PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN

dokumen-dokumen yang mirip
kejahatan ekonomi di bidang perbankan dalam hukum pidana yang akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana atau delik berasal dari bahasa Latin delicta atau delictum yang di

POLITIK HUKUM PIDANA TERHADAP PERLINDUNGAN KORBAN KEJAHATAN DI BIDANG PERBANKAN. Oleh : Doortje D. Turangan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERAMPOKAN DIDALAM TAKSI DITINJAU DARI PERSEPEKTIF VIKTIMOLOGI

KEJAHATAN INTERNET BANKING DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN HUKUM PIDANA (INTERNET BANKING CRIME IN PENAL POLICY PERSPECTIF)

SANTUNAN OLEH PELAKU TINDAK PIDANA TERHADAP KORBAN KEJAHATAN DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Bank Dari Kejahatan Kerah Putih (White collar crime)

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

DIDAHULUI OLEH BOCORNYA DATA NASABAH DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA

PENGGUNAAN HUKUM PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN. Oleh : J. Hattu ABSTRACT

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PRAKTEK PERBAKAN. Supaijo *)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BALITA SEBAGAI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI TINJAU DARI ASPEK VIKTIMOLOGI

PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN SELAMA PROSES PERADILAN PIDANA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI KEPADA KORBAN TINDAK PIDANA Agus Sularman *, Umar Ma ruf **

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WHISTLE BLOWER DALAM PERSIDANGAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

PERLINDUNGAN ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM HUKUM PIDANA

TINDAKAN PENGANCAMAN DAN PERAMPASAN YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR KEPADA DEBITUR

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM UNDANG- UNDANG TENTANG PERKAWINAN 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA

SANKSI PIDANA SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN HUMAN TRAFFICKING DI DUNIA MAYA

KEBIJAKAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN KEPADA KORBAN MALPRAKTEK MEDIS SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM PIDANA

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCURIAN PRATIMA DI BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ADAT

JURNAL IMPLEMENTASI HAK KORBAN UNTUK MENDAPATKAN RESTITUSI MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK (SUATU KAJIAN TERDAPAT PASAL 310 KUHP)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ARTIS SEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA CYBERBULLYING PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI INDONESIA

TINDAK PIDANA ASUSILA TERHADAP HEWAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

ABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM LIKUIDASI BANK

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN FORMULASI FUNGSI KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Kebijakan Hukum Pidana Perlindungan Korban Perkawinan Terhadap. Kasus : Perkawinan Pujiono Cahyo Widianto. Dengan Lutviana Ulfah)

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

Oleh : I Gusti Ngurah Bima Prastama I Gusti Ketut Ariawan A.A. Ngurah Wirasila Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana.

TINDAK PIDANA MUTILASI DALAM PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA. Nisa Yulianingsih 1, R.B. Sularto 2. Abstrak

WHITE COLLOR CRIME SEBAGAI KEJAHATAN INDIVIDUAL YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM PIDANA DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MUTILASI

PIDANA PENGAWASAN DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA. Oleh : I Made Ardian Prima Putra Marwanto

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU SODOMI TERHADAP KORBAN YANG TELAH CUKUP UMUR

PERLINDUNGAN HUKUM PIDANA TERHADAP KORBAN KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN (Oleh: M. Arief Amrullah, S.H.,M.Hum)

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

AKIBAT HUKUM PELANGGARAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK ABSTRAK

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BANK DALAM PELANGGARAN KEGIATAN OPERASIONAL DIDASARKAN PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN Oleh:

BENTUK GANTI KERUGIAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF VIKTIMOLOGI

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU KEJAHATAN PERKOSAAN TERHADAP LAKI-LAKI

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

Public Review RUU KUHP

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN DAN PENGEDARAN UANG PALSU SKRIPSI

PEMBERIAN KOMPENSASI SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KERUSUHAN

PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KORPORASI PERBANKAN DENGAN PERMA NO. 13 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

KEJAHATAN INTERNET BANKING DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN HUKUM PIDANA (INTERNET BANKING CRIME IN PENAL POLICY PERSPECTIF)

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAKUKAN OLEH PEJABAT LEGISLATIF NEGARA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA MASKAPAI PENERBANGAN DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN PESAWAT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. langsung merugikan keuangan Negara dan mengganggu terciptanya. awalnya muncul Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

HAK UNTUK MELAKUKAN UPAYA HUKUM OLEH KORBAN KEJAHATAN DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA OLEH PENGURUS YAYASAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA/KEKAYAAN YAYASAN

ANALISIS MENGENAI PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PERZINAHAN DALAM PERSPEKTIF KUHP

KEBIJAKAN DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PELACURAN SESUAI DENGAN PERDA KOTA DENPASAR NO. 2 TAHUN

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGATUR LALU LINTAS UDARA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN PESAWAT UDARA

JURNAL PENGANCAMAN SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melanggar rumusan kaidah hukum pidana, dalam arti memenuhi unsur-unsur

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEBIJAKAN FORMULASI PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI TERHADAP KORBAN KEJAHATAN KORPORASI. Evan Elroy Situmorang, SH. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi: diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAPOR

TINJAUAN PUSTAKA. atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan merupakan bentuk tingkah

TANGGUNG JAWAB MUTLAK ( STRICT LIABILITY ) DALAM PENEGAKAN HUKUM PERDATA LINGKUNGAN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

NCB Interpol Indonesia - Fenomena Kejahatan Penipuan Internet dalam Kajian Hukum Republik Indonesia Wednesday, 02 January :00

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA: PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK TINDAK PIDANA DALAM RUU KUHP

LEVEL KOMPETENSI I Pemahaman Konsep Korporasi

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat (memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi), sedangkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB III PENUTUP. pertanggungjawaban pidana pengganti (vicarious liablity) sebagaimana dimaksud

SKRIPSI UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA DALAM ILMU HUKUM PADA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN LAYANAN INTERNET BANKING ATAS DATA PRIBADI NASABAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KLUNGKUNG

Transkripsi:

PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN Oleh: Rachmawati Apriliana Puspitasari Nyoman Satyayudha Dananjaya Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Economic crimes in the banking sector can be said to be a white collar crime because the crime committed by the offender by way of abusing the trust given to him from the public.therefore, white collar crime often occurs in organizations where people put trust in that bank. The impact of the abuse of the trust that is the emergence of a victim of economic crime in the banking field. For it is necessary to study the steps or policies that need to be taken in order to protect the victims of economic crime in banking because when viewed from the existing regulations there are still the norm vacancy. This paper aims to determine the protection of victims of economic crime in the banking sector. Given the losses large enough, then the protection of the victim (bank customers ) it was time to do. Then it takes the concept of protection of victims of economic crime in the banking sector by using the criminal law. Keywords : Protection,Victim, Economy Crime, Banking ABSTRAK Kejahatan ekonomi di bidang perbankan dapat dikatakan sebagai white collar crime karena kejahatan tersebut dilakukan oleh si pelaku dengan jalan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya dari masyarakat. Oleh sebab itu white collar crime sering terjadi pada lembaga tempat masyarakat menaruh kepercayaannya yaitu bank. Dampak dari penyalahgunaan kepercayaan itu adalah timbulnya korban dari kejahatan ekonomi di bidang perbankan. Untuk itu perlu dikaji langkah-langkah atau kebijakan yang perlu diambil dalam rangka perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan karena jika dilihat dari peraturan yang ada saat ini masih terdapat kekosongan norma. Penulisan makalah ini bertujuan mengetahui perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi dibidang perbankan. Mengingat kerugian yang ditimbulkan cukup besar, maka upaya perlindungan terhadap korban (nasabah bank) sudah waktunya dilakukan. Maka dari itu diperlukan konsep perlindungan korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan dengan menggunakan hukum pidana. Kata Kunci: Perlindungan, Korban, Kejahatan Ekonomi, Perbankan I. PENDAHULUAN Sehubungan dengan krisis yang berkepanjangan serta kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan yang mengakibatkan pula hancurnya lembaga perbankan merupakan dampak dari kejahatan ekonomi di bidang perbankan yang dilakukan oleh bank. Dampak berikutnya adalah timbulnya korban yang jauh lebih besar dari pada kejahatan biasa. Misalnya kasus Bank Century yang menjadi korban adalah nasabah penyimpan dana, dan rakyat secara keseluruhan karena selain modal 1

dari bank tersebut juga mendapat pinjaman dari Bank Indonesia yang sesungguhnya uang tersebut adalah uang rakyat. 1 Menurut J. E. Sahetapy, pengidentifikasian terhadap korban akibat kejahatan yang dilakukan bank sebagai upaya untuk menunjukan bahwa ruang lingkup korban kejahatan dibidang ekonomi begitu besar. Untuk itu perlu dikaji langkah-langkah atau kebijakan yang perlu diambil dalam rangka perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan, agar tercipta kedamaian dalam kesejahteraan, termasuk perlindungan kepada korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan. 2 Keadaan inilah yang menjadi latar belakang dari penulisan ini. Sebagaimana diketahui tidak adanya pengaturan yang mengatur mengenai perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi khususnya di bidang perbankan. Mengingat kerugian yang ditimbulkan cukup besar, maka upaya perlindungan terhadap korban (nasabah bank) sudah waktunya dilakukan, karena sampai saat ini korban (nasabah bank) yang belum terlindungi kepentingannya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi dibidang perbankan. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penulisan ini mempergunakan metode normatif, yang beranjak dari adanya kekosongan norma mengenai perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan karena belum adanya peraturan yang mengatur secara jelas dan terperinci. Pemecahan masalah dalam penulisan ini didasarkan pada literatur-literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Kejahatan Ekonomi di Bidang Perbankan Kejahatan ekonomi dapat dibagi menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Arti sempit, istilah economic crimes (kejahatan ekonomi) apabila dilihat dari substansi pasal 1 Undang-Undang No. 7 Drt. 1955 dapat dimasukkan ke dalam pengertian tindak pidana ekonomi. Hal ini disebabkan undang-undang tersebut secara substansi hanya memuat ketentuan yang mengatur sebagian kecil dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan.di luar batasan-batasan tersebut, perbuatan apa pun yang melanggar 1 Muhammad Djumhana, 1993, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditnya Bakti, Bandung, h.163. 2 J.E. Sahetapy, 1992, Teori Kriminologi Sebuah Pengantar, Citra Aditnya Bakti, Bandung, h.35. 2

peraturan perundang-undangan dan merugikan perekonomian Indonesia tidak dapat dinamakan kejahatan ekonomi. 3 Arti luas, kejahatan ekonomi, diatur di dalam maupun di luar Undang-Undang No. 7 Drt. 1955. Kejahatan ekonomi di bidang perbankan, sebagai suatu bentuk perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan dalam bidang perekonomian dan bidang keuangan, merupakan bagian dari kejahatan ekonomi. Menurut Moch.Anwar dalam bukunya yang berjudul Tindak Pidana di Bidang Perbankan membedakan pengertian tindak pidana perbankan dengan tindak pidana di bidang perbankan. Perbedaan tersebut didasarkan pada perlakuan peraturan terhadap perbuatan-perbuatan yang telah melanggar hukum yang berhubungan dengan kegiatan bank dalam menjalankan usahanya. 4 Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengertian antara pengertian tindak pidana perbankan dengan tindak pidana di bidang perbankan, yaitu tindak pidana perbankan adalah setiap perbuatan melawan hukum yang melanggar ketentuan sebagimana diatur secara khusus dalam Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan dan undang-undang lainnya yang mengatur atau setidaknya berhubungan langsung dengan perbankan. Sedangkan tindak pidana di bidang perbankan adalah setiap tindakan yang melawan hukum (tindak pidana) yang berhubungan dengan kegiatan menjalankan usaha bank atau suatu tindak pidana yang menjadikan bank sebagai sarana atau media dilakukannya suatu tindak pidana atau sasaran dari suatu tindak pidana dengan melanggar ketentuan-ketentuan sebagamana yang diatur dalam KUHP dan peraturan hukum pidana khusus lainnya, seperti Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan peraturan perundang-undangan khusus lainnya. 2.2 Perlindungan Korban Kejahatan Ekonomi di Bidang Perbankan Mengingat perbankan adalah institusi kepercayaan maka fungsi pengawas yang ada di semua bank adalah mengembangkan mekanisme perlindungan nasabah bank. Inilah yang kurang dalam sistem perbankan di Indonesia. Kasus di Indonesia, sistem perlindungan nasabah masih belum terlembagakan dengan baik,sehingga penegakannya 3 Mardjono Reksodiputro, 1987, Hukum Positif Mengenai Kejahatan Ekonomi dan Perkembangannya di Indonesia, Alumni, Bandung, hal. 326. 4 Moch. Anwar, 1986, Tindak Pidana di Bidang Perbankan, Alumni, Bandung, hal. 44-45. 3

menjadi lemah, karena itu pengkajian kembali terhadap peraturan perundangan yang ada masih perlu terus dilakukan. Pengkajian terhadap asas-asas dan teori-teori hukum pidana yang selalu berkembang. Undang-Undang No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban adalah undang-undang yang memberikan payung hukum terhadap saksi dan korban. Pada pasal 1 ayat 2 Undang-Undang 13 tahun 2006 sebagaimana yang dimaksud dengan korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. Dari pengertian korban tersebut jelas bahwa korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan juga dapat dilindungi oleh Undang- Undang No.13 tahun 2006 hal tersebut berkaitan dengan kerugian ekonomi. 5 Tetapi pada kenyataannya tidak ada pengaturan yang jelas dan terperinci mengenai perlindungan korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan, maka dari itu diperlukan konsep perlindungan korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan dengan menggunakan hukum pidana, yaitu mengkriminalisasikan perbuatan yang berpotensi bagi timbulnya korban, hal tesebut merupakan langkah preventif. Pengaturan mengenai tindak pidana di bidang perbankan perlu dilakukan pengaturan dalam undang-undang tersendiri sebagai hukum pidana khusus yang dapat melakukan penyimpanganpenyimpangan terhadap buku I KUHP sehingga dapat mengurangi timbulnya korban.selain itu juga dengan doktrin pertanggungjawaban pidana berdasarkan asas culpabilitas,karena pelakunya bank dan itu adalah korporasi, dapat dikesampingkan dengan doktrin strict liability atau vicarious liability. Perlindungan korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan, tidak hanya perlindungan terhadap potential victim atau calon korban, melainkan juga perlindungan terhadap actual victim, sehingga akan menciptakan keseimbangan dalam hukum pidana antara pelaku dan korban, dan antara calon korban dan korban langsung. Memformulasikan ancaman pidana denda yang tinggi tidak akan dapat mencegah korporasi (bank) melakukan kejahatan ekonomi di bidang perbankan tanpa dikombinasikan dengan alternatif sanksi pidana lainnya seperti publicity sanction. 6 5 Ibid., hal.122. 6 M.Arief Amrullah, 2002, Politik Hukum Pidana Dalam Rangka Perlindungan Korban Kejahatan Ekonomi di Bidang Perbankan, Program Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya, h.21. 4

III. KESIMPULAN 1. Tindak pidana di bidang perbankan adalah setiap tindakan yang melawan hukum (tindak pidana) yang berhubungan dengan kegiatan menjalankan usaha bank atau suatu tindak pidana yang menjadikan bank sebagai sarana atau media dilakukannya suatu tindak pidana atau sasaran dari suatu tindak pidana dengan melanggar ketentuan-ketentuan sebagamana yang diatur dalam KUHP dan peraturan hukum pidana khusus lainnya. 2. Upaya perlindungan hukum pidana terhadap korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan masih belum memadai.maka dari itu diperlukan konsep perlindungan korban kejahatan ekonomi di bidang perbankan dengan menggunakan hukum pidana, yaitu mengkriminalisasikan perbuatan yang berpotensi bagi timbulnya korban, doktrin pertanggungjawaban pidana berdasarkan asas culpabilitas dengan doktrin strict liability atau vicarious liability dan memformulasikan ancaman pidana yang dikombinasikan dengan alternatif sanksi pidana lainnya seperti publicity sanction. DAFTAR PUSTAKA Buku : Anwar, Moch., 1986, Tindak Pidana di Bidang Perbankan, Alumni, Bandung. Amrullah, M. Arief, 2002, Politik Hukum Pidana Dalam Rangka Perlindungan Korban Kejahatan Ekonomi di Bidang Perbankan, Program Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya. Djumhana, Muhammad, 1993, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditnya Bakti, Bandung. Reksodiputro, Mardjono, 1987, Hukum Positif Mengenai Kejahatan Ekonomi dan Perkembangannya di Indonesia, Alumni, Bandung. Sahetapy, J.E, 1992, Teori Kriminologi Sebuah Pengantar, Citra Aditnya Bakti, Bandung. Undang-Undang: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang No. 7 Drt Tahun 1955 tentang Tindak Pidana Ekonomi Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan Undang- Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Undang-Undang No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban 5