1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
GASIFIKASI BIOMASSA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMASOK PANAS BAGI PENDINGIN ADSORPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

I. PENDAHULUAN. sulit untuk diselesaikan PT.PLN (Persero). Masalah tidak hanya berasal dari tidak

GASIFIKASI LIMBAH BIOMASSA. Muhammad Syukri Nur, Kamaruddin A. dan Suhendro Saputro Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan,Universitas Darma Persada

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Prinsip Proses Gasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Di

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

I. BAB I PENDAHULUAN

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

I. PENDAHULUAN. dengan laju penemuan cadangan minyak bumi baru. Menurut jenis energinya,

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

KAJIAN AWAL POTENSI PEMANFAATAN BIOMASSA SEKAM PADI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK MELALUI TEKNOLOGI GASIFIKASI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN I.1

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional. Dewasa ini, minyak bumi masih berperan sebagai sumber energi utama di dalam negeri, sehingga pemakaiannya yang terus meningkat, sementara cadangannya terbatas, menyebabkan pengelolaannya harus dilakukan secara efisien. Di samping itu, ketergantungan terhadap minyak bumi tidak dapat dipertahankan lagi untuk jangka panjang, sehingga diperlukan upaya untuk mensubsitusi minyak bumi melalui pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan, yaitu tenaga surya, angin, biomassa, gambut, dan sebagainya. Misi Pengelolaan Energi Nasional, diantaranya adalah menyediakan energi yang terjangkau untuk kaum dhuafa dan daerah yang belum berkembang, Blueprint Pengelolaan Energi Nasional : 2005-2025 (ESDM 2005). Salah satu energi alternatif yang dapat dikembangkan di Indonesia pada saat ini maupun masa mendatang adalah biomassa (kayu, serbuk gergaji, sekam padi, sampah, dan lain-lainnya). Indonesia yang secara geografis berada di daerah tropis, memiliki ketersediaan forest biomass dan limbah pertanian yang sangat melimpah masingmasing tersebar di Sumatra, Sulawesi, Papua, Jawa dan Pulau lainnya, sehingga potensi biomassa diseluruh Indonesia mencapai 261.99 juta ton. (Departmen Kehutanan 2000). Jika nilai kalor yang dimiliki kayu rata-rata 17 MJ/kg, maka ketersediaan energi biomassa setara dengan 4.45x10 9 GJ. Dengan konsumsi energi rata-rata negara maju 10 GJ per kapita per tahun (Krisnha Prasad 1985), maka rasio kebutuhan dan ketersediaan baru mencapai 49.44%, sehingga energi biomassa dapat mencukupi untuk kebutuhan penduduk Indonesia. Kebutuhan bahan bakar untuk transportasi, industri, komersial, rumah tangga dan lainnya dari tahun 2005 hingga tahun 2025 diperkirakan naik secara signifikan, yaitu dari 900 juta setara barrel minyak (SBM) menjadi 2800 juta SBM (kenaikan 211%). Skenario kebutuhan energi dari tahun 2002 sampai tahun 2025 tersaji pada Gambar 1.1.

2 Gambar 1.1 Skenario kebutuhan energi di Indonesia 2002-2025 (ESDM 2005). Berdasarkan grafik di atas, kebutuhan energi di Indonesia pada tahun 2025 mencapai 5000 juta SBM (tanpa konservasi energi) namun kebutuhan dapat ditekan sampai 2900 juta SBM apabila dilaksanakan kebijakan hemat energi melalui program konservasi energi. Pilihan teknologi yang dapat dikembangkan adalah gasifikasi biomassa, dimana gas mampu bakar dari reaktor dikonversi menjadi energi listrik dan gas buangnya dimanfaatkan sebagai pemasok panas pada proses desorpsi mesin pendingin adsorpsi. Teknologi gasifikasi pada penelitian ini meliputi; pilihan biomassa, desain gasifier aliran ke bawah serta alat pemurnian gas mampu bakar, pilihan mesin pembangkit tenaga (diesel), desain alat penukar kalor dan modifikasi generator mesin pendingin adsorpsi hasil rancangan peneliti sebelumnya (Rofik 2001). Biomassa sebagai Energi Alternatif. Biomassa sebagai energi alternatif dapat dijadikan sumber energi pengganti BBM untuk pembangkit listrik di daerah terpencil. Kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencapai 119.5 USD per barrel pada akhir April 2008, mengakibatkan kenaikan biaya operasional pembangkit listrik tenaga Diesel. Biaya produksi listrik mencapai Rp2 750 per kwh, sehingga program diversifikasi energi menjadi sangat strategis untuk dikembangkan. Kenaikan permintaan tenaga listrik selama kurun waktu

3 10 tahun terakhir mencapai 6-9% per tahun. Pembangkit listrik di Indonesia menghasilkan energi listrik sebesar 25 218 MW pada tahun 2005 (Musyawarah METI 2005). Salah satu energi alternatif yang berpotensi di daerah terpencil adalah biomassa, karena cadangan biomassa di Indonesia sebesar 261.99 juta ton atau setara dengan 49.81 GW. Selain itu konversi biomassa menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik memiliki beberapa keuntungan, yaitu: lebih murah, dapat mensubsitusi bahan bakar minyak, lebih ramah lingkungan, dan polutan gas buang dari motor pembangkit tenaga dapat digunakan sebagai sumber panas pada sistem pendingin adsorpsi (pasangan methanol-silikagel). Dengan demikian biomassa dapat dijadikan energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik dan menjadi sumber panas untuk mesin pendingin adsorpsi. Peta distribusi biomassa di Indonesia tersaji pada Gambar 1.2. * 13.5 ** 90 * 2.6 ** 12 * 53.2 **0.07 * 16.6 ** 2.2 *38.6 **0.02 * 44.4 **7.6 *12.6 **15.8 *4.7 **0.68 * : Forest Biomass ** Agriculture Waste Other Islands: * 12.6 ** 15.8 Gambar 1.2 Potensi biomassa di Indonesia (Sumber: Dephut.2000). Biomassa sebagai energi alternatif diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik, khususnya di daerah terpencil. Sehingga 105 juta penduduk pedesaan terpencil dapat menikmati energi listrik. Hal ini sesuai dengan rencana PLN yaitu rasio elektrifikasi mencapai 100% pada tahun 2020. Terdapat korelasi yang positif antara konsumsi listrik dengan kesejahteraan masyarakat, tersaji pada Tabel 1.1.

4 Tabel 1.1 Korelasi penggunaan listrik dengan kesejahteraan masyarakat No NEGARA GDP Konsumsi Listrik (USD/kapita/tahun) (kwh/kapita/tahun) 1 Indonesia 695.00 407.00 2 Malaysia 3 699.00 2 731.00 3 Amerika Serikat 32 601.00 8 944.00 4 Jepang 35 277.00 11 708.00 Sumber : Handbook of Energy and Economic Statistic in Japan, 2003 Namun penggunaan biomassa untuk energi alternatif pada tahun 2005 hanya sebesar 0.61% dari kebutuhan energi atau setara dengan 302.4 MW, karena riset teknologi pemanfaatan biomassa belum berkembang di Indonesia. Salah satu teknologi pemanfaatan biomassa yang mungkin dikembangkan di Indonesia adalah gasifikasi. Dengan teknologi ini, energi biomassa diharapkan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 810 MW pada tahun 2025. Berdasarkan kebijakan pemerintah, energi alternatif mampu menghasilkan energi listrik sebesar 11140 MW atau kenaikan sebesar 927.17% pada tahun 2025. Perkembangan energi baru terbarukan di Indonesia pada tahun 2005 sampai tahun 2025 mencapai tersaji pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Sasaran produksi listrik energi baru terbarukan (EBT) Jenis EBT Tahun 2005 Tahun 2025 Panas bumi 807 MW 9 500 MW PLTMH 84 MW 500 MW (on grid) 330 MW (off grid) Energi surya 8 MW 80 MW Biomassa (listrik) 302 MW 810 MW Energi angin 0.5 MW 250 MW (on grid) 5 MW (off grid) Biodiesel Gasohol 5% total konsumsi solar (4.7 juta kl) 5% total konsumsi bensin Bio oil 2.5% total konsumsi minyak bakar dan IDO Sumber : Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (Disampaikan pada Musyawarah ke-3 Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, 22 September 2005)

5 Gasifikasi Biomassa. Gasifikasi adalah teknologi yang memanfaatkan biomassa untuk menghasilkan listrik. Proses gasifikasi dimulai dari pembakaran tidak sempurna kayu di dalam reaktor untuk menghasilkan gas mampu bakar, lalu didinginkan, dimurnikan dan dicampur dengan udara di dalam mixer, kemudian masuk ke mesin Diesel untuk selanjutnya dikonversikan menjadi energi listrik. Biomassa yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu borneo, kayu lamtorogung, dan kayu asem, gasifier yang dipakai adalah jenis unggun tetap aliran ke bawah (Imbert downdraft gasifier) (Jain 1996). Hasil penelitian gasifikasi berbahan bakar umpan sekam padi mampu menghasilkan tenaga listrik di sisi terminal generator sebesar 100 kw dengan konsumsi pemakaian sekam spesifik padi di bagian terminal generator adalah 1.84 kg/kw-jam (Gaos 2001). Sedangkan gasifikasi dengan umpan kayu ramin, kapasitas 40 kw, dengan konsumsi pemakaian kayu spesifik di bagian terminal generator adalah 1.56 kg/kw-jam (Trisaksono 1993). Alat Penukar Kalor. Gas buang yang keluar dari mesin pembangkit tenaga masih memiliki kandungan energi termal yang cukup tinggi antara 30-35% dari energi hasil pembakaran. Dalam rangka program hemat energi, gas buang sebagai low level energy dimanfaatkan sebagai pemasok panas pada proses penguapan metanol dari silikagel (proses desorpsi). Alat penukar kalor yang digunakan berjenis aliran silang, dimana fluida panas adalah gas buang dan fluida dingin adalah air. Fungsi alat penukar kalor sebagai media pemindah panas dari gas buang ke generator desorpsi melalui fluida air. Mesin Pendingin Adsorpsi. Mesin pendingin adsorpsi merupakan salah satu alternatif mesin pendingin yang ramah lingkungan dan ramah energi. Mesin pendingin adsorpsi tidak mengunakan freon sebagai zat pendingin dan memanfaatkan gas buang gasifier sebagai sumber panas untuk proses pendinginan. Gas buang dari mesin pembangkit tenaga masih memiliki panas sebesar 30% dari panas total hasil pembakaran. Panas gas buang sebagai low level energy dapat dimanfaatkan untuk pengering maupun pendingin mesin adsorpsi guna perlakuan produk hasil panen, sehingga dapat memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan hemat energi melalui penerapan konsep konservasi energi, seperti Tabel 1.1.

6 Pada penelitian ini, zat pendingin yang digunakan adalah pasangan methanol-silikagel. Gas buang digunakan sebagai pengganti fungsi kompresor. Unit mesin pendingin adsorpsi terdiri dari generator desorpsi, kondensor, receiver, generator adsorpsi, dan evaporator. Mesin pendingin adsorpsi dengan pasangan metanol-silikagel telah diteliti di India dengan hasil COP 30%, suhu air pendingin evaporator -2 o C, suhu air pemanas generator desorpsi 85 o C, laju energi pemanasan desorpsi 2 kw, dan suhu kondensasi 30 o C (Oertel & Fisher 1998). Hasil penelitian cogeneration, telah dibuat secara komersial dengan kapasitas pendinginan antara 174-2326 kw melalui motor pembangkit tenaga dengan sistem pendingin absorpsi menggunakan media lithium bromide-air (Broad Chillerfor Centaur 50 USA 2005). Siegfried Kreussler dan Detlef Bolz melakukan penelitian mesin pendingin sebesar 350 kj/kg zeolit dengan COP 0.08. Percobaan alat pendingin solar energi dengan pasangan aktif karbon-metanol berhasil membuat es sebanyak 4 kg/hari dengan luas kolektor 0.92 m 2 (Sumanthy 1999). Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merancang bangun dan menganalisa energi dan eksergi pada gasifikasi biomassa untuk pembangkit listrik dan pemanfaatan gas buang sebagai pemasok panas bagi pendingin adsorpsi. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendapatkan model matematika untuk menduga distribusi temperatur dalam reaktor gasifikasi dengan umpan kayu. 2) Menghitung luas permukaan sentuh alat penukar kalor dengan menggunakan metode simulasi persamaan polinomial pangkat empat dan metode Kern. 3) Menganalisis kinerja dan eksergi alat penukar kalor. 4) Menghitung kebutuhan energi untuk proses desorpsi di dalam generator pendingin adsorpsi dengan pendekatan kimia dan pendekatan termodinamika. 5) Menganalisis kinerja dan eksergi generator desorpsi. 6) Menghitung kelayakan investasi dan operasi.

7 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber energi biomassa untuk pembangkit listrik skala kecil, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi listrik didaerah terpencil yang terisolasi. Selanjutnya, gas buang hasil pembakaran dari mesin pembangkit tersebut dimanfaatkan untuk energi pemanasan pada generator mesin pendingin adsorpsi methanol silicgel. Hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam melakukan perancangan dan pembuatan sistem pembangkit tenaga dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mampu mengkonversikan energi yang dimiliki kayu menjadi gas untuk bahan bakar mesin pembangkit tenaga listrik, dimana gas buangnya dapat dimanfaatkan untuk pemanasan generator mesin pendingin adsorpsi metanol silikagel, sehingga ruang lingkup penelitian ini meliputi : 1) Pemodelan matematik untuk menduga sebaran suhu dan koefisien pindah panas di dalam reaktor, yang merupakan indikator pembentukan gas mampu bakar selama proses pengeringan, pirolisis, oksidasi, dan reduksi. 2) Analisis komposisi gas mampu bakar dan gas buang, proksimat, ultimat dan nilai kalor umpan kayu. 3) Perancangan reaktor, separator, filter gas, pendingin gas, akumulator, siklon, unit pencampur, panel kontrol, dan alat penukar kalor. 4) Penelitian gasifikasi dengan menggunakan 3 jenis umpan kayu: borneo, lamtorogung, dan asem. 5) Analisis pembentukan gas mampu bakar selama proses oksidasi, pirolisis, pengeringan dan reduksi Gasifier unggun tetap jenis aliran kebawah, yang merupakan reaktor konversi umpan kayu sebagai sumber energi hidro karbon menjadi gas mampu bakar antara lain : karbon monoksida, hidrogen dan gas metan yang untuk selanjutnya dengan menggunakan mesin pembakaran

8 kompressi (compression ignition engine) dapat dikonversi menjadi energi listrik. 6) Uji performansi mesin pembangkit tenaga listrik, alat penukar kalor, dan mesin pendingin adsorpsi.