P E R A T U R A N D A E R A H

dokumen-dokumen yang mirip
P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO BUPATI WONOSOBO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 37 SERI C NOMOR SERI 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 22 TAHUN 2005

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN TOKO OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA PELAYANAN DI BIDANG KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PAJAK PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI (CHAIN SAW)

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 31 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 31 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBERIAN IZIN UNDIAN (PROMOSI PRODUK BARANG/JASA)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 36 SERI C NOMOR SERI 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 21 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN SWASTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

L E M B A R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 06 TAHUN 2003 T E N T A N G IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT BUPATI LAMPUNG BARAT

L E M B A R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 12 SERI C NOMOR 10

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 4 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI (SIUJK)

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 34 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR. 15 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI NOMOR : 8 TAHUN 1999 SERI D NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 19 Tahun : 2005 Serie : C Nomor : 4 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2008 NOMOR 18

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 16

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA BUPATI LAMPUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 8 SERI C NOMOR SERI 4 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya yang dilaksanakan oleh sektor swasta, perlu adanya pembinaan dan pengendalian serta pengawasan dengan pemberian izin terhadap setiap kegiatan tersebut agar mencapai hasil yang efektif dan efisien; b. bahwa untuk meningkatkan Pendapatan Daerah di bidang Retribusi Daerah, dipandang perlu memungut retribusi perizinan terhadap pelayanan kesehatan swasta; c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b konsideran ini, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 1

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Peundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Nomor 119 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 1998 tentang Komponen Penetapan Retribusi Daerah; 14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tanggal 17 Desember 1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik; 15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 572/MENKES/Per/VI/1996 tanggal 4 Juni 1996 tentang Registrasi dan Praktek Bidan; 16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 514/Menkes/Per/VI/1994 tanggal 18 Juni 1994 tentang Laboratorium Klinik Swasta; 17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 916/Menkes/Per/VIII/1997 tanggal 29 Agustus 1997 tentang Izin Praktek Tenaga Kesehatan; 18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/Per/VIII/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan Nomor 11 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan (Lembaran Daerah Tahun 1990, Seri D Nomor Seri 9); 2

20. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 20 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2000 Nomor 22, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 16); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan; 3. Bupati adalah Bupati Hulu Sungai Selatan; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan; 5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan; 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan; 7. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan; 8. Apotik adalah tempat di mana dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat berdasarkan resep dokter, dan penjualan obat bebas serta obat terbatas; 9. Obat bebas adalah obat yang bisa didapatkan tanpa menggunakan resep dokter; 10. Obat bebas terbatas adalah obat yang bisa didapatkan tanpa menggunakan resep dokter, dan harus memperhatikan tanda peringatan; 11. Izin Apotik adalah Izin yang dikeluarkan oleh Dinas untuk menjalankan kegiatan usaha apotik; 12. Toko Obat adalah tempat usaha perorangan atau badan usaha yang menjual obat bebas dan obat bebas terbatas; 3

13. Izin Toko Obat adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas untuk Toko Obat untuk menjalankan usaha perdagangan eceran obat; 14. Pedagang Eceran Obat adalah orang atau badan hukum yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin; 15. Laboratorium adalah sarana/tempat untuk menunjang menegakkan dianosa suatu penyakit; 16. Izin Laboratorium adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas untuk melaksanakan kegiatan laboratorium; 17. Izin praktek adalah izin praktek kesehatan swasta; 18. Izin praktek bidan adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada seseorang yang berpendidikan bidan untuk melaksanakan pelayanan pemeriksaan kehamilan dan menolong persalinan sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku; 19. Izin praktek perawat adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada seseorang yang berpendidikan keperawatan untuk menjalankan praktek perorangan atau kelompok; 20. Izin praktek dokter umum adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada seseorang yang berpendidikan dokter untuk melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan sesuai dengan wewenangnya; 21. Izin praktek dokter gigi adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada seseorang yang berpendidikan dokter gigi untuk melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan gigi dan pengobatan gigi; 22. Izin praktek dokter spesialis adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada seseorang yang berpendidikan dokter spesialis untuk melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan sesuai dengan spesialisasinya; 23. Izin Optikal/toko kacamata adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada seseorang untuk melaksanakan pelayanan dan penjualan alat bantu penglihatan; 24. Izin Balai Pengobatan Swasta adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada badan untuk menyelenggarakan pelayanan atau pengobatan kesehatan dasar; 25. Izin Rumah Bersalin Swasta adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas kepada orang pribadi/badan atau untuk meyelenggarakan pelayanan atau pengobatan kesehatan dasar, pemeriksaan ibu dan anak serta pertolongan persalinan. 26. Izin Tukang Gigi adalah izin yzng dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan untuk seseorang yang mempunyai keahlian (secara turun menurun) membuat gigi tiruan. 27. Izin Rumah Sakit Swasta adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan kepada orang pribadi atau badan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan swasta. 4

BAB II OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan Swasta dipungut Retribusi setiap pemberian Izin Pelayanan Kesehatan Swasta. Pasal 3 Objek Retribusi adalah setiap pemberian izin pelayanan kesehatan swasta yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 4 Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan swasta yang melakukan Praktek Pelayanan Kesehatan Swasta dalam Daerah. BAB III KEWAJIBAN PERIZINAN Pasal 5 Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh orang atau badan swasta dalam pelayanan di bidang kesehatan di daerah wajib memiliki Izin, Rekomendasi/Sertifikasi adalah: a. Apotik; b. Optikal/toko kacamata; c. Balai Pengobatan; d. Rumah Bersalin; e. Laboratorium; f. Toko Obat; g. Praktek Dokter Spesialis; h. Dokter Umum/Gigi; i. Praktek Bidan; j. Praktek Perawat. k. Tukang Gigi l. Rumah Sakit Swasta BAB IV PROSEDUR TATA CARA PERIZINAN Pasal 6 (1) Untuk mendapatkan izin Pelayanan Kesehatan Swasta, wajib mengajukan permohonan kepada Bupati. 5

(2) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pemberian izin Pelayanan Kesehatan Swasta kepada Dinas Kesehatan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 7 (1) Izin Pelayanan Kesehatan Swasta tidak boleh dipindah tangankan atau dipergunakan oleh orang lain yang bukan pemilik izin sebagaimana tercantum dalam surat izin tersebut. (2) Pemindahtanganan Izin Pelayanan Kesehatan Swasta secara tidak sah berakibat dicabutnya izin tersebut. (3) Ketentuan-ketentuan pemindahtanganan Izin Pelayanan Kesehatan Swasta akan diatur dalam Peraturan Bupati. Pasal 8 (1) Izin sebagaimana yang dimaksud pasal 4 Peraturan Daerah ini berlaku selama 5 (lima) tahun; (2) Masa berlaku izin pada pasal 4 dapat diperpanjang kembali dengan memenuhi ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB V PENGGOLONGAN RETRIBUSI Pasal 9 Retribusi izin pelayanan Kesehatan Swasta digolongkan sebagai Retribusi Perizinan tertentu. BAB VI CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 10 Tingkat penggunaan jasa diukur dari jenis izin pelayanan, pembinaan dan pengawasan yang diberikan. BAB VII PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR BESARNYA TARIF Pasal 11 Prinsip dan sasaran penetapan struktur besarnya tarif dimaksudkan untuk menunjang biaya penyelenggaraan pelayanan perizinan, pembinaan dan pengawasan. 6

BAB VIII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 12 (1) Setiap izin pelayanan kesehatan swasta yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dikenakan retribusi; (2) Izin diberikan kepada orang pribadi atau badan yang melaksanakan kegiatan praktek pelayanan kesehatan swasta yang berdomisili di daerah; (3) Besarnya Retribusi Izin Praktek ditetapkan sebagai berikut: a). Izin Apotik Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) b). Izin Optikal/toko kacamata Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) c). Izin Balai Pengobatan Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) d). Izin Rumah Bersalin Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) e). Izin Laboratorium Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) f). Izin Toko Obat Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) g). Izin Praktek Dokter Spesialis Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) h). Izin Dokter Umum/Gigi Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) i). Izin Praktek Bidan Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) j). Izin Praktek Perawat Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) k). Izin Tukang Gigi Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) l). Izin Rumah Sakit Swasta Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) BAB IX CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 13 (1) Retribusi dipungut di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan; (2) Retribusi disetorkan kepada Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas dan selanjutnya disetorkan secara bruto dalam waktu 1 X 24 jam ke kas melalui Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Daerah; (3) Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Daerah memberikan bukti terima/tanda terima atas pembayaran retribusi. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 Kepala Dinas menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini: (1) Pembinaan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait; 7

(2) Pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan instansi yang terkait. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 15 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 6, Pasal 11 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XII P E N Y I D I K A N Pasal 16 (1) Selain Pejabat Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan terhadap pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah, yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; c Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; 8

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; k. Menghentikan penyidikan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Ditetapkan di Kandangan pada tanggal 22 Maret 2005 BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Cap Ttd, MUHAMMAD SAFI I Diundangkan di Kandangan pada tanggal 28 Maret 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN, ABDULLAH ARAS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 8 SERI C NOMOR SERI 4 9

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA I. U M U M 1. Dasar Pemikiran Salah satu sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah upaya kesehatan perorangan (UKP). Dalam penyelenggraan kegiatan tersebut melibatkan semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti praktek dokter umum, dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan dan sebagainya. Termasuk pelayanan penunjang lainnya seperti toko obat, apotik, laboratorium klinik dan optikal. Pelayanan kesehatan swsta sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 termasuk kewenangan yang harus ditangani daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi, terutama untuk pembinaan dan pengawasan sehingga pelayanan kesehatan tersebut sesuai apa yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar (amandemen). Selanjutnya untuk pembinaan kiranya perlu diatur khususnya yang menyangkut pemberian izin pelayanan kesehatan swasta dan retribusi yang dikenakan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. 2. Bentuk Pelayanan. Pelayanan yang diberikan dalam rangka pembinaan dan pengawasan adalah dalam bentuk pemberian izin pelayanan kesehatan swasta. 1. Izin Apotik Adapun bentuk izin yang diberikan adalah berupa: 2. Izin Optikal/toko kacamata 3. Izin Balai Pengobatan 4. Izin Rumah Bersalin 5. Izin Laboratorium 6. Izin Toko Obat 7. Izin Praktek Dokter Spesialis 8. Izin Dokter Umum/Gigi 9. Izin Praktek Bidan 10. Izin Praktek Perawat 10

11. Izin Tukang Gigi 12. Izin Rumah Sakit Swasta Dengan Peraturan daerah ini, maka setiap pemberian izin dimaksud dapat dikenakan retribusi yang menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (3) Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 11

Ayat (3) Pasal 13 Ayat (3) Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Ayat (3) Pasal 17 Pasal 18 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 60 12