1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Oleh : N.Nurhaeni, D.Sugandi *), Jupri *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Email : n.nurhaeni@student.upi.edu, dsugandi58@yahoo.com, ABSTRAK Pemanfaatan lahan dalam kegiatan pertanian seharusnya di dasarkan pada lahan dengan syarat tumbuh tanaman yang sesuai. Karena itu, evaluasi kesesuaian lahan diperlukan untuk menganalisis antara karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan, tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial, dan upaya perbaikan lahan yang dapat mengatasi faktor pembatas pada pengolahan lahan untuk tanaman manggis. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode eksploratif dengan teknik analisis matching. Variabel penelitian ini berupa data karakteristik lahan dan syarat tumbuh tanaman manggis yakni, temperatur, curah hujan, drainase tanah, tekstur tanah, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, KTK (Kapasitas Tukar Kation), ph, salinitas, kemiringan lereng, bahaya erosi, batuan di permukaan, dan singkapan batuan. Karakteristik lahan akan dicocokan dengan syarat operasional penanaman (SOP), yang menghasilkan tingkat kesesuaian lahan. Tingkat kesesuaian lahan di desa wanayasa termasuk kedalam tingkat kesesuaian marginal (S3) dengan faktor pembatas berupa curah hujan, ph, dan kemiringan lereng. Perbaikan lahan dapat di upayakan guna meminimalisirkan faktor penghambat pertumbuhan untuk peningkatan kelas kesesuaian lahan menjadi Cukup Sesuai (S2). Kata Kunci :Pemanfaatan lahan, tanaman manggis, kesesuaian lahan, Wanayasa Land use in agricultural activities should be based on suitability requirements for crops to grow. Therefore, land suitability evaluation are needed to analyze between land characteristic and Mangosteen growth. This research to determine land characteristics, actual land suitability level, potential land suitability level, and improvement to solve a limiting factor in land use management of mangosteen. The research use an exploratory method and matching analysis. The variables of this study is data on land characteristics and Mangosteen growth requirement i.e. temperature, rainfall, soil drainage, soil texture, coarse material,
2 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 soil depth, peat thickness, CEC (Cation Exchange Capacity), ph, salinity, slopes, erosion, surface stoniness and surface outcrop. Evaluating the land by matching between land characteristics with crop requirement (SOP) to determine land suitability level. The land suitability in Wanayasa village is marginally suitable (S3) with limiting factor as rainfall, ph, and slope angle. Improvement can be done to minimize limiting factor to increase the land suitability class up to moderately suitable (S2). Keywords: Land use, Mangosteen, Land suitability, Wanayasa *) Penulis Penanggung Jawab
3 Nurhaeni.N PENDAHULUAN Manggis Wanayasa termasuk varietas yang sangat diminati oleh pasar luar negeri dan memiliki kualitas buah terbaik dunia dari segi ukuran buah yang besar serta rasa yang asam manis (Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Purwakarta, 2015). Rasa manggis yang manis dan mengandung banyak vitamin membuat buah ini menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia khususnya di pulau jawa. Tidak hanya buah manggis yang bisa di manfaatkan, kulit manggis pun berkhasiat untuk obat. Selain itu, proses penanaman dan perawatan yang tidak terlalu sulit menjadikan budidaya manggis ini banyak ditekuni oleh petani di Kabupaten Purwakarta khususnya Kecamatan Wanayasa. Manggis varietas Wanayasa menurut Dinas Pertanian merupakan varietas manggis lokal unggulan yang memberikan nilai bagi perekonomian Kabupaten Purwakarta khususnya beberapa kecamatan yang membudidayakan. Berdasarkan hasil wawancara petani, manggis tersebut merupakan manggis organik yang tidak menggunakan pupuk kimia dalam proses pemupukan, sehingga aman dikonsumsi setiap hari karena menggunakan pupuk kandang dan kompos dalam pemeliharaannya. Salah satu wilayah di Kabupaten Purwakarta yang mempunyai prospek dalam pembudidayaan buah manggis adalah Kecamatan Wanayasa dengan luas wilayahnya sekitar 37,6806 Km 2 (BPS Purwakarta, 2015). Kecamatan Wanayasa ini sebagian besar masyarakatnya tergantung pada hasil dari tanaman budidaya buah manggis yang dimana menjadikan buah manggis ini tolok ukur dalam kehidupan ekonomi masyarakatnya. Keuntungan yang diperoleh dari hasil produksi manggis cukup menguntungkan bagi para petani jika kondisi alam yang baik dan kondisi buah yang berkualitas. Kondisi lingkungan fisik berupa iklim, geologi, tanah, dan vegetasi berpengaruh terhadap penggunaan lahan (Arsyad, S (2006 : hlm 207). Karena itu, Kondisi alam yang tidak bisa di prediksi dan kurang mendukung seperti iklim dan kondisi air buruk, serta adanya hama tanaman yang mengganggu pertumbuhan buah akan berakibat pada kerugian petani dalam segi pendapatan yang diperoleh pada saat panen. Banyaknya permasalahanan yang dapat mempengaruhi produktifitas tanaman manggis, Maka perlu adanya
4 Nurhaeni.N pengembangan potensi lahan serta tindakan pengelolaan yang diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat ditingkatkan, Untuk itu diperlukan adanya evaluasi sumberdaya lahan untuk mengetahui kemungkinan dapat dikembangkan tanaman manggis tersebut, khususnya di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta. METODE Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif, sedangkan teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, uji laboratorium, pengukuran di lapangan dan wawancara pada petani manggis. Dalam mengetahui potensi serta kesesuaian lahannya, diperlukan data karakteristik yang termasuk pada variabel penelitian yang meliputi curah hujan, temperature, tekstrur tanah, kedalaman perakaran, drainase tanah, ph, KTK, ketersediaan hara, salinitas, kemiringan lereng, batuan yang muncul di permukaan, bahan kasar, serta bahaya erosi (Rayes, 2007: hlm 169). Objek yang digunakan berdasarkan dari hasil Overlay tiga jenis peta yaitu peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, dan peta kemiringan lereng. Hasil tumpangsusun peta tersebut akan menghasilkan peta unit lahan pada setiap wilayah penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua populasi, yakni populasi wilayah dan manusia. Pengambilan sampel manusia bersifat Aksidental yaitu berdasarkan faktor ketidak sengajaan bertemu serta petani pemilik lahan pada lokasi pengambilan sampel wilayah yakni 10 orang petani. Sedangkan Populasi wilayah ditentukan berdasarkan peta satuan lahan sebanyak 35 sampel populasi. Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik sampel stratified sampling untuk sampel wilayah yakni pengambilan sampel berdasarkan kondisi fisik yang heterogen yaitu sebanyak 5 sampel. Adapun sampel wilayah yang telah di ambil dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sampel Wilayah penelitian di Desa Wanayasa Penggunaan Kelas Kemiringan Jenis Satuan Lahan Lereng Lereng Tanah Lahan Kebun 1 3-8 % Latosol 1.L.K Kebun 2 8 % - 15 % Latosol 2.L.K Kebun 3 15 % - 30 % Latosol 3.L.K Kebun 2 8 % - 15 % Andosol 2.A.K Kebun 3 15 % - 30 % Andosol 3.A.K Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Analisis data yang digunakan adalah perbandingan (mattching) antara karakteristik lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan. Adapun hasil overlay peta satuan lahan daerah penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
5 Nurhaeni.N Gambar 1. Peta Satuan Lahan Desa Wanayasa Tahun 2016 Sumber : Peta RBI Lembar 1209 331 Wanayasa Skala 1 : 25.000; Peta Tanah Base Map Jawa Barat; Peta Kemiringan Lereng Base Map Jawa Barat; Observasi Lapangan 2016. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis menurut Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1209-331 Wanayasa Tahun 2001, Desa Wanayasa terletak pada koordinat 107 33 10,404 BT 107 35 4,92 BT dan 06 40 42,204 LS - 06 43 18,48 LS. Luas wilayah desa adalah 729,63 Ha atau sekitar 7,2963 km 2 dengan jumlah penduduk di Desa Wanayasa 5.217 jiwa terdiri dari 1.651 kepala keluarga (Monografi Desa Wanayasa, 2015). Dari jumlah penduduk tersebut menurut Ditjen Cipta Karya SNI 03-1733-Tahun 2004, Desa Wanayasa tergolong wilayah yang tidak padat penduduknya. Dari hasil kepadatan penduduk yang tidak padat, maka akan
