BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI LOKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI

PEMBERITAAN PANSUS CENTURY DAN SIKAPMAHASISWA. (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PENDENGAR RADIO SKRIPSI

PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT TERBANG KOMERSIL INDONESIA DI TELEVISI DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

PEMBERITAAN TERORISME DAN SIKAP MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvone Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS. (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANSTV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA. ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Jika Aku Menjadi di TransTV

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN

Program Acara You ve Got A Friend di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

SKRIPSI. Disusun Oleh: Sona Adha Rizky

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK. Tina Margareth Hutabarat

TALKSHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TVONE DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA

TAYANGAN IKLAN PEMILU 2014 DAN MOTIVASI PEMILIH PEMULA SKRIPSI AULIANI NUR ISLAMI

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

TAYANGAN KICK ANDY DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI SKRIPSI. Maria Augustina Sagala

TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DAN SIKAP SISWA MENGENAI PROGRAM GENERASI BERENCANA. (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat

TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne

PENGARUH RUBRIK WISATA DAN MINAT BERWISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SKRIPSI PROGRAM ACARA MATA LELAKI DAN PERSEPSI MAHASISWA

MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN MUSIK DAHSYAT DI RCTI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA SKRIPSI. Disusun oleh : Raisha Fithrie Ramazhanna

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

PEMBAWA ACARA dan MINAT MENONTON (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

Pengaruh Film Habibie Ainun Terhadap Sikap Mahasiswa ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Majalah Dinding dan Tindakan Berkreasi

TOMY PRABOWO

BAB II. Letak dan Lokasi Penelitian Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU)

HUBUNGAN PENAYANGAN IKLAN REXONA FOR MEN DENGAN MINAT BELI KONSUMEN PRIA. Serdang Bedagai) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN

TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Adapun jenis penelitian ini adalah penenlitian kuantitatif dengan metode

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA SKRIPSI. Daniel Karo Sekali

ABSTRAK PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

SINETRON INTAN DAN MINAT MENONTON MASYARAKAT

PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA YESSI OKTAVIANA

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SITUS PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI SKRIPSI

PELAYANAN JASA DAN PENINGKATAN CITRA INSTANSI PERUSAHAAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka dan akan

PENGGGUNAAN CELEBRITIES ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE

PERSONAL SELLING DAN MINAT MEMBELI

BAB II METODE PENELITIAN. (Explanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan atau untuk

IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI

PEMANFAATAN ACCOUNT SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account

Disusun oleh: Dery Indra Siregar. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIKAP MAHASISWA TERHADAP PEMBERITAAN KEKERASAN WARTAWAN INDONESIA

Positioning Iklan Sabun LUX di Televisi Terhadap Perilaku Siswi SMUN 2 Medan Dalam Membeli Sabun Lux SKRIPSI. Sunita Nawang Palupi

TELEVISI DAN BUDAYA POPULER. Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FILM ANIMASI UPIN & IPIN DAN MINAT MENONTON. Terhadap Minat Menonton Anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jawa Barat Melalui Ruangan Internet Publik Terhadap Minat Publik Akan

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

SITUS WASPADA.CO.ID DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian 3. 1. 1. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas kesembilan di lingkungan. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979. Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan,SH. M.Solly Lubis, SH. dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut, Rektor USU Dr. AP Parlindungan, SH memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU yaitu Prof. Dr. AP Parlindungan, SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut.

Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan embrio (cikal bakal) berdirinya FISIP USU. Berkat perjuangan dan usaha yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian, yaitu tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke-9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1982, tanggal 7 September 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Sumatera Utara merupaka fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut

otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU, belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU. Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk memilih dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan Drs. M. Adham Nasution sebagai pejabat sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83, sedangkan Pejabat Sementara para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah : 1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, SH 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981,

sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas kampus USU Medan. Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu Fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan, yaitu: 1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Jurusan ILmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masingmasing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 31 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut. Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FIFIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka Program baru yaitu

Program Extention yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU. 3. 1. 2. Program Studi Pada tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas- Fakultas di lingkungan, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut. 1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi Pada tahun Akademik 1995/ 1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (D-I) dan Program Diploma III (D-III), bekerjasama dengan direktorat Jenderal Pajak. Pada tahun ajaran 2000/2001 program D-I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni D-I seluruhnya adalah 153 orang. Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa. 3. 1. 3. Visi dan Misi FISIP USU

3. 1. 3. 1. Visi yang diemban FISIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan bidang ilmu sosial di Asia Tenggara. 3. 1. 3. 2 Misi yang diemban FISIP USU adalah menghasilkan alumni yang mampu bersaing dalam skala global, menjadi pusat riset, dan studi ilmuilmu sosial. 3. 1. 4. Tujuan, Tugas, dan Fungsi FISIP USU 3. 1. 4. 1 Tujuan: Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademika dan atau professional yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama yang sesuai dengan falsafah. 2. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila. 3. 1. 4. 2. Tugas: Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas dengan berpedoman pada : III. IV. Tujuan pendidikan nasional. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan.

4. Fungsi: V. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan, dan prakarsa pribadi. III. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran IV. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu pengetahuan sosial. V. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat VI. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif. 3. 2. Metodologi Penelitian Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara teoritis tentang teknik operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil langkah-langkah sehingga diketahui tentang: 3. 2.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Penelitian korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejaumana variasi dalam satu variabel behubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi dapat menghasilkan dan menguji suatu

hipotesis mengenai hubungan antara variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel. Penelitian korelasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Penelitian ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan tidak dapat dimanipulasikan. 2. Studi ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya. 3. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidaknya hubungan tersebut. 3. 2. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang berada di Jalan Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU Medan. 3. 2. 3. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010. 3. 2. 4. Populasi dan Sampel 3. 2. 4. 1. Populasi Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat sifatnya. 40 Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat beripa manusia, hewan, tumbuh tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 41 Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa regular FISIP USU angkatan 2007-2008. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah mahasiswa program regular S-1 angkatan 2007-2008 yang masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2007-2008 Departemen Adm. Antro Kes. Sosial Il.Komuni Il. Sosiologi Negara Pologi kasi Politik Angkatan 87 51 60 107 69 70 2007 Angkatan 84 50 57 123 77 65 2008 Jumlah 171 101 117 230 146 135 Jlh Total 900 Sumber: Bagian Pendidikan FISIP USU 40 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2002) h. 6 41 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 99

3. 2. 4. 1. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi, yang memiliki ciri ciri seperti yang dimiliki oleh populasinya. Sampel adalah bagian populasi yang diambil menggunakan cara cara tertentu. Bruce W. Tuckman 42 menjabarkan sampel sebagai kelompok yang mewakili populasi dan berperan sebagai responden. Untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% yaitu sebagai berikut: Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dan dengan tingkat kepercayaan 90 % (Rakhmat, 2004: 82). Adapun rumus tersebut adalah : n = N ( N d 2 ) + 1 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau d=0,1 Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah: 900 n = 2 [900 (0,1) ] + 1 900 n = = 90 orang 9 + 1 42 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 156.

