Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. membuat orang tertarik untuk menciptakan hal-hal yang baru agar dapat lebih

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Definisi Diabetes Melitus

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN TERNAK LEMBU MENGGUNAKAN METODE DUMPSTER SHAFER

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN FORWARD CHAINING DAN RULE-BASED REASONING

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan

overacting dan menyerang organ tubuh sendiri. Lupus juga mengenai banyak organ tubuh dan memiliki gejala klinis yang sangat bervariasi sehingga dikena

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Diabetes Pada Anak Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELITUS MENGGUNAKAN METODE DHEMSTER SHAFER

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

JURNAL DETEKSI KERUSAKAN MESIN MOTOR TIPE GL MENGGUNAKAN METODE DAMPSTER SHAFER DAMAGE DETECTION ENGINE MOTO TYPE GL USE DAMPSTER SHAFER METHOD

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 1, Juni 2013

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Dan Perancangan Sistem Pakar Kerusakan Pada Aset UKM STIKOM Bali Menggunakan Metode Dempster Shafer

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA ANAK DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA RSUD BUMI PANUA KABUPATEN POHUWATO

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di seluruh dunia. DM juga disebut dengan penyakit kencing manis dapat

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

Prototype Sistem Pakar untuk Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan Metode Dempster-Shafer

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Degeneratif RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DEGENERATIF

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Diabetes Mellitus Type II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus

Deteksi Sepsis pada Bayi Menggunakan Metode Dempster-Shafer

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI DASAR. dalam penelitian yang akan dilakukan. Pustaka yang digunakan ditinjau dari objek

Transkripsi:

Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus Dewi Pratama Kurniawati Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, Semarang email : kawaii_inookun@gmail.com Abstrak: Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat dalam jumlah penderita diabetes. Banyak orang awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita Diabetes Mellitus. Oleh karena itu diperlukan suatu alat atau sistem yang memiliki kemampuan layaknya seorang dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sistem tersebut adalah sistem pakar yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer agar dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh pakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan metode dempster-shafer pada sistem diagnosa jenis penyakit Diabetes Mellitus. Metode ini memberikan ruang pada pakar dalam memberikan nilai kepercayaan pada pengetahuan yang diungkapkannya. Pada penelitian ini pengujian yang digunakan yaitu pengujian akurasi sistem pakar dengan data uji sebanyak 30 kasus. Hasil pengujian menunjukkan uji akurasi sebesar 96,67% dari 30 kasus menggunakan metode dempster-shafer. Kata kunci : Diabetes Mellitus, sistem pakar dempster-shafer 1. Pendahuluan Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat dalam jumlah penderita diabetes. Banyak orang awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita Diabetes Mellitus, Ketidaktahuan ini disebabkan karena minimnya informasi mengenai diabetes, gejalanya dan minimnya tenaga

dokter spesialis diabetes. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem sebagai alat bantu dalam penentuan jenis Diabetes Mellitus apakah yang pasien derita. Dengan adanya sistem yang dibuat ini seseorang menjadi lebih paham dan mengerti tentang Diabetes Mellitus. Sistem yang digunakan sebagai alat bantu adalah sistem pakar untuk diagnosa jenis-jenis penyakit Diabetes Mellitus. Sistem pakar dibuat hanya pada domain pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang saja. Pada penelitian ini, akan diterapkan suatu metode untuk membantu menentukan penderita Diabetes Mellitus berdasarkan jenisnya yaitu Metode Dempster-Shafer. Tujuan pembuatan aplikasi ini yaitu mengimplementasikan metode Dempster-Shafer dalam menganalisis penyakit Diabetes Mellitus berdasarkan jenisnya melalui gejala-gejala yang dialami oleh pasien sehingga dapat membantu seseorang dalam mendiagnosa jenis penyakit Diabetes Mellitus berdasarkan gejala-gejalanya. Teori Dempster-Shaffer merupakan salah satu metode yang mampu mengakomodasi ketidakpastian dalam klasifikasi multispectral. Teori ini digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah untuk mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu peristiwa. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem Pakar Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelelasikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Struktur sistem pakar terdiri dari dua pokok yaitu (Sri Kusumadewi, 2003), lingkungan pengembang (development environment) dan lingkungan konsultasi (consulatation environment). Lingkungan pengembang digunakan sebagai pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang bukan ahli untuk berkonsultasi. Gambar 1. Struktur Sistem Pakar (Sri Kusumadewi, 2003)

2.2 Metode Dempster-Shafer Teori Dempster-Shafer pertama kali diperkenalkan oleh oleh Arthur P. Dempster and Glenn Shafer, yang melakukan percobaan ketidakpastian dengan range probabilities daripada sebagai probabilitas tunggal. Kemudian pada tahun 1976 Shafer mempublikasikan teori Dempster pada buku yang berjudul Mathematichal Theory of Evident. Teori Dempster-Shafer merupakan teori matematika dari evidence. Teori tersebut dapat memberikan sebuah cara untuk menggabungkan evidence dari beberapa sumber dan mendatangkan atau memberikan tingkat kepercayaan (direpresentasikan melalui fungsi kepercayaan) dimana mengambil dari seluruh evidence yang tersedia. Secara umum Teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval : [Belief,Plausibility] Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika m bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai: Pl(s) = 1 Bel( s) Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan s, maka dapat dikatakan bahwa Bel( s)=1, dan Pl( s)=0. Plausability akan mengurangi tingkat kepercayaan dari evidence. Pada teori Dempster-Shafer kita mengenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan θ dan mass function yang dinotasikan dengan m. Fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 dibentuk dengan persamaan : Dengan : m1 (X) adalah mass function dari evidence X m2 (Y) adalah mass function dari evidence Y m3(z) adalah mass function dari evidence Z κ adalah jumlah conflict evidence 2.3 Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus, penyakit gula, atau penyakit kencing manis, diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa ada tiga bentuk Diabetes Mellitus yaitu : 1. Diabetes Mellitus Tipe I

Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah sebuah kondisi tubuh dimana tubuh tidak mampu untuk menghasilkan insulin sendiri sehingga diperlukan injeksi insulin dari luar. 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes Mellitus Tipe 2 atau sering juga disebut dengan Non Insuline Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes yang disebabkan oleh karena terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas. 3. Diabetes Mellitus Gestasional Diabetes Mellitus Gestasional didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Ada beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus Tipe 1, Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Diabetes Gestasional yaitu : 1. Neuropati Diabetes Neuropathy Diabetes (Diabetic Neuropathy) merupakan komplikasi yang umum dari penyakit diabetes. Diabetic Neuropathy adalah kerusakan pada sekumpulan syaraf yang diakibatkan oleh tingginya kadar gula dalam darah (hyperglycemia). 2. Retinopati Diabetes Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus. 3. Nefropati Diabetes Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring darah. 4. Ketoasidosis Diabetes Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari Diabetes Mellitus tipe 1, disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin 3. Perancangan Sistem 3.1 Perancangan Basis Pengetahuan Keberhasilan suatu aplikasi sistem pakar terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisa dari buku dikonversi ke dalam sebuah tabel jenis penyakit dan gejala guna mempermudah proses pencarian solusi. Tabel jenis penyakit dan gejala ini digunakan sebagai pola pencocokan informasi yang dimasukan oleh pemakai dan basis pengetahuan.

Tabel 1. Jenis Penyakit Diabetes Mellitus Kode Penyakit Nama Jenis Penyakit P01 Diabetes Type I P02 Diabetes Type 2 P03 Neuropati Diabetes P04 Retinopati Diabetes P05 Nefropati Diabetes P06 Ketoasidosis Diabetes P07 Gestasional Diabetes Tabel 2. Gejala pada Jenis Diabetes Mellitus Kode Nama Gejala Gejala G01 Banyak kencing di malam hari (lebih dari 5 kali) G02 Sering haus atau lapar G03 Berat badan turun drastic G04 Sering pusing G05 Luka sulit / lama sembuh G06 Penglihatan kabur G07 Keputihan G08 Sering kesemutan pada tangan dan kaki G09 Sering cepat lelah saat beraktivitas G10 Infeksi saluran kemih G11 Sering gatal-gatal atau alergi pada kulit G12 Sering mual-mual G13 Sering muntah G14 Sering nyeri perut G15 Hipertensi (tekanan darah tinggi lebih dari 120/80 mmhg) G16 Obesitas (kegemukan) G17 Katarak G18 Berkeringat dengan keringat lengket G19 Sering diare G20 Sering sesak nafas G21 Sering nyeri di ulu hati Dalam kaidah produksi (rule base) biasanya dituliskan dalam bentuk jika maka (IF-THEN). Pada perancangan basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala dan konklusi adalah jenis penyakit diabetes mellitus, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [jenis penyakit diabetes mellitus]. Tabel 3. Tabel Basis Pengetahuan AND sering haus atau lapar AND berat badan turun drastis AND luka susah sembuh R1 AND sering cepat lelah AND hipertensi AND bekeringat dengan keringat lengket THEN Diabetes Mellitus Type I AND sering haus atau lapar AND berat badan turun drastis R2 AND luka susah sembuh AND sering cepat lelah THEN Diabetes Mellitus Type 2 AND sering haus atau lapar AND sering pusing R3 AND penglihatan kabur AND sering mual-mual AND katarak AND nyeri di ulu hati THEN Neuropati Diabetes AND penglihatan kabur AND sering kesemutan

R4 R5 AND sering gatal-gatal atau alergi AND hipertensi AND berkeringat dengan keringat lengket THEN Retinopati Diabates AND sering haus atau lapar AND luka susah sembuh AND infeksi saluran kemih AND sering nyeri perut AND hipertensi AND sering diare THEN Nefropati Diabetes Gambar 2. Diagram Alir Sistem Diagnosa Diabetes Mellitus R6 R7 IF sering pusing AND keputihan AND sering muntah AND nyeri perut AND hipertensi AND diare THEN Ketoasidosis Diabetes IF penglihatan kabur AND sering mual-mual AND sering muntah AND nyeri perut AND berkeringat dengan keringat lengket AND nyeri di ulu hati THEN Gestasional Diabetes 4. Implementasi dan Analisis Sistem 4.1 Implementasi Sistem Form diagnosa berisi pilihan gejalagejala yang dialami oleh pengguna, yang harus dipilih untuk menentukan jenis Diabetes Mellitus yang diderita. Form hasil diagnosa berisi nilai hasil dari perhitungan Demspter-Shafer dan penentuan jenis penyakit berdasarkan gejala-gejala yang telah dipilih oleh pengguna. Gambar 3. Tampilan Form Diagnosa 3.2 Perancangan Diagram Alir Untuk mendiagnosa jenis penyakit Diabetes Mellitus, maka sistem akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Gambar 4. Tampilan Form Hasil Diagnosa 4.2 Analisis Output Untuk menganalisis output sistem, penulis melakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa dari sistem pakar untuk memberikan hasil diagnosa kesimpulan jenis penyakit Diabetes Mellitus yang diderita. Data yang diuji berjumlah 30 sampel data analisa pakar. Hasil rekomendasi yang diperoleh dari perhitungan di sistem pakar, dicocokan dengan hasil analisa dari pakar. Hasil pengujian akurasi sistem pakar dari 30 sampel yang telah diuji. Nilai keakuratan sistem memiliki dua level yaitu 0 dan 1. Bernilai 0 apabila diagnosa akhir sistem tidak sesuai dengan pakar, dan bernilai 1 jika diagnosa akhir sesuai dengan pakar. 7 Nefropati Nefropati 1 8 Ketoasidosis Ketoasidosis 1 9 Retinopati Retinopati 1 10 DM Type I, DM Type I, 1 11 Retinopati Retinopati 1 12 1 13 Neuropati Neuropati 1 14 DM Type I, DM Type I, 1 15 Neuropati Neuropati 1 16 DM Type I, DM Type I, 1 17, 0 Neuropati, Nefropati 18 DM Type I, DM Type I, 1 19 Retinopati Retinopati 1 20 DM Type I DM Type I 1 21 Gestasional Gestasional 1 22 Nefropati Nefropati 1 23 DM Type I, DM Type I, 1 24 Retinopati Retinopati 1 25 Ketoasidosis Ketoasidosis 1 26 DM Type I DM Type I 1 27 Neuropati Neuropati 1 28 Ketoasidosis Ketoasidosis 1 29 1 30 Gestasional Gestasional 1 Jumlah 29 Tabel 4. Tabel Perbandingan Hasil Diagnosa Sistem dan Pakar No. Kasus Diagnosa Pakar Diagnosa Sistem Nilai Keakuratan 1 Ketoasidosis Ketoasidosis 1 2 Retinopati Retinopati 1 3 DM Type I, DM Type I, 1 4 DM Type I, DM Type I, 1 5 DM Type I, DM Type I, 1 6 DM Type I, DM Type I, 1 Jika dihitung probabilitasnya : Nilai akurasi = 100% x = x 100 %=96,67% Jadi, dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem pakar berdasarkan 30 data yang diuji adalah 96,67% yang menunjukkan bahwa sistem pakar ini dapat berfungsi dengan lumayan baik sesuai dengan

diagnosa pakar. Ketidakakurasian sistem pakar adalah 3,33% yang disebabkan karena beberapa kemungkinan antara lain kesalahan dalam pemberian nilai kepercayaan gejala untuk setiap penyakit, kesalahan menerapkan perhitungan metode atau kesalahan memasukkan informasi gejala di setiap penyakit. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa metode Dempster-Shafer berhasil di implementasikan dalam sistem pakar diagnosa jenis-jenis penyakit Diabetes Mellitus yang dapat dipergunakan untuk mendiagnosa jenis-jenis penyakit Diabetes Mellitus dengan masukkan berupa gejalagejala yang dimiliki pasien. Hal ini ditunjukkan dari beberapa kasus yang telah diujicobakan diperoleh hasil diagnosa yang sama antara perhitungan sistem dengan menggunakan metode Dempster-Shafer dan pengetahuan pakar yaitu Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 5.2 Saran 1. Program ini masih sederhana untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan program dan kemudahan pengguna. 2. Perancangan halaman web perlu penambahan variasi atau animasi agar terlihat lebih menarik. 3. Lakukan update secara berkala terhadap informasi gejala-gejala yang dialami dengan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. 4. Pengetahuan yang terdapat dalam knowledge base disarankan untuk selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan menambahkan jumlah pakar untuk mengupdate knowledge base. Daftar Pustaka [1] Kusumadewi, Sri (2003). Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu. [2] Qurratuaeni (2009). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Skripsi Sarjana Keperawatan. UIN Syarif Hidayatullah. [3] Jannah, Misbahul (2011). Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Lambung Dengan Metode Dempster Shafer. Skripsi Sarjana Komputer. Universitas Sumatera Utara.