Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

EMPATI ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA IMAN 3 SUKUN MALANG. Nur Cahyati

Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

DAFTAR PUSTAKA. Agoes Dariyo, Dasar-dasar Pedagogig Modern, (Jakarta: Indeks, 2013)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data hubungan Lingkungan Keluarga,

BAB V PENUTUP. 1. Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan emosional terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANGTUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA TERHADAP PERATURAN SEKOLAH

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI USIA 5-6 TAHUN DITINJAU DARI IBU YANG BEKERJA. Heleni Filtri 1) 1 Universitas Lancang Kuning

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. hlm Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pembelajaran di Pesantren,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memenuhi persyaratan validitas isi dan memiliki harga koefisien reliabilitas

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB II LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA Dian Haryani, 2014 Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB V PENUTUP. Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter terletak pada strategi

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMP NEGERI 5 PAREPARE. Kata Kunci: Peran Teman Sebaya Terhadap Pembentukan Moral Siswa

KEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH

THE EFFORT FOR INCREASING EMOTIONAL INTELLIGENCE BY PROJECT METHO.D FOR 5-6 YEAR OLD S CHILDREN IN BHAKTI IBU KINDERGARTEN PEKANBARU CITY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

: EXMA OSKAR RIANA DEVI A

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI, PERILAKU SISWA, DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PENGENDALIANN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

DAFTAR PUSTAKA. Rasulullah di Masa kini, Jogjakarta: IRCiSoD. 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

Hakikat Budi Luhur. Pusat Studi Kebudiluhuran Universitas Budi Luhur Jakarta 06/07/17

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan waktu kecil

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Definisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa Sujiyanto (09220586) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latarbelakang: Semua orang pasti sependapat bahwa pendidikan adalah investasi hidup yang paling berharga. Melalui pendidikanlah upaya mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkemampuan tinggi akan dapat dicapai. Pendidikan di sekolah tidak sekedar menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik akan tetapi lebih dari itu merupakan upaya menanamkan nilai-nilai yang berharga bagi hidup bersama. Salah satu nilai yang ditanamkan lewat aktivitas pendidikan adalah kemampuan sosial emosial yaitu perilaku sopan santun. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku sopan santun siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri Rembang Purbalingga terhadap gurunya. Penelitian ini dilaksanakan 6 bulan yaitu dari bulan pebruari sampai dengan bulan juni pada semester II ( dua ) Tahun Ajaran 2011 / 2012. Pembahasan : Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri Rembang Purbalingga kelas XI IPS 4 sebanyak 36 siswa, yang terdiri dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 19 siswa. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman observasi. analisis data pada penelitian ini adalah diskriptif komparatif. Kesimpulan : Berdasarkan data terhadap hasil observasi diketahui bahwa Perilaku sopan santun siswa terhadap guru dari pra siklus 53 % (13 siswa masuk kriteria rendah dan 23 masuk kriteria sedang), pada Siklus I menjadi 75 % (24 siswa masuk kriteria sedang dan 12 siswa masuk kriteria tinggi) dan pada siklus II menjadi 89 % (6 siswa masuk kriteria sedang dan 30 masuk kriteria tinggi). Dengan demikian penggunaan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan perilaku sopan santun siswa terhadap guruya. Kata Kunci : Layanan Penguasaan Konten, Perilaku Sopan Santun Siswa PENDAHULUAN Semua orang pasti sependapat bahwa pendidikan adalah investasi hidup yang paling berharga. Melalui pendidikanlah upaya mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkemampuan tinggi akan dapat dicapai. Pendidikan di sekolah tidak sekedar menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik akan tetapi lebih dari itu merupakan upaya menanamkan nilai-nilai yang berharga bagi hidup bersama. Salah satu nilai yang ditanamkan lewat aktivitas pendidikan adalah kemampuan sosial emosial yaitu perilaku sopan santun. Menurut Daniel Goleman (1995:56) keberhasilan hidup seseorang lebih ditentukan oleh kemampuan sosial emosionalnya dibandingkan kemampuan intelektualnya. Kemampuan sosial emosional menjadi pondasi awal bagi seseorang untuk bisa berinteraksi dengan linngkungannya secara lebih luas.berinteraksi dengan lingkungan tidak hanya mampu berkomunikasi dengan baik, tetapi juga bagaimana individu tersebut mampu mengendalikan dirinya secara baik. Pengendalian yang buruk akan menimbulkan berbagai masalah sosial emosional di lingkungan. Salah satu contohmasalah sosial emosional di SMA Negeri Rembang Purbalinnga yang akan 99 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

dijadikan penelitian adalah rendahnya perilaku sopan santun siswakelas XI IPS 4terhadap gurunya. Kemampuan sosial emosional (sopan santun) dilingkungan sekolah masih rendah sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku anak pada kegiatan belajar mengajar dan kegiatan sekolah lainnya. Oleh karena itu persoalan rendahnya kemampuan sosial emosional (sopan santun) siswa terhadap guru di SMA Negeri Rembang Purbalingga merupakan persoalan penting dalam pembentukan karakter. Berdasarkan kesimpulan diskusi dengan kolaborator rendahnya kemampuan sosial emosional (sopan santun) akan dapat teratasi melalui berbagai layanan, salah satunya adalah layanan penguasaan konten. Layanan penguasaan konten(pko) merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri dan kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui proses belajar. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan, penguasaan konten perlu bagi individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah- masalahnya. Kemampuan sosial emosional, khususnya perilaku sopan santun siswa disekolahmerupakan isi pendidikan dalam membentuk karakter siswa yang berakhlaq muliadan selalu menghormati orang lain, yang dapat diterapkan didalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Oleh karena itu rendahnya kemampuan sosial emosional(sopan santun) siswa di sekolah merupakan persoalan yang penting dan mendesak untuk dicari penyelesaiannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, guru pembimbing memberikan layanan penguasaan konten sebagai upaya peningkatkan perilaku sopan santun siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri Rembang Purbalingga KAJIAN TEORI Pengertian Sosial Emosional 1. Pengertian Sosial Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial. Syamsuddin (1995:105) mengungkapkan bahwa "sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial", sedangkan menurut Loree (dalam Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati 2008:18) "sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya". 2. Pengertian Emosi Menurut Crow & Crow (dalam Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati 2008:3) pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan 100 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Keadaan emosional merupakan satu reaksi kompleks yang berkaitan dengan kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam yang dibarengi dengan perasaan kuat atau disertai dengan keadaan afektif (J.P.Chaplin. 2005:296). 3. Bentuk Hubungan Sosial Emosional dengan Aktivitas Dan Kehidupan Gambaran tentang pola atau bentuk hubungan dan pengaruh emosi terhadap kehidupan seorang anak adalah : Pertama, ternyata emosi yang melekat pada seorang anak akan mewarnai pandangannya terhadap kehidupan dan dimensi- dimensinya. Cara-cara anak melihat perannya dalam kehidupan dan kedudukannya dalam kelompok sosial sangat dipengaruhi oleh emosi yang dimilikinya. Kedua, emosi akan sangat mempengaruhi interaksi sosial seorang anak. Tampaknya semua emosi, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, mendorong terjadinya interaksi sosial. Melalui emosi, anak belajar cara mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan ukuran sosial. Jadi, perlu diingat betapa dekat hubungan emosi dengan perilaku sosial. Dengan kata lain, bentuk-bentuk emosi akan menentukan bentuk- bentuk perilaku sosial seorang anak. Ketiga, ternyata reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Setiap ekspresi emosi yang memuaskan anak akan diulang-ulang, dan pada suatu saat tertentu akan berkembang menjadi kebiasaan. Bentuk hubungan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan yang dimaksud disini adalah perilaku sopan santun. Sopan santun menurut Taryati, dkk. (dalam Nurul Zuriah 2007:71) adalah suatu tata cara atau aturan yang turun-temurun dan berkembang dalam suatu budaya masyarakat, yang bermanfaat dalam pergaulan dengan orang lain, agar terjalin hubungan yang akrab, saling pengertian, hormat-menghormati menurut adat yang telah ditentukan. Sopan santun juga sering disamakan dengan budi pekerti. Menurut kamus besar bahasa Indonesia budi pekerti diartikan sebagai tingkahlaku, akhlak dan watak. Menurut Rahmat Djatnika (1992: 25) budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermenifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Budi pekerti berkaitan erat dengan sikap dan perilaku dalam hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan alam sekitar. Pengertian layanan Penguasaan Konten Layanan penguasaan konten (PKo) merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri dan kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui proses belajar. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan, dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. 101 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan 6 bulan yaitu dari bulan pebruari sampai dengan bulan juni pada semester II ( dua ) Tahun Ajaran 2011 / 2012. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri Rembang Purbalingga kelas XI IPS 4 sebanyak 36 siswa, yang terdiri dari laki- laki 17 siswa dan perempuan 19 siswa, yang diindikasikan perilakunya kurang sopan terhadap gurunya. Teknik pengumpulan data. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik observasi, yang ditujukan kepada tiga sasaran: Pertama, kepada guru dengan fokus pengamatan pada tindakan kongkrit guru dalam mengatasi masalah perilaku sopan santun siswa terhadap gurunya, yaitu dengan layanan penguasaan konten. Kedua, kepada kondisi keaktifan siswa sewaktu mengikuti layanan penguasaan konten. Ketiga, tertuju pada perilaku sopan santun siswa terhadap guru sewaktu mengikuti layanan penguasaan konten dan setelah diberikan layanan penguasaan konten. Alat pengumpulan data Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman observasi yang dibuat oleh guru pembimbing peneliti dan kolaborator penelitian. Analisis data Analisis data dilakukan terhadap hasil pengamatan. Analisis data pada Penelitian ini adalah diskriptif komparatif, karena membandingkan data pada perilaku sopan santun siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Data tersebut tercatat sebagai bukti otentik dari adanya layanan yaitu layanan penguasaan konten terhadap perilaku sopan santun siswa terhadap gurunya. HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan pengamatan di sekolah peneliti menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPS 4 perilaku sopan santun terhadap guru masih rendah. Hal ini dapat dilihat datasebagai berikut : Berdasarkan kreteria penilaian pada pedoman observasi perilaku sopan santun siswa terhadap guru dikelompokkan menjadi 4 tingkatan kualitas, yaitu: 76 % - 100% = Sangat Tinggi 56 % - 75% = Tinggi 40 % - 55 % = Rendah 39 % = Sangat Rendah 102 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tabel 1. Perilaku Sopan Santun Siswa terhadap Guru Pra Siklus Skor Prosen- Kriteria Skor Ideal tase Rendah Sedang Tinggi 13 Siswa 23 siswa - 229 432 53 % 36 % 64 % - Jumlah skor Jumlah skor ideal Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa perilaku sopan santun siswa terhadap gurupada pra siklus memperoleh hasil 53 %. Dari hasil tersebut maka dapat di simpulkan bahwa perilaku sopan santun siswa terhadap guru pada siswa kelas XI IPS 4 termasuk dalam katagori rendah. B. Diskripsi Siklus I Skor Tabel 2. Perilaku Sopan Santun Siswa terhadap Guru Siklus I Skor Prosen- Kriteria Ideal tase 325 432 75 % Jumlah skor Jumlah skor ideal Rendah Sedang Tinggi - 24 siswa 12 siswa - 67 % 33 % Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa perilaku sopan santun siswa terhadap guru pada siklus I memperoleh hasil 75 %,sehingga perilaku sopan santun siswa terhadap gurunya pada siswa kelas XI IPS 4 termasuk dalam katagori tinggi. C. Diskripsi Siklus II Skor Tabel 3. Perilaku Sopan Santun Siswa terhadap Gurupada Siklus II Skor Ideal Prosen- tase 386 432 89% Jumlah skor Jumlah skor ideal Kriteria Rendah Sedang Tinggi - 6 siswa 30 siswa - 17 % 83 % Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa 103 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa perilaku sopan santun siswa terhadap guru memperoleh hasil 89 % sehingga perilaku sopan santun siswa terhadap gurunya pada siswa kelas XI IPS 4 termasuk dalam katagori tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan data terhadap hasil observasi diketahui bahwa Perilaku sopan santun siswa terhadap guru dari pra siklus 53 % (13 siswa masuk kriteria rendah dan 23 masuk kriteria sedang), pada Siklus I menjadi 75 % (24 siswa masuk kriteria sedang dan 12 siswa masuk kriteria tinggi) dan pada siklus II menjadi 89 % (6 siswa masuk kriteria sedang dan 30 masuk kriteria tinggi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan perilaku sopan santun siswa terhadap guruya. DAFTAR PUSTAKA Chaplin, J.P. (terj. Kartini Kartono). 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Goleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence (Terjemahan Alex Kantjono W). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hurlock, E. B. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Nugraha, Ali dkk 2008. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta : Universitas Terbuka. O, Setiawan djuharie dan Suherli. 2001. Teknik Penulisan Skripsi &Tesis. Yogyakarta : Yrama Widya. Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Bineka Cipta. Santrock, J. W. 2009. Perkembangan Anak (Jilid 2) (Edisi II). Jakarta : Erlangga. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan dan Koseling). Yogyakarta : Paramita Publishing. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Syamsuddin,A. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang No. 20/2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Willis, Sofyan. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta. Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta : Bumi Aksara. 104 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(http://a62747.wordpress.com/2009/11/21/pengertian-sopan-santun- menurut-pribadi/) (http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2011/06/25/pendidikan- berwawasan-budipekerti/) (http://desailmu.blogspot.com/2011/11/layanan-penguasaan-konten.html 105 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING