BIOINDIKATOR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS UNTUK MONITORING DEGRADASI EKOSISTEM DI SUNGAI MENTAYA KALIMANTAN TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

Bab V Hasil dan Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

BAB 2 BAHAN DAN METODE

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

TINJAUAN PUSTAKA. hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari

Biomonitoring Degradasi Ekosistem Akibat Limbah CPO di Muara Sungai Mentaya Kalimantan Tengah dengan Metode Elektromorf Isozim Esterase

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunitas Chironomid

BAB 2 BAHAN DAN METODA

PEMANFAATAN TUMBUHAN IRIS AIR (Neomarica gracillis) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

PENENTUAN KUALITAS AIR

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Northeast Georgia Regional Development Center (1999) menjelaskan beberapa. indikator pencemaran sungai sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan minyak kelapa sawit adalah Indonesia. Pabrik kelapa sawit

TEKNIK PENGUKURAN NILAI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN SEKITAR LOKASI UNIT PENGOLAHAN IKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I. PENDAHULUAN A.

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

4. KONDISI HABITAT SIMPING

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Evaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB III METODE PENELITIAN. adanya kontrol (Nazir, 2003:63). Eksperimen yang dilakukan berupa uji hayati cara

DAMPAK PEMBANGUNAN PINGGIR PANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2. Struktur Komunitas

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BIOINDIKATOR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS UNTUK MONITORING DEGRADASI EKOSISTEM DI SUNGAI MENTAYA KALIMANTAN TENGAH Prabang Setyono Pembangunan dermaga CPO (crude palm oil) minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis, Jacq.) di Sungai Mentaya Kalimantan Tengah memungkinkan terjadinya perubahan terhadap keberadaan komunitas makrozoobenthos. Keberadaan mangrove yang paling menonjol dan tidak dapat digantikan oleh ekosistem lain adalah kedudukannya sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut dan ekosistem daratan. Makrozoobenthos merupakan salah satu bagian dari mata rantai tersebut. Makrozoobenthos merupakan komponen biotik sungai dan estuarin yang sangat strategis untuk dikaji mekanisme adaptasi enzimatisnya terhadap pencemaran karena memiliki daya adaptasi terhadap dampak pencemaran yang terjadi. Adaptasi yang terjadi kemungkinan karena kemampuannya dalam mensintesis alloenzim sebagai salah satu mekanisme pertahanan diri terhadap bahan pencemar tersebut. Prinsip terjadinya mutan atau perubahan pada tingkat gen berarti terjadi perubahan lingkungan, sehingga munculnya alloenzim sebagai enzim adaptif sangat signifikan dalam mendeteksi terjadinya mutan lebih dini dan akurat bila dibandingkan dengan menggunakan pengamatan secara visual. Metode zimogram alloenzim dapat dipakai untuk menunjukkan adanya variasi enzim dalam satu spesies. Dalam suatu kelompok komunitas didapatkan spesies indikator bila terjadi degradasi ekosistem. Metode zimogram alloenzim merupakan salah satu cara untuk mendapatkan variasi intraspesies indikatornya sebagai mekanisme adaptasi biokimia. Berdasarkan hal tersebut maka monitoring proses degradasi ekosistem dengan ditandai munculnya alloenzim sebagai enzim adaptif sebagai mekanisme adaptasi terhadap cekaman lingkungan akibat tumpahan minyak CPO terdeteksi secara dini. Biomonitoring dengan menggunakan parameter kualitas air dan dinamika struktur komunitas makrozoobenthos melalui kajian zimogram alloenzim sangat efektif bila dilakukan secara sinergis. Biomonitoring seharusnya ditunjukkan dengan perubahan pada tingkat molekuler sebagai biomarkers sehingga dapat diperlakukan sebagai bioindikator. Upaya konservasi sumberdaya alam di

daerah sungai dan estuarin sangat efektif bila menggunakan metode zimogram alloenzim yang didasarkan pada biologi molekuler sehingga terjadinya degradasi ekosistem di sungai sedini mungkin dapat terdeteksi. Penelitian ini merupakan eksplorasi untuk mendapatkan metode yang efektif dalam memonitor terjadinya degradasi ekosistem daerah sungai, khususnya masalah penurunan tingkat keanekaragaman hayati dengan menggunakan konsep zimogram komponen alloenzim dari makrozoobenthos. Hipotesis yang muncul adalah apakah komunitas makrozoobenthos untuk beradaptasi terhadap lingkungan perairan yang terpapar tumpahan minyak CPO dengan mekanisme pengeluaran komponen alloenzim sebagai enzim adaptif? Enzim adaptif merupakan enzim yang teridentifikasi sebagai akibat adanya proses adaptasi terhadap lingkungan yang tercemar tumpahan minyak CPO serta hipotesis selanjutnya apakah metode tersebut dapat dijadikan sebagai cara biomonitoring degradasi ekosistem di sungai yang efektif? Enzim komplek penyusun alloenzim yang dijadikan kajian terhadap cemaran minyak CPO meliputi jenis E.C.1 Oksidoreduktase meliputi ADH (Alkohol Dehidrogenase), MDH (Malat Dehidrogenase) dan α-gpd (Glyserolphosphat Dehidrogenase); E.C.2 Transferase yaitu PGM (Phosphoglucomutase); E.C.3 Hidrolase yaitu Esterase dan E.C.5 Isomerase yaitu GPI (Glukosa Phosphat Isomerase) (Welsch, et al., 1996; Harris and Hopkinson, 1976; Davies, 2003; Nagodawithana, 1977 dan Dillman, 1977). Keenam enzim tersebut berdasarkan proses metabolismenya berkaitan dengan proses adaptasi makrozoobenthos dan mangrove terhadap tumpahan minyak CPO di sungai Mentaya Kalimantan Tengah. Enzim α-gpd dan esterase bersifat lipogenik sehingga sangat berpengaruh pada proses adaptasi terhadap cemaran minyak CPO yang banyak ikatan esternya. Enzim esterase akan memotong ikatan ester. Sifat minyak CPO yang berada di atas air sungai karena berat jenisnya lebih kecil dari air akan mempengaruhi penurunan kadar DO. Respirasi pada mangrove dan makrozoobenthos memerlukan oksigen sehingga enzim yang berkaitan dengan proses glikolisis sangat berpengaruh pada proses adaptasi. Enzim yang berperan pada proses respirasi adalah GPI, MDH, ADH dan PGM. Enzim GPI bersifat reversible dan berperan sentral (regulator) sehingga banyak isoenzimnya. Preparasi sampel hepatopankreas udang mengikuti prosedur Sugama & Prijono (1998) serta Shaw dan Prasad (1970).

Elektroforesis dengan metode Spencer, dengan medium gel pati dapar elektrolit; 12,11 gr Tris; 11,6 gr asam malat; 3,72 gr Na 2 EDTA; 2,46 gr MgSO 4, ditambah dengan air suling hingga 1 liter ph 7,4. Gel dapar berupa 20 ml gel elektrolit ditambah 180 ml air suling, untuk ukuran frim 18x15x0,6 cm (Shandom U 77, England). Metoda analisis crude enzym berupa zimogram mengikuti prosedur yang dikembangkan oleh Sugama & Prijono (1998). Analisis alloenzim menghasilkan pita yang terbentuk sebagai gambaran alel dari lokus yang diperiksa dengan menggunakan metode gel pati dapar. Adanya perbedaan jarak migrasi pita/zimogram menandakan bahwa lokus yang diperiksa polimorfik. Bila hanya terdapat satu pita dengan jarak migrasi yang sama berarti monomorfik. Variasi genetik suatu populasi dapat diukur dengan menghitung proporsi lokus polimorfik dari tiap populasi yang diperiksa. Hasil nilai heterogenitas alloenzim di atas untuk menjelaskan dari hipotesis 1 tentang kemungkinan adanya variasi alloenzim pada komunitas makrozoobenthos dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang terpapar tumpahan minyak CPO. Adaptasi biokimia spesies indikator makrozoobenthos yang berupa Macrobrachium rosenbergii de Man. beradaptasi terhadap kondisi lingkungan terpapar tumpahan minyak CPO dengan mengeluarkan alloenzim enzim α-gpd, GPI, EST. Indek diversitasnya (ID) menggunakan ID Simpson untuk mengetahui tingkat pencemaran di lokasi penelitian. Proses pencemaran merupakan gejala menuju proses degradasi ekosistem. Degradasi ekosistem secara lebih dini dapat dideteksi pada aras molekuler yaitu dengan mengetahui zimogram alloenzim sebagai mekanisme adaptasi terhadap bahan pencemar tersebut. Alloenzim terjadi akibat munculnya enzim adaptif sebagai mekanisme adaptasi terhadap lingkungan yang tercemar. Monitoring degradasi ekosistem pada tahap awal berdasarkan hasil penelitian dapat dirumuskan dengan mengetahui adanya komponen alloenzim di lokasi terpapar dan menghubungkannya dengan faktor lingkungan sebagai variabel bebasnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik dan kimia perairan yang meliputi suhu, DO (Dissolved Oxygen), BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), ph, TSS (Total Suspended Solids), TDS (Total Dissolved Solids), daya hantar listrik dan potensial redoks serta kandungan minyak. Variabel terikatnya adalah parameter

pengamatan frekuensi alel sampel makrozoobenthos. Hubungan antara variabel bebas parameter fisika kimia air sungai dengan variabel terikat parameter frekuensi alel dilakukan analisis regresi dan korelasi (Steel dan Torrie, 1993). Pada kondisi air yang terpapar limbah tumpahan minyak CPO menurunkan DO (oksigen terlarut) sebesar 48,12 %, Potensial redoks sebesar 40,59 %, di sisi lain meningkatkan TDS (bahan terlarutnya) sebesar 46,52 %, BOD, COD, Kandungan Minyak sekitar 3 kali, DHL 5 kali, TSS 4 kali, Suhu air dan ph sedimen 10 % dan ph air 38 % jika dibandingkan dengan kontrol. Kondisi kualitas air sungai Mentaya Kalimantan Tengah dijadikan sebagai habitat udang Macrobrachium rosenbergii de Man. selama satu tahun 2004 pada Tabel dibawah. Tabel. Data Rerata Parameter Kualitas Perairan Sungai Mentaya (Gol C) Per Tahun 2004 (Jn-Ap=Jan-April, M-Ag=Mei-Agustus dan Sp-D =September-Desember) Parameter BAKU Lokasi Kontrol Lokasi Dermaga CPO Lokasi Menuju Muara Kualitas Air MUTU Jn-Ap M-Ag Sp-D Jn-Ap M-Ag Sp-D Jn-Ap M-Ag Sp-D DO (oksigen terlarut) 3 5,4 5,2 5,7 2,7 2,6 2,5 3,1 3,4 3,2 ppm ph air 5 8 3,5 3,7 3,9 4,7 5,5 5,1 4,2 4,3 4,7 Suhu 0 C normal 30,1 29,9 30,2 32,6 33,1 34,2 33,0 31,4 32,7 Electric Conductifity µs 2500 98 101 102 450 540 530 168 170 169 (Daya hantar listrik) air TDS (Total Dissolved 1000 26 27 27 58 57 57 33 34 34 Solid) ppm TSS (Total Suspended 400 15 18 17 67 74 71 26 32 35 Solid) ppm BOD ppm 6 5 6 5 16 15 16 12 12 13 COD ppm 50 20 25 23 65 67 65 48 50 51 Potensial redoks - 101 104 103 42 40 43 78 80 81 sediment mv ph sedimen - 5,96 5,81 5,90 6,49 6,48 6,51 5,71 5,74 5,72 Kandungan Minyak (ppm) 1 0,02 0,01 0,07 0,89 1,39 1,57 0,12 0,09 0,10 * Baku mutu berdasarkan Usulan Penetapan Baku Mutu Air dan Peruntukan Sungai Mentaya di Kalteng kerjasama Pemda Kalteng-PPLH UGM 1992 dan PP no.82 th 2001. (n=jumlah data observasi) Tabel diatas menunjukkan bahwa pada kondisi air yang terpapar limbah tumpahan minyak CPO menurunkan DO (oksigen terlarut) sebesar 48,12 %, Potensial redoks sebesar 40,59 % serta menaikkan TDS (bahan terlarut) sebesar 46,52 % jika dibandingkan dengan kontrol. Daya hantar listrik mengalami kenaikan hampir 5 kali dari kontrol, sementara disisi lain TDS naik disebabkan karena bahan cemaran tumpahan minyak CPO menyumbangkan garam-garam yang terionisasi dan larut dalam air sungai.

