BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perkuliahan memiliki berbagai macam sistem yang disesuaikan dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di Universitas Udayana sendiri memiki sistem perkuliahan yang berbeda-beda di beberapa program studinya. Pada program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran contohnya, yang masih menerapkan sistem perkuliahan konvensional (tatap muka), dimana dosen mengajar dan mahasiswa mendengarkan. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap mata kuliah ditentukan berdasarkan beban studi sesuai dengan nilai kredit masing-masing mata kuliahnya. Menurut Buku Panduan Akademik Program S.0 dan S.1 Universitas Udayana tahun Akademik 2010/2011, nilai 1 SKS (Satuan Kredit Semester) adalah 50 menit tatap muka terjadwal. Pada program studi Fisioterapi, rata-rata SKS per mata kuliah adalah 3 dan dalam sehari mahasiswa bisa mengikuti rata-rata 2 mata kuliah pada semester awal perkuliahan. Jadi dalam seminggu, mahasiswa mengikuti perkuliahan selama 5 hari atau kurang lebih 25 jam perkuliahan dengan waktu istirahat 30 menit tiap harinya. Saat kegiatan perkuliahan, mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dalam posisi duduk dan mendengarkan dosen memberikan materi karena sistem perkuliahan yang masih konvensional. Ditinjau dari alat yang digunakan mahasiswa saat kegiatan perkuliahan, kursi berisi meja yang digunakan sudah 1
2 cukup berstandar ergonomi jadi dapat mengurangi resiko terjadinya keluhan pada mahasiswa. Tetapi disisi lain, dalam jangka waktu perkuliahan yang lumayan lama tersebut, tidak sedikit dari mahasiswa yang memposisikan tubuhnya dengan posisi yang salah atau buruk saat duduk dan hal ini menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pada sistem otot muskuloskeletal (Manuaba, 1990). Gangguan muskuloskeletal adalah gangguan pada bagian otot rangka yang disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen dan tendon (Noor, 2012). Menurut survei yang sudah dilakukan oleh Putra pada tahun 2014, keluhankeluhan yang sering terjadi saat kegiatan perkuliahan meliputi pegal dan nyeri pada beberapa otot misalnya pada leher, bahu, lengan atas, pinggang, bokong, lutut dan pergelangan kaki (Putra, 2014). Hasil penelitian dari National Institute of Occupational Safety and Health juga menemukan adanya hubungan antara sikap duduk yang canggung dan dibatasi terhadap keluhan muskuloskeletal (Rani, 2004). Sikap kerja duduk terlalu lama dengan perilaku statis akan menimbulkan gangguan pada sistem muskuloskeletal dan memberikan tekanan cukup besar di diskus intervertebralis sehingga bisa menimbulkan nyeri punggung bawah dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya kebungkukan pada tubuh (Pheasant, 1991; Grandjean & Kroemer, 2000). Ditinjau dari keluhan-keluhan tersebut diatas, keluhan pada punggung bawah lebih dominan terjadi pada mahasiswa yang disebabkan oleh kebiasaan duduk dengan posisi yang tidak ergonomis dalam waktu yang cukup lama dan bersifat
3 statis. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Samara dkk (2005) yang menyatakan bahwa duduk statis sebagai faktor resiko terjadinya NPB pada pekerja, dimana pekerja yang duduk selama 91-300 menit memiliki resiko 2,35 kali lebih besar dari pada pekerja yang duduk selama 5-90 menit. Dengan posisi duduk yang salah dan terlalu lama, maka otot-otot bekerja secara statis, hal ini menyebabkan pembuluh darah dapat tertekan, sehingga aliran darah dalam otot menjadi berkurang dan menyebabkan otot menjadi lelah sampai menimbulkan rasa nyeri yang dirasakan di area pinggang (Nazrudin, 2012), yang jika dibiarkan terlalu lama akan menjadi nyeri punggung bawah yang kronis. Gangguan ini akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, mengantuk dan kelelahan secara keseluruhan akibatnya akan mengarah pada gangguan dalam proses belajar dan menurunnya konsentrasi mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh Brenann pada tahun 2007 melaporkan dari 188 sampel dengan usia rata-rata 21 tahun, prevalensi kejadian nyeri punggung bawah adalah 32% dan 77% melaporkan kejadian nyeri punggung bawah yang berulang (Brenann et all, 2007). Di Nigeria, duduk dalam jangka waktu yang lama menjadi salah satu faktor resiko terjadinya nyeri punggung bawah pada remaja dengan prevalensi 17% dari 44 sekolah acak yang dilakukan penelitian (Ayanniyi et al, 2011). Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan mengenai hubungan sikap duduk terhadap nyeri punggung bawah, belum terdapat penelitian tentang intervensi yang dapat diberikan untuk mengurangi insiden nyeri punggung bawah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai tindakan untuk
4 mengurangi nyeri punggung bawah yang dapat terjadi pada mahasiswa program studi Fisioterapi ini adalah dengan memperbaiki sikap duduk yang sesuai dengan ilmu ergonomi. International Ergonomics Association (IEA) mendefinisikan ergonomi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan elemenelemen dalam sistem yang terkait, dan merupakan profesi yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk mendesain kerja dalam mengoptimalkan efektivitas, efisiensi serta kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara komprehensif atau keseluruhan. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Putra (2014) juga membuktikan pemberian perbaikan sikap duduk ergonomis mengurangi keluhan muskuloskeletal sebesar 78% pada mahasiswa saat melakukan Small Grup Discussion. Namun penelitian-penelitian yang sebelumnya kebanyakan hanya dilakukan di kalangan pekerja dan hanya mengacu pada aspek muskuloskeletal yang cakupannya luas. Pada umumnya di Indonesia, penelitian yang berkaitan dengan perbaikan sikap duduk ergonomis belum terlalu banyak dan belum mengkhususkan pada usia remaja dan keluhan yang lebih spesifik. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang ini peneliti ingin melakukan penelitian tentang intervensi sikap duduk ergonomis mengurangi nyeri punggung bawah pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang disampaikan sebagai berikut :
5 Apakah sikap duduk ergonomis dapat mengurangi nyeri punggung bawah non spesifik pada mahasiswa program studi Fisioterapi saat melakukan kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Unud? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji secara terukur dampak sikap duduk ergonomis terhadap nyeri punggung bawah non spesifik yang dialami oleh mahasiswa saat melakukan kegiatan perkuliahan. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui efektivitas sikap duduk ergonomis terhadap penurunan nyeri punggung bawah non spesifik pada mahasiswa program studi Fisioterapi saat melakukan kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Unud. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca (mahasiswa) tentang pengaruh sikap duduk ergonomis terhadap nyeri punggung bawah non spesifik yang dialami oleh mahasiswa saat melakukan kegiatan perkuliahan. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca (mahasiswa) dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan pemahaman sikap dan perilaku yang ergonomis bagi mahasiswa saat melakukan kegiatan perkuliahan agar dapat mengurangi
6 keluhan pada punggung bawah dan dapat mengoptimalkan kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa kedepannya. b. Diharapkan dapat membantu rekan-rekan seprofesi dalam memberikan pelayanan fisioterapi mengenai nyeri punggung bawah non spesifik yang sering terjadi pada mahasiswa saat kegiatan perkuliahan, terutama pelayanan preventif dan kuratif.