I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama

PENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bit (Beta vulgaris L.) merupakan sejenis tanaman ubi-ubian yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911.

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Pencemaran masalah lingkungan terutama perairan sekarang lebih diperhatikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Perikanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rendah namun masih dapat dimanfaatkan. Salah satu lahan marjinal yang ada dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tanaman kakao ( Theobroma cacao L) adalah salah satu famili Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah tropis lainnya di Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Soenaryo, et al 2005). Di Indonesia tanaman kakao didatangkan oleh bangsa Spanyol sekitar abad XV. Pada tahun 1938 mulai ditanam secara intensif di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penggunaan kakao semakin meningkat baik sebagai bahan makanan maupun sebagai bahan minuman (Gunawan, 2007). Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang memiliki prospek cukup cerah, pada tahun 1990 luas areal perkebunan kakao Indonesia 318.938 Ha dengan produksi sebesar 1.579.000 ton biji kering dan meningkatkan devisa negara sebesar 381.730.000 US dollar (Susanto, 2004). Komuditas kakao diharapkan menduduki tempat yang sejajar dengan komuditas perkebunan lainnya, seperti kelapa sawit dan karet sampai pada tahun 1988 pemerintah telah merencanakan perluasan areal kakao seluas 1. 213.600 hektar, baik yang dikelola oleh PT. Perkebunan Negara, Swasta, maupun rakyat ( Siregar, et al, 2009 ). Untuk mencapai sasaran pengembangan dan produksi yang diharapkan perlu dilakukan pengelolaan kebun yang lebih baik, disamping pemeliharaan dan pemilihan bahan tanaman yang sesuai pada areal perluasan. Salah satu penunjang untuk mencapai tujuan peningkatan produksi adalah pelaksanaan pembibitan dengan sempurna. Karena dengan mengadakan pembibitan yang baik dan sempurna akan menghasilkan suatu tanaman yang baik pula.

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur pupuk ( N, P, dan K ). Untuk mengurangi biaya pemupukan, sering di gunakan pupuk majemuk sebagai alternatife dari pemakaiaan pupuk tunggal. Penggunaan pupuk ini selain memberikan keuntungan dalam arti mengurangi biaya penaburan, dan biaya penyimpanan, juga penyebaran unsur hara lebih merata ( Hasibuan, 2006 ). Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman kakao yang baik di pembibitan diperlukan unsur hara dalam jumlah yang tepat, melalui pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu paket teknologi yang digunakan untuk menambah unsur hara bagi tanaman agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik (Harjadi, 2009). Sumber pupuk yang dipergunakan dapat berasal dari pupuk alam maupun yang berasal dari pupuk buatan yang disebut pupuk anorganik yang dihasilkan oleh pabrik. Salah satu jenis pupuk buatan adalah pupuk NPK. Pupuk NPK mengandung unsur hara N 16% - P 16% - K 16%. Dosis yang digunakan dalam sekali pemberian adalah 1-3 gr/bibit sekali pemupukan (Susanto, 2004). Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 ( Effective Microorganisms 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM4 sendiri mengandung Azotobacter Sp., Lactobacillus Sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergaji. Namun bahan

yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikro organisme. Menurut Soetanto, 2001), bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengandung berbagai macam senyawa meliputi lemak, karbohidrat, protein, dan lignin. Penambahan senyawa organik itu merangsang aktivitas organisme tanah. Pada saat dekomposisi, yang pertama kali hilang di dalam tanah adalah bahan yang mudah dicernakan. Banyak kelompok organisme tanah efektif dalam mendekomposisi karbohidrat dan protein, tetapi fungi yang paling efektif dalam mendekomposisi lignin. Sambil mendekomposisi residu tanaman, mikroba menggunakan beberapa karbon, energi, dan unsur hara yang lain untuk pertumbuhannya. Jaringan yang telah disintesis akan menjadi substrat yang dapat didekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara disebut mineralisasi. Dalam proses dekomposisi itu ada hasil dekomposisi yang digunakan oleh organisme tanah untuk pertumbuhannya, proses ini disebut imobilisasi. Pada proses mineralisasi bahan organik melepaskan energi panas, membentuk karbon dioksida dan air, dan menghasilkan nitrogen sebagai amonium (NH 4 +), belerang sebagai sulfat (SO 4 =), fosfor sebagai fosfat (PO 4-3), dan banyak unsur hara yang berupa ion logam sederhana (C a +, M g ++, K+). Umumnya, bentuk dan jenis unsur hara ini berguna bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Sutedjo, et, al. (2005 ), tanah yang digunakan untuk pembibitan kakao adalah tanah topsoil. Sementara itu lahan subur yang banyak mengandung topsoil sudah semakin sedikit sedangkan tanaman kakao harus ditingkatkan. Dengan demikian diusahakan untuk manfaatkan lahan marjinal yang kurang unsur

hara seperti tanah gambut. Pengunaan pupuk NPKdan dan bokashi sebagai campuran media tanam tanah gambut diharapkan dapat memberikan kontrobusi dalam penyediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman kakao. Indonesia memiliki lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu sekitar18,3 juta hektar, yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua (BBLitbang SDLP, 2008). Namun karena variabilitas lahan ini sangat tinggi, baik dari segi ketebalan gambut, kematangan maupun kesuburannya, tidak semua lahan gambut layak untuk dijadikan areal pertanian. Dari 18,3 juta hektar lahan gambut di pulau-pulau utama Indonesia, hanya sekitar 6 juta hektar yang layak untuk pertanian Lahan gambut memiliki penyebaran yang luas terutama di Provinsi Riau. Tanah gambut dengan ciri-ciri utama terdiri atas 20-30% bahan organik yang memiliki sifat kadar ph yang rendah, memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan basahnya yang rendah, memiliki kandungan unsur hara K, C a, M g, P yang rendah, dan junga memiliki kandungan unsur mikro seperti (C u, Z n, M n, dan B) yang rendah pula. Tanah gambut umumnya tidak produtif, untuk meningkatkan produktifitas tanah tersebut, pemberiaan pupuk NPK dan Bokasi adalah cara yang baik untuk pertumbuan bibit kakao di media tanah gambut. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Pupuk NPK 16 16-16 dan Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao ( Theobroma cacao L) pada Media Tanah Gambut.

1. 2. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kakao pada media gambut. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk Bokashi terhadap pertumbuhan bibit kakao pada media gambut. 3. Mengetahui pengaruh Kombinasi pemberian berbagai dosis pupuk NPK Mutiara dan Bokashi terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L) pada media tanah gambut. 1. 3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang bagaimana pengaruh pertumbuhan bibit kakao pada media gambut dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk Bokashi pada dosis yang tepat 1. 4. Hipotesis Adanya pengaruh pemberian pupuk NPK dan Bokashi dan terjadinya iteraksi antara dosis pupuk NPK dan Bokashi terhadap pertumbuhan bibit kakao pada media gambut.