Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

Feresi Daeli ( )

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

PENGGUNAAN METODE CERTAINTY FACTOR PARALEL UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KAKAO

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN CERTAINTY FACTOR (CF) DALAM PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT ATHEROSKLEROSIS SKRIPSI. Elpa Armi Voni

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR KNOWLEDGE-BASED UNTUK DIAGNOSA SAKIT KEPALA

Sistem Pakar Penyakit Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE LAPTOP MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Bhaskara Adhi Pradhana A

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI ELLYS R. SITUMEANG

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGUR MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

Backward Chaining & Forward Chaining UTHIE

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN BACKWARD CHAINING BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK MENENTUKAN MATA KULIAH YANG AKAN DIAMBIL ULANG (REMEDIAL) DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN KARET MENGGUNAKAN METODE FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) PADA SMARTPHONE

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY

CERTAINTY FACTOR UTHIE

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

CARA MENGGUNAKAN APLIKASI

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT TBC (TUBERCULOSIS) PADA ANAK SKRIPSI AGUSTINA ERNARIA MANURUNG

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

APLIKASI UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KISTA OVARIUM MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA MENGGUNAKAN METHODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RS.JIWA GRHASIA) NASKAH PUBLIKASI

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI KANKER DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KULIT MENGGUNAKAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS MESIN PENGERING TEH DI WONOSARI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KEDELAI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN HAMA DANPENYAKIT TANAMAN PADI BESERTA PENANGGULANGANNYA

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI KELAYAKAN TELUR UNTUK DIINKUBASI

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

PENERAPAN CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PAPAYA

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

KETIDAKPASTIAN MACAM PENALARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa praduga

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING DALAM SISTEM PAKAR PEMILIHAN RESEP MASAKAN KHAS PADANG

Transkripsi:

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor Yudi 1, Laila 2 STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111, Fax. 061-4527548 e-mail: ynn_linc@yahoo.com Abstrak Jeruk siam adalah salah satu jenis jeruk mandarin yang sudah cukup dikenal banyak orang. Tanaman jeruk ini banyak dijumpai di daerah tropis. Hama penyakit yang menyerang tanaman jeruk siam ini sangat bervariasi sehingga sangat dibutuhkan seorang konsultan pertanian yang mampu mendiagnosa hama penyakit tanaman jeruk. Akan tetapi waktu dan biaya menjadi alasan bagi para petani jeruk untuk tidak konsultasi pada pakarnya sehingga sering terjadi kesalahan dalam memberikan solusi terhadap tanaman yang sudah terserang hama. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dirancang suatu sistem pakar diagnosa hama penyakit tanaman jeruk dimana sistem ini dapat mendiagnosa hama penyakit tanaman jeruk dengan meniru cara kerja pakar. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2003 untuk mengolah databasenya. Metode yang akan digunakan untuk mencari nilai kepastiannya adalah Metode Certainty Factor. Metode ini digunakan dalam mesin inferensi yang mengolah basis pengetahuan menjadi kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Data yang yang didapat berupa data gejala yang diinput oleh user yang kemudian data tersebut akan diolah dengan sistem pakar berbasis aturan dan fakta melalui mekanisme inferensi. Hasil pengolahan data tersebut berupa jenis hama penyakit tanaman jeruk, solusi, dan nilai CF dari masing-masing hama penyakit berdasarkan gejala yang diinput. Kata kunci: Jeruk siam, diagnosa hama, Metode Certainty Factor Abstract Tangerine is a type of mandarin orange that is quite familiar to many people. Citrus is often found in the tropics. Pests and diseases that attack citrus crops are highly variable so it is needed an agricultural consultant who can diagnose pest of citrus. However, the time and cost is the reason for the citrus farmers for not consulting the experts so often goes wrong in providing solutions to the plants that are attacked by pests. To solve the problem, then design an expert system of citrus pest diagnosis system which can diagnose diseases of citrus pests by mimicking the workings of experts. The programming language used is Microsoft Visual Basic 6.0 and Microsoft Access 2003 database to process. The method will be used to find the value of certainty is the Certainty Factor method. This method is used in the inference engine that processes the knowledge base to the expected conclusions. The data obtained is the symptoms data which is inputted by the user and then the data is processed by an expert system based on rules and facts through inference mechanisms. The results of data processing in the form of citrus pest types, the solution, and the value of each CF pest symptom inputted. Keywords: Tangerine, diagnoses of diseases, Certainty Factor Method 1. Pendahuluan Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan dan juga merupakan bidang ilmu komputer yang muncul seiring perkembangan ilmu komputer saat ini. Sistem ini bekerja untuk mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang menggabungkan dasar pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi untuk menggantikan fungsi seorang pakar dalam menyelesaikan suatu masalah[1]. Sistem pakar merupakan program-program praktis yang menggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia

70 untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik (khusus), disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar bersifat: memiliki informasi yang handal dalam menampilkan langkah-langkah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian; mudah dimodifikasi; dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer; dan memiliki kemampuan beradaptasi. Dalam lingkungan perkebunan buah-buahan terutama jeruk siam, hama penyakit merupakan masalah utama bagi para petani buah. Hama penyakit yang menyerang tanaman jeruk siam ini sangat bervariasi sehingga sangat dibutuhkan seorang konsultan pertanian yang mampu mendiagnosa hama penyakit tanaman jeruk. Akan tetapi waktu dan biaya menjadi alasan bagi para petani jeruk untuk tidak konsultasi pada pakarnya sehingga sering terjadi kesalahan dalam memberikan solusi terhadap tanaman yang sudah terserang hama. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dirancang suatu sistem pakar diagnosa hama penyakit tanaman jeruk dimana sistem ini dapat mendiagnosa hama penyakit tanaman jeruk dengan meniru cara kerja pakar / ahli. Dengan mengaplikasi metode certainty factor dan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2003 untuk mengolah databasenya menjadi kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. 2. Metode Penelitian Algoritma / Alur Sistem Algoritma merupakan salah satu urutan ataupun langkah-langkah pendekatan yang dilakukan seseorang dalam menstruktur sistem kerja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Algoritma sistem pakar merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk membangun sebuah sistem pakar. Algoritma tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Langkah-langkah membangun sistem pakar Metode Inferensi Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi). Ketika representasi pengetahuan (RP) pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah siap digunakan[3]. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar yaitu[3] : 1. Runut Maju (Forward Chaining) Runut maju merupakan proses perunutan yang dimulai dengan menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir. Pada metode ini, perunutan dimulai dari informasi masukan

71 dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Jadi mulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then) atau dapat dimodelkan sebagai berikut: IF (informasi masukan) THEN (konklusi) Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan atau pengamatan. Sedangkan konklusi dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan atau diagnosa. Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis)[2]. 2. Runut Balik (Backward Chaining) Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke lajur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut[2]. Selain menggunakan metode runut maju dan runut balik, sebuah aplikasi sistem pakar juga bisa menggunakan gabungan dari kedua metode tersebut. Misalnya dalam diagnosis hama tanaman jeruk, petani memberitahukan gejala utama yang terdapat pada tanaman jeruk. Dari keluhan tersebut, sistem pakar akan melakukan runut maju untuk mendapatkan kemungkinan hama penyakit dengan ciri yang dikeluhkan oleh petani. Setelah itu runut balik dapat dilakukan untuk memastikan hama penyakit mana yang menyerang tanaman tersebut di antara beberapa kemungkinan hama penyakit dengan ciri yang dikeluhkan oleh petani. Certainty Factor Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan [5]. Certainty factor didefenisikan sebagai berikut : CF(H,E)=MB(H,E) MD(H,E) dimana : CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai 1. Nilai -1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak, sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan mutlak. MB(H,E): ukuran kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E): ukuran ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. Probabiltas Bayesian adalah salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian dengan menggunakan Formula Bayes yang dinyatakan sebagai berikut [4] : P( E H ) P( H ) P(H E) = P( E) di mana : P(H E) : Probabilitas Hipotesa H jika terdapat evidence E P(E H) : Probabilitas munculnya evidence E jika diketahui Hipotesa H P(H) : Probabilitas Hipotesa H tanpa memandang evidence apapun P(E) : Probabilitas evidence E Sampai saat ini ada dua model yang sering digunakan untuk menghitung tingkat keyakinan (CF) dari sebuah rule adalah sebagai berikut: a. Menggunakan Metode Net Belief Tingkat keyakinan (CF) dalam metode net belief dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : CF(Rule) = MB(H, E) MD(H, E)... (1) 1 if P(H) = 1 MB(H E)= max[p(h E), P(H)] - P(H)...(2) otherwise 1 - P(H)

72 dimana: MB (H,E) 1 if P(H) = 0 MD(H E)= min[p(h E), P(H)] - P(H) - P(H) otherwise...(3) = Ukuran kepercayaan (Measure of Increased Belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh Evidence E MD (H,E) = Ukuran ketidakpercayaan (Measure of Increased Disbelief) terhadap hipotesis H yangdipengaruhi oleh Evidence E P(H) = Probabilitas kebenaran hipotesa H P(H E) = Probabilitas bahwa H benar karena fakta E P(H) dan P(H E) merepresentasikan keyakinan dan ketidakyakinan pakar. Untuk menghitung nilai P(H E) nantinya akan menggunakan Probabilitas Bayesian. b. Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar Nilai CF ( Rule ) didapat dari interpretasi term dari para pakar menjadi nilai CF tertentu (lihat tabel 1). Tabel 1 Nilai CF (Rule) dari pakar 3. Analisa dan hasil 3.1 Analisa Sistem pakar diagnosa hama penyakit tanaman jeruk yang peneliti rancang dapat diterangkan sebagai berikut : a. Sistem pakar yang peneliti rancang digunakan untuk menghasilkan jenis hama penyakit yang mungkin dengan nilai certainty factornya, dari gejala yang diinputkan oleh user. b. Metode Perhitungan CF adalah dengan metode net belief yang menggunakan teorema bayes. c. Sistem pakar yang peneliti rancang dapat menyimpan penambahan pengetahuan hama penyakit berikut dengan gejala dan solusinya. Metode inferensi yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan hama penyakit tanaman jeruk ini adalah metode perunutan gabungan antara forward chaining dan backward chaining dimana penelusuran dimulai dengan mencari gejala-gejala yang menyerang tanaman kemudian disimpulkan jenis hama penyakit yang mungkin dan diteruskan dengan metode penelusuran yang dimulai dari hama penyakit untuk memastikan hama penyakit mana yang menyerang tanaman dan memberikan solusi yang tepat. Sedangkan metode untuk menghitung nilai kepastian (certainty factor (CF)) dari rulenya adalah dengan metode net belief dan menggunakan teorema bayes. 3.2 Hasil dan perancangan 3.2.1 Perancangan komponen sistem pakar Sistem pakar secara umum memiliki 4 komponen utama, yaitu user interface, basis pengetahuan, metode inferensi, dan memori kerja. 3.2.1.1 Perancangan User Interface

73 Perancangan user interface dilakukan dalam bentuk perancangan form yang akan digunakan sebagai media interaksi antara user dengan sistem pakar, maupun sebagai media interaksi antara seorang pakar dengan sistem pakar, ketika ingin menambah pengetahuan ke dalam suatu basis pengetahuan. Sebagai gambaran, pada saat sistem pakar dijalankan maka akan ditampilkan pilihan status pengguna apakah sebagai seorang user biasa atau sebagai seorang pakar. Jika dipilih user maka nantinya hanya akan bisa mengakses menu konsultasi saja, sedangkan seorang pakar memiliki hak akses terhadap menu yang berhubungan dengan penambahan gejala, kerusakan, dan data pengamatan. Tampilan menu yang selengkapnya setelah login dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 Tampilan User Interface 3.2.1.2 Perancangan Basis Pengetahuan Basis pengetahuan berhubungan dengan pengetahuan di dalam menyelesaikan suatu masalah. Perancangan basis pengetahuan pada sistem pakar untuk mendiagnosis hama penyakit tanaman jeruk terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian basis pengetahuan yang berupa basis data pengamatan yang berisi datadata hama penyakit tanaman jeruk yang telah ada dan bagian basis pengetahuan untuk menentukan solusi. Gambaran dari basis pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2 Tampilan Basis Data Pengetahuan untuk Data Pengamatan Pengamatan Hama Gejala Bagian ini berisikan nomor kode pengamatan Bagian ini berisikan nama hama penyakit, misalnya cacar buah Bagian ini berisikan nama gejala, misalnya daun gugur Tabel 3 Tampilan Basis Data Pengetahuan untuk Data Solusi Hama Gejala Solusi Bagian ini berisikan nama hama penyakit, misalnya cacar buah Bagian ini berisikan nama gejala, misalnya daun gugur Selalu periksa kebun agar tidak dihinggapi kupu-kupu yang menyebabkan hama tersebut. 3.2.1.3 Perancangan Mesin Inferensi Metode inferensi yang dapat digunakan secara umum adalah metode runut maju (forward chaining), runut mundur (backward chaining), dan metode gabungan dari kedua metode tersebut. Pada sistem pakar yang dirancang oleh peneliti ini menggunakan metode gabungan. Di mana user tetap diharuskan untuk mengisikan gejala yang ada baru dihasilkan suatu keputusan (forward chaining). Namun, untuk menampilkan pertanyaan gejala tersebut kita harus mengelompokkan pertanyaan tersebut berdasarkan hama penyakit (backward chaining). 3.2.1.4 Perancangan Memori Kerja Memori kerja merupakan bagian dari sistem pakar yang berisi fakta-fakta yang diperoleh saat melakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang akan diolah oleh mesin inferensi untuk mendapatkan suatu pengetahuan.