6 Nurhaeni.N mempengaruhi penggunaan lahan yang semakin luas untuk dimanfaatkan masyarakat guna kebutuhan hidupnya terutama dalam pengolahan lahan pertanian. Petani di Desa Wanayasa merupakan petani yang tidak hanya memiliki satu jenis tanaman yang di budidayakan. tetapi mereka juga menanam tanaman cengkeh, pisang, aren, dan teh sebagai tanaman pelindung untuk tanaman manggis. Selain menjadi tanaman pelindung, tanaman tersebut juga memberikan keuntungan yang sama besarnya dengan tanaman manggis karena pada setiap musim petani mempunyai pemasukan untuk hasil yang di dapatkan dikarenakan dalam setahun panen hanya satu kali untuk tanaman manggis. Petani manggis mendapatkan hak kepemilikan lahan dari turun temurun kerabat maupun orang tua, hal tersebut menjadikan petani sudah mengetahui dengan baik bagaimana cara membudidayakannya dan didukung oleh pengalaman bertani yang lebih dari 10 tahun lamanya akan membantu petani dalam pemeliharaan atau perawatan tanaman. Untuk menjaga kualitas serta hasil produktivitas yang meningkat petani melakukan perawatan tanaman yang didapatkan dari mengikuti penyuluhan yang di lakukan meskipun penyuluhan tersebut berada di luar desa. Penyuluhan yang dilakukan oleh dinas atau lembaga terkait kurang merata, biasanya penyuluhan dilakukan di luar desa wanayasa selain itu kurang adanya informasi mengenai diadakannya penyuluhan baik itu di Desa Wanayasa maupun di desa lainnya menjadikan petani kurang dalam pengetahuan terbaru mengenai pengembangan tanaman. Maka dari itu, perlu adanya evaluasi lahan pada setiap tipe satuan lahan dikarena setiap lahan memiliki karakteristik lahan berbeda. Karakteristik Lahan Kebun Untuk Tanaman Manggis Desa Wanayasa Data yang diperlukan untuk mengetahui Karakteristik lahan pertanian untuk tanaman manggis di lakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan, wawancara serta uji laboratorium. Dari hasil tersebut di dapatkan kondisi fisik daerah penelitian yakni, Desa Wanayasa termasuk kedalam wilayah yang memiliki curah hujan yang tinggi yakni sebanyak 3.645 mm/tahun dengan temperature 25,5 (Perum Jasa Tirta, 2015). Menurut klasifikasi iklim Oldemen curah hujan tersebut temasuk
7 Nurhaeni.N tipe iklim B1 yang cocok untuk pertanian tanaman musiman (Tjasyono,B 2004: hlm 156). Kondisi lahan kebun atau pekarangan memiliki jenis tanah latosol dan andosol dengan kondisi drainase tanah yang agak terlambat hingga baik dalam menyerap air serta kedalaman tanah efektif yang tergolong dalam untuk tanaman manggis. Tekstur tanah yang di miliki agak halus dengan kriteria lempung liat berdebu dan bertekstur halus dengan kriteria tanah yang liat. Retensi hara pada daerah penelitian dilihat dari nilai KTK dan ph tanah di lahan kebun. Nilai KTK yang tinggi dan nilai salinitas yang rendah menjadikan kondisi tersebut sesuai untuk tumbuh tanaman manggis, tetapi nilai ph yang masam mengharuskan tanah tersebut dilakukan perbaikan yang akan meningkatkan kesuburan tanah. Lokasi penelitian memiliki karakteristik kemiringan lereng yang berbeda mulai dari lereng yang landai atau berombak, agak miring atau bergelombang, miring atau berbukit dengan tingkat bahaya erosi ringan yang dapat dilihat dari singkapan batuan, bahan kasar dan batuan dipermukaan yang sedikit ditemukan menjadikan wilayah tersebut cukup sesuai untuk tanaman manggis. Karakteristik dan Kualitas Lahan Kebun Berdasarkan Satuan Lahan Dalam evaluasi lahan, kualitas lahan akan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan pada penggunaan tertentu karena kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang mempengaruhi (Jamulya dan Sunarto: 1991 hlm 02). Hal tersebut menjadikan lahan kebun atau pekarangan yang di tanami tanaman pertanian khususnya manggis adalah orientasi dalam penelitian ini. Informasi tersebut di peroleh dari jumlah sampel pada setiap satuan lahan yang telah di turunkan menjadi 5 sampel wilayah dari 35 sampel populasi. Data yang dibutuhkan adalah berupa data fisik lahan serta data sosial petani dan proses pengolahan lahannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, karakteristik lahan pertanian untuk kesesuaian lahan di daerah penelitian diperoleh dari observasi atau pengamatan langsung di lokasi penelitian, uji laboratorium, dan analisis data sekunder yang di dapatkan dari instansi atau lembaga yang terkait dalam penelitian ini berdasarkan kelas satuan lahan yang hasil penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 2.
