034655, 2038436, Fax. 022-2034655, 2033921 E-mail: peraboibdg@yahoo.com, SURAT KETERANGAN SERTIFIKASI No. /PP/PERABOI/SERT/ /.. Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) Setelah mempelajari laporan dari Komisi Sertifikasi PERABOI, menerangkan bahwa : Nama Alamat harus menjalani : : : PROGRAM REMEDIAL untuk kinerja profesi sebagai berikut :.. Program remedial ini harus dilaksanakan selambat-lambatnya 6 bulan setelah terbit surat ini.... PENGURUS PUSAT PERABOI. PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PP PERABOI ) THE INDONESIAN SOCIETY OF SURGICAL ONCOLOGY (I.S.S.O.) Sekretariat: Subbagian Bedah Onkologi Bagian Ilmu Bedah FK UNPAD / Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161, Telp. 022-2034655, 2038436, Fax. 022-2034655, 2033921 E-mail: peraboibdg@yahoo.com, SURAT KETERANGAN SERTIFIKASI No. /PP/PERABOI/SERT/ /.. Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) Setelah mempelajari laporan dari Komisi Sertifikasi PERABOI, menerangkan bahwa : Nama Alamat : : atas dasar pertimbangan :. dinyatakan : Harap maklum. SERTIFIKASI DITOLAK PENGURUS PUSAT PERABOI. KETUA, KETUA, ( ) ( ) 66 67

STANDAR FASILITAS PELAYANAN BEDAH ONKOLOGI 1. Latar Belakang Data dari Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa kelompok umur terbanyak menderita kanker adalah berturut-turut kelompok umur 40-49 tahun, 50-59 tahun dan 30-39 tahun. Melihat kenyataan di atas, jelaslah bahwa penderita kanker terbanyak adalah dari kelompok usia produktif. Diperkirakan hanya 25% penderita baru kanker yang mencari fasilitas kesehatan sedangkan sisanya mencari alternatif yang lain. Sebagaimana diketahui, jenis kanker terbanyak adalah dari kelompok tumor yang solid dan penanganan pertama pada kanker ini adalah kesempatan yang terbaik untuk penderita mencapai kesembuhan. Kesalahan pada tindakan pertama tidak mungkin diperbaiki oleh tindakan berikutnya. Oleh karena itu dibutuhkan ketekunan dan keterampilan tenaga kesehatan yang terkait serta dibutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama di rumah 68 sakit rumah sakit untuk memperoleh hasil yang optimal. Penanganan kanker saat ini lebih mengacu kepada penanganan multi modalitas baik dalam hal diagnostik maupun dalam hal terapi, sehingga kemampuan pelayanan Bedah Onkologi harus pula didukung oleh kemajuan radio diagnostik, radio terapi, onkologi medik, patologi anatomi, patologi klinik, rehabilitasi dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan diatas Departemen Kesehatan RI menempatkan penanggulangan penyakit kanker pada kelompok skala prioritas. Pada tanggal 7 10 November 1988 diadakan Seminar Nasional Manajemen Kanker di Ciawi dan tahun berikutnya ditetapkan pokok-pokok tentang penanggulangan penyakit kanker sampai akhirnya dibentuk Komite Nasional Penanggulangan Penyakit Kanker di Indonesia pada tahun 1990. 69