AKTIVITAS KELOMPOK TANI TEH RAKYAT DALAM UPAYA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SINGASARI KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA Novi Tri Adianti 1 (Noftitrie01@yahoo.co.id) Nedi Sunaedi 2 (nedi-pdil@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT The background of the research is to know the activity of people tea farmer group in Increasing people economy efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, tea plants in Desa Singasari commonly is planted on the land of people s garden in hereditary. The cultivation of people s tea is done by the people of Kecamatan Taraju with the result that a part of the people is a farmer and tea picker. Nowadays, the ultimate of a tea people farmer is still low refer to the price of wet and dry tea that is sold directly by the farmer. Therefore, to increase the price of tea, the people tea farmer group in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya has cleared a way to product powder tea. The formulations of the problem of the research are 1) How is the Activity of People Tea Farmer Group in Increasing People Economy Efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya and 2) How is the Impact of People Tea Farmer Group in Increasing People Economy Efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. The method of the research is using descriptive method. The instruments of the research are manual observation, manual interview, manual questioners and tools of documentation. The sample of the research are 45 tea farmers people that include of people tea farmer group in Desa Singasari, the sample is taken using total sampling. Technique of analyze the data is using simple analyze qualitative, that is percentage (%). The result of the research shows that the activity of people tea farmer group in increasing people economy efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya is processing a tea become a powder tea and many of fickle, active to join the exposition, training, and founding by the government through the Forest and Farmers Department of Tasikmalaya. The impact of the activity of people tea farmer group in increasing people economy efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya is increasing the income of tea farmer (the tea farmer said that there is increase of income as much as 53,33%). Keyword: Activity, Desa Singasari, People tea farmer group. 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi 2 Mahasiswa Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi
ABSTRAK Penelitian ini memiliki latar belakang untuk mengetahui aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, tanaman teh di Desa Singasari umumnya ditanam pada lahan perkebunan rakyat secara turun-temurun. Budidaya teh rakyat dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Taraju sehingga sebagian masyarakatnya merupakan petani dan pemetik teh. Saat ini penghasilan petani teh rakyat masih rendah dilihat dari harga jual teh basah dan kering yang langsung dijual oleh petani. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual teh, kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya telah merintis produksi teh bubuk atau powder. Adapun rumusan dalam masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya dan (2) Bagaimanakah dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman kuesioner dan alat-alat dokumentasi. Dengan jumlah sampel yang diambil yaitu 45 petani teh rakyat yang termasuk dalam kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari, pengambilan sampel menggunakan teknik sampling Jenuh (tuntas)/total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif sederhana, yaitu persentase (%). Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya adalah mengolah teh menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk olahan, aktif mengikuti pameran dan pelatihan serta pembinaan dari pemerintah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. Dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya adalah meningkatkan pendapatan petani teh (petani teh yang mengatakan adanya peningkatan pendapatan sebesar 53,33%). Kata kunci: Aktivitas, Desa Singasari, Kelompok Tani Teh Rakyat PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Tasikmalaya mempunyai prospek yang cukup baik dilihat dari letak geografis dan kondisi iklim yang tropis serta memiliki wilayah yang luas sehingga memiliki keanekaragaman agroklimat sektor pertanian khususnya perkebunan teh. Sentra produksi utama teh di Kabupaten Tasikmalaya terdapat di 3 Kecamatan dengan potensi lahan seluas 3,987.00 ha yaitu di Kecamatan Bojonggambir, Kecamatan Sodonghilir 2,575.00 ha, dan Kecamatan Taraju 1,252.70 ha. Adapun data yang didapat dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat perbandingan produksi teh dibeberapa sentra di Kabupaten Tasikmalaya yakni sebagai berikut: 2 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
