BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi. masyarakat yang dapat meningkat penggunaan alat transportasi /

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

SKRIPSI SULASTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

GAMBARAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RS ORTOPEDI PROF. Dr.R SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuka dinding perut dan dinding uterus dari dalam rahim. Prosedur ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. daerah kepala (Suriadi & Rita Yulaini, 2001). Salah satu faktor penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

Lilin Turlina, S.SiT., M.Kes.*, Nurul Fadhilah** Program Studi D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

1

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap (Suwitra, 2006).

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat yang dapat meningkat penggunaan alat transportasi / kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan sehingga menambah arus lalulintas. Arus lalulintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecendrungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan juga banyak terjadi pada arus mudik dan arus balik hari raya idul fitri, kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau fraktur (Kompas, 2008). Angka kejadian kecelakaan di Jawa Tengah pada bulan November 2010 yang bertempat di Semarang (ANTARA news) yang dicatat oleh Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah 603 orang pengguna jalan raya meninggal, akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama 2010. Selama semester pertama 2010 tercatat 4.438 kejadian kecelakaan dengan korban tewas mencapai 603 orang. Angka kecelakaan tahun 2011 itu naik 104 persen dari tahun 2010, ketika arus penumpang lima hari jelang lebaran ada 53.544 orang. Di hari itu, tercatat ada 494 bus, 612 truk, 4.930 kendaraan roda empat, dan 3.888 kendaraan roda dua memenuhi jalan. Tahun 2011, jumlah korban tewas 1

2 kendaraan roda dua memenuhi jalan. Tahun 2011, jumlah korban tewas terbanyak di Jawa adalah Jawa Timur (388 kejadian, 57 orang meninggal), disusul Jawa Barat (218 kejadian, 40 orang tewas), Jawa Tengah (327 kejadian, 29 orang tewas), dan Banten (64 kejadian, 29 orang tewas). Kecelakaan lalu lintas menurut WHO (Word Health Organitation) juga menyebabkan kematian ±1,25 juta orang setiap tahunnya, salah satu dari penyebab kematian adalah fraktur, dimana sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda. Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan decade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/ tumpul. Jumlah total peristiwa terjatuh adalah 45.987 yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam/ tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2001). Fraktur dapat terjadi pada semua bagian tubuh salah satunya adalah fraktur femur. Fraktur femur

3 adalah terputusnya kontinuitas tulang pada bagian paha (femur) akibat dari rudapaksa, trauma, dan kecelakaan (Long, 2000). Fraktur merupakan ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang dimana akan mengalami gangguan fisiologis maupun psikologis yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Nyeri adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidaknyamanan secara verbal maupun non verbal. Rasa nyeri bisa timbul hampir pada setiap area fraktur. Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi (Potter & Perry, 2005). Terapi yang digunakan untuk nyeri yang biasa dilakukan adalah farmakologi yaitu dengan pemberian obat-abat kimia yang mempunyai efek samping tidak baik bagi tubuh manusia. Jaman yang semakin maju seperti sekarang ini manusia menghendaki segala sesuatu yang praktis dan instan, salah satunya untuk mengatasi rasa nyeri minum obat-obat kimia sehingga tidak memikirkan efek obat yang dikonsumsi yang terus menerus akan mengakibatkan komplikasi penyakit baru. Fraktur selain menimbulkan rasa nyeri juga dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologik terhadap stres