PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING (PTK Pembelajaran Matematika Kelas IV SD N Kutoharjo V Rembang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menurut National Council of Teachers of Mathematics tahun 1989 (dalam Yuliani,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PORTOFOLIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN BANTUAN TUTOR SEBAYA DALAM KELOMPOK SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Ahmadi Habibie Asmariana, 2013

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

Oleh : SUBIARTI A

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI HASTUTI

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai ke perguruan tinggi. Belajar matematika di sekolah dasar tentunya

PENERAPAN STRATEGI SCAFFOLDING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fauzi Yuberta, 2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING SKRIPSI

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah bagi masyarakat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu matematika sampai saat ini, seperti Pythagoras, Plato,

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh : MAMIK PURWITOSARI A

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi mewarnai dan menjadi salahsatu faktor penting penunjang aktifitas

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan. pendidikan dalam berbagai bidang, diantaranya matematika.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. problematika kehidupannya dalam arti yang luas maupun sempit. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang. pendidikan mulai dari SD hingga SLTA ataupun SMK.

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N 2 Widodaren Ngawi) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika Oleh : HANIFAH A. 410 030 035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk juga aspek pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan dapat tercapai. Untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan kerja yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika, karena matematika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang lain, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan salah satu dari bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dalam pelaksanaannya pelajaran matematika diberikan disemua jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Menurut Maletsky dan Sobel ( 2004: 60) bahwa sebagai hasil dari rekomendasi National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) pada tahun 1980, problem solving (pemecahan masalah) menjadi fokus pada 1

2 pelajaran matematika di sekolah. Kemudian ditahun 1989 NCTM mengeluarkan sebuah dokumen berjudul Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics yang menjadi acuan untuk perubahan kurikulum selama dekade 1990-an yang berisi bahwa problem solving (pemecahan masalah) seharusnya menjadi fokus utama dari matematika. Dari rekomendasi NCTM tersebut dapat diartikan bahwa problem solving sangat penting dalam pelajaran matematika, mengingat masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengkonstruksikan dan mengaplikasikan ide-ide dalam problem solving matematika. Tidak hanya sebuah formula yang dapat digunakan untuk memastikan keberhasilan dalam problem solving (pemecahan masalah), oleh karena itu siswa perlu memecahkan banyak masalah agar merasa senang terhadap prosesnya. Penelitian Triyono (2006) menyimpulkan bahwa proses belajar matematika peserta didik pada tingkat menengah (tingkat SMP) masih belum optimal, dalam arti masih banyak siswa yang belum mampu memahami masalah dan pemecahannya, oleh karena itu dengan pemahaman integral (menyeluruh) matematika akan lebih bermakna, bukan hanya pada tataran teoritik tetapi juga pada tataran praktek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengajaran matematika, banyak guru yang mengeluh kurang optimalnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal, dan rendahnya potensi belajar siswa (nilai) baik dalam ulangan harian maupun ujian akhir semester.

3 Untuk itu guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontinu berupa latihan soal. Namun dalam pelaksanaannya, latihan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Triyono berpendapat bahwa salah satu kendala siswa belum lancar dalam memecahkan soal matematika yaitu belum ada kesiapan untuk mengerjakan soal yang sedikit berbeda dengan contoh soal yang dibuat guru. Padahal soal-soal yang dibuat guru pada ulangan harian maupun ulangan catur wulan bentuknya mirip (sedikit berbeda) dengan contoh soal yang dibuat guru pada saat pembelajaran. Oleh karena itu, siswa perlu pengalaman yang bervariasi untuk membuat soal dan menyelesaikannya (problem posing). Rahayu (2004) dalam penelitiannya tentang Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Problem Posing dan Pemberian Tugas Terstruktur menyimpulkan bahwa problem solving (pemecahan masalah) dewasa ini tidak seperti yang diharapkan. Setidaknya hal ini terlihat dari masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Padahal kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian penting dalam matematika. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah ini harus benarbenar ditanamkan kepada setiap siswa baik di SD, SMP maupun SMU. Salah satu materi matematika yang memerlukan kemampuan problem solving (pemecahan masalah) adalah persegi panjang. Persegi panjang merupakan salah satu materi dalam matematika yang relatif cukup sulit. Kebanyakan siswa masih kesulitan dalam mengaplikasikan rumus keliling dan rumus luas daerah persegi panjang ke dalam soal cerita atau soal yang

4 berbentuk pemecahan masalah. Mereka cenderung kesulitan dalam menyelesaikan soal yang sedikit berbeda dari contoh soal yang telah diberikan. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Widodaren Ngawi terhadap penilaian pemecahan masalah sebelum adanya tindakan kelas pada pokok bahasan persegi panjang menunjukan fakta bahwa 75% dari 40 siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Widodaren Ngawi belum mampu memecahkan masalah. Dari gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Widodaren Ngawi khususnya pada pokok bahasan persegi panjang perlu diperbaiki guna meningkatkan kemampuan problem solving dalam menyelesaikan soal pada materi persegi panjang. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah perlu adanya pembaharuan dibidang pendidikan antara lain adalah pembaharuan metode atau peningkatan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran. Salah satu metode pembelajaran matematika yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah problem posing. Menurut Roijaker (1991: XXVi-XXVii) problem posing adalah salah satu cara pendekatan yang menghadapkan peserta didik pada suatu masalah dan menelaah masalah dari bermacam-macam segi, serta merumuskan masalah kemudian mencari pemecahan masalah dengan berbagai macam jalan yang coba diterapkan. Lalu sambil diterapkan kemampuan cara pemecahan yang dipilih, ditinjau kembali.

5 English dalam Siswono (2002: 602) berpendapat bahwa pendekatan problem posing dapat membantu siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan anak terhadap matematika, sebab ide-ide matematika siswa dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan performanya dalam pemecahan masalah. Siswono (2002: 602) berpendapat bahwa dalam pembelajaran matematika, sebenarnya problem posing (pengajuan soal) merupakan suatu wadah pembelajaran yang efektif, karena kegiatan dalam problem posing tersebut sesuai dengan pola pikir matematis. Para pendidik tidak menyadari bahwa problem posing (pengajuan soal) menempati posisi yang strategis dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Dalam hal ini, siswa perlu menguasai urutan penyelesaian soal secara mendetail. Hal tersebut dapat dicapai jika siswa memperkaya khasanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar mandiri. Problem posing digunakan karena metode ini mempermudah siswa dalam memahami soal-soal matematika dan menyelesaikannya. Hal ini terbukti dalam penelitian Triyono (2006) bahwa dengan menggunakan pendekatan problem posing dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan sehingga siswa lebih mudah dalam memecahkan soal matematika pada pokok bahasan pecahan. Penelitian Rahayu (2004) juga membuktikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing dan pemberian tugas terstruktur pada pengajarn matematika pokok bahasan aritmatika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Demikian juga

6 dengan Prihatiningsih (2004), dalam penelitiannya yang membandingkan pengajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing dan model pembelajaran ekspositori, memberi kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran problem posing lebih efektif dibanding dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Dari penelitian Rahayu (2004), Prihatiningsih (2004) dan Triyono tersebut, peneliti ingin menggunakan pendekatan problem posing untuk meningkatkan kemampuan problem solving siswa pada materi persegi panjang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian tentang PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N 2 Widodaren - Ngawi). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasikan masalah yang ditimbulkan antara lain: 1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika 2. Hasil belajar siswa kurang optimal,disebabkan metode pembelajaran yang digunakan tidak mendukung siswa untuk aktif belajar.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian tindakan kelas yaitu: Apakah pembelajaran matematika pokok bahasan persegi panjang dengan menggunakan pendekatan problem posing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam problem solving matematika. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika pokok bahasan persegi panjang melalui pendekatan problem posing. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan problem posing. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan persegi panjang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkahlangkah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah terhadap matematika melalui proses pembelajaran dengan pendekatan problem posing. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk guru, siswa dan sekolah.

8 a. Bagi siswa dapat memberikan kesempatan untuk meningkatkan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran. b. Bagi guru dan sekolah penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perbaikan pembelajaran matematika serta meningkatkan prestasi belajar matematika. c. Bagi sekolah hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika. d. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi dan menambah wawasan pengetahuan serta sebagai acuan untuk melakukn penelitian yang berkaitan dengan problem posing.