Tabel 1. Luas Areal Komoditi Perkebunan Teh Per Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya No Kecamatan Luas Ha Jumlah TBM TM TR/TTM 1 Bantarkalong - 4.00 1.00 5.00 2 Bojongasih - - - - 3 Bojonggambir 105.63 3,640.37 241.00 3,987.00 4 Ciawi - 15.00 27.00 42.00 5 Cibalong - - - - 6 Cigalontang - 119.30 226.70 346.00 7 Cikalong - - - - 8 Cikatomas - - - - 9 Cineam - - - - 10 Cipatujah 4.00 - - 4.00 11 Cisayong - 51.00 3.00 54.00 12 Culamega 10.00 159.00 47.00 216.00 13 Gunungtanjung - - - - 14 Jamanis - - - - 15 Jatiwaras - - - - 16 Kadipaten - 8.00 7.00 15.00 17 Karangjaya - - - - 18 Karangnunggal 2.00 14.00 11.00 27.00 19 Leuwisari - 17.30 159.80 177.10 20 Mangunreja - 8.00 6.00 14.00 21 Manonjaya - - - - 22 Padakembang - - - - 23 Pagerageung - 105.70 102.30 208.00 24 Pancatengah - - - - 25 Parungponteng - - - - 26 Puspahiang - 57.00 20.00 77.00 27 Rajapolah - - - - 28 Salawu - 210.20 201.80 412.00 29 Salopa 4.00 - - 4.00 30 Sariwangi - 47.50-47.50 31 Singaparna - - - - 32 Sodonghilir 55.00 1,212.00 1,308.00 2,575.00 33 Sukahening - 44.00 23.00 67.00 34 Sukaraja - - - - 35 Sukarame - - - - 36 Sukaratu - - - - 37 Sukaresik - - - - 38 Tanjungjaya - - - - 39 Taraju 80.00 950.00 222.70 1,252.70 Jumlah 260.63 6,662.37 2,607.30 9,530.30 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya, 2013 3 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
Dari data diatas maka dapat dilihat luas area kebun teh Kecamatan Taraju menduduki peringkat ke tiga setelah Kecamatan Bojonggambir dan Sodonghilir. Taraju merupakan sebuah Kecamatan yang memiliki relief berbukit dan merupakan sentra teh di Kabupaten Tasikmalaya. Budidaya teh rakyat dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Taraju sehingga sebagian masyarakatnya merupakan petani dan pemetik teh. Saat ini penghasilan petani teh rakyat masih rendah dilihat dari harga jual teh basah dan kering yang langsung dijual oleh petani. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual teh, kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya telah merintis produksi teh bubuk atau powder. Dari uraian diatas, penulis mengambil masalah yang akan diteliti yaitu aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya dan dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. 2) untuk mengetahui dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif. Sebagaimana yang diungkapkan Nasution (2012 : 24) penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial yang lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah meliputi: observasi (pengamatan), wawancara, kuesioner, studi dokumentasi dan studi literatur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampling Jenuh (tuntas)/total sampling. Dari kelompok tani teh rakyat di ambil informasi dari responden sebagai pengelola, 4 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
pembuat olahan dan pemasok bahan baku sebanyak 100% dari 45 populasi yang diambil sebanyak 45 sampel responden. PEMBAHASAN Jawa Barat adalah daerah yang memiliki areal perkebunan teh terbesar di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena kondisi alam Jawa Barat banyak yang cocok ditanami teh. Di Jawa Barat tanaman teh menyebar di banyak Kabupaten antara lain Sukabumi, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang dan Majalengka. Di Tasikmalaya daerah yang merupakan sentra teh adalah Kecamatan Taraju. Taraju merupakan sebuah Kecamatan yang memiliki relief berbukit-bukit. Budidaya teh rakyat dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Taraju sehingga sebagian masyarakatnya merupakan petani dan pemetik teh. Salah satu Desa yang masih mengolah teh adalah Desa Singasari. Untuk meningkatkan nilai jual teh, petani teh rakyat di Desa Singasari telah memproduksi teh dalam bentuk bubuk atau powder. Berbekal mesin pengolah bantuan dari pemerintah, pembuatan teh bubuk ini sudah diujicoba. Untuk bahan baku teh, para petani yang tergabung dalam kelompok tani Desa Singasari menjadi pemasok sehingga tidak akan kekurangan bahan baku. Tidak semua petani teh rakyat memiliki kebun teh, namun sebagian besar diantaranya memiliki kebun teh. Selain itu, petani yang tergabung dalam kelompok tani teh rakyat ini sebagian berperan sebagai pembuat olahan dan sebagai pengelola. Dilihat dari lokasi menyangkut saran prasarana transportasi yang mendukung bagi perkembangan suatu wilayah baik untuk akses masyarakat maupun pemasaran produksi teh dari Desa Singasari karena menjadi jalur utama jalan provinsi Jawa Barat yang mudah dijangkau oleh petani yang berasal dari Kecamatan Taraju maupun luar Taraju. Dengan kondisi iklim Desa Singasari yang termasuk tipe curah hujan tipe B (basah) Dengan rata-rata curah hujan per-tahun 2890,40 mm dan rata-rata curah hujan per bulan 240,87 mm yang cocok untuk syarat tumbuhnya pohon teh. Desa Singasari memiliki jenis tanah Latosol dan sebagian Andosol. Tanah latosol merupakan jenis tanah liat berwarna merah yang mempunyai tekstur seperti lumpur dengan ph tanah 5-6,5 ph. Jenis tanah seperti lempung berpasir, latosol, andosol, podzolik merah, lempung berat (heavy clay), dan tanah vulkanis muda cocok untuk tanaman teh. Di Indonesia tanah paling sesuai untuk ditanami teh adalah jenis andosol. 5 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
Hampir 52% perkebunan teh di Indonesia terdiri dari jenis tanah andosol ini. Teh menghendaki tanah yang bersifat sedikit asam (ph 5-6). Tanah yang terlalu asam dan terlalu basa kurang baik untuk tanaman teh. Seluruh lahan untuk panggunaan tanaman teh merupakan perkebunan rakyat yang adapun sebagian besar merupakan tanaman warisan (turun temurun). Dengan kesesuaian lahan yang cocok untuk penanaman pohon teh dilihat dari iklim, topografi dan jenis tanah yang subur. Deskripsi aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Singasari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Taraju. Desa Singasari terdiri dari 6 wilayah kedusunan yaitu: Sindangrasa, Simpang, Walagar, Tanjungsari, Cipicung dan Cigolong. Untuk meningkatkan nilai jual teh, petani teh rakyat di Desa Singasari telah memproduksi teh dalam bentuk bubuk atau powder. Berbekal mesin pengolah bantuan dari pemerintah, pembuatan teh bubuk ini sudah diujicoba. Untuk bahan baku teh, para petani yang tergabung dalam kelompok tani Desa Singasari menjadi pemasok sehingga tidak akan kekurangan bahan baku. Tidak semua petani teh rakyat memiliki kebun teh, namun sebagian besar diantaranya memiliki kebun teh. Selain itu, petani yang tergabung dalam kelompok tani teh rakyat ini sebagian berperan sebagai pembuat olahan dan sebagai pengelola. Pengolahan teh ini dilakukan setiap 2-3 hari sekali, atau seminggu sekali, tergantung banyaknya permintaan. Kualitas teh yang akan diolah menjadi teh bubuk ini adalah kualitas teh peko dengan usia satu minggu atau 8 hari. Pucuk Peko merupakan tempat tumbuhnya ranting muda yang terdiri dari 3 pucuk dari atas. Produk yang dihasilkan adalah teh bubuk atau powder, teh kapol, teh hijau, dan teh hitam untuk campuran teh kapol. Teh bubuk atau powder dapat dikonsumsi langsung dengan campuran susu dan gula juga dapat digunakan untuk pencampur makanan dan kosmetik. a) Mengolah teh bubuk atau powder dan berbagai macam produk olahan. 1) Teh bubuk atau powder (Tocha Green Tea) Teh bubuk atau powder ini bisa dikonsumsi langsung dengan campuran susu dan gula dan juga bisa digunakan untuk campuran makanan dan kosmetik. Adapun langkah-langkah pengolahannya adalah sebagai berikut: Pucuk teh yang sudah dipetik merupakan pucuk teh pilihan atau pucuk peko. Proses pelayuan selama 15 menit 6 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
Penggilingan selama 15 menit Pengeringan selama 4-5 jam dengan suhu diatas 150-200 o C. Kemudian dilakukan penyortiran untuk memisahkan daun dengan tulangnya Kemudian masuk ke mesin dismal untuk proses pembubukan Setelah itu, proses terakhir yaitu proses pengayakan. 2) Teh Kapol Teh kapol merupakan teh celup dengan perpaduan kapulaga. Produk ini berupa teh yang disajikan dalam kantong kecil dan siap diseduh. Teh ini dicipatakan sebagai inovasi dari teh celup. Dengan adanya khasiat dari kapulaga itu sendiri, mampu menjadikan teh ini sebagai minuman yang berkhasiat bagi tubuh. Kapulaga adalah sejenis rempah dapur yang dicampurkan dalam masakan tertentu. Bau aromatiknya bisa digunakan dalam berbagai hidangan tradisional. Manfaat dan khasiat penting kapulaga diantaranya adalah mencegah masalah lambung, obat sakit pernafasan, obat sakit kepala, dan mendetoksifikasi kafein. Cara pengolahan teh ini antara lain : Pengangkutan pucuk segar Perlu