Hal ini yang menyebabkan tingkat kelarutan bahan tersebut di dalam perairan besar, sehingga cemaran minyak CPO tersebut yang menyumbangkan nilai TDS tinggi. Daya hantar listrik (DHL) atau konduktivitas menggambarkan banyaknya garam yang terionisasi atau terlarut dalam air. Daya hantar listrik air merupakan indikator total konsentrasi ion di dalam air (Sudarmadji, 1991). Tingginya DHL pada daerah Dermaga CPO disebabkan adanya input tumpahan minyak CPO sebagai sumber peningkatan kadar garam-garaman. DHL di daerah kontrol relatif lebih kecil menunjukkan kondisi lebih asam karena sesuai kondisi ambien perairan sungai. TSS adalah jumlah bahan tersuspensi dengan diameter lebih dari 1 mm yang tertahan pada kertas saring dengan diameter pori-pori 0,45 mm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad renik. Penyebab utama TSS adalah adanya erosi tanah yang terbawa ke badan air meskipun tergolong masih ringan (Lampiran 9). TSS tertinggi di daerah Dermaga CPO karena daerah bantaran sungai telah terjadi perubahan tata lahan aslinya yang diakibatkan oleh pembangunan prasarana Dermaga CPO. TSS di daerah Dermaga CPO terjadi kenaikan yang signifikan yaitu sekitar 4 kali jika dibandingkan dengan daerah kontrol. TSS pada kisaran 67 71 ppm di daerah Dermaga CPO akan sedikit mempengaruhi kehidupan organisme di sungai Mentaya sehingga tidak terlalu signifikan untuk dijadikan faktor pembatas terhadap kehidupan organisme perairan. TDS adalah jumlah bahan-bahan terlarut dengan diameter kurang dari 10-6 sampai 10-3 mm. TDS berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lainnya yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 mm. Besarnya TDS sangat dipengaruhi oleh hasil pelapukan, limpasan (run off) dari tanah, dan pengaruh antropogenik (limbah domestik dan industri). TDS di daerah Dermaga CPO tergolong besar karena tumpahan minyak CPO sebagian tidak larut dalam air sungai namun mengapung di permukaan karena berat jenisnya lebih kecil daripada air namun sebagian lagi larut. Oksigen terlarut (DO) merupakan kebutuhan dasar oksigen untuk kehidupan organisme didalam air. Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar DO sampai angka nol. DO di daerah Dermaga CPO sangat rendah bahkan dapat membuat kondisi organisme di perairan sungai Mentaya menjadi tertekan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya lapisan minyak CPO di permukaan air sungai sehingga menutupi proses pertukaran oksigen terlarut dengan oksigen di udara. Di sisi

lain terjadi kenaikan BOD, COD, ph sedimen, TDS, suhu serta ph air. Hal ini sangat dipengaruhi oleh inflow tumpahan CPO dari proses pemuatan minyak CPO dari truk tangki ke kapal tanker CPO. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob. Nilai BOD tertinggi terdapat di Dermada CPO karena di daerah tersebut banyak terdapat tumpahan minyak CPO serta bahan organik dari kegiatan perluasan Dermaga CPO yang membuat input bahan organik bertambah. Minyak CPO tersebar di perairan dalam bentuk terlarut, membentuk lapisan film yang tipis di permukaan emulsi, dan bagian yang terserap. Interaksi dari bentuk minyak CPO di perairan sangat kompleks dan dipengaruhi oleh nilai specific gravity, titik didih, tekanan permukaan, viskositas, kelarutan dan penyerapan. Kandungan minyak di Dermaga CPO reratanya 0,99 yang menunjukkan jumlah yang relatif dapat mengganggu proses pertukaran oksigen dengan udara di atas permukaan air sungai. Sifat minyak CPO yang terapung di permukaan akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air sungai. Fardiaz (1992) menyebutkan bahwa pada kedalaman 2 meter intensitas cahaya pada perairan tercemar minyak CPO akan turun sebanyak 90 %, selain itu lapisan minyak CPO juga akan menghambat masuknya oksigen ke dalam perairan sehingga nilai DO turun drastis. Berdasarkan derajat pencemaran menurut Lee (1978) sebagai pembanding terhadap kondisi perairan sungai Mentaya yang terpapar tumpahan minyak CPO terlihat bahwa daerah dermaga CPO yang terpapar minyak CPO mempunyai derajat pencemaran sedang berdasar parameter DO 2,0 4,4 ppm, BOD 5,0 15 ppm dan TSS 50 100 ppm. Indek diversitas tumbuhan di daerah terpapar 1,3 sehingga dapat digolongkan dalam daerah tercemar sedang, di daerah kontrol mempunyai indeks diversitas 3,5. Kondisi seperti ini merupakan proses degradasi ekosistem muara sungai Mentaya Kalimantan Tengah yang sedang berlangsung selama adanya tumpahan minyak CPO sejak tahun 1997. Hubungan cemaran tumpahan minyak CPO dengan parameter kualitas air sungai yang meliputi DO, ph air, suhu, daya hantar listrik, TDS, TSS, BOD, COD, potensial redoks dan ph sedimen di lokasi yang terpapar minyak CPO. Regresi yang digunakan adalah persamaan regresi linier ganda (multiple linier regression); dimana Y merupakan variabel terikat dan X merupakan variabel bebas.

Y = frekuensi alel, X 1 = DO; X 2 = ph air; X 3 = Suhu; X 4 = DHL; X 5 = TDS; X 6 = TSS; X 7 = BOD 5 ; X 8 = COD; X 9 = Pot.Redoks; X 10 = ph Sedimen; X 11 = Kand. Minyak Persamaan Garis Regresi Linier Ganda Frekuensi Alel Hepatopankreas (Y) Macrobrachium rosenbergii de Man. dengan Parameter Kualitas Air (Xi) di Daerah Terpapar Tumpahan Minyak CPO (tingkat signifikansi 90 %) adalah Y = 25,116 + 7,103X1 + 5,024X2 1,209X3-0,037X4 0,102X5 0,056X6 + 0,075X7 + 0,123X8 0,175X9-0,623X10 + 0,284X11. Hubungan parameter kualitas air dengan frekuensi alel hepatopankreas udang yang signifikan pada derajat kepercayaan 90 % terdapat pada ph sedimen dan kandungan minyak. Hal ini menunjukkan bahwa tumpahan minyak CPO di sungai secara langsung mempengaruhi frekuensi alel hepatopankreas udang sehingga mempengaruhi munculnya variasi alloenzim. Variabel kualitas air ph sedimen juga mempengaruhi secara signifikan terhadap munculnya variasi alloenzim. Habitat udang Macrobrachium rosenbergii de Man. di sedimen sangat dipengaruhi oleh ph sedimen. Perubahan ph sedimen yang ekstrim menyebabkan udang melakukan adaptasi dengan mengeluarkan alloenzim sebagai mekanisme pertahanan diri. Hasil regresi linier ganda frekuensi alel hepatopankreas menunjukkan bahwa variabel X10 (ph sedimen) dan X11 (kandungan minyak) berperan secara independen dalam mempengaruhi frekuensi alel hepatopankreas. Habitat udang di sedimen sungai Mentaya secara langsung dipengaruhi oleh ph sedimennya serta kelarutan material-material organik dan anorganik yang mempengaruhi adaptasi udang yang bersifat deposit feeder. Variabel kandungan minyak sebagai bahan cemaran di sungai Mentaya secara umum mempengaruhi proses timbulnya variasi alloenzim pada akar dan daun mangrove Soneratia caseolaris L. serta udang Macrobrachium rosenbergii de Man. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahan cemaran tumpahan minyak CPO di sungai menyebabkan spesies indikator beradaptasi terhadap kondisi cekaman lingkungan tersebut dengan mekanisme pengeluaran alloenzim. Pengaruh cemaran tumpahan minyak CPO secara statistik signifikan terhadap perubahan frekuensi alel hepatopankreas pada udang Macrobrachium rosenbergii de Man. Frekuensi alel merupakan bentuk adanya variasi alloenzim, sehingga variasi alloenzim sangat beralasan jika dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran. Komponen alloenzim tersebut dapat dimanfaatkan sebagai suatu cara untuk monitoring

terjadinya degradasi ekosistem perairan yang tercemar tumpahan minyak CPO. Analisis di atas sebagai penjelasan hipotesis 2 untuk merumuskan cara monitoring degradasi ekosistem secara dini di sungai Mentaya yang efektif dengan menggunakan komponen alloenzim pada makrozoobenthos.

DAFTAR PUSTAKA Seminar Nasional Limnologi 2006 Chanda, (editor). 1996. Current Protocols in Protein Science. USA. John Wiley and Sons, Inc. Chung, M.C.M., 1987. Gene and Protein. A Laboratory Manual of Selected Techniquein Molecular Biology. ICSU Press. Paris. France p: 101-111. Dillmann, W.H., Schwartz, H.L., Silva, E., Surks, M.I., and Oppenheimer,J.H., 1977. Alpha-amanitin administration results in a temporary inhibition of hepatic enzyme induction by triiodothyronine: further evidence favoring a long-lived mediator of thyroid hormone action. Endocrinology, Vol 100, 1621-1627. Harris, H and Hopkinson, D.A., 1976. Handbook of Enzyme Electrophoresis in Human Genetics. Oxford : American Elsevier Publishing Company Inc. Lee, T.D., 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact Assesment. Arbor: an Arbor Science Publisher Inc. Nagodawithana,T.W., Whitt, J.T., and Cutaia, A.J., and Jos. Schlitz Brewing Co., Milwaukee. 1977. Study of the Feedback Effect of Ethanol on Selected Enzymes of the Glycolytic Pathway. WI 53201. J. Am. Soc. Brew. Chem. 35:0179. Steel, R.G.D. and Torrie, J.F., 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Alih bahasa B. Sumantri. Gramedia, Jakarta. Welsch, F., Terry, K.K., Stadman, D.B., and Elswick, B.A., 1996. Linking embryo dosimetry and teratogenic response to 2-methoxyethanol at different stages of gestation in mice. Occup. Ilyg., 2: 121-130.

Gambar. Lokasi Penelitian Di Daerah Sungai Mentaya Kalimantan Tengah ( 1 0 56 24,836184 N/LS : 109 0 39 27,818413 E/BT )

Kepada Yth, Sekretariat Seminar Nasional (Agit/Ajie) d/a. PUSLIT Limnologi LIPI Kompleks LIPI Cibinong Jl. Raya Bogor km 46 Cibinong BOGOR 16911 Telp (021) 8757071 Fax (021)-8757076 SIP: Prabang Setyono d/a. Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Jl. Ir. Sutami no.36a Kentingan SURAKARTA Telp (0271) 663375 ======================================