8 Nurhaeni.N Karakteristik lahan Tabel 2.1 Karakteristik Lahan Pada Kelas Satuan Lahan Desa Wanayasa SATUAN LAHAN 1.LK 2.LK 3.LK Temperatur 25,5 C 25,5 C 25,5 C Curah Hujan 3645 mm/tahun 3645 mm/tahun 3645 mm/tahun Drainase Tanah Baik agak buruk baik Tekstur Tanah lempung liat berdebu (agak halus) lempung liat berdebu (agak halus) Liat (halus) Kedalaman Tanah Ketebalan Gambut Dalam >100 cm Tipis <60 cm menengah 90-50 cm Tipis <60 cm KTK liat (cmol) 34,33 (tinggi) 24,85 (sedang) ph Tanah 4,56 (masam) 4,54 (masam) Sumber : Hasil penelitian, 2016 menengah 90-50 cm Sedang 60-100 cm 29,59 (tinggi) 4,49 (sangat masam) (0,007640625 (0,004296875 (0,0075 Salinitas (ds/m) ds/m) ds/m) ds/m) Lereng 3-8 % 8-15 % 15-30 % Batuan di sedikit <15 sedikit <15 % sedikit <15 % Permukaan % Singkapan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada batuan Bahan Kasar Sedikit <15 % Sedikit <15 % sedang 15-35 % Bahaya Erosi Ringan Ringan Sedang Berdasarkan karakteristik satuan lahan 1.LK, 2.LK, dan 3.LK dapat dikatakan sesuai untuk di jadikan lahan pembudidayaan tanaman manggis jika di lihat dari kondisi drainase tanah yang baik pada lahan 1.LK dan 3.LK, tekstur yang agak halus, kedalaman tanah yang sesuai, ketebalan gambut yang tipis, nilai KTK dan salinitas yang sesuai dengan syarat tumbuh, serta keadaan lereng yang landai pada lahan 1.LK. Hal tersebut mendukung untuk di jadikan tempat penanaman manggis. Selain itu, tidak di temukan singkapan batuan dengan sedikitnya bahan kasar serta batuan yang ada di permukaan, membuat pertumbuhan akar tanaman tidak terhambat dan tingkat erosi yang akan terjadi menjadi ringan. Selain itu, kondisi temperature yang sedikit tinggi, drainase yang agak terlambat pada lahan 2.LK, kondisi lereng yang agak miring pada lahan 2.LK serta lereng miring untuk 3.LK, ketebalan efektif tanah yang cukup dalam untuk lahan 3.LK menjadikan lahan tersebut masih termasuk kedalam kelas cukup sesuai untuk tanaman manggis. Sedangkan nilai ph yang sangat masam, curah hujan yang tinggi, kondisi lereng yang miring menyebabkan lokasi tersebut masuk pada kelas sesuai marginal dengan tingkat erosi sedang. Tabel 2.2 Karakteristik Lahan Pada Kelas Satuan Lahan Desa Wanayasa Karakteristik SATUAN LAHAN lahan 2.AK 3.AK Temperatur 25,5 C 25,5 C Curah Hujan 3645 mm/tahun 3645 mm/tahun Drainase Tanah Baik agak buruk Tekstur Tanah lempung liat berdebu (agak halus) lempung liat berdebu (agak halus) Kedalaman Tanah Dalam >100 cm Dalam >100 cm Ketebalan Gambut Sedang 60-100 cm Tipis <60 cm KTK liat (cmol) 36,84 (tinggi) 35,33 (tinggi) ph Tanah 4,99 (masam) 4,22 (sangat masam) Salinitas (ds/m) (0,003609375 (0,010078125 ds/m) ds/m) Lereng 8-15 % 15-30 % Batuan di Permukaan sedikit <15 % sedikit <15 % Singkapan batuan Tidak Ada Tidak Ada Bahan Kasar Sedikit <15 % Sedikit <15 % Bahaya Erosi Ringan Ringan Sumber : Hasil penelitian,2016
9 Nurhaeni.N Berdasarkan satuan lahan 2.AK dan 3.AK pada tabel tersebut, termasuk kedalam kelas sesuai sampai dengan sesuai marginal untuk di jadikan lahan budidaya. Lokasi tersebut sesuai di lihat dari kondisi drainase tanah yang baik pada lahan 2.AK, tekstur tanah yang agak halus, ketebalan tanah baik, ketebalan gambut sesuai untuk lahan 3.AK, nilai KTK dan salinitas yang sesuai dengan syarat tumbuh, serta tidak adanya singkapan batuan, sedikitnya bahan kasar dan batuan di permukaan. Sehingga akan cocok untuk di jadikan tempat penanaman manggis. Selain itu, kondisi temperature yang sedikit tinggi, ketebalan gambut yang kurang tipis/sedang untuk kelas 2.AK, kondisi lereng yang agak miring untuk kelas 2.AK, yang masih dapat di katakan cukup sesuai untuk tanaman manggis. Sedangkan, nilai ph yang sangat masam, curah hujan tinggi, serta kondisi lereng miring pada lahan 3.AK menjadikan lokasi tersebut berada pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal. Hal tersebut menjadikan lokasi ini termasuk kedalam lokasi yang