74 Pada sistem pakar untuk mendiagnosis hama penyakit tanaman jeruk ini, memori kerja adalah berupa suatu bagian yang digunakan untuk menyimpan semua data gejala yang dimasukkan oleh seorang user. Kemudian setelah itu baru ditampilkan nilai certainty factornya. 3.2.1.5 Perancangan Fasilitas Penjelasan Fasilitas penjelasan diperuntukkan untuk memberikan penjelasan tambahan kepada user yang awam mengenai hasil dari suatu sistem pakar. Pada sistem pakar untuk diagnosis hama tanaman jeruk ini fasilitas penjelasan yang tersedia adalah berupa penjelasan untuk nilai certainty factor yang dihasilkan oleh sistem pakar. Gambar 3 menunjukkan tampilan rancangan fasilitas penjelasan. CF dari Cacar Buah adalah 0.67 Keterangan Nilai CF : -0.8 s/d -1 = pasti tidak -0.2 s/d -0.4 = kemungkinan tidak 0.4 s/d 0.6 = Kemungkinan Besar -0.6 s/d -0.8 = hampir pasti tidak -0.2 s/d 0.2 = tidak tahu / tidak ada 0.6 s/d 0.8 = hampir pasti Gambar 3 Tampilan Fasilitas Penjelasan -0.4 s/d -0.6 = kemungkinan besar tidak 0.2 s/d 0.4 = mungkin 0.8 s/d 3.2.1.6 Perancangan Fasilitas Akuisisi Pengetahuan 1/0 = pasti Fasilitas akuisisi pengetahuan diperuntukkan untuk menambah pengetahuan dari seorang pakar. Fasilitas akuisisi pengetahuan yang ada dalam sistem pakar diagnosa hama penyakit tanaman jeruk ini adalah meliputi akuisisi untuk data hama, data gejala, data solusi, dan data pengamatan. 3.2.2 Perancangan ERD Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) dapat dilihat pada gambar 4 berikut : Gambar 4 ERD Sistem Pakar Diagnosa Hama Penyakit Tanaman Jeruk 3.2.3 Relasi Antar Tabel Relasi antar tabel yang digunakan dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.

75 Gambar 5 Relasi Antar Tabel 3.2.4 Perancangan Site Map Berikut ini disajikan perancangan site map dari menu dan sub menu program yang dirancang seperti tampak pada gambar 6. Gambar 6 Perancangan Site Map 3.2.5 Perancangan Basis Data 1. Rancangan Tabel Hama Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data hama yang ada. Pada tabel ini berisi kode hama dan nama hama. Struktur dari tabel hama ditunjukkan pada tabel 2 : Tabel 2 Tabel Hama Field Name Type Size Kd_hama(*) Text 6 Nm_hama Text 100 2. Rancangan Tabel Gejala Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data gejala yang ada. Pada tabel ini berisi kode gejala dan nama gejala. Struktur dari tabel gejala ditunjukkan pada tabel 3: Tabel 3 Tabel Gejala Field Name Type Size Kd_gejala (*) Text 6 Nm_gejala Text 250 3. Rancangan Tabel Solusi Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data solusi yang ada. Pada tabel ini berisi kode solusi, kode hama, kode gejala dan nama solusi. Struktur dari tabel solusi ditunjukkan pada tabel 4: Tabel 4 Tabel Solusi

76 Field Name Type Size Kd_solusi (*) Text 6 Kd_hama Text 6 Kd_gejala Text 6 Nm_solusi Memo - 4. Rancangan Tabel Pengamatan Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data pengamatan yang ada. Pada tabel ini berisi kode pengamatan dan kode solusi. Struktur dari tabel pengamatan ditunjukkan pada tabel 5: Tabel 5 Tabel Pengamatan Field Name Type Size Kd_pengamatan (*) Text 6 Kd_solusi Text 6 5. Rancangan Tabel User Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data user pakar yang ada. Pada tabel ini berisi iduser, fullname, username dan password. Struktur dari tabel user ditunjukkan pada tabel 6: Tabel 6 Tabel User Field Name Type Size kodeuser (*) Text 50 Namauser Text 10 Password Text 30 3.3. Implementasi Program Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan cara penggunaan program aplikasi yang dibuat oleh peneliti. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Pada saat program aplikasi ini dijalankan pertama kali maka akan muncul tampilan login. Pada bagian login terdapat dua macam hak akses yaitu user dan pakar. User dapat langsung masuk tanpa melakukan login sedangkan pakar harus mengisikan nama user dan password agar dapat melakukan login. 2. Apabila pakar login dengan benar diisi maka akan masuk ke tampilan sistem pakar. Perbedaan antara hak akses user dan pakar adalah user hanya dapat memilih konsultasi sedangkan pakar dapat memilih semua menu yang ada. 3. Pada saat kita memilih logout maka sistem akan kembali ke tampilan login, pada saat kita pilih exit maka sistem akan keluar, dan apabila kita memilih menu about maka akan muncul form about tentang sistem pakar. 4. Apabila kita memilih menu tambah hama maka akan muncul tampilan input hama. 5. Apabila kita memilih menu tambah gejala maka akan muncul tampilan input gejala. 6. Apabila kita memilih menu tambah solusi maka akan muncul tampilan update input solusi. 7. Apabila kita memilih menu tambah pengamatan maka akan muncul tampilan update input pengamatan. 8. Apabila kita memilih menu ganti data pakar maka akan muncul tampilan data pakar. 9. Apabila kita memilih menu konsultasi maka akan muncul tampilan konsultasi yang berisi daftar gejala seperti tampak pada gambar 6. 10. Apabila telah selesai memilih gejala dan menekan tombol proses maka akan muncul tampilan menanyakan hasil pemilihan, jika yes maka program akan melakukan perhitungan dan apabila memilih no maka akan kembali ke menu konsultasi. Tampilan hasil pemilihan seperti tampak pada gambar 7.

77 Gambar 6 Tampilan Form Konsultasi ( Daftar Gejala ) Gambar 7 Tampilan Form Konsultasi ( Hasil Pemilihan ) 11. Apabila menjawab yes maka akan muncul tampilan hasil seperti tampak pada gambar 8.

78 Gambar 8 Tampilan Form Konsultasi ( Hasil Konsultasi) 12. Apabila kita memilih salah satu dari jenis hama penyakit yang di tampilkan maka setelah kita menekan tombol solusi maka akan muncul tampilan solusi akhir dimana gejala akan ditampilkan setelah kita double klik pada nama hama yang ditampilkan dan solusi akan ditampilkan setelah kita double klik salah satu gejala yang ditampilkan, seperti pada gambar 9. Gambar 9 Tampilan Form Hasil 4. Kesimpulan Dengan adanya sistem pakar diagnosa tanaman jeruk ini, petani dapat dengan cepat mengetahui kemungkinan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman tersebut dan solusinya berdasarkan gejala yang di input oleh user / petani. Sistem pakar ini juga dapat memberikan nilai CF yaitu tingkat keyakinan terhadap kemungkinan hama penyakit yang menyerang tanaman jeruk berdasarkan gejala yang diinput.

79 Nilai CF yang dihasilkan berdasarkan data pengamatan yang diinput oleh pakar. Pengolahan data dan informasi dalam sistem sepenuhnya dilakukan oleh seorang administrator atau pakar yang memiliki hak untuk mengakses basis data. Daftar Pustaka [1] Desiani, Anita dan Muhammad Arhami, 2006, Konsep Kecerdasan Buatan, Penerbit Andi, Yogyakarta [2] Giarattano, J. & Riley, G., Expert System Principles and Programming, PWS Publishing Company,. Boston. 2005. [3] Kusrini, 2008, Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna Dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan, Penerbit Andi, Yogyakarta [4] Hartati, Sri dan Sri Iswanti, 2008, Sistem Pakar Dan Pengembangannya, Graha Ilmu, Yogyakarta [5] Rongyu, He. Intelligent Systems Design and Applications. Proceedings of the 8 th ISDA. Kaohsiung. 2008;2;585-590