diperhatikan bahwa sebelum melaksanakan proses pengolahan, pucuk daun teh harus dalam keadaan baik. Artinya keadaan pucuk teh dari pemetikan sampai ke lokasi pengolahan belum terjadi perubahan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan pucuk yang bermutu. Yang sangat berperan untuk mendapatkan pucuk yang segar adalah proses pengangkutan. Pelayuan Pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun agar tahap pengolahan berikutnya dapat berlangsung dengan baik. Daun yang masih segar biasanya akan mudah sobak, hancur, atau pecah bila digulung. Selain mengurangi kadar air, pelayuan juga bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak sedap dari daun. Berdasarkan pengalaman beberapa pengolah teh dan beberapa penelitian ilmiah untuk melayukan daun teh dibutuhkan beberapa syarat agar dapat memenuhi standar mutu yang diinginkan. Syarat-syarat itu adalah: waktu dan proses pelayuan harus teratur pengaturan peletakan pucuk harus serata mungkin warna daun tidak boleh menjadi merah 7 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
kondisi pucuk daun tidak memar selama pemetikan hingga penghamparan. Penggulungan dan sortasi basah Apabila daun yang telah layu diremas, dimemarkan, disobek, atau dipotongpotong, maka akan keluar cairan sel. Segera setelah keluarnya cairan sel akan tampak perubahan warna yang mula-mula hijau menjadi kecoklatan. Perubahan warna ini disebabkan oleh proses oksidasi dari udara. Untuk itulah sangat diperlukan kegiatan pemotongan atau pengobekan daun layu. Kegiatan ini biasa disebut penggulungan. Fermentasi Istilah fermentasi banyak digunakan untuk pengolahan industri pertanian lainnya, misalnya fermentasi alkohol, fermentasi ragi, dan lain-lain. Namun, istilah fermentasi atau pemeraman pada pengolahan teh sebenarnya adalah sejumlah besar reaksi kimia yang tidak sama antara satu dengan lainnya dan ditandai dengan aktivitas enzim. Fermentasi ini untuk mendapatkan teh berwarna coklat tua dan harum baunya. Sebenarnya proses fermentasi sudah dimulai sejak proses penggulungan. Tandatanda terjadinya proses fermentasi adalah terjadinya perubahan warna daun dari hijau menjadi coklat tua. Pengeringan Setelah melewati tahap fermentasi, daun masih mengandung air dan masih aktif melaksanakan perubahan kimia dan bioimia. Karena itu, kalau tahap fermentasi tidak dihentikan, kegiatan fermentasi akan berlangsung terus. Hal ini akan mengakibatkan sifat-sifat daun dan mutunya menurun. Salah satu cara menghentikan proses fermentasi adalah dengan proses pengeringan. Selain itu, pengeringan juga bertujuan untuk melindungi teh dari keadaan luar dan mudah diproses selanjutnya. Sortasi kering Teh yang berasal dari pengeringan ternyata masih heterogen atau masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu, teh itu juga masih mengandung debu, tangkai daun, dan kotoran lain yang akan sangat berpengaruh pada mutu teh nantinya. 8 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
Untuk itu, sangat dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu bentuk dan ukuran teh seragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin. Pencampuran kapol Kapol yang akan digunakan digiling atau diblender. Proses ini masih menggunakan cara yang sederhana. Setelah itu teh dicampurkan dengan kapol dengan perbandingan 70/30. Komposisi dari teh sebesar 70 dan kapo sebesar 30. Teh yang sudah dicampurkan dengan kapol tadi kemudian di masukan kedalam bungkusan kantong kertas dan ditambahkan benang. Terakhir teh dimasukan kedalam kotak kemasan. 3) Teh hijau Teh hijau dihasilkan dari pengolahan yang tanpa proses fermentasi setelah dipetik. Seperti pada pengolahan teh hitam, pengolahan teh hijau juga melalui beberapa tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan dan sortasi. Pengolahan teh hijau merupakan pengolahan teh tertua, dilakukan sejak pertama kali manusia mengenal teh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengolahan teh hitam yang umum dilakukan saat ini merupakan perkembangan cara pengolahan teh hijau ini. Pengolahan teh hijau di Indonesia masih menggunakan peralatan yang sederhana. Hampir seluruh pengolahannya, sekitar 90% adalah rakyat Jawa Barat. Teh hijau ini nantinya dijadikan bahan baku pembuatan teh wangi. Negara penghasil teh hijau besar di dunia seperti Cina, Taiwan dan Jepang sudah memakan peralatan dan teknologi modern dalam pengolahan teh ini. Selain beberapa produk diatas, produk yang sudah pernah dibuat sebagai uji coba adalah kerupuk greentea. Kerupuk yang dipadukan dengan campuran teh merupakan inovasi yang baru. Hal ini bisa saja menjadikan peluang usaha yang menguntungkan. Aktivitas Kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari selain mengolah teh menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk olahan, aktif dalam mengikuti pameran dan juga pelatihan serta pembinaan. Dengan adanya peran pemerintah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya yang aktif memberikan pelatihan juga pembinaan, dan 9 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
diikutsertakan dalam berbagai pameran dengan berbagi peserta dari daerah lain bahkan luar negeri. Hal ini merupakan wadah untuk mengenalkan produk kelompok tani teh rakyat Desa Singasari ke masyarakat dan pangsa pasar. Adapun pemeran yang pernah diikuti kelompok tani teh rakyat Desa Singasari adalah : Pameran Hari Perkebunan tanggal 5 November 2014 di Dishutbun Kabupaten Tasikmalaya Pameran HMI tanggal 25 November 2014 di Dishutbun Kabupaten Tasikmalaya Pameran Dishutbun Provinsi Jakarta tanggal 10 Desember 2014 Pameran Bank Indonesia tanggal 12-14 Desember 2014 di Jln Pemuda Kota Tasikmalaya Pameran Tasik Fair tanggal 25 Desember 2014-25 Januari 2015 di Lapang Dadaha Kota Tasikmalaya. Penjualan teh bubuk atau powder bekerjasama dengan CV Inotrade Tasikmalaya yang dijual secara online, penjualan teh kapol juga bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya kemudian ke Bandung, Jakarta dan Tasikmalaya. Untuk teh hijau dijual pada masyarakat setempat melalui warung-warung. Untuk pemasaran produk teh bubuk atau powder karena sudah secara online, pemasaran sudah diujicoba ke seluruh Indonesia diantaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jambi, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Pemasaran dari Desa Singasari Menuju Tasikmalaya menggunakan motor dan mobil dengan menggunakan kemasaran dus dan alumunium foil. Tabel 2. Harga Produk Olahan Kelompok Tani Teh Rakyat Desa Singasari Harga jual teh basah yang langsung dijual petani No Setelah diolah Harga Nama Produk Rp.2100/kg 1. Teh bubuk/powder Rp.75.000/kg 2. Teh Kapol Rp.10.000/dus 3. Teh Hijau Rp.500/pak kecil Data di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan harga jual teh setelah diolah menjadi teh bubuk dan berbagai produk olahan. Teh bubuk atau powder dijual ke CV Inotrade Tasikmalaya. Oleh Inotrade dijual secara online dengan harga Rp.45.000/150gram. 10 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
Adapun mengenai kesulitan atau hambatan dalam aktivitas kelompok tani teh rakyat diantaranya: a. Permodalan Untuk perrmodalan dalam aktivitas kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari adalah modal kelompok. Sehingga untuk jangka panjang memerlukan modal bantuan dari pemerintah. b. Sarana dan mesin pengolahan Saat ini, mesin yang digunakan adalah bantuan dari pemerintah. Pengolahannya masih tergolong sederhana dan belum lengkap. c. Pemasaran Produk olahan teh bubuk atau powder ini baru dikenal, sehingga membutuhkan jaringan pemasaran yang lebih luas supaya produk ini semakin dikenal masyarakat. Dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya Manusia atau masyarakat yang mendiami suatu wilayah sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power), baik pengolah tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri yang berperan dalam pengembangan pembangunan suatu wilayah yang menjadi tempat tinggalnya. Adapun Masyarakat atau penduduk merupakan salah satu unsur dan faktor non fisik yang dimiliki suatu wilayah atau desa yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk. Dilihat dari luas lahan perkebunan teh rakyat di Desa Singasari, mayoritas masyarakat banyak yang bermata pencaharian di sektor perkebunan. Pekerjaan sebagai petani teh rakyat baik untuk pekerjaan sampingan maupun pokok. Hal ini dikarenakan wilayahnya memiliki tanah yang subur, curah hujan tinggi dan suhu yang sejuk, dan faktor lain yang menunjang untuk bertani khususnya untuk perkebunan teh. Perekonomian masyarakat dapat dilihat dari mata pencaharian yang merupakan usaha manusia untuk memperoleh penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pada kondisi saat ini khususnya yang terjadi di zaman sekarang manusia dituntut untuk memiliki keterampilan (skill) yang memadai guna memperoleh pekerjaan yang layak dan pendapatkan upah yang memadai sehingga bisa memenuhi kebutuhanya. Adapun jenis pekerjaan di Desa Singasari menunjukkan bahwa kelompok tani teh rakyat mayoritas bermata pencaharian sebagai Petani teh. Jenis pekerjaan sampingan 11 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
responden yaitu sebagai petani. Adapun dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat ini adalah meningkatkan pendapatan petani. Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari kondisi sarana prasarana sosial, transportasi dan mata pencaharian atau perekonomian masyarakat yang mendukung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian masyarakat khususnya menjadi satu ukuran dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup individu maupun keluarga, hal tersebut dapat dilihat pada kesejahteraan masyarakat dalam mengkordinir kebutuhannya secara efisien dan ekonomis. Kelompok tani teh rakyat Desa Singasari memiliki kesejahteraan hidup yang tergolong cukup karena dilihat dari hasil pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri dengan cara bertani atau mengandalkan hasil kebunnya sebagai petani teh. Dengan adanya kelembagaan kelompok tani, petani teh rakyat yang tergabung dalam kelompok tani teh rakyat Desa Singasari memiliki wadah untuk belajar, bekerjasama, dan melaksanakan produksi untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatkan pendapatan melalui harga jual teh yang meningkat karena sudah diolah menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk sehingga mempunyai nilai tambah. Petani teh yang mengatakan adanya peningkatan pendapatan sebesar 53,33%. Sistem bagi hasil dari penjualan teh ini adalah dibagi rata ke semua anggota kelompok tani. Adanya penyisihan untuk biaya produksi sebesar 20%, kelompok 50%, dan pemeliharaan 30%. Dengan adanya peran pemerintah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang memberi peluang untuk pemasaran produk melalui pameran, dan untuk pemasaran teh bubuk atau powder bekerjasama dengan CV Inotrade Tasikmalaya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dan pembuktian hipotesis, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, dapat dianalisis dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam mengolah teh menjadi teh bubuk atau powder dan menjadi berbagai produk olahan seperti Teh Kapol, Teh Hijau, Teh Hitam. Teh bubuk atau powder bisa dikonsumsi langsung dengan campuran susu dan gula juga digunakan 12 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
sebagai bahan pencampur makanan dan kosmetik. Teh bubuk atau powder ini pernah diujicoba sebagai bahan campuran makanan yaitu kerupuk green tea. Dilihat dari aktivitas yang dilakukan selain mengolah teh bubuk atau powder juga aktif mengikuti berbagai pameran serta pelatihan dan pembinaan kelompok tani dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. Untuk meningkatkan nilai jual teh, petani teh rakyat Desa Singasari mulai merintis produksi teh bubuk atau powder dengan berbekal mesin pengolahan bantuan pemerintah. Dengan kelembagaan kelompok tani, ada yang berperan sebagai pengelola, pembuat olahan dan pemasok bahan baku. Lokasi dan keterkaitan Desa Singasari dengan daerah lainnya karena sudah menjadi jalur utama jalan provinsi Jawa Barat serta strategis dan Kecamatan Taraju sebagai sentra teh Kabupaten Tasikmalaya yang mudah dijangkau, dengan kondisi iklim yang mendukung dilihat dari cuaca yaitu termasuk tipe curah hujan tipe B (basah) dengan rata-rata curah hujan pertahun 2890,40 mm dan rata-rata curah hujan per-bulan 240,87 mm dan jenis tanah di Desa Singasari adalah Andosol dan sebagian Latosol. Jenis tanah ini dan iklim yang cukup sangat mendukung untuk tanaman teh dan di Indonesia tanah yang paling sesuai untuk ditanami teh adalah jenis Andosol. Selain itu, Singasari yang merupakan salah satu esa di Kecamatan Taraju berada diketinggian 900 mdpl dengan suhu 20-22 o C termasuk ketinggian tempat dan temperatur ideal untuk tanaman teh. Penggunaan lahan yang ada di Desa Singasari yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagian besar merupakan jenis lahan perkebunan secara turun temurun karena tanaman teh merupakan tanaman yang bisa bertahan sampai puluhan tahun. Masyarakat Desa Singasari sebagai kelompok tani teh rakyat merupakan petani teh rakyat baik untuk pekerjaan pokok maupun sampingan. Hal ini dikarenakan wilayahnya memiliki tanah yang subur, cadangan air yang cukup banyak, dan faktor lain yang menunjang untuk bertani khususnya untuk petani tanaman teh. Kesejahteraan responden dilihat dari peran dalam kelompok tani memiliki kesejahteraan hidup yang tergolong cukup karena dilihat dari hasil pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri sebagai petani teh atau mengandalkan hasil pertaniannya yang lain. 2. Dampak aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat adalah meningkatkan pendapatan petani. Adapun data hasil wawancara peneliti dengan responden mengenai peningkatan pendapatan petani di Desa Singasari dapat diketahui sebagai berikut: 13 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