harus di lakukan upaya perbaikan guna meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman Setelah hasil data di dapatkan, kemudian dilakukan pencocokan dengan syarat operasional penanaman (SOP) manggis menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian Tahun 2003, maka diperoleh hasil klasifikasikan lahan aktual secara keseluruhan yang di ambil dari nilai terendah dari setiap sampel wilayah. Secara keseluruhan bila di klasifikasikan pada masing masing satuan lahan kesesuaian lahan aktual untuk manggis termasuk pada kelas kesesuaian lahan S3 untuk semua satuan lahan. faktor pembatas pada setiap sampel wilayah yang sama, yakni faktor curah hujan, ph, serta lereng miring dengan tingkat bahaya erosi yang sedang. Kondisi tersebut masih bisa di upayakan perbaikan dengan cara menghambat atau memperbaiki faktor pembatas yang ada pada lokasi penelitian yang dapat meningkatkan lahan menjadi cukup sesuai (S2) untuk tanaman musiman maupun holtikultural, khususnya tanaman manggis. Upaya Perbaikan Untuk Mengatasi Faktor Pembatas Upaya perbaikan lahan guna mengurangi faktor pembatas diantaranya dengan cara melakukan pengolahan tanah menurut kontur dan pembuatan terasering untuk memperbaiki
10 Nurhaeni.N kemiringan lereng Sehingga lahan dapat di olah dengan mudah. Dalam memperbaiki ph yang masam dapat di atasi dengan di lakukan pengapuran, penambahan belerang, serta dapat pula menambahkan bahan organik dengan tingkat pengelolaan yang sedang sehingga ph tanah yang awalnya masam bisa meningkat. Sedangkan dalam memperbaiki faktor pembatas curah hujan (w) yang berlebih dapat di lakukan pembuatan sistem drainase sehingga pada saat musim hujan air akan mengalir dengan lancar dan air tidak terhambat atau tidak menggenang yang dapat mengganggu tumbuh tanaman. Upaya tersebut dapat berhasil ataupun tidak tergantung pada pengelolaan lahan yang di lakukan untuk mengurangi pembatas yang di miliki pada setiap satuan lahan. Perbaikan lahan yang telah dilakukan akan dapat meningkat kelas satuan lahan ataupun menghilangkan faktor pembatas yang dapat diatasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa Karakteristik lahan Desa Wanayasa cukup sesuai untuk budidaya tanaman manggis berdasarkan kondisi fisik lahan kebun atau pekarangan. Selain itu, jika dilihat dari Kelas satuan lahan aktual tanaman manggis setelah diklasifikasikan termasuk kedalam kelas S3 (sesuai marginal). Dalam peningkatan kelas satuan lahan menjadi S2 (Cukup Sesuai), diperlukan upaya upaya perbaikan guna meminimalisirkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman Upaya perbaikan untuk mengatasi faktor pembatas yakni dengan cara melakukan perbaikan drainase untuk mengatasi curah hujan yang tinggi, melakukan penambahan kapur atau belerang pada tanah untuk meningkatkan ph tanah, serta melakukan penanaman manggis menurut kontur untuk memudahkan pengelolaan lahan dan tanaman pada kondisi lereng yang miring. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Arsyad, S. (2006). Konservasi tanah dan Air. Bogor: IPB Press Jamulya dan Sunarto. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan Metode Evaluasi Kemampuan Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Rayes. (2007). Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Yogyakarta: Andi Tjasyono, B. (2004). Klimatologi. Bandung : ITB
11 Nurhaeni.N Sumber Dokumen Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Purwakarta (2015). Purwakarta. Badan Pusat Statistika. (2015). Badan Pusat Statistika Kabupaten Purwakarta Tahun 2013. Purwakarta Dinas Pertanian, Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta. (2015). Manggis Purwakarta. Purwakarta. Direktorat Jendral (Ditjen) Cipta Karya SNI (2004). Jakarta Monografi Desa Wanayasa (2015). Purwakarta Perum Jasa Tirta II Kabupaten Purwakarta (2015). Purwakarta Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1209-331 Wanayasa (2001). Purwakarta