ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

dokumen-dokumen yang mirip
SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

N - Heptana. N - heptane

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Asam Maleat MALEIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BENDIOKARB BENDIOCARB

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

Polietilen Tereftalat (PET)

MINYAK JARAK CASTOR OIL

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

ARTEMISININ ARTEMISININ

RHODAMIN B RHODAMINE B

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

PROPOKSUR PROPOXUR. 2. PENGGUNAAN Insektisida untuk mengontrol nyamuk penyebab malaria (12).

LEMBAR DATA KESELAMATAN

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

2,4 D-DIMETYLAMINE 2,4-D-DIMETILAMAMONIUM (IUPAC)

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

Material Safety Data Sheet

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BENZALKONIUM KLORIDA BENZALKONIUM CHLORIDE

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

ARTESUNAT ARTESUNATE

MSDS NaCl (natrium klorida)

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

ALLOPURINOL ALLOPURINOL

ASAM BORAT BORIC ACID

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Material Safety Data Sheet Alumunium Sulfat

Lembaran Data Keselamatan Bahan

METANOL METHYL ALCOHOL

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

TIMBAL ASETAT LEAD ACETAT

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

MALATION MALATHION. 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Transkripsi:

ISONIAZID ISONIAZID 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (8) Tuberkulosidal, agen antimikobakteri 1.2. Sinonim/Nama Dagang (6, 8, 11, 12, 14) INH; INAH; Isoniazidium; Isonicotinic acid hydrazide; Isonicotinyl hidrazide; Isonicotinohydrazide; Pycazide; Tubazid; Isoniazide; Pyridine-4- carbohydrazide; 4-pyridinecarboxylic acid hydrazide; Mayambutol; Neoteben; Niplen; Pelazid; Pyridine-4-carbohydrazide; Raumanon; Rimicid; Rimiphone; Teebaconin; Zinadon. 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS : 54-85-3 1.3.2. Nomor EC : 200-214-6 (10) 1.3.3. Nomor RTECS : NS1750000 1.3.4. Nomor UN : UN 2811 (11) (4, 5, 8, 10, 12, 11, 13) (8, 10) 2. PENGGUNAAN Antiinfeksi, pengobatan tuberkulosis. (4, 8) 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran (8) Keracunan akut : Sistem saraf pusat Keracunan kronik : Hati, sistem saraf perifer/tepi, dan sistem hematologi 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (5, 14)

Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (5, 14) Dapat menyebabkan iritasi kulit dan reaksi alergi pada orang yang sensitif 3.2.1.3. Kontak dengan Mata 3.2.1.4. Tertelan (5, 14) Dapat menyebabkan iritasi pada mata (5, 8, 14) Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Berbahaya bila tertelan. Gejala keracunan muncul setelah 1 sampai 2 jam tetapi keracunan dapat terjadi 30 menit hingga 7 jam setelah terpapar. Fase pertama meliputi: mual, muntah, penglihatan kabur, pusing, bicara cadel. Fase kedua terjadi dengan cepat, meliputi kejang/epilepsi, gangguan pernapasan, koma dan asidosis metabolik berat. Tanda dan gejala keracunan yang terjadi adalah demam, lesu, stupor, koma, kejang/epilepsi, depresi pernapasan, gangguan pernapasan selama kejang, muntah, mual, nyeri perut, takikardia, hipotensi. 3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup (3) Paparan jangka panjang dari debu bahan berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan perubahan pada fungsi paru-paru (pneumokoniosis) dengan gejala utama adalah kesulitan bernapas, bayangan pada paru-paru yang terlihat dari hasil rontgen. 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (3) Dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang yang sensitif. 3.2.2.3. Kontak dengan Mata Tidak tersedia data. 3.2.2.4. Tertelan (8) Overdosis kronik dapat menginduksi gejala keracunan yang serupa dengan gejala keracunan akut. Hepatitis, neuropati