3. 5. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah Stratifikasi Proporsional. Sampling ini digunakan apabila populasi homogen. Cara melakukan sampel stratifikasi proporsional ini dimulai dengan membuat daftar kerangka sampel lalu responden dibagi berdasarkan stratanya. Proporsi terbesar tentu saja mendapat sampel terbesar, proporsi terkecil mendapat sampel yang kecil juga. 43 Dalam penelitian ini sampel di stratifikasi berdasarkan jenis kelaminnya. Selanjutnya dalam menentukan responden penelitian akan dilakukan simple random sampling dengan cara undian. 3. 6. Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3. 6. 1. Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 3. 6. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kueinoner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk 43 Eriyanto, Metodologi Polling: Memberdayakan Suara Rakyat, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 97 & 107.

projective questionaire. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden. 3. 7. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan 44. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu: 3. 7. 1. Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar freksuensi. Tabel tunggal atau tabel frekuensi satu variabel biasanya digunakan untuk penelitian yang bersifat deskriptif. Kegunaan tabel frekuensi satu variabel ini bukan hanya untuk menegtahui penyebaran data. Selain itu analisis dengan tabel ini juga dapat menggambarkan karakteristik sampel penelitian dan untuk mengecek konsistensi variabel satu dengan yang lain, terutama untuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan 45. 3. 7. 2. Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif. Analisis dengan menggunakan tabel silang merupakan metode analisis paling 44 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: PT.Pustaka LP3ES Indonesia, 1995), h. 263. 45 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 101.

sederhana tapi memiliki kemampuan yang kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel 46. Pada umumnya penggunaan tabel silang ditujukan untuk penelitian yang bersifat menerangkan (analitis), yaitu suatu penelitian yang mengarah pada suatu usaha menemukan ada tidaknya antara dua atau lebih variabel. Disamping itu tabel silang dapat pula digunakan untuk mengetahui arah/bentuk hubungan variabel-variabel tersebut jika memang ada hubungan antara variabel-variabel tersebut 47. 3. 7. 3. Uji Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji dan menggambarkan atau memprediksikan suatu hubungan tertentu antara dua atau lebih varaibel. Oleh karena itu kebenaran atau keberlakuan suatu hipotesis harus diuji terlebih dahulu secara empiris. Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak.untuk menguji hubungan diantara kedua variabel atau lebih. Uji hipotesis merupakan pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan di antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman s Rho Rank Order Correlations). Dalam teknik ini setiap data dari variabel variabel yang diteliti harus ditetapka peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar. 46 Ibid., h. 102. 47 Ibid., h. 102.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner akan langsung dilakukan pengolahan dalam SPSS Seri 13.0 for Windows. Apabila Korelasi Rank Spearman diolah dalam SPSS, maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu sebagai berikut 48 : 1. Membuat desain variabel. 2. Memasukkan data dari Tabel FC ke SPSS Seri 13.0 for Windows. 3. Menganalisis data di SPSS Seri 13.0 for Windows dengan menggunakan analisis Rank Spearman sebagai Correlation Coefficient. 4. Melakukan penafsiran untuk menjawab rumusan masalah. Tahapan ini terbagi kedalam beberapa tahapan, yaitu: 1) Setelah angka korelasi diperoleh dari hasil pengolahan dalam SPSS Seri 13.0 for Windows, langkah selanjutnya adalah menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel yang diteliti. Patokan angka yang digunakan adalah berdasarkan pada Skala Guilford, yaitu: < 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 0,40 : hubungan rendah tetapi pasti 0,40 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,70 0,90 : hubungan yang tinggi, kuat > 0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan 2) Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut: Jika probabilitas < 0.05, maka hubungan signifikan. Jika probabilitas > 0.05, maka hubungan tidak signifikan. 48 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006), h. 110.

3) Menentukan keputusan uji hipotesis dilakukan dengan langkahlangkah: Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 5. Membuat kesimpulan hasil uji hipotesis. 6. Menghitung besarnya sumbangan atau peranan variabel bebas dan variabel tergantung dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi. Rumusnya adalah sebagai berikut: KD = r 2 x 100% Dimana: KD = Koefisien Determinasi r = koefisien korelasi rank-order

BAB IV PEMBAHASAN 4. 1. ANALISIS TABEL TUNGGAL Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan peneliti dengan membagi variabel kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis data ini terdiri dari kolom frekuensi, persentase kumulatif persentase, dari masing-masing jawaban dalam kuesioner penelitian. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masingmasing sebagai berikut: 4. 1. 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 JENIS KELAMIN Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid LAKI-LAKI 42 46.7 46.7 46.7 PEREMPUAN 48 53.3 53.3 100.0 Total 90 100.0 100.0 Sumber: P.1/FC.3 Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden (sampel) dalam penelitian ini mayoritas perempuan yang berstatus sebagai mahasiswi FISIP USU. Berdasarkan tabel frekuensi Jenis Kelamin dapat diberikan analisis sebagai berikut: dari jumlah total sampel 90 mahasiswa (100%) diketahui responden lakilaki berjumlah 42 orang atau sebesar 46,7% dan responden perempuan berjumlah 48 orang atau 53,3%. Tabel 4.2

DEPARTEMEN NO DEPARTEMEN 1 ILMU KOMUNIKASI 16 38.1 14 29.2 2 SOSIOLOGI 3 7.1 8 16.7 3 ILMU POLITIK 5 11.9 6 12.5 4 ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL 4 9.5 6 12.5 5 ILMU ADM. NEGARA 5 11.9 4 8.3 6 ANTROPOLOGI 5 11.9 6 12.5 7 ILMU ADM. PAJAK 4 9.5 4 8.3 Sumber: P.2/FC.4 Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden diwakili oleh mahasiswa Ilmu komunikasi. Pada responden laki-laki terdapat 16 orang mahasiswa Ilmu Komunikasi atau 38,1%. Selanjutnya dengan porsi berimbang, masing-masing 5 orang responden (11,9%) diwailiki oleh mahasiswa Ilmu Politik, Ilmu Adm.Negara dan Antropologi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Adm.Pajak masing-masing diwakili oleh 4 orang responden (9,5%). Sedangkan Sosiologi diwakili oleh 3 orang responden (7,1%) Disisi responden perempuan, 14 orang (29,2%) diwakili oleh mahasiswi Ilmu Komunikasi, diikuti 8 orang responden (16,7%) dari Sosiologi. Sebanyak 6 orang responden (12,5%) diwakili oleh masing-masing mahasiswi Ilmu Politik, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Antropologi. Sedangkan Ilmu Adm.Negara dan Ilmu Adm.Pajak masing-masing diwakili oleh 4 orang responden (8,3%). Dari tabel 4.2 dapat dilihat secara umum mayoritas responden berasal dari Ilmu Komunikasi dengan persentase antara responden laki-laki dan perempuan sebesar 38,1% dan 29,2%. 4. 1. 2. Tabel Stasiun Televisi Yang Ditonton Mahasiswa FISIP USU

Tabel 4.3 RCTI 1 Tidak Pernah 2 4.8 0 0 2 Jarang 11 26.2 12 25.0 3 Netral 12 28.6 11 22.9 4 Sering 16 38.1 20 41.7 5 Sangat Sering 1 2.4 5 10.4 Sumber: P.3/FC.5 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden laki-laki menyatakan sering menonton RCTI yang diwakili oleh 16 orang responden (38,1%). Sebanyak 12 orang responden (28,6%) menyatakan netral, 11 orang responden (26,2%) menyatakan jarang, 2 orang responden (4,8%) menyatakan tidak pernah dan 1 orang responden (2,4%) menyatakan sangat sering menonton RCTI. Disisi responden permpuan mayoritas juga menyatakan sering menonton RCTI sebanyak 20 orang (41,7%). Kemudian 12 orang responden (25%) menyatakan jarang, 11 orang (22,9%) memilih netral, dan 5 orang (10,4%) mengaku sangat sering menonton RCTI. Tidak ada responden perempuan yang tidak pernah menonton RCTI. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3 mayoritas baik responden laki-laki maupun perempuan sering menonton RCTI dengan persentase masingmasing 38,1% dan 41,7%. Tabel 4.4

TRANS TV 1 Tidak Pernah 2 4.8 2 4.2 2 Jarang 8 19.0 9 18.8 3 Netral 11 26.2 12 25.0 4 Sering 15 35.7 18 37.5 5 Sangat Sering 6 14.3 7 14.6 Sumber: P.4/FC.6 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden laik-laki sering melihat Trans TV dengan 15 orang responden (35,7%). Selanjutnya 11 orang responden (26,2%) menyatakan netral, 8 orang responden (19%) mengaku jarang, 6 orang responden (14,3%) mengatakan sangat sering, sedangkan 2 orang responden (4,8%) menyatakan tidak pernah menonton stasiun televisi Trans TV. Sama seperti responden laki-laki, mayoritas responden perempuan juga menyatakan sering menonton Trans TV yang diwakilim oleh 18 orang responden (37,5%). Pernyataan netral diutarakan oleh 12 orang responden (25%), 9 orang responden ( 18,8%) mengaku jarang, 7 orang responden (14,6%) sangat sering menonton Trans TV. Sama seperti responden laki-laki, 2 orang responden (4,2%) perempuan juga menyatakan tidak pernah menonton Trans TV. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan baik responden lakilaki maupun perempuan sering menonton Trans TV dengan jumlah persentase 35,7% dan 37,5%. Tabel 4.5

GLOBAL TV 1 Tidak Pernah 2 4.8 0 0 2 Jarang 16 38.1 12 25.0 3 Netral 17 40.5 18 37.5 4 Sering 5 11.9 14 29.2 5 Sangat Sering 2 4.8 4 8.3 Sumber: P.5/FC.7 Dari tabel 4.5 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki memilih netral dengan 17 orang (40,5%). Sebanyak 16 orang responden (38,1%) menyatakan jarang, 5 orang responden (11,9%) menyatakan sering, dan masing-masing 2 orang responden (4,8%) menyatakan tidak pernah dan sangat sering menonton Global TV. Sebanyak 18 orang responden (37,5%) perempuan juga memilih netral seperti mayoritas responden laki-laki. Kemudian 14 orang responden (29,2) mengaku sering, 12 orang responden (25%) menyatakan jarang menonton Global TV. Responden perempuan yang sangat sering menonton Global TV diwakili oleh 4 orang (8,3%) dan tidak ada responden yang tidak pernah menonton Global TV. Berdasarkan uraian tabel 4.3 mayoritas responden laki-laki dan perempuan memilih netral dalam hal menonton Global TV dengan jumlah persentase yang diwakili oleh masing-masing 40,5% dan 37,5%. Tabel 4.6

SCTV 1 Tidak Pernah 0 0 0 0 2 Jarang 11 26.2 16 33.3 3 Netral 19 45.2 10 20.8 4 Sering 12 28.6 16 33.3 5 Sangat Sering 0 0 6 12.5 Sumber: P.6/FC.8 Dari tabel 4.6 dilihat dengan jumlah responden 19 orang (45,2%) mayoritas responden laki-laki memilih netral dalm menonton SCTV. Selanjutnya 12 orang responden (28,6%) menyatakan sering, 11 orang (26,2%) jarang menonton SCTV. Tidak ada responden laki-laki yang tidak pernah ataupun sangat sering menonton SCTV. Berbeda dengan responden laki-laki, mayoritas responden perempuan yang menyatakan jarang dan sering menonton SCTV sangat berimbang dengan jumlah 16 orang (33,3%). Sebanyak 10 orang responden (20,8%) memilih netral dan 6 orang responden (12,5%) mengaku sangat sering menonton SCTV. Dalam hal ini tdak ada responden perempuan yang yang tidak pernah menonton SCTV. Dari uraian diatas dapat disimpulkan mayoritas responden laki-laki netral terhadap SCTV (45,2%), sedangkan mayoritas responden perempuan jarang dan sering menonton SCTV (33,3%). Tabel 4.7

TRANS 7 1 Tidak Pernah 1 2.4 0 0 2 Jarang 13 31.0 7 14.6 3 Netral 10 23.8 10 20.8 4 Sering 16 38.1 24 50.0 5 Sangat Sering 2 4.8 7 14.6 Sumber: P.7/FC.9 Dari tabel 4.7 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki sering menonton TRANS 7 dengan jumlah responden 16 orang (38,1%). Berbeda dengan 13 orang responden (31%) yang mengaku jarang menonton TRANS TV. Selanjutnya 10 orang responden (23,8%) menyatakan netral, 2 orang responden (4,8%) mengaku sangat sering dan 1 orang responden (2,4%) mengaku tidak pernah menonton TRANS 7. Secara mayoritas responden perempuan juga sering menonton TRANS 7 dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (50%). Kemudian 10 orang responden (20,8%) menyatakan netral, dan masing-masing 7 orang responden (14,6%) menyatakan jarang dan sangat sering menonton TRANS 7. Tidak ada responden perempuan yang tidak pernah menonton TRANS 7. Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 4.7 mayoritas responden laki-laki dan perempuan sama-sama sering menonton TRANS 7 dengan jumlah persentase sebesar 38,1% dan 50%. Tabel 4.8

INDOSIAR 1 Tidak Pernah 8 19.0 9 18.8 2 Jarang 20 47.6 26 54.2 3 Netral 9 21.4 6 12.5 4 Sering 5 11.9 4 8.3 5 Sangat Sering 0 0 3 6.3 Sumber: P.8/FC.10 Dari tabel 4.8 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki jarang menonton Indosiar dengan jumlah responden 20 orang (47,6%). Sebanayak 9 orang responden (21,4%) memilih netral, 8 orang responden (19%) menyatakan tidak pernah, sedangkan 5 orang responden (11,9%) menyatakan sering menonton Indosiar. Begitupun 26 orang responden perempuan (54,2%) juga menyatakan jarang menonton Indosiar. Bahkan 9 orang responden (18,8%) tidak pernah menonton Indosiar. Selanjutnya 6 orang responden (12,5%) memilih netral, 4 orang responden (8,3%) menyatakan sering dan 3 orang responden (6,3%) menyatakan sangat sering menonton Indosiar. Berdasarkan uraian dari tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa Indosiar jarang ditonton oleh responden laki-laki maupun perempuan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah persentase 47,6% dan 54,2%. Tabel 4.9

ANTV 1 Tidak Pernah 6 14.3 9 18.8 2 Jarang 24 57.1 26 54.2 3 Netral 8 19.0 8 16.7 4 Sering 4 9.5 3 6.3 5 Sangat Sering 0 0 2 4.2 Sumber: P.9/FC.11 Dari tabel 4.9 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki jarang menonton ANTV yang diwakili oleh 24 orang responden (57,1%). Responden yang memilih untik netral terdiri dari 8 orang (19%), 6 orang responden (14,3%) mengaku tidak pernah dan 4 orang responden (9,5%) menyatakan sering menonton ANTV. Tidak ada responden laki-laki yang sangat sering menonton stasiun televisi ANTV. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh 26 orang responden perempuan (54,2%) yang juga menyatakan jarang menonton ANTV. Kemudian 9 orang responden (18,8%) menyatakan tidak pernah menonton ANTV. Sebanyak 8 orang responden (16,7%) memilih netral, sedangkan 3 orang responden (6,3%) dan 2 orang responden (4,2%) menyatakan sering dan sangat sering menonton ANTV. Berdasarkan uraian diatas, mayoritas responen laki-laki dan perempuan sama-sama jarang menonton ANTV dengan jumlah persentase 57,1% dan 54,2%. 4. 1. 3. Motif Diversi

Tabel 4.10 Istirahat Dari Rutinitas 1 Tidak Setuju 4 9.5 6 12.5 2 Kurang Setuju 7 16.7 12 25.0 3 Netral 13 31.0 5 10.4 4 Setuju 16 38.1 23 47.9 5 Sangat Setuju 2 4.8 2 4.2 Sumber: P.10/FC.12 Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat beristirahat dari rutinitas sehari-hari, mayoritas responden laki-laki setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dinyatakan oleh 16 orang responden (38,1%). Selanjutnya 13 orang responden (31%) menyatakan netral, 7 orang responden (16,7%) menyatakan kurang setuju, dan 4 orang responden (9,5%) menyatakan tidak setuju dengan penyataan tersebut. Namun, 2 orang responden (4,8%) menyatakan sangat setuju dengan hal itu. Responden perempuan secara mayoritas juga menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut yang diwakili oleh 23 orang responden (47,9%). Namun 12 orang responden (25%) menyatakan kurang setuju dan 6 orang responden (12,5%) bahkan sama sekali tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 5 orang responden (10,4%) memilih netral dan 2 orang responden (4,2%) sangat setuju. Berdasarkan data pada tabel 4.10, terlihat mayoritas responden laki-laki dan perempuan setuju dengan pernyataan menonton televisi dapat beristirahat dari rutinitas sehari-hari dengan persentase 38,1% dan 47,9%. Tabel 4.11

Lupa Masalah 1 Tidak Setuju 7 16.7 7 14.6 2 Kurang Setuju 12 28.6 15 31.3 3 Netral 13 31.0 6 12.5 4 Setuju 9 21.4 18 37.5 5 Sangat Setuju 1 2.4 2 4.2 Sumber: P.11/FC.13 Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat melupakan permasalahan yang dihadapi, mayoritas responden laki-laki menanggapinya dengan netral. Tanggapan ini diwakili oleh 13 orang responden (31%). Sebanyak 12 orang responden (28,6%) menyatakan kurang setuju dan 7 orang responden (16,7%) sama sekali tidak setuju. Sedangkan 9 orang responden (21,4%) dan 1 orang responden (2,4%) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Pada responden perempuan sebanyak 18 orang reponden (37,5%) atau mayoritas menyetujui pernyataan tersebut. Selanjutnya 15 orang responden (31,3%) kurang setuju dan 7 orang responden (14,6%) menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan 6 orang responden (12,5%) memilih netral dan 2 orang responden (4,2%) sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa mayoritas responden laki-laki netral terhadap pernyataan menonton televisi dapat melupakan permasalahan yang dihadapi. Sedangkan mayoritas responden perempuan menyetujuinya. Tabel 4.12

Pelepasan Emosi 1 Tidak Setuju 5 11.9 4 8.3 2 Kurang Setuju 13 31.0 19 39.6 3 Netral 18 42.9 8 16.7 4 Setuju 5 11.9 15 31.3 5 Sangat Setuju 1 2.4 2 4.2 Sumber: P.12/FC.14 Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat melepas perasaan emosi yang dirasakan, mayoritas responden laki-laki menyatakan netral sejumlah 18 orang (42,9%). Kemudian 13 orang responden (31%) menyatakan kurang setuju, masing-masing 5 orang responden (11,9%) menyatakan setuju dan tidak setuju. Sedangkan 1 orang responden (2,4%) menyatakan tidak setuju. Sedangkan mayoritas responden perempuan kurang setuju pada pernyataan menonton televisi dapat melepas perasaan emosi yang dirasakan dengan jumlah 19 orang responden (39,6%). Namun sebaliknya 15 orang responden (31,3%) menyatakan setuju. Sebanyak 8 orang responden (16,7%) menyatakan netral, 4 orang responden (8,3%) tidak menyetujui pernyataan tersebut, dan 2 orang responden (4,2%) terakhir menyatakan sangat setuju. Tabel 4.13

Isi Waktu Luang 1 Tidak Setuju 3 7.1 2 4.2 2 Kurang Setuju 5 11.9 3 6.3 3 Netral 13 31.0 7 14.6 4 Setuju 18 42.9 31 64.6 5 Sangat Setuju 3 7.1 5 10.4 Sumber: P.13/FC.15 Berdasarkan penyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat mengisi waktu luang, sebanyak 18 orang responden laki-laki menyatakan setuju ataun 42,9%. Kemudian diikuti oleh responden yang menyatakan netral sebanyak 13 orang atau 31%. Responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat setuju sebanyak 3 orang (7,1%). Sementara 11,9% responden laki-laki menytakan kurang setuju atau sebanyak 5 orang. Hampir sama dengan responden laki-laki, mayoritas responden perempuan menyetujui pernyataan dengan menonton televisi dapat mengisi waktu luang sebanyak 31 orang responden (64,6%). Sebanyak 7 orang responden (14,6%) menyatakan netral, 5 orang responden sangat setuju (10,4%) dengan pernyataan tersebut. Namun, 3 orang (6,3%) dan 2 orang (4,2%) responden masing menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Tabel 4.14

Usir Bosan 1 Tidak Setuju 4 9.5 3 6.3 2 Kurang Setuju 7 16.7 4 8.3 3 Netral 13 31.0 8 16.7 4 Setuju 16 38.1 27 56.3 5 Sangat Setuju 2 4.8 6 12.5 Sumber: P.14/FC.16 Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat mengusir rasa bosan, mayoritas responden menyetujui pernyataan tersebut. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.14 bahwa sebanyak 16 orang (38,1%) responden laki-laki menyetujui pernyataan tersebut. Sebanyak 13 orang (31%) menyatakan netral terhadap pernyataan tersebut. Namun begitu tetap ada responden yang menyatakan kurang setuju bahkan tidak setuju yang masing-masing diwakili oleh 7 orang dan 4 orang responden atau sebesar 16,7% dan 9,5%. Selebihnya sebesar 4,8% atau 2 orang responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut bahwa dengan menonton televisi dapat mengusir rasa bosan. Mayoritas responden perempuan juga menyatakan persetujuan dengan pernyataan tersebut. Dari total 48 orang responden, 27 orang responden (56,3%) menyatakan setuju. Selanjutnya 8 orang responden (16,7%) menyatakan netral, 6 orang responden (12,5%) menyatakan sangat setuju. Selanjutnya 4 orang (8,3%) dan 3 orang (6,3%) responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan menonton televisi dapat mengusir rasa bosan. Tabel 4.15

Hiburan Utama 1 Tidak Setuju 5 11.9 3 6.3 2 Kurang Setuju 8 19.0 6 12.5 3 Netral 14 33.3 11 22.9 4 Setuju 13 31.0 24 50.0 5 Sangat Setuju 2 4.8 4 8.3 Sumber: P.15/FC.17 Berdasarkan pernyataan kuesioner bahwa televisi adalah sarana utama memperoleh hiburan, mayoritas responden laki-laki menyatakan netral sebesar 33.3% atau 14 orang responden. Kemudian 13 orang (31%) menyatakan setuju dan 2 orang (4,8%) sangat setuju. Namun demikian tetap ada responden yang kurang setuju maupun tidak setuju. Pendapat ini diwakili oleh masing-masing 8 orang (19%) dan 5 orang (11,9%) responden laki-laki. Pada sisi responden perempuan, 24 orang (50%) responden setuju jika televisi merupakan sarana hiburan utama, yang diperkuat oleh 4 orang (8,3%) responden yang sangat setuju. Selanjutnya 11 orang (22,9%) responden menyatakan netral. Kendatai demikian, tetap ada responden yang kurang setuju. Pendapat ini dinyatakan oleh 6 orang (12,5%) responden. Sedangkan persentase terkecil adalah responden yang tidak setuju yang diwakili oleh 3 orang responden perempuan saja. 4. 1. 4. Tayangan Infotainment

Tabel 4.16 Infotainment Tayangan Menarik 1 Tidak Setuju 13 31.0 4 8.3 2 Kurang Setuju 12 28.6 11 22.9 3 Netral 13 31.0 14 29.2 4 Setuju 2 4.8 17 35.4 5 Sangat Setuju 2 4.8 2 4.2 Sumber: P.16/FC.18 Pada responden laki-laki pernyataan pada kuesioner mengenai infotainment adalah tayangan yang menarik untuk ditonton, direspon kurang setuju dan netral oleh masing-masing 13 orang (31%) responden. Responden lakilaki yang menyatakan kurang setuju berjumlah 12 orang (28,6%). Selebihnya sebanyak 4 orang responden menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan itu yang ditunjukkan oleh masing-masing 2 orang (4,8%) responden. Pada responden perempuan, 17 orang (35,4%) responden menyatakan setuju dengan bahwa infotainment adalah tayangan yang menarik. Selanjutnya 14 orang (29,2%) responden menyatakan netral. Reponden yang menyatakan kurang setju dan tidak setuju masing-masing diwakili oleh 11 orang (22.9%) dan 4 orang (8,3%) responden. Persentase terkecil adalah pendapat sangat setuju bahwa infotainment tayangan yang menarik dengan jumlah 2 orang responden atau 4,2%. Tabel 4.17

Infotainment Menyajikan Berita Yang Menghibur 1 Tidak Setuju 14 33.3 8 16.7 2 Kurang Setuju 13 31.0 12 25.0 3 Netral 10 23.8 14 29.2 4 Setuju 4 9.5 13 27.1 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 Sumber: P.17/FC.19 Pada pernyataan kuesioner mengenai infotainment menyajikan berita yang menghibur, ditanggapi dengan sangat beragam terbukti dengan persentase yang cukup merata dan tidak ada yang signifikan. Sebanyak 14 orang responden lakilaki mengaku tidak setuju yang diikuti oleh 13 orang (31%) responden yang menyatakan kurang setuju. Responden laki-laki yang menytakan netral berjumlah 10 orang (23,8%). Sedangkan yang menyatakan setuju diwakili oleh 4 orang (9,5%) dan sangat setuju oleh 1 orang (2,4%) responden laki-laki. Pendapat yang ditunjukkan oleh responden perempuan mayoritas adalah netral dengan persentase 29,2% atau 14 orang responden. Selanjutnya 13 orang (27,1%) responden menyatakan setuju, 12 orang (25%) responden menyatakan kurang setuju dan 8 orang (16,7%) responden menyatakan tidak setuju. Sisanya 2, 1% menyatakan sangat setju yang diwakili oleh 1 orang responden. Tabel 4.18

Usir rasa bosan 1 Tidak Setuju 12 28.6 6 12.5 2 Kurang Setuju 13 31.0 9 18.8 3 Netral 11 26.2 16 33.3 4 Setuju 4 9.5 16 33.3 5 Sangat Setuju 2 4.8 1 2.1 Sumber: P.18/FC.20 Isi berita infotainment dapat menghilangkan rasa bosan seperti yang terdapat didalam pertanyaan kuesioner yang dibagikan ditanggapi kurang setuju oleh 13 orang (31%) responden laki-laki yang diperkuat lagi oleh 12 orang (28,6%) responden lainnya yang menyatakan tidak setuju. Selanjutnya 11 orang (26,2%) responden menyatakan untuk netral. Namun demikian, terdapat 4 orang (9,5%) yang setuju akan pernyataan tersebut. Sejalan dengan itu, 2 orang responden lainnya menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Pendapat yang ditunjukkan oleh mayoritas responden perempuan adalah setuju dan netral yang diwakili masing-masing 16 orang (33,3%) responden. Kemudian 9 orang (18,8%) responden menyatakan kurang setuju, 6 orang (12,5%) responden menyatakan tidak setuju. Sedangkan 1 orang (2,1%) lainnya menyatakan sangat setuju. Tabel 4.19

Solusi Masalah 1 Tidak Setuju 16 38.1 14 29.2 2 Kurang Setuju 18 42.9 17 35.4 3 Netral 3 7.1 11 22.9 4 Setuju 4 9.5 6 12.5 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 Sumber: P.19/FC.21 Pernyataan pada kuesioner tentang isi berita infotainment dapat menjadi solusi permasalahan yang dihadapi, secara mayoritas menanggapinya dengan kurang setuju dan tidak setuju. Sebanyak 18 orang responden laki-laki menyatakan kurang setuju dengan jumlah persentase sebesar 42,9% dann yang tidak setuju diwakili oleh 16 orang responden atau 38,1%. Kemudian 3 orang responden memilih bersikap netral dengan persentase 7,1%. Selebihnya diwakili oleh responden yang menyatakan setuju dengan persentase 9,5% atau 4 orang responden. Sedangkan 1 orang responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut atau sebesar 2,4% dari jumlah seluruh reponden laki-laki. Hal yang hampir sama juga ditunjukkan oleh responden perempuan. Sebanyak 17 orang (35,4%) responden perempuan menyatakan kurang setuju dan 14 orang (29,2%) responden menyatakan tidak setuju. Kendati demikian, 11 orang (22,9%) menunjukkan sikap netral sedangkan 6 orang (12,5%) responden lainnya menyatakan setuju. Tidak ada responden perempuan yang benar-benar sangat setuju dengan pernyataan berita infotainment dapat memberikan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Tabel 4.20

Lepas Ketegangan Emosi 1 Tidak Setuju 15 35.7 10 20.8 2 Kurang Setuju 15 35.7 13 27.1 3 Netral 8 19.0 17 35.4 4 Setuju 3 7.1 8 16.7 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 Sumber: P.20/FC.22 Pernyataan bahwa isi berita infotainment dapat mengurangi ketegangan, secara mayoritas responden laki-laki menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Sebanyak 15 orang (35,7%) responden memberikan tanggapan kurang setuju. Jumlah responden yang sama juga menyatakan tidak setuju. Berbeda dengan 3 orang (7,1%) responden yang menyatakan setuju, bahakan 1 orang (2,4%) responden menyatakan sangat setuju. Sisanya sebanyak 19% atau 8 orang responden menyatakan netral terhadap hal tersebut. Responden perempuan memberikan tanggapan yang agak berbeda. Sebanyak 17 orang (35,4%) responden memilih untuk netral. Selanjutnya 13 orang (27,1%) menyatakan tidak setuju dan 10 orang (20,8%) responden memilih untuk tidak setuju. Sedangkan 8 orang (16,7%) responden perempuan lainnya menyatakan setuju dengan penyataan bahwa berita infotainment dapat mengurangi ketegangan emosi. Tabel 4.21

Hiburan 1 Tidak Setuju 11 26.2 5 10.4 2 Kurang Setuju 18 42.9 13 27.1 3 Netral 6 14.3 12 25.0 4 Setuju 6 14.3 17 35.4 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 Sumber: P.21/FC.23 Pernyataan isi berita infotainment memberikan hiburan saat istirahat, sebanyak 18 orang (42,9%) responden laki-laki kurang menyetujuinya. Selanjutnya 11 orang (26,2%) menyatakan tidak setuju. Masing-masing 6 orang (14,3%) responden menganggapi dengan netral dan setuju. Sedangkan 1 orang (2,4%) responden lainnya sangat menyetujuinya. Berbeda dengan responden laki-laki, sebagian besar responden perempuan menyetujui bahwa berita infotainment bisa memberikan hiburan saat istirahat. Hal ini dinyatakan oleh 17 orang (35,4%) responden. Kebalikannya, 13 orang (27,1%) responden kurang menyetujuinya, yang dipertegas lagi oleh 5 orang (10,4%) responden yang tidak setuju. Selanjutnya 12 orang (25%) responden menanggapi hal tersebut dengan netral. Sedangkan 1 orang (2,1%) responden lainnya malah sangat setuju jika berita infotainment memberikan hiburan. Tabel 4.22

Rasa Santai 1 Tidak Setuju 13 31.0 7 14.6 2 Kurang Setuju 16 38.1 10 20.8 3 Netral 6 14.3 10 20.8 4 Setuju 6 14.3 21 43.8 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 Sumber: P.22/FC.24 Melalui pernyataan dengan menonton infotainment memberikan rasa santai, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden kurang setuju dengan persentase 38,1% atau 16 orang responden laki-laki. Selanjutnya 13 orang (31%) responden menyatakan tidak setuju. Sedangkan 6 orang (14,3%) responden menyatakan setuju dan 1 orang (2,4%) responden menyatakan sangat setuju dan 6 orang responden lainnya menaggapinya dengan netral. Bagi responden perempuan, menonton infotainment dapat memberikan rasa santai disetujui oleh 21 orang (43,8%) responden. Masing-masing 10 orang (20,8%) responden menanggapinya secara netral dan kurang setuju. Sedangkan 7 orang (14,6%) responden menunjukkan sikap tidak setujunya terhadap pernyataan jika infotainment itu memberikan rasa santai. Tabel 4.23

Jam Tayang Sesuai 1 Tidak Setuju 13 31.0 6 12.5 2 Kurang Setuju 15 35.7 8 16.7 3 Netral 8 19.0 16 33.3 4 Setuju 4 9.5 17 35.4 5 Sangat Setuju 2 4.8 1 2.1 Sumber: P.23/FC.25 Sebagai tayangan hiburan jam tayang infotainment sudah sesuai ditanggapi kurang setuju oleh 15 orang responden laki-laki atau 35,7%. Selanjutnya 13 orang (31%) responden juga tidak setuju dengan pernyataan itu. Sedangkan responden yang setuju berjumlah 4 orang (9,5%) dan sangat setuju berjumlah 2 orang (4,8%). Selebihnya 8 orang responden bersikap netral menanggapi pernyataan tersebut. Hal sebaliknya ditunjukkan oleh responden perempuan yang setuju jam tayang infotainment sudah sesuai dengan persentase 35,4% atau berjumlah 17 orang. Tanggapan netral diberikan oleh 16 orang (33,3%) responden. Sebaliknya 8 orang (16,7%) responden menanggapi kurang setuju yang diikuti oleh 6 orang responden yang tidak setuju. Sedangkan 1 orang responden malah sangat setuju dengan penyataan tersebut. Tabel 4.24

Tidak Mengganggu Acara Lain 1 Tidak Setuju 12 28.6 7 14.6 2 Kurang Setuju 12 28.6 8 16.7 3 Netral 8 19.0 12 25.0 4 Setuju 7 16.7 20 41.7 5 Sangat Setuju 3 7.1 1 2.1 Sumber: P.24/FC.26 Jam tayang infotainment tidak mengganggu penayangan acara favorit lainnya, ditanggapi kurang setuju dan tidak setuju oleh masing-masing 12 orang (28,6%) responden laki-laki. Selanjutnya 8 orang (19%) responden menyatakan netral. Sebanyak 7 orang (16,7%) responden menyatakan setuju bahkan 3 orang (7,1%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa jam tayang infotainment tidak mengganggu acara lainnya. Disisi responden perempuan, mayoritas menyatakan setuju terhadap pernyataan jika jam tayang infotainment tidak mengganggu penayangan acara favorit lainnya, yang ditunjukkan 20 orang (41,7%) responden. Selanjutnya 12 orang (25%) responden menanggapi secara netral. Namun, 8 orang (16,7%) responden menyatakan kurang setuju dan 7 orang (14,6%) responden malah langsung menyatakan tidak setuju. Sisanya 1 orang (2,1%) responden menyatakan sangat setuju. Tabel 4.25

Frekuensi Tayang Sehari 1 Tidak Setuju 14 33.3 7 14.6 2 Kurang Setuju 11 26.2 8 16.7 3 Netral 6 14.3 16 33.3 4 Setuju 9 21.4 16 33.3 5 Sangat Setuju 2 4.8 1 2.1 Sumber: P.25/FC.27 Sebanyak 14 orang responden laki-laki atau sebesar 33,3% menyatakan tidak setuju bahwa durasi penanyangan infotainment dalam sekali tayang tidak berlebihan. Hal ini turut didukung oleh 11 orang (26,2%) responden Kemudian 22 orang responden lebih memilih netral menanggapi hal tersebut dengan yang tidak meyetujui pernyataan tersebut. Namun, 9 orang (21,4%) responden menyatakan setuju dan 2 orang (4,8%) responden menyatakan sangat setuju. Sisanya 6 orang (14,3%) responden laki-laki menunjukkan sikap netral. Mayoritas responden perempuan setuju durasi penayangan infotainment dalam sekali tayang tidak berlebihan dengan persentase 33,3% atau 16 orang responden. Dengan persentase yang sama 16 orang responden lainnya memilih netral. Selanjutnya 8 orang (16,7%) responden menyatakan kurang setuju dan 7 orang (14,6%) responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Tabel 4.26

Frekuensi Tayang Seminggu 1 Tidak Setuju 14 33.3 6 12.5 2 Kurang Setuju 12 28.6 11 22.9 3 Netral 10 23.8 15 31.3 4 Setuju 5 11.9 15 31.3 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 Sumber: P.26/FC.28 Frekuensi tayang infotainment dalam seminggu tidak berlebihan, direspon tidak setuju oleh 14 orang (33,3%) responden laki-laki. Selanjutnya 12 orang responden atau 28,6% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 10 orang (23,8%) responden menyatakan netral. Jumlah repnden yang setuju adalah 5 orang (11,9%) dan yang sangat setuju 1 orang (2,4%) responden. Tanggapan dari responden perempuan, dengan persentase masing-masing 31,3% tampak pada responden yang menyatakan netral dan setuju dengan jumlah 15 orang responden. Kemudian 11 orang (22,9%) menyatakan kurang setuju dan 6 orang (12,5%) menyatakan tidak setuju. Sedangkan 2,1 % atau 1 orang responden sisanya sangat setuju dengan pernyataan frekuensi tayang infotainmet dalam seminggu tidak berlebihan. Tabel 4.27

Insert Pagi 1 Tidak Pernah 15 35.7 5 10.4 2 Jarang 18 42.9 19 39.6 3 Netral 4 9.5 8 16.7 4 Sering 4 9.5 13 27.1 5 Sangat Sering 1 2.4 3 6.3 Sumber: P.27/FC.29 Insert pagi adalah infotainment yang ditayangkan setiap pagi hari di Trans TV. Berdasarkan tabel 4.27, mayoritas responden baik laki-laki maupun perempuan jarang menonton Insert Pagi. Persentase menunjukkan 42,9% atau 18 orang untuk reponden laki-laki, dan 39,6% atau 19 orang untuk responden perempuan. Sedangkan jumlah responden yang sering menonton adalah 4 orang (9,5%) untuk responden laki-laki dan 13 orang (27,1%) untuk responden perempuan. Untuk responden yang tidak pernha menonton diwakili oleh 15 orang (35,7%) responden laki-laki serta 5 orang (10,4%) respnden perempuan. Selebihnya adalah responden yang menanggapi netral dan sangat sering dengan persentase yang tidak signifikan. Tabel 4.28

WAS-WAS 1 Tidak Pernah 15 35.7 7 14.6 2 Jarang 20 47.6 24 50.0 3 Netral 5 11.9 7 14.6 4 Sering 2 4.8 9 18.8 5 Sangat Sering 0 0 1 2.1 Sumber: P.28/FC.30 Was-Was adalah infotainment yang ditayangkan di SCTV setiap pagi pukul 06.30 wib. Mayoritas responden jarang menonton infotainment ini yang dinyatakan oleh 20 orang (47,6%) responden laki-laki dan 24 orang (50%) responden perempuan. Selanjutnya, responden yang tidak pernah menonton Was- Was berjumlah 15 orang (35,7%) responden laki-laki dan 7 orang (14,6%) responden perempuan. Sedangkan responden yang sering menonton Was-Was sebanyak 2 orang responden laki-laki dan 9 orang responden perempuan. Tabel 4.29 OBSESI 1 Tidak Pernah 15 35.7 5 10.4 2 Jarang 20 47.6 29 60.4 3 Netral 5 11.9 11 22.9 4 Sering 2 4.8 3 6.3 5 Sangat Sering 0 0 0 0 Sumber: P.29/FC.31 Salah satu infotainment andalan Global TV adalah Obsesi yang tayang setiap hari mulai pukul 09.00 wib. Sama seperti dua infotainment sebelumnya, mayoritas responden juga menyatakan jarang menonton Obsesi yang dapat dilihat dari tabel 4.29 sebanyak 20 orang (47,6%) responden laki-laki dan 29 orang (60,4%) responden perempuan. Sedangkan 5 orang (11,9%) responden laki-laki

memilih untuk netral. Tanggapan yang sama juga ditunjukkan oleh 11 orang (22,9%) responden perempuan. Tabel 4.30 ESPRESSO 1 Tidak Pernah 18 42.9 2 4.2 2 Jarang 14 33.3 32 66.7 3 Netral 9 21.4 11 22.9 4 Sering 1 2.4 2 4.2 5 Sangat Sering 0 0 1 2.1 Sumber: P.30/FC.32 Espresso adalah infotainment yang ditayangkan di ANTV setiap hari mulai pukul 09.30 wib. Sebanyak 18 orang (42,9%) responden laki-laki menyatakan tidak pernah menonton Espresso, begitupun 32 orang (66,7%) responden perempuan jarang melihat Espresso. Selanjutnya 9 orang (21,4%) responden laki-laki menyatakan netral dan 11 orang (22,9%) responden perempuan juga menyatakan hal yang sama. Tabel 4.31

Insert Siang 1 Tidak Pernah 10 23.8 1 2.1 2 Jarang 14 33.3 8 16.7 3 Netral 10 23.8 15 31.3 4 Sering 6 14.3 19 39.6 5 Sangat Sering 2 4.8 5 10.4 Sumber: P.31/FC.33 Persentase yang cukup berimbang tampak pada Insert Siang yang merupakan infotainment andalan Trans TV yang juga menduduki mendapatkan rating tinggi sebagai infotainment favorit pemirsa. Persentase tertinggi untuk infotainment ini adalah sering dan netral. Sebesar 10 orang (23,8%) responden laki-laki menyatakan netral dan yang sering menonton infotainment ini 6 orang (14,3%) responden lak-laki. Sedangkan pada reponden perempuan, 19 orang (39,6%) responden mengaku sering menonton Insert Siang dan 15 orang (31,3%) lainnya menyatakan netral. Tabel 4.32 SILET 1 Tidak Pernah 6 14.3 0 0 2 Jarang 15 35.7 10 20.8 3 Netral 13 31.0 13 27.1 4 Sering 8 19.0 21 43.8 5 Sangat Sering 0 0 4 8.3 Sumber: P.32/FC.34 Silet menghadirkan gaya infotainment yang berbeda dari infotainment lainnya. Silet disajikan dalam bentuk investigasi mendalam yang dapat disaksikan di RCTI setiap hari puklu 11.00 wib. Mayoritas responden laki-laki menyatakan jarang menonton SILET dengan persentase terbesar yaitu 35,7% atau 15 orang