BAB 1 PENDAHULUAN. syariah, Jakarta: Hikmah, 2007, hlm Ibid

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah yang dilakukan umat muslim dari tahun ke tahun terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan Agama, yaitu Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katholik, Buddha dan

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cabang dan gerakannya yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

1.1 Latar Belakang Masalah

Disediakan Oleh: Bahagian Pendidikan Islam Jabatan Agama Islam Selangor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

HOME WORK ACTIVITY TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengalaman Beragama. Pengalaman beragama menurut Glock & Stark (Hayes, 1980) adalah

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB 4 PENUTUP. yang terus berkembang hingga saat ini. Sejak kemunculan pertamanya di India

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

I. PENDAHULUAN. Menurut Light, Keller dan Calhoun (1989: ) bahwa perubahan sosial

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

3 Wasiat Agung Rasulullah

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

BAB V PENUTUP. pengalaman yang tidak terduga. Saya bertemu dengan orang-orang yang dulunya

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

FIQH KEUTAMAAN FIQH AWLAWIYYAT (KARANGAN PROF. DR. YUSUF ABDULLAH AL-QARADAWI. Disediakan Oleh : Irny Suzila Ishak PENGENALAN PENGERTIAN FIQH

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,

Uang Sebagai Alat Tukar Kebahagiaan Dunia dan Akhirat. Bab 1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah.maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

Tauhid Yang Pertama dan Utama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut istilah ulama ahli hadis, hadis yaitu apapun yang diriwayatkan dari

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjajahan yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Inggris pada abad ke 19 terhadap India bukan hanya semata penjajahan secara fisik, tetapi juga ada hal tersembunyi yang terkandung di dalamnya yang dibawa oleh para misionaris melalui sistem pemerintahan terutama dalam memanipulasi hukum agama dan hukum adat. Berbagai hal dilakukan untuk membingungkan antara hukum Islam dengan hukum Hindu dalam praktek kehidupan beragama sehari-hari, dengan tujuan untuk menerapkan paham sekulerisme kepada penganut kedua agama tersebut. Salah satu sarana untuk mewujudkan paham sekuler ini pemerintah kolonial Inggris membuat sistem pengkodean hukum-hukum agama. Walaupun terjadi spesifikasi hukum tetapi di dalamnya bercampur antara teks hukum Islam dengan teks hukum Hindu. Pemerintah kolonial Inggris memulai kodifikasi hukum Hindu dan Islam pada tahun 1772 dan terus melakukan hal tersebut hingga satu abad kemudian. 1 Kodifikasi ini menekankan teks-teks tertentu sebagai sumber otentik bagi hukum dan tradisi umat Hindu dan Islam, dengan kata lain umat Islam dan Hindu dipaksa untuk mematuhi hukum yang diambil dari teks-teks kedua agama tersebut untuk dijalankan bersama-sama. Kodifikasi sistem hukum tradisional yang kompleks ini bersifat elitis, yang di dalamnya otoritas kolonial berusaha untuk memohon bantuan kepada pemimpin agama Islam dan Hindu untuk memahami hukum tertentu, ujung-ujungnya proses tersebut berakhir dengan Brahmanisasi dan Islamisasi hukum adat. 2 Keadaan seperti ini membuat masyarakat muslim di India semakin minoritas terutama antusias mereka untuk mengamalkan agama semakin berkurang dan bertolak belakang, karena banyak dari kalangan masyarakat muslim India yang telah berhasil dipengaruhi oleh pemikiranpemikiran yang dibawa oleh para misionaris. Keadaan seperti ini juga membuat 1 Abdullahi Ahmed an- Na'im dkk, Islam dan negara sekular: menegosiasikan masa depan syariah, Jakarta: Hikmah, 2007, hlm. 293 2 Ibid

Islam hanya tinggal namanya saja dan al-quran hanya tinggal tulisan. Perbuatan yang mereka lakukan telah jauh dari ajaran Islam, mencampuradukkan dua ajaran agama dalam satu praktek keagamaan. Konsep tentang sekulerisme atau semua agama adalah sama, baik dalam hal praktek kemasyarakatan maupun dalam hal ibadah, telah berhasil mempengaruhi perilaku masyarakat muslim India. Syaikh 3 Maulana 4 Muhammad Ilyas bin Muhammad Ismail (1887-1948) 5 (selanjutnya ditulis Syaikh Ilyas) adalah seorang ulama India yang lahir pada kondisi seperti yang telah diterangkan sebelumnya. Dia adalah orang yang merubah kondisi umat Islam India menjadi lebih berakhlak dan berilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan agama. Dia bersama dengan para pemimpin organisasi Islam lainnya memperjuangkan prinsip-prinsip ke-islaman untuk menghilangkan paham yang berkembang di masyarakat Muslim India yang berasal dari para misionaris. Keinginannya untuk menerapkan syariat Islam di kalangan umat Islam India adalah salah satu tujuannya yang utama. Oleh karena itu dalam mencapai tujuannya tersebut dia menggunakan metode dakwah dan tabligh, atau dikenal dalam tataran aplikatifnya dengan nama gerakan tabligh. 6 Metode tabligh yang dikenalkan oleh Syaikh Ilyas adalah metode yang sudah lama diterapkan oleh ayahnya sendiri yaitu Muhammad Ismail dalam mengajak orang-orang India kepada perilaku Islam. Selain untuk membendung arus negatif dari Inggris, metode ini juga merupakan jalan keluar bagi permasalahan umat Islam India ketika itu dalam berbagai aspek. Metode tabligh yang diperjuangkan oleh Syaikh Ilyas adalah metode yang berisi ajaran murni Islam tanpa terkontaminasi dengan ajaran politik manapun, jadi alternatif yang diberikan oleh Syaikh Ilyas sebagai jalan keluar permasalahan umat Islam India adalah mengajak mereka kembali kepada perilaku Islam yang merupakan way of life tanpa ada kepentingan politik apapun. 3 Istilah Syaikh adalah ungkapan yang diberikan kepada seseorang yang mempunyai ketekunan di dalam mempelajari al-quran dan Sunnah. Istilah ini juga mengacu kepada Ulama atau Alim. 4 Istilah Maulana diberikan kepada seseorang yang telah menamatkan pendidikan di madrasah. Istilah ini hanya terdapat di negara-negara Asia Tengah. 5 Lembaga Kegiatan dan Penelitian WAMI, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran Akar Ideologis dan Penyebarannya, Jakarta: al-ishlahy Press, 1995, hlm. 74 6 Sebenarnya gerakan ini tidak memiliki nama resmi, hanya untuk memudahkan dalam penulisan maka penulis menulis gerakan ini dengan nama gerakan tabligh.

Diantara banyaknya pergerakan dan organisasi ke-islaman di India pada masa Syaikh Ilyas, yang terlihat paling signifikan dalam pergerakannya adalah gerakan tabligh, dan gerakan ini tidak hanya berjaya dan berkembang di India tetapi juga di berbagai belahan dunia. Hal seperti ini disebabkan karena gerakan ini tidak menyinggung masalah politik. Misi yang mereka bawa adalah misi perdamaian, bukan misi kepentingan suatu aliran politik tertentu. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian tentang kehidupan Syaikh Ilyas sebagai orang yang memperkenalkan gerakan tabligh adalah suatu hal yang memiliki rumusan penelitian tersendiri. Bagaimana penelitian ini dapat menangkap sinyal tentang bagaimana proses pembentukan pemikiran Syaikh Ilyas, dan bagaimana pengikutnya dapat menerima dan menyampaikan hasil pemikiran Syaikh Ilyas kepada seluruh umat Islam yang berada di berbagai benua. Oleh karena itu, terdapat beberapa pertanyaan untuk menjawab sinyalsinyal tersebut. Diantaranya terkait dengan unsur atau faktor apa saja yang mempengaruhi kehidupan beragama Syaikh Ilyas. Kemudian hal apa saja yang mempengaruhi pemikiran Syaikh Ilyas untuk membentuk gerakan tabligh. Faktor apa saja yang mempengaruhi para aktivis gerakan tabligh rela menggunakan harta dan waktunya untuk menyampaikan pemikirannya kepada orang-orang Islam lainnya. Bagaimana polemik tentang hadirnya gerakan tabligh dapat terjadi. Dan apa saja faktor-faktornya. Dengan menjawab beberapa sinyal tersebut diupayakan dapat memberikan jawaban tentang bagaimana proses perkembangan pemikiran Syaikh Ilyas, serta bagaimana pemikirannya dapat menimbulkan kontroversi yang merupakan kesatuan dari diterimanya pemikiran tabligh di hampir seluruh dunia. 1.3 Ruang Lingkup Masalah Penelitian mengenai pemikiran Syaikh Ilyas ini memerlukan bahasan yang cukup luas dan penelitian yang mendalam. Cakupan dari beberapa aspek yang saling berhubungan membuat penelitian ini dapat terus melebar dari pembahasan. Oleh karena itu, peneliti membatasi pembahasan penelitian ini mengenai pengaruh

pemikiran Syaikh Ilyas tentang dakwah dan tabligh, serta pengaruh pribadinya kepada para aktivis gerakan tabligh dalam menyampaikan kembali nasihat-nasihat agama yang pernah disampaikan oleh Syaikh Ilyas. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pemikiran Syaikh Ilyas dalam gerakan tabligh supaya memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang metode dakwah gerakan tabligh yang nantinya dapat menanggapi perbedaanperbedaan yang terjadi di masyarakat secara proporsional, serta untuk mengkaji pengaruh keperibadian Syaikh Ilyas kepada para aktivis gerakan tabligh. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pendapat dari berbagai gerakan dan organisasi Islam tentang pemikiran Syaikh Ilyas dan gerakan tabligh, supaya menjelaskan bahwa perbedaan paham yang terjadi di kalangan organisasi Islam tidak menyurutkan gerakan dakwah Islam secara umum. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian sejarah. Pada metode sejarah terdapat empat langkah kegiatan, yakni: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sebagai langkah awal adalah pengumpulan data yang berasal dari sumber primer seperti buku-buku terbitan gerakan tabligh dan observasi langsung mengikuti program-program yang dibuat oleh para aktivis gerakan tabligh. Sedangkan data yang merupakan sumber sekunder didapat dari buku-buku terbitan umum, dan laporan penelitian serta skripsi. Setelah pencarian sumber data dilakukan, sumber-sumber tersebut dikritik atau diverivikasi secara eksternal untuk memperoleh keabsahan sumber secara internal (dapat dipercaya atau tidak), yaitu apakah sumber tersebut menghasilkan fakta (objektif). Setelah proses verivikasi rampung dan data dapat dipastikan keabsahan serta keterkandungan faktanya, maka langkah selanjutnya adalah interpretasi. Interpretsi adalah proses analisis sumber data dengan menggunakan teori yang ada. Setelah proses analisa rampung, maka penulisan dilakukan dengan merekonstruksi data dan fakta. 7 7 Louis Ghotschalk, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1975, hlm. 32

1.6 Landasan Teori 1.6.1 Psikologi Agama Dr. Jalaludin mengambil pendapat dari Prof. Dr. Zakiah Daradjat bahwa psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan memepelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. 8 Di samping itu psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut. 9 Psikologi agama tidak mencampuri segala bentuk permasalahan yang menyangkut pokok keyakinan suatu agama, termasuk tentang benar salahnya atau masuk akal dan tidaknya keyakinan agama. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan teori psikologi agama untuk mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi kehidupan bergama Syaikh Ilyas sehingga memiliki kayakinan untuk melakukan tindakantindakan yang pada akhirnya membentuk gerakan tabligh. Selain itu pendekatan ini diupayakan juga untuk menegaskan kalau apa yang dilakukan oleh Syaikh Ilyas tidak bertentangan dengan ilmu umum, terutama dalam perkembangan psikologi agama seseorang jika mengikuti pergerakan tabligh ini. Karena hal-hal yang didapat setelah mengikuti tabligh ini adalah rasa ketentraman dalam hati dan memiliki kekhawatiran dalam melanggar perintah Allah SWT serta membuat kualitas individu menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dimana mereka tinggal. Lebih lanjut, Prof. Dr. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa lapangan penelitian psikologi agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Oleh karena itu, menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama meliputi kajian mengenai bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdoa atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan menyerah setelah berzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami kesedihan dan kekecewaan yang bersangkutan. Bagaimana perasaan 8 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000, hlm. 36 9 Ibid, hlm. 15

dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya, misalnya rasa tentram dan kelegaan batin. Kemudian mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hari sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang, serta meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan. Dan yang terakhir meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. 10 Semuanya itu, menurut Zakiah Deradjat, tercakup dalam kesadaran agama (religious counsciousness) dan pengalaman agama (religious expereience). Yang dimaksud dengan kesadaran agama adalah bagian/segi agama yang hadir (terasa) dalam pikiran yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama. Sedangkan pengalaman agama adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan. 11 Hal inilah yang didapat oleh mereka yang baru pertama kali mengikuti khuruj fii sabilillah, baik dia laki-laki maupun perempuan dan dapat dibuktikan di markas tabligh Indonesia di daerah Hayam Wuruk, Masjid Jami Kebun Jeruk, dimana pembicaraan mereka tidak lepas dari agama dan perilaku mereka terjaga dalam beribadah kepada Allah SWT. 1.6.2 Komunikasi Aktivitas dakwah dan tabligh hakikatnya adalah proses komunikasi. Sebab, pada dasarnya dakwah merupakan penyampaian informasi agama atau penyebaran ajaran Islam melalui proses komunikasi. Karena dalam penyampaian pesan dakwah diinginkan adanya stimulus bagi seseorang, baik yang menyampaikan maupun yang mendengarkan, yaitu adanya perubahan dalam cara pandang dan tingkah laku mereka. 12 Selama peneliti mengikuti beberapa ceramah yang disampaikan ketika pada hari Kamis di Masjid Jami Kebun Jeruk, selalu disampaikan bahwa dakwah hakikatnya adalah untuk diri sendiri supaya diri 10 Ibid, hlm. 16 11 Ibid, hlm. 17 12 Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah: Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur ani, Wonosobo: Amzah, 2001, hlm. 19

menjadi lebih baik, walaupun hal yang disampaikan terlihat seperti manasehati orang lain tetapi hakikatnya adalah untuk menasehati diri sendiri. Oleh karena itu peneliti mengambil teori komunikasi untuk lebih mengetahui secara dasar mengapa dengan komunikasi yang sederhana 13 tetapi membuat perubahan besar pada diri mereka, baik dalam pekerjaan mereka, sosialisasi mereka ke masyarakat, sampai kepada rumah tangga mereka. Peneliti mengetahui hal ini karena observasi yang dilakukan kepada aktivis gerakan tabligh di beberapa daerah yang peneliti jumpai. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Rogers bersama D. Lawrence Kincaid mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. 14 Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi. 15 Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi menusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosial. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan 13 Sederhana maksudnya adalah perkataan mereka tidak atau jarang sekali menyinggung masalahmasalah yang sedang berkembang di masyarakat seperti politik, yang sering mereka sampaikan hanya perkara-perkara kebaikan dan akhirat 14 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, hlm. 18 15 Ibid, hlm. 2

dengan masyarakat (Byyrnes, 1965). 16 Komunikasi yang terpatri di kalangan aktivis gerakan tabligh adalah didasari oleh hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang mengajak (berdakwah) kepada petunjuk, maka dia mendapat pahala seperti pahala-pahala yang diperoleh oleh orang yang mengikuti (dakwahnya), tidak sedikit pun mengurangi pahala yang mereka peroleh... (Hadis dikeluarkan oleh Muslim, Malik, Abu Daud dan Tirmidzi). 17 Dalam hadis tersebut di atas Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan dan petunjuk, maka dia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikuti dan mengamalkan dakwahnya. Bertambah banyak orang yang mengamalkan nasihat dan petunjuknya, bertambah pula pahala (ganjaran) yang didapatnya, seperti ajakan bersedekah, beramal shaleh, menegakkan kebenaran dan keadilan serta berjuan di jalan Allah. 18 Mengutip pendapat dari Apipudin bahwa dalam berkomunikasi, setiap aktivis gerakan tabligh sangat memperhatikan simbol-simbol verbal mereka yang dapat menunjukkan identitasnya. Simbol verbal mereka ditandai dengan pembicaraan yang selalu merujuk pada ajakan untuk selalu mencontoh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Demikian juga simbol non-verbalnya, mereka merasa bahwa gerak-gerik mereka dan penampakan lahir mereka dalam berpakaian seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Para aktivis gerakan tabligh dengan sengaja menampilkan identitasnya tersebut agar masyarakat dapat melihat dan sekaligus diharapkan meniru mereka. 19 1.6.3 Sosiologi Agama Masyarakat bukan hanya sekedar sebuah struktur sosial tetapi juga merupakan suatu proses sosial yang kompleks. Hubungan, nilai dan tujuan masyarakat hanya relatif stabil pada setiap momen tertentu saja; dalam dirinya selalu bergerak perubahan yang lambat namun terus bertambah. Beberapa perubahan lain mungkin berlangsung lebih cepat, begitu cepatnya, sehingga 16 Ibid, hlm. 3 17 M. Ali Hasan, Mengamalkan Sunnah Rasulullah, Jakarta: Siraja, 2003, hlm. 322 18 Ibid 19 Laporan Penelitian S2 Apipudin M.Hum Jemaah Tabligh Suatu Upaya Pemahaman Budaya dalam KomunikasiAntar Budaya., Depok, 2004, hlm. iv

mengganggu struktur yang telah mapan. Hancurnya bentuk-bentuk sosial dan kultural yang telah mapan dan tampilnya bentuk-bentuk baru merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Dengan demikian jelas berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat dipengaruhi pula oleh berbagai perubahan sosial. Seperti halnya kelompok tertentu melakukan fungsi-fungsi yang lebih berarti dan lebih dihargai dibanding kelompok lain, maka akan ada kelompok yang justru menentang perubahan itu, dan ada pula kelompok lain yang menyokong perubahan itu. Durkheim menggunakan istilah anomi untuk menunjukkan keadaan disorganisasi sosial dimana berbagai bentuk sosial dan kultur yang telah mapan musnah. Ia berbicara tentang dua aspek dari masalah ini. Pertama, hilangnya solidaritas yaitu apabila kelompok-kelompok lama dimana individu mendapatkan rasa aman dan respon cenderung berkurang. Kemudian hilangnya konsensus yaitu tumbangnya persetujuan terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok. Akibat proses itu bagi individu ialah suatu kondisi yang secara relatif terpencil dan tanpa norma yang disebut Durkheim sebagai keadaan anomi. 20 Dari kerumitan yang demikian itu lahirlah berbagai gerakan yang menawarkan nilai-nilai dan solidaritas baru. Gerakan demikian itu bisa saja bersifat keagamaan. Maka dari penjabaran tentang di atas, peneliti mencoba untuk meneliti kehidupan sosial karkun 21 di berbagai daerah yang peneliti jumpai. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang membuat mereka bersatu di dalam jamaah-jamaah. 1.7 Sistematika Penulisan Tulisan ini dibagi menjadi enam bab. Bab I, Pendahuluan. Pada bab ini, peneliti memberikan gambaran umum tentang objek yang akan diteliti dengan memaparkan latar belakang masalah, ruang lingkup masalah, tujuan dan metode yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini. Bab II, Biografi. Pada bab ini peneliti mencoba memberikan keterangan bagaimana kehidupan Syaikh Ilyas 20 Thomas F. O dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal, Jakarta: CV Rajawali, 1985, hlm. 8 21 Aktivis Gerakan Tabligh dalam bahasa Urdu.

semenjak kecil hingga dewasa, hal apa saja yang membuat dia begitu tertarik dengan pengajaran agama. Bab III, Pemikiran. Tidak lengkap membicarakan tokoh tanpa membicarakan pemikirannya. Maka pada bab ini peneliti mencoba untuk memaparkan pemikiran Syaikh Ilyas tentang tabligh. Bab IV, Gerakan Tabligh dari Masa ke Masa. Pada bab ini peneliti mencoba untuk menjabarkan penyebaran gerakan tabligh pada setiap masa pemimpin atau amir 22 dari gerakan tabilgh yang dimulai dari masa Syaikh Ilyas sampai Maulana Muhammad Sa ad. Bab V Polemik Gerakan Tabligh. Pada bab ini peneliti mencoba menjabarkan beberapa pendapat yang pro maupun yang kontra tentang gerakan tabligh. Kemudian peneliti mencoba untuk memberikan pemaparan keadaan yang sebebnarnya di dalam gerakan tabligh menyangkut kaidah-kaidah gerakan tabligh. Bab VI, Penutup. Pada bab ini peneliti mencoba untuk menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, serta mencoba untuk memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. 22 Amir dalam istilah gerakan tabligh adalah pimpinan yang diangkat untuk suatu tempat. Juga pimpinan yang dipilih untuk suatu jamaah ketika bersafar atau ketika khuruj fii sabilillah.