perifer merupakan gejala yang sering terjadi pada keracunan kronik tertelan. 4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan (8) LD 50 oral-tikus 650 mg/kg; LD 50 subkutan-tikus 329 mg/kg; LD 50 oralmencit 176 mg/kg; LD 50 subkutan-mencit 160 mg/kg; LD 50 intramuskular-mencit 140 mg/kg; LD 50 intravena-mencit 149 mg/kg; LD 50 oral-anjing 150 mg/kg; LD 50 oral-kelinci 250 mg/kg; LD 50 subkutan-kelinci 285 mg/kg; LD 50 intravena-kelinci 94 mg/kg; LD 50 oral-marmut 450 mg/kg; LD 50 subkutan-marmut 255 mg/kg. 4.1.2. Data pada Manusia (13) Pada kondisi tertentu seperti kelainan kejang, kelainan hati, pertambahan usia, diabetes, malnutrisi, dan anemia dapat meningkatkan kerentanan individu terhadap kemungkinan terjadinya keracunan kronik dan akut. Dewasa Dosis akut 1,5 g menyebabkan toksisitas minor pada orang dewasa. Kejang dapat terjadi setelah menelan isoniazid dengan dosis lebih dari 20 mg/kg dan terutama terjadi pada dosis lebih dari 35 hingga 40 mg/kg. Menelan isoniazid dalam dosis 80 150 mg/kg dapat menyebabkan kejang, asidosis dan koma, dan kematian jika tidak dilakukan penanganan. Anak-anak Dosis akut 1,5 g dilaporkan telah menyebabkan toksisitas mayor pada anak-anak. 4.2. Data Karsinogenik (14) IARC (International Agency for Research on Cancer) menggolongkan pada Grup 3 tidak diklasifikasi sebagai karsinogenik pada manusia. ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygienists) : tidak terdaftar sebagai karsinogen NTP (National Toxicology Program): tidak terdaftar sebagai karsinogen

OSHA (Occupational Safety and Health Administration): tidak terdaftar sebagai karsinogen 4.3. Data Tumoregenik (1) Data tumerogenik menunjukkan bahwa INH dapat bersifat tumerogenik pada mencit tetapi tidak pada tikus. 4.4. Data Teratogenik (8) Menurut penelitian pada tikus dan keinci hamil memperlihatkan bahwa isoniazid dapat menyebabkan kematian embrio dan juga menyebabkan peningkatan toksisitas, dengan adanya peningkatan persentase kematian ataupun penyerapan ke dalam fetus terhadap tikus yang diberikan isoniazid dengan dosis hingga 150 mg/kg/hari. 4.5. Data Mutagenik (12) Isoniazid tidak menyebabkan mutasi letal pada mencit atau penyimpangan kromosom, perubahan kromatid, ataupun kerusakan DNA pada tikus yang diberikan secara in vivo. Pada kultur sel tikus, isoniazid menginduksi penyimpangan kromosom dan perubahan kromatid, tapi tidak menyebabkan kerusakan DNA. Dan juga tidak menginduksi transformasi embrio sel pada hamster Syrian ataupun perubahan gen pada sel ragi. Isoniazid bersifat mutagenik terhadap Salmonella typhimuriam. 5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (5, 12, 14) Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.2. Kontak dengan Kulit (5, 12, 14) Segera tanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit menggunakan sabun dan air sekurang-kurangnya selama 15 menit. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat bila perlu. 5.3. Kontak dengan Mata (5, 12, 14) Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah

sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat 5.4. Tertelan (5) Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban sadar, cuci mulut menggunakan air dan beri minum 2-4 cangkir susu atau air minum. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat 6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (2) 6.1.1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. 6.1.2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. 6.1.3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 6.2. Dekontaminasi 6.2.1. Dekontaminasi Mata (2) a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. b. Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. 6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (2) a. Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.

b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. e. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (8, 13) Pasien dengan INH overdosis harus selalu dirawat di unit gawat darurat atau perawatan intensif. Pasien yang tidak memperlihatkan gejala dalam waktu 6 jam setelah konsumsi tidak memungkinkan terjadi komplikasi. Pantau tanda vital (ECG, tekanan darah, respirasi). Pengobatan tergantung pada dosis tertelan dan gejala yang tampak, yaitu: a. Bilas lambung segera setelah mengendalikan kejang yang terjadi dan perlindungan jalan napas b. Pemberian arang aktif Arang aktif menyerap isoniazid dengan efektif (bila diberikan segera setelah menelan bahan). Namun ada beberapa risiko, khususnya pada kasus yang memburuk, dikarenakan risiko kejang dan/atau koma yang diinduksi oleh isoniazid, dengan aspirasi paru sekunder. Dalam kasus seperti itu, arang aktif diberikan hanya setelah tindakan perlindungan jalan napas dilakukan, dan diberikan dengan segera setelah korban menelan bahan. Berikan arang aktif maksimal hingga 2 jam setelah menelan bahan yang berbentuk solid (tablet atau kapsul) dan 1 jam setelah menelan bahan berbentuk cair (formulasi cair). Dosis tunggal arang aktif Anak-anak : 1 2 g/kg per oral

Dewasa : 50 100 g per oral 6.3. Antidotum (8) Pyridoxine secara intravena: 1 g pyridoxine untuk setiap 1 g INH yang tertelan. Jika dosis yang tertelan tidak diketahui, dapat diberikan dosis awal pyridoxine sebanyak 5 g secara intravena pada pasien yang mengalami keracunan parah, dan diulang sampai kejang dapat dikendalikan. 7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Isoniazid 7.2. Deskripsi (4, 6, 8, 12, 13) Kristal putih atau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau; Berat molekul 137,14; Kerapatan 1, 244 g/cm 3 ; ph : 5,6 6,0 atau 6,0 7,0; Titik leleh 171 173 o C; Koefisien partisi : n-oktanol/air = -0,70; Kelarutan dalam air 14 g/100 ml (25 o C), dalam alkohol 1 g/50 ml, sedikit larut dalam kloroform, sangat sedikit larut dalam eter, tidak larut dalam benzen. 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (National Fire Protection Association) (Skala 0-4) (10, 14) Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif 7.3.2. Klasifikasi EC (European Commision) (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) Xn R22 R33 R38 R40 R36/37/38 S20 S26 (4, 5, 6, 11, 14) = Berbahaya = Berbahaya jika tertelan = Berbahaya karena efek kumulatif = Mengiritasi kulit = Risiko karena efek yang permanen = Mengiritasi mata, sistem pernapasan, dan kulit = Jangan makan atau minum jika sedang menggunakan/menangani bahan ini = Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak air dan hubungi dokter

S28A = Jika kontak dengan kulit, cuci segera dengan air yang banyak S36 = Kenakan pakaian pelindung yang cocok S37 = Kenakan sarung tangan yang cocok S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan segera menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan) S46 = Jika tertelan, segera hubungi dokter dan perlihatkan wadah ini atau label S24/25 = Hindari kontak dengan kulit dan mata S36/37/39 = Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang cocok 7.3.3. Klasifikasi GHS (Globally Harmonized System) (Hazard and Precautionary statement) (10) Pernyataan Bahaya H302 = Berbahaya jika tertelan H315 = Menyebabkan iritasi kulit Pernyataan Kehati-hatian P280 = Gunakan sarung tangn pelindung/pakaian pelindung/pelindung mata/pelindung wajah P321 = Membutuhkan perlakuan khusus (lihat pada label) P362 = Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali P301+P312 = Jika tertelan: Hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter jika anda merasa tidak sehat P332+P313 = Jika iritasi kulit terjadi: Hubungi bantuan medis P501 = Buang wadah sesuai dengan peraturan lokal/regional/nasional/internasional

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas (5) Stabil di bawah suhu dan tekanan normal 8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari (5, 12) Bahan tak tercampurkan, debu hasil dekomposisi, panas berlebih, oksidator kuat, cahaya, kelembaban, udara 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (4, 12, 14) Kloral, aldehid, iodin, hipoklorit, dan garam besi (Fe 3+ ), oksidator kuat 8.4. Dekomposisi (5) Nitrogen oksida, karbon monoksida, karbon dioksida, gas nitrogen 8.5. Polimerisasi (5) Tidak dilaporkan 9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (14) Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat untuk menjaga agar konsentrasi bahan di udara berada di bawah nilai paparan yang direkomendasikan. 9.2. Perlindungan Mata (5) Kenakan kacamata pengaman dengan pelindung bagian sisi wajah atau kenakan penutup seluruh wajah jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia. 9.3. Pakaian (14) Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. 9.4. Sarung Tangan (14) Sarung tangan yang tahan bahan kimia. 9.5. Respirator (5, 14) Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara) jika batas paparan melebihi nilai yang ditentukan atau jika iritasi atau gejala lain timbul.

10. DAFTAR PUSTAKA 1. Bhide, S., Maru, G., Mate, B., Menon, P & Gangadharan. 1981. Metabolic Studies on the Possible Mode of Action of Isoniazid Tumerogenicity. Journal of Cancer Research and Clinical Oncology, Vol 99 pp 153-166. Diakses dari www.link.springer.com (Diunduh April 2014) 2. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan Tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001 3. http://datasheets.scbt.com/sc-205722.pdf (Diunduh April 2014) 4. http://www.chemicalbook.com/productchemicalpropertiescb5102053_en.ht m (Diunduh April 2014) 5. http://www.fishersci.com/ecomm/servlet/msdsproxy?productname=ac12260 (Diunduh April 2014) 6. http://www.guidechem.com/cas-54/54-85-3.html (Diunduh April 2014) 7. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics1258.htm (Diunduh April 2014) 8. http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim288.htm (Diunduh April 2014) 9. https://www.inkling.com/read/murray-toxicology-handbook-2nd/chapter-3/3-44-isoniazid (Diunduh April 2014) 10. http://www.lgcstandards.com/webroot/store/shops/lgc/filepathpartdocum ents/st-wb-msds-1389770-1-1-1.pdf (Diunduh April 2014) 11. http://www.lookchem.com/newsell/search.aspx?key=54-85-3 (Diunduh April 2014) 12. http://www.resonancesl.com/pdf/msdsisoniazid.pdf (Diunduh April 2014) 13. http://www.toxinz.com/spec/1938239 (Diunduh April 2014) 14. http://www.trekds.com/techinfo/msds/files/msdsversatrekmycdsuscept.k it7115-60isoniazid.pdf (Diunduh April 2014)