BAB I PENDAHULUAN. Nining Sriningsih, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai dan kebanggaan tersendiri. Individu dapat berprestasi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan

BABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern, bekerja merupakan suatu tuntutan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pegawai swasta berdasarkan undang undang republik indonesia nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bekerja merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan tersendiri, karena bisa memperoleh uang dan fasilitas-fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

BAB I PENDAHULUAN. bagi mereka yang akan menjalaninya. Pada saat seseorang menjalani masa

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan, baik perubahan fisik maupun perubahan psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Instansi Sipil, Perusahaan Swasta, atau di Dinas Pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2013 tentang perubahan keempat

BABI. dewasa dan dijadikan bagian inti dari kehidupan. Kartono (2000: 231) anak-anak yang memberikan kegairahan, kegembiraan, dan arti tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisiologis ini. Jika satu kebutuhan dasar sudah terpenuhi, maka kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian,

BAB I PENDAHULUAN. pubertas yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

`BAB I PENDAHULUAN. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah topik yang hangat dikalangan

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

\BAB I PENDAHULUAN. Bekerja tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seseorang, dengan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab, dengan bekerja

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan siklus kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

HARGA DIRI DAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGGOTA PWRI CABANG KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

IDENTITAS PETUNJUK PENGERJAAN. 1. Pilihlah 1 dari 4 pilihan jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan diri Saudara.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

: Post Power Syndrome pada Pegawai Negeri Sipil yang Mengalami Masa Pensiun Nama/ NPM : Yuli Handayani/ : Dona Eka Putri, Psi, MPsi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

PROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertentangan dengan hukum dan undang-undang. Tingkat krminalitas di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Natasha Ghaida Husna, 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBEKALAN BAGI PNS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH YANG AKAN PURNA TUGAS TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tahap-tahap perkembangan mulai dari periode pranatal sampai pada masa usia lanjut

kemunduran fungsi-fungsi fisik, psikologis, serta sosial ekonomi (Syamsuddin, 2008, Mencapai Optimum Aging pada Lansia, para.1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk

Mahsunah Ariyanti 1, Yeniar Indriana 2. Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBEKALAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PURNA TUGAS

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa madya, dan dewasa akhir. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, maka salah satu usaha pengembangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Ando-Modigliani (dalam Subardi dan Dwiarto 1996) tentang Life-

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak apabila dapat memilih, maka setiap anak di dunia ini akan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam dan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan manusia,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Iuran Dana Pensiun. Pengembalian. Nilai Tunai.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

BAB I PENGANTAR. A.Latar Belakang Masalah. yang masih kekurangan guru PNS sehingga memaksa sekolah-sekolah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan suatu aktivitas yang penting dalam kehidupan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan bekerja, individu dapat memperoleh kepuasan tersendiri, karena disamping mendatangkan uang dan fasilitas, juga dapat memberikan nilai dan kebanggaan tersendiri dimana individu dapat berprestasi ataupun melakukan kebebasan untuk menuangkan kreativitasnya. Namun demikian, pada batas waktu tertentu seseorang harus menjalani masa pensiun atau tidak bekerja lagi. Persepsi pensiun (dari sudut pandang pegawai) secara umum adalah seseorang yang berhenti bekerja karena keinginan sendiri atau ditetapkan secara administratif yang telah memenuhi syarat sekaligus harus melepaskan segala kekuasaan dan kewenangan sebagai pegawai pada jabatan yang dipegangnya. Konsekwensi akan hilangnya penghasilan tetap dan berbagai tunjangan yang diterima setiap bulan dan diganti uang pensiun yang diterima sekaligus atau diberikan secara bulanan. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia: (1) Pensiun = uang sara ; (2) sudah tidak bekerja lagi dan mendapat uang sara. Dipensiun(kan) = diberhentikan bekerja dan diberi uang sara. Sedangkan Pensiunan adalah orang yang menjalankan pensiun. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita Pensiun lebih ditujukan pada Pegawai Negeri, baik PNS, ABRI, Polisi, atau Pegawai BUMN. Kehadiran masa pensiun bukanlah hal yang mudah diterima dan dijalani. Masa pensiun adalah salah satu peristiwa dalam hidup yang paling sulit untuk menyesuaikan diri sehingga membutuhkan persiapan bagi yang akan menjalankannya (Hurlock, 1994). Pensiun merupakan saat-saat yang paling tidak diinginkan kehadirannya oleh siapa saja yang bekerja

sebagai pegawai, baik sebagai Pegawai Negeri maupun Pegawai Swasta. Hal tersebut sulit untuk dilakukan karena individu tersebut harus melepaskan instansi tempatnya berkerja selama beberapa tahun. Oleh karena itu, ketika seseorang mulai memasuki dan menjalankan pensiun, rasa sedih, kaget, dan gelisah pasti akan dirasakan oleh setiap individu yang mengalaminya. Pelatihan yang ditujukan untuk Pegawai Negeri Sipil baik yang akan ataupun yang sudah memasuki masa pensiun menunjukkan bahwa masa pensiun merupakan masa yang sangat kritis sehingga membutuhkan persiapan agar individu mampu menyesuaikan dirinya pada masa pensiun itu. Pada bulan Februari 2013 Sekretaris Kopri Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat, Azhari SH melakukan Pelatihan Kewirausahaan bagi PNS yang akan memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) yang bertempat di Gedung Pertemuan Umega Gunung Medan. Pelatihan ini diikuti lebih kurang 50 orang PNS yang akan memasuki masa pensiun dari berbagai instansi. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Kepala Cabang Bank Nagari Pulau Punjung H.Asrijal yang menyampaikan materi mengenai Peranan Perbankan Pengembangan Ekonomi Masyarakat, dan Ir.Fatrial Panai, MM dengan materi Kewirausahaan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pembekalan kepada calon pensiun dalam menghadapi masa pensiunnya, sehingga diharapkan kepada para peserta yang mengikuti pelatihan tersebut dapat mempersiapkan masa pensiunnya dengan baik. (SeputarSumbar.com). Setiap tahun, di Indonesia terdapat Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta yang menghadapai masa pensiun. Tahun 2014 diperkirakan ada 11 ribu orang Pegawai Negeri Sipil yang akan memasuki masa pensiun (Liputan6.com). Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA Banceuy Bandung, pada tahun 2014 terdapat tiga orang PNS yang akan memasuki masa pensiun, satu dari tiga orang tersebut meninggal dunia setelah beberapa minggu mendapatkan Surat Keputusan pensiun. Berdasarkan informasi yang didapat, bahwa sebelum meninggal dunia individu tersebut sering terlihat murung dan tidak jarang mengeluhkan masa pensiun yang akan dihadapinya. Jabatan yang dimilikinya sebagai kepala

Bimbingan Kerja di Lapas Banceuy menjadikan ketakutan tersendiri karena berkurangnya tunjangan dan harus melepaskan fasilitas yang digunakannya pada saat pensiun. Selain itu, di Lapas Banceuy tidak ada pelatihan khusus yang diberikan untuk PNS ketika akan memasuki masa pensiun. Hal tersebut sangat diperlukan bagi PNS yang akan memasuki masa pensiun karena dengan begitu mereka memiliki perencanaan yang akan dijalankan pada saat masa pensiun itu tiba. Tahun sebelumnya, Lapas Banceuy mengadakan pelatihan yang dilakukan secara bekerja sama dengan KORPRI. Pelatihan-pelatihan tersebut meliputi pelatihan tanaman, beternak, serta keterampilan lainnya. Manfaat dari kegiatan tersebut yaitu PNS yang memasuki masa pensiun dapat memiliki kesiapan untuk menghadapi perubahan dirinya serta memiliki rencana kegiatan yang telah dipersiapkan. Tunjangan serta fasilitas yang didapatkan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Lapas memungkinkan adanya ketakutan bagi para pegawai ketika memasuki masa pensiun terlebih apabila individu tersebut memiliki jabatan di kantornya. Meskipun masih memperoleh gaji namun gaji tersebut dirasa tidak cukup. Perubahan dari gaji yang didapatkan, terlebih jika individu mempunyai tanggungan anak yang masih sekolah, itu dirasa tidak cukup dan PNS tersebut merasa terbebani karena dirasa tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya seperti dulu lagi (Hurlock, 1994). Menurut penelitian Dinsi (2006) pihak yang paling takut menghadapi masa pensiun adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Para Pegawai Negeri Sipil yang telah habis masa purna tugasnya atau pensiun, mengalami mental shock (faktor kejiwaan). Menjelang akhir masa kerjanya, mereka tampak kurang beraktivitas dan sering sakit-sakitan. Mental shock ini terjadi, karena adanya ketakutan tentang apa yang harus dihadapi kelak, ketika masa pensiun tiba. Terasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, karena pekerjaan dan jabatan yang selama ini dipegang harus ditinggalkan. Kehilangan pekerjaan dan jabatan inilah yang membuat mereka stres, cemas dan depresi. Selain itu, individu yang memasuki masa pensiun sering dianggap sebagai individu yang tuna karya (tidak dibutuhkan lagi tenaga dan pikirannya). Anggapan semacam ini membuat individu tidak bisa lagi menikmati masa pensiunnya dengan

hidup santai dan ikhlas. Ketakutan menghadapi masa pensiun, membuat banyak orang mengalami problem serius baik dari sisi kejiwaan maupun fisik, individu yang memiliki harapan yang besar serta sangat menginginkan posisi yang tinggi dalam pekerjaannya. Hal ini akan sangat rentan bagi individu untuk mengalami goncangan ketika pensiun atau yang biasa kita kenal sebagai post power syndrome (Dinsi, 2006). Penelitian Nuwansa (2010) mengenai Hubungan Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun (pada Karyawan PT.Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur). Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar karyawan PT Badak NGL yang akan memasuki masa pensiun pada Agustus 2011-2012 memiliki konsep diri negatif. Konsep diri negatif ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh masa transisi terhadap perubahan peran yang mungkin dialami ketika akan memasuki masa pensiun. Konsep diri bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh penyesuaian diri ketika memasuki masa pensiun. Semakin baik penyesuaian diri, maka semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh seorang karyawan. Selain itu, sebagian karyawan juga mengalami kecemasan menghadapi masa pensiun. Presentasi kecemasan lebih banyak disebabkan karena aspek sosial. Maksudnya, sebagian besar karyawan cemas akan integritas dan identitas sosial, cemas akan perasaan diasingkan, cemas karena tidak diakui oleh suatu lingkungan tertentu dan cemas kehilangan pertemanan pada saat bekerja. Penelitian Ramadani (2010), mengenai Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan dalam Menghadapi Masa Pensiun (pada Pegawai PT Dirgantara Indonesia), diperoleh bahwa sebagian besar pegawai PT Dirgantara Indonesia yang akan pensiun pada bulan Agustus 2010-2011 memiliki dukungan sosial yang tinggi, tidak cemas dalam menghadapi masa pensiun serta terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun pada pegawai PT DI. Salah satu dukungan sosial yang didapatkan yaitu dukungan dari keluarga, sehingga dengan adanya dukungan tersebut tingkat kecemasan yang dirasakan lebih berkurang dibanding ketika tidak adanya dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2008), yang berjudul Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun pada PNS Di Pemerintahan Kabupaten Rembang, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan menghadapi masa pensiun pada PNS di Pemerintahan Kabupaten Rembang. Selain itu, dari hasil penelitian ditemukan bahwa PNS Kabupaten Rembang memiliki dukungan sosial yang tinggi dan mereka tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Dukungan sosial yang didapatkan antara lain adalah keluarga, teman kerjanya serta lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui penyesuaian diri yang dialami oleh Pegawai Nageri Sipil ketika menghadapi masa pensiun. Adanya kesiapan dari individu dapat mempengaruhinya dalam melakukan penyesuaian diri terhadap masa pensiun yang akan dihadapinya. Oleh karena itu, semuanya harus dipersiapkan jauh-jauh hari bahkan beberapa tahun sebelum saatnya tiba. Sehingga pada waktu menghadapi masa pensiun, maka individu tersebut tidak mengalami masalah yang serius melainkan lebih menikmati masa tua yang dialaminya. B. Fokus Penelitian Pensiun merupakan masa yang paling ditakuti baik oleh Pegawai Negeri maupun Pegawai Swasta (Hurlock, 1994). Adanya perubahan financial, perubahan peran, perubahan fisik, serta perubahan psikologis dan sosial dapat mempengaruhi individu dalam melakukan penyesuaian dirinya ketika masa pensiun itu tiba. Adanya pelatihan yang diberikan dari tempatnya bekerja dapat memberikan manfaat bagi pegawai yang akan memasuki masa pensiun karena hal tersebut dapat memberikan gambaran kepada pegawai untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukannya di masa pensiun. Berbeda dengan yang dilakukan oleh pihak Lapas Banceuy Bandung. Pada tahun ini pihak Lapas tidak mengadakan pelatihan yang ditujukan kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun, sehingga hal tersebut

menarik peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Personal Adjusment terhadap Pegawai Negeri Sipil yang menghadapi masa pensiun di Lapas Banceuy. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri apa yang dialami oleh PNS ketika menghadapi masa pensiun dan faktor apa yang paling dirasakan pada saat menjelang pensiun dengan tidak adanya persiapan yang diberikan oleh pihak Lapas. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian kali ini, antara lain untuk: 1. Mengetahui penyesuaian diri apa saja yang akan dialami oleh Pegawai Negeri Sipil ketika menghadapi masa pensiun. 2. Mengetahui faktor yang paling dirasakan oleh Pegawai Negeri Sipil ketika akan menghadapi masa pensiun. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu manfaat teoritis dan manfaat pfaktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan Ilmu Psikologi terutama di bidang Ilmu Psikologi Sosial mengenai penyesuaian diri terhadap Pegawai Negeri Sipil yang akan menghadapi masa pensiun sehingga dapat dijadikan referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut lagi. 2. Manfaat Praktis Dalam penelitian ini, peneliti diharapkan dapat memberikan masukan bagi orangorang yang akan menghadapi masa pensiun. Sehingga mereka dapat mengetahui perubahan apa saja yang akan dihadapi ketika akan menghadapi pensiun dan bagaimana cara menanggulanginya.

E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini, yaitu yang meliputi: 1. Bab I akan membahas mengenai pendahuluan melakukan penelitian yang berisi latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat dari penelitian, serta struktur organisasi skripsi. 2. Bab II membahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu teori Personal Adjusment. 3. Bab III akan menguraikan mengenai metode dalam penelitian ini yang berisi subjek penelitian, lokasi penelitian yang akan di ambil, desain penelitian yang digunakan, teknik pengunpulan data, teknik analisis data, rencana pengujian dan keabsahan data, serta proses penelitian yang dilakukan. 4. Bab IV mengemukakan hasil dari penelitian yang meliputi tahap pengolahan data atau tahap analisis data dan pembahasan penelitian atau analisis temuan. 5. Bab V merupakan bab penutup dari penelitian ini yang berisi kesimpulan dan saran yang dapat dikemukakan dari hasil maupun pelaksanaan penelitian ini.