1) Pemilihan kualitas pucuk daun teh untuk bahan baku teh bubuk atau powder yaitu pucuk dengan kualitas baik, atau pucuk peko. 2) Adanya peningkatan harga jual teh karena sudah diolah menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk olahan. 3) Menghasilkan produk dengan disertai khasiat dan manfaatnya bagi tubuh. Pemasaran produk olahan teh bubuk atau powder, teh kapol dan teh hijau dari Desa Singasari bekerjasama dengan CV Inotrade Tasikmalaya secara online, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya dan warung-warung di Desa Singasari. Prosfek pengembangan produk dari olahan teh bubuk atau powder ini dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani teh rakyat minimalnya yang tergabung dalam kelompok tani dan memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat karena produk teh bubuk atau powder ini memiliki nilai tambah. Harga teh ini bisa meningkat dibanding dengan harga teh basah atau teh kering yang selama ini dijual langsung oleh petani. Petani teh yang mengatakan adanya peningkatan pendapatan sebesar 53,33%. Saran Adapun saran-saran yang penulis utarakan agar hasil penelitian ini lebih bermanfaat adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan masyarakat sebagai petani teh rakyat dapat lebih memelihara kebun teh mereka agar dapat meningkatkan hasil produksi teh di Desa Singasari dengan memiliki kualitas yang lebih bagus. 2. Adanya kesadaran dan tanggungjawab dari anggota kelompok tani teh rakyat untuk bekerjasama dalam meningkatkan usahataninya dan meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya agar dapat tercapai. 3. Adanya peran pemerintah dalam pemberdayaan kelompok tani teh rakyat untuk memberikan ilmu pengetahuan dan arahan mengenai masalah budidaya, pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran produk olahan teh agar aktivitas ini dapat terus berlangsung dan membantu meningkatkan pendapatan petani teh. 4. Peran pemerintah dalam pemberian modal untuk kelangsungan usahatani dan pengolahan produk yang bisa dilakukan oleh petani langsung dapat dilakukan secara optimal. 5. Kepada penulis selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan yang dimiliki jika hasil penelitian ini belum dapat mencapai keberhasilan yang sempurna. Oleh karena 14 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat
itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding untuk mereka yang hendak melakukan penelitian yang sama, guna mendapatkan hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2014). Monografi Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Anonim. (2014). Profil Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Ahman Sya. (2011). Pengantar Geografi. LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI). Bandung. Banowati, Eva dan Sriyanto. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Bemmelen, Van RW. (1949). The Gology of Indonesia Vol 1A General Geology of Indonesia Adjacent Archipelagoes. Netherland: Martinus Nijhoff,1970. Best Book. (2010). 1001 Teh-Dari asal usul, Tradisi, Khasiat, hingga Racikan Teh. Yogyakarta : Penerbit Andi. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. (2013). Luas Areal Komoditi Perkebunan Teh Per Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Tidak Diterbitkan. Kristanto, Philip. (2013). Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nasution, S. (2011). Metode Research. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Nazzaruddin dan Farry B. Paimin. (1993). TEH Pembudidayaan dan Pengolahan. Jakarta : Penebar Swadaya. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani. Jakarta. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung. Suhendar. (2013). Potensi Perkebunan Teh Taraju Sebagai Objek Wisata Alam Di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. Pendidikan Geografi FKIP UNSIL. Tidak diterbitkan. Sumaatmaja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan AnalisaKeruangan. Bandung: PT.Alumni. Tim Penulis PS. (2008). Agribisnis Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya 15 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat