Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

dokumen-dokumen yang mirip
Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN KULIT PADA PASIEN THORAX TERHADAP DOSIS RADIASI DI UDARA DENGAN SUMBER RADIASI PESAWAT SINAR-X

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

TEORI DASAR RADIOTERAPI

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Correction of 2D Isodose Curve on the Sloping Surface using Tissue Air Ratio (TAR) Method

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI

KARAKTERISASI DETEKTOR IN VIVO UNTUK DOSIMETRI RADIOTERAPI EKSTERNA

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a

Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

Verifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah

PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER

ANALISIS DENSITAS FILM GAFCHROMIC TERHADAP LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI SUDUT SKRIPSI

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

ANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

BAB II LINEAR ACCELERATOR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

PERHITUNGAN EFISIENSI DAYA BERDASAR PROSEN- TASE KEDALAMAN DOSIS (PDD) PADA LINAC MEDIS RS DR. SARDJITO

MENGGUNAKAN PROTOKOL IAEA TRS No. 398

Transkripsi:

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker Mutya Handayani 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang 2 RSUP DR. M.Djamil, Padang 3 PTKMR BATAN, Jakarta Kampus UNAND Limau Manih, Pauh Padang 25163 *mutyahandayani@rocketmail.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang verifikasi ketepatan hasil perencanaan nilai dosis radiasi terhadap penerimaan dosis radiasi pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi ketepatan hasil perencanaan nilai dosis radiasi terhadap penerimaan dosis radiasi pada 5 orang pasien dengan jenis kanker yang berbeda. Verifikasi ketepatan dosis radiasi didapatkan dari perbedaan dosis yang direncanakan berdasarkan kondisi dengan pengukuran dosis radiasi permukaan pasien kanker menggunakan TLD-100, kemudian dibandingkan dengan perencanaan nilai dosis menggunakan Treatment Planning System (TPS). Keluaran laju dosis pesawat terapi Co-60 dihitung menggunakan Technical Report Series (TRS) IAEA No. 398 yang tercantum pada sertifikat kalibrasi. Hasil verifikasi yang didapatkan bahwa nilai dosis radiasi minimum yang diterima pasien mencapai -5,257 % yang diterima oleh pasien Ca. Laring dan dosis radiasi maksimum mencapai 11,885 % yang diterima oleh pasien Ca. Serviks. Verifikasi dosis radiasi yang diterima masih dalam batas toleransi yang diperbolehkan yaitu ± 25%. Kata kunci: Co-60, verifikasi, TLD-100, Treatment Planning System (TPS), Technical Report Series (TRS) IAEA No.398. ABSTRACT A study is conducted about verification of scheming accuracy result on radiation value dose towards radiation dose receipt on cancer patient. This study is aimed to verify the accuracy of report result on radiation value dose towards radiation dose receipt on 5 diverged cancer patient. Verification of the accuracy in radiation dose is obtained from difference dose which has been schemed based on the condition of the radiation, through the dose measurement toward the cancer patient surface by utilizing TLD-100. This measurement is then compared with the dose by utilizing Treatment Planning System (TPS). The output dose of instrument therapy Co-60 has attached on the calibration certificate is quantified by using TRS IAEA 398. The verification shows that -5,257 % of minimum radiation dose is obtained on Ca. Larinx patient, while 11,885 % of maximum radiation dose is obtained on Ca. Serviks patient. The verification result shows that radiation dose received by the patien are within tolerance limit (±25%). Keywords: Co-60, verification, TLD-100, Treatment Planning System (TPS), Technical Report Series (TRS) IAEA No.398. I. PENDAHULUAN Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang, karena kemunculannya dapat merusak sel atau organ penting lainnya. Perlu dilakukan pendeteksian dan dihentikan pertumbuhannya sebelum berdampak lebih buruk dengan salah satu cara menggunakan radiasi. Penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker disebut dengan radioterapi. Radioterapi merupakan tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada sel normal sekecil mungkin (Susworo, 2007). Berdasarkan jarak antara sumber radiasi terhadap target radiasi maka radioterapi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu radioterapi internal (brakhiterapi) dan radioterapi eksternal (teleterapi). Pada brakhiterapi sumber radiasi diletakkan pada target radiasi atau diletakkan sedekat mungkin dengan target radiasi seperti implantasi, kontak dan intrakaviter. Pada teleterapi antara sumber radiasi dan target radiasi terdapat jarak tertentu seperti Pesawat terapi Co-60, pesawat Linear Accelerator (LINAC), Gamma Knife dan Cyber knife. 159

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 Terapi kanker selain memberikan hal yang positif juga memberikan dampak negatif, sehingga nilai dosis yang diberikan harus sesuai dan tidak boleh melebihi batas yang diperbolehkan. Secara umum pemberian dosis radiasi dilakukan 5 kali dalam seminggu, dengan dosis radiasi berkisar antara 1,8 Gy sampai 2 Gy dalam satu hari. Pemberian dosis radiasi sangat bergantung pada jenis kanker, tujuan pengobatan dan sebagainya. Untuk sejumlah kanker diberikan sebanyak 25 kali sampai 30 kali atau dengan jumlah total dosis antara 50 Gy sampai 60 Gy (Susworo, 2007). Instrumentasi pesawat terapi Co-60 merupakan pesawat terapi menggunakan sumber Co-60 yang memancarkan sinar gamma dan dapat menghancurkan sel genetik, sehingga sel kanker tidak dapat membelah dan tumbuh lagi. Penggunaan pesawat terapi Co-60 untuk mematikan sel kanker harus sesuai dengan kebutuhannya. Apabila perencanaan dosis radiasi yang diterima oleh kanker tidak tepat, maka sel normal yang ada disekitar kanker akan menerima radiasi yang tidak diperlukan, sehingga akan menyebabkan kerusakkan pada sel normal tersebut. Pemanfaatan penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker harus diperhatikan agar tidak merusak sel-sel normal disekitarnya, oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi. Dalam hal ini verifikasi merupakan pemeriksaan sebuah ketepatan dosis radiasi yang direncanakan dengan dosis radiasi yang diterima. Verifikasi ini bertujuan untuk mengukur ketepatan dosis radiasi yang direncanakan sesuai dengan dosis yang diterima oleh pasien, sehingga pemberian dosis radiasi aman untuk jaringan normal disekitarnya (Barret, dkk., 2009). Instrumentasi pesawat terapi Co-60 milik RSUP Dr. M. Djamil Padang vakum pada tahun 2009 dan mulai beroperasi kembali pada Juni 2013, dengan instrumentasi pesawat terapi Co-60 yang baru dengan aktivitas yang masih besar. Penelitian ini dilakukan untuk memverifikasi dosis radiasi yang direncanakan sesuai dengan dosis yang diterima oleh pasien kanker. Penelitian ini membutuhkan data keluaran laju dosis pesawat terapi Co-60, tercantum dalam sertifikat yang digunakan sebagai parameter perhitungan perencanaan dan penerimaan dosis radiasi. Keluaran laju dosis radiasi dihasilkan dari kalibrasi pesawat terapi Co-60 yang dihitung menggunakan TRS IAEA No. 398. Pada saat ini masa berlaku sertifikat keluaran laju dosis telah berakhir sehingga nilai keluaran laju dosis yang digunakan diperoleh dari nilai laju dosis pesawat terapi Co-60 yang berkurang 1% per bulan (BAPETEN, 2002). Nilai laju dosis ini diperoleh dari data Treatment Planning System (TPS) yang dihitung oleh pihak Radioterapi RSUP DR. M.Djamil. Pengukuran sebelum verifikasi dilakukan yaitu pengukuran faktor kalibrasi TLD-100, pengukuran dosis radiasi permukaan pasien kanker dan verifikasi ketepatan perencanaan penerimaan dosis radiasi terhadap Treatment Planning System (TPS) pada pasien kanker. Verifikasi dilakukan melalui perbandingan ketepatan dosis radiasi pada saat kondisi dengan pengukuran dosis radiasi permukaan menggunakan thermoluminecence dosemetre-100 (TLD-100). Pemberian dosis radiasi pada pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lapangan, kedalaman kanker, distribusi dosis radiasi, laju dosis radiasi, fraksi, lama pengobatan, jenis jaringan/organ, volume kanker dan kualitas radiasi. Untuk mengetahui ketepatan dosis radiasi yang diterima sesuai dengan yang direncanakan sehingga perlu dilakukan verifikasi agar dosis radiasi yang direncanakan sesuai dengan yang diterima oleh pasien kanker. II. METODE Verifikasi perencanaan dan penerimaan dosis radiasi dilakukan dengan mendapatkan nilai perbedaan dosis radiasi yang diterima oleh pasien berdasarkan perhitungan kondisi dengan hasil pengukuran dosis permukaan menggunakan TLD-100. Pengukuran dosis permukaan dilakukan dengan meletakkan TLD-100 pada permukaan kulit pasien kanker (Ca. Nasofaring, Ca. Parotis, Ca. Serviks, Ca. Laring, Ca. Bronkogenik). 160

2.1 Kalibrasi TLD-100 Kalibrasi TLD-100 dilakukan untuk menentukan hubungan antara dosis radiasi gamma yang dipancarkan oleh pesawat terapi Co-60 dengan bacaan TLD-100. Pengukuran faktor kalibrasi dilakukan dengan dosis radiasi 84,87 cgy. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat kalibrasi TLD-100 dapat dilihat pada Gambar 1. TLD-100 ditempelkan pada isosenter akrilik lapangan (10 x 10) cm sebanyak 5 chip SSD diatur sejauh 80 cm Pesawat terapi Co-60 dihidupkan untuk memulai pengukuran Waktu diatur selama 0,5 menit Gambar 1 Skema kalibrasi TLD-100 TLD-100 yang telah diradiasi dikirim ke PTKMR BATAN untuk dilakukan pembacaan menggunakan TLD reader. Hasil bacaan intensitas TL bersih (R b ) merupakan selisih dari bacaan intensitas TL total (R t ) dan bacaan intensitas TL latar (R l ). Untuk mendapatkan hasil (R b ) digunakan Persamaan 1 (Akhadi, 2000). R b R R (1) t l Faktor kalibrasi TLD (FK TLD ) menunjukkan hubungan antara dosis yang diterima TLD (D) dengan hasil bacaan intensitas TL bersih (R b ) (Akhadi, 2000). Faktor kalibrasi TLD-100 dihitung dengan Persamaan 2 (Akhadi, 2000). D FK TLD (2) R 2.2 Pengukuran dosis radiasi permukaan pasien kanker menggunakan TLD-100 Pengukuran dosis radiasi permukaan menggunakan TLD-100 dilakukan pada 5 orang pasien kanker (Ca. Serviks, Ca. Laring, Ca. Bronkogenik, Ca. Nasofaring, Ca. Parotis). Skema pengukuran dosis permukaan menggunakan Thermoluminisence Dosemeter-100 (TLD-100) ditunjukkan pada Gambar 2. Pemasangan TLD-100 di tengah luas lapangan titik pada b Serviks Laring Bronkogenik Nasofaring Parotis 2 lapangan 2 lapangan 2 lapangan 3 lapangan 3 lapangan Pembacaan TLD-100 mengunakan TLD reader oleh pihak PTKMR BATAN Akumulasi dan analisis dosis radiasi Gambar 2 Skema pengukuran ESD menggunakan TLD-100 161

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 Penyinaran dilakukan menggunakan tray system dan open system. Tray system adalah yang dilakukan menggunakan blok radiasi yang diletakkan pada kepala pesawat Co-60, bertujuan untuk melindungi organ kritis yang berada disekitar kanker. Open system adalah yang dilakukkan tanpa menggunakan blok radiasi. Untuk menentukan lapangan ekuivalennya menggunakan tray system dapat ditentukan menggunakan Persamaan 3 (Podgorsak, 2003). c 2b a b lapangan ekuivalen (3) c b a b Lapangan ekuivalen dengan menggunakan open system dapat dihitung menggunakan Persamaan 4 (Podgorsak, 2003). ab lapangan ekuivalen 2 (4) a b Dimana a merupakan panjang sisi terbesar, b adalah panjang sisi terkecil dan c adalah luas blok. Untuk menentukan faktor koreksi luas lapangan radiasi dapat dihitung menggunakan Persamaan 5 (Hyuskens, 2001). Laju dosis lapangan ekuivalen FK FS (5) Laju dosis lapangan referensi (10x10) cm FK FS Faktor koreksi luas lapangan. Untuk mendapatkan hasil dosis radiasi permukaan dapat dihitung menggunakan Persamaan 6 (Podgorsak, 2003). dosis radiasi permukaan D read FK FK FS (6) D read merupakan dosis radiasi yang terbaca oleh TLD-100. 2.3 Verifikasi Ketepatan Perencanaan dan Penerimaan Dosis Radiasi terhadap Treatment Planning System (TPS) pada Pasien Kanker Perhitungan perencanaan nilai dosis radiasi kanker didapatkan dari data kondisi pasien kanker dapat dihitung menggunakan Persamaan 7 (Podgorsak, 2003). exposure D OF PDD TD time (7) TD (Tumor Dose) merupakan dosis radiasi yang diterima kanker (Gy), exposure time adalah lama waktu (menit), D adalah nilai laju dosis radiasi pesawat terapi Co-60 pada kedalaman maksimum (cgy/menit), OF (Output Factor) adalah faktor yang dihasilkan dari perbandingan antara dosis radiasi terserap pada titik acuan dalam fantom dan dosis radiasi terserap pada titik yang sama tanpa fantom terhadap luas lapangan, PDD adalah presentasi dosis radiasi serap pada suatu titik tertentu dalam fantom (%). Penerimaan dosis radiasi kanker didapatkan dari hasil pengukuran dosis permukaan menggunakan TLD-100. Perhitungan penerimaan dosis radiasi kanker dapat dihitung menggunakan Persamaan 8 (Podgorsak, 2003). D D target merupakan Dosis radiasi yang diterima kanker (Gy), D read adalah nilai dosis bacaan TLD (nc), FK TLD adalah faktor yang dihasilkan dari perbandingan laju dosis radiasi maksimum dengan nilai dosis bacaan TLD pada luas lapangan(10 x 10) cm (cgy/nc), PDD adalah persentase dosis radiasi serap pada suatu titik tertentu dalam fantom (%), FK FS adalah 162 TLD D FK PDD FK FK t arg et read TLD FS SSD (8)

faktor koreksi yang dihasilkan dari perbandingan laju dosis lapangan ekuivalen dengan laju dosis lapangan referensi (10 x10) cm dan Fk SSD adalah faktor koreksi dalam teknik SSD = 80 cm adalah 1. Verifikasi dosis radiasi didapatkan dari perbedaan perencanaan dosis radiasi kanker menggunakan data kondisi dan penerimaan dosis radiasi kanker dengan pengukuran dosis radiasi permukaan menggunakan TLD-100. Hasil verifikasi dapat diperoleh menggunakan Persamaan 9. Perbedaan dosis D TD t arg et (9) TD D target merupakan penerimaan dosis radiasi kanker dengan pengukuran dosis radiasi permukaan menggunakan TLD-100 dan TD adalah perencanaan dosis radiasi kanker dari data kondisi. III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Faktor Kalibrasi TLD-100 Nilai faktor kalibrasi TLD-100 yang diperoleh adalah 0,021 cgy/nc, nilai ini digunakan untuk perhitungan dosis permukaan dan perhitungan penerimaan dosis radiasi dalam satuan centi gray. Pengukuran faktor kalibrasi TLD-100 dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara dosis radiasi sinar gamma yang dipancarkan oleh pesawat terapi Co-60 dengan bacaan TLD-100. 3.2 Dosis Radiasi Permukaan Pasien Kanker menggunakan TLD-100 Pengukuran dosis radiasi permukaan menggunakan TLD-100 dilakukan pada 5 orang dengan jenis kanker yang berbeda. Hasil pengukuran dosis radiasi permukaan menggunakan TLD-100 ditunjukkan pada Tabel 1. Kanker Serviks Laring Brongkogenik Nasofaring Parotis Tabel 1 Hasil pengukuran dosis radiasi permukaan pasien kanker menggunakan TLD-100 Lap Penyinaran Waktu (menit) Luas blok (cm 2 ) Luas lapangan (cm) Lap ekuivalen (cm) FK FS FK TLD- 100 cgy/nc Dosis radiasi permukaan 220,254 a b X Lap1 1,14 43,93 15,50 17,40 14,86 1,037 0,021 Lap 2 1,14 43,93 15,50 17,40 14,86 1,037 228,747 Lap1 0,9 Open 5,00 7,500 6,00 0,957 138,495 0,021 Lap 2 0,9 Open 5,00 7,50 6,00 0,957 151,857 Lap1 1,93 Open 9,20 11,40 10,18 1,001 343,779 0,021 Lap 2 1,93 Open 9,20 11,40 10,18 1,001 371,947 Lap1 0,95 81,58 13,50 12,00 7,33 0,970 142,145 Lap 2 0,95 81,58 13,50 12,00 7,33 0,970 0,021 168,665 Lap 3 1,34 38,99 15,00 9,40 10,07 1,000 244,883 Lap1 0,62 15,12 14,00 11,00 11,76 1,013 123,938 Lap 2 1,24 15,12 14,00 11,00 11,76 1,013 0,021 224,091 Lap 3 1,35 50,56 18,00 7,00 8,49 0,983 224,886 Berdasarkan uraian Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa nilai dosis radiasi permukaan minimum diterima pada lapangan 1 oleh pasein Ca. Laring dan maximum pada lapangan 2 oleh pasien Ca. Brongkogenik diterima oleh kulit meningkat karena sel kanker sudah menyebar, sehingga luas lapangan kanker menjadi besar. Lapangan target yang besar meningkatkan dosis radiasi yang tinggi, sehingga dosis radiasi yang diterima akan semakin meningkat. Nilai dosis radiasi permukaan yang diterima oleh masing-masing fraksi lapangan terhadap 5 pasien berbeda. Nilai dosis radiasi permukaan yang berbeda ini dipengaruhi oleh respon TLD-100 yang berbeda terhadap masing-masing lapangan, kemudian juga dipengaruhi oleh kondisi yang berbeda dari setiap pasien kanker. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan dosis radiasi permukaan kulit adalah waktu 163

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016, luas lapangan dan kondisi kanker sehingga nilai dosis permukaan yang diterima oleh masing-masing pasien berbeda. Penerimaan nilai dosis radiasi permukaan juga dipengaruhi oleh hamburan foton dari udara, hamburan meja pasien, hamburan balik dari kulit pasien dan hamburan dari kolimator yang berada di kepala pesawat Co-60 (Diana, 2010). 3.3 Verifikasi Ketepatan Perencanaan dan Penerimaan Dosis Radiasi terhadap Treatment Planning System (TPS) pada Pasien Kanker Verifikasi ketepatan perencanaan dan penerimaan dosis radiasi kanker dilakukan untuk mengetahui ketepatan dosis radiasi yang diterima pasien kanker. Nilai perbedaan dosis radiasi yang didapatkan bervariasi. Perhitungan ini dipengaruhi oleh percentage depth dose (PDD). PDD bergantung pada luas lapangan radiasi, jarak sumber radiasi ke permukaan dan kedalaman kanker. Hasil perhitungan ketepatan hasil perencanaan dan penerimaan dosis radiasi dihitung menggunakan Persamaan 7 dan 8. Hubungan antara nilai perencanaan dan penerimaan dosis radiasi terhadap TPS dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan nilai dosis radiasi yang diterima oleh pasien kanker lebih tinggi dibandingkan dengan dosis radiasi yang direncanakan, kecuali pada pasien Ca. Laring. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa luas lapangan ekuivalen yang dimiliki pasien Ca. Laring berukuran kecil, semakin kecil ukuran lapangan radiasi maka dosis radiasi yang diterima akan semakin rendah sehingga dosis radiasi yang diterima oleh Ca. Laring menjadi lebih rendah. Nilai dosis radiasi minimum diterima oleh pasien Ca. Laring dan nilai maksimum diterima oleh pasien Ca. Bronkogenik. Gambar 3 Hasil perhitungan perencanaan dan penerimaan dosis radiasi kanker terhadap TPS Jika dibandingkan nilai perencanaan dan penerimaan dosis radiasi terhadap TPS, maka terdapat beberapa pasien menerima dosis radiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perencanaan menggunakan TPS. Nilai dosis radiasi yang direncanakan berdasarkan TPS digunakan sebagai nilai dosis radiasi acuan yang didapatkan dari simulasi komputer. Hasil perencanaan dosis radiasi berdasarkan kondisi lebih dipercaya dibandingkan dengan hasil penerimaan dosis radiasi berdasarkan pengukuran menggunakan TLD-100. Nilai perencanaan dosis radiasi didapatkan langsung dari data-data masing-masing pasien, sedangkan untuk nilai penerimaan dosis radiasi menggunakan TLD-100 terdapat faktor-faktor yang menyebabkan penerimaan nilai dosis radiasi menjadi lebih tinggi antara lain hamburanhamburan foton yang diterima oleh TLD-100. 164 Tabel 2. Verifikasi perbedaan perencanaan dan penerimaan dosis radiasi kanker Kanker TPS Total perencanaan dosis radiasi kanker Total penerimaan dosis radiasi kanker Perbedaan nilai dosis radiasi kanker Persentase perbedaan nilai dosis radiasi (%) Serviks 200 200,652 224,501 23,848 11,885 Laring 200 198,283 187,858-10,425-5,257 Bronkogenik 400 400,020 420,847 20,826 5,206 Nasofaring 400 397,617 411,748 14,130 3,553 Parotis 400 394,486 412,008 17,522 4,441

Berdasarkan uraian dari Gambar 3 maka dilakukan verifikasi ketepatan perencanaan dan penerimaan dosis radiasi terhadap TPS. Verifikasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan dosis radiasi yang diterima oleh pasien kanker. Hasil verifikasi dosis radiasi ditunjukkan pada Tabel 2. Nilai pada tabel tersebut dihitung menggunakan Persamaan 9. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa perbedaan minimum antara perhitungan perencanaan dan penerimaan dosis radiasi mencapai -5,257% dan perbedaan maksimum mencapai 11,885 %. Dalam Sofyan (2012), International Organization for Standardization (ISO) dan International Electrotechnical Commision (IEC) menyatakan bahwa TLD-100 memiliki deviasi tanggapan sebesar ± 25%. Deviasi tanggapan sebesar ± 25% disebabkan karena TLD sangat sensitif terhadap perlakuan panas yang terjadi, serta sudut datang radiasi memberikan kontribusi kesalahan dalam estimasi dosis, sehingga pada penelitian ini dosis radiasi yang diterima oleh 5 pasien kanker masih dalam batas toleransi. Artinya dosis radiasi yang diterima pasien kanker masih sesuai dengan yang direncanakan. Deviasi dosis radiasi yang diperbolehkan yaitu -25% x 25%, apabila dosis radiasi yang direncanakan adalah 200 cgy sehingga dosis radiasi yang diterima berada pada rentang (150-250) cgy. Apabila dosis radiasi yang diterima diatas 250 cgy maka jaringan sehat yang ada di sekitar kanker akan menerima radiasi yang tinggi, sehingga akan terjadi penyebaran kanker pada jaringan sehat. Jika dosis radiasi yang diterima dibawah 150 cgy maka setelah proses radiasi selesai kemungkinan akan menyebabkan kanker muncul kembali. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai dosis radiasi kanker adalah sudut datang radiasi, pengaturan waktu yang diberikan, perbedaan kondisi kanker dari setiap pasien, stadium, volume, kedalaman, dan luas lapangan kanker (Diana, 2010). Hal tersebut sangat perlu diperhatikan sebelum dilakukan, agar dosis radiasi yang diterima oleh pasien kanker sesuai dengan dosis radiasi yang direncanakan. Serta menghidari kemungkinan buruk yang terjadi setelah pengobatan selesai, seperti kanker yang telah dihancurkan akan berkembang kembali dan terjadi penyebaran kanker pada jaringan sehat. IV. KESIMPULAN Nilai dosis radiasi minimum yang diterima pasien Ca. Laring adalah -5,257 % dan dosis radiasi maksimum yang diterima pasien Ca. Serviks adalah 11,885 %. Dosis radiasi yang diterima masih dalam batas toleransi yang diperbolehkan yaitu ± 25%. DAFTAR PUSTAKA Akhadi, M., Dasar-Dasar Proteksi Radiasi (Rineka Cipta, Jakarta, 2000), Hal 239-247. BAPETEN, Penyuluhan Peraturan Perundangan Keselamatan Nuklir, Jakarta, 2002. Barret, A, Dobs, J., Morris, S., dan Roques, T, Practical Radiotherapy Planning, Fourth Edition, CRC Press, USA, 2009. Diana, L, Pengukuran Dosis Kulit dengan Menggunakan Film Gafchromic (EBT) Pada Pasien Kanker Serviks dengan Menggunakan Sinar Foton 6MV, Skripsi S1, Universitas Indonesia, 2010. Huyskens, D.P., Bogaerts, R., Verstraete., Loof, M., Nystrom, H., Fiorino, C., Broggi, S., Jornet, N., Ribbas, M., dan Thwaites, D.I., Practical Guidelines for the Implementation of In Vivo Dosimetry with Diodes in External Radioteraphy with Photon Beams (ESTRO. Belgium, 1984) Podgorsak, E. B., Review of Radiation Oncology Physics: A Handbook for Teacher and Students (IAEA, Vienna, 2003), Hal 147-175. Sofyan, H, Dosimeter ThermoLuminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, ISSN: 0853-0823, Purworejo, 2012. Susworo, R., Radioterapi (UI Press, Jakarta, 2007), Hal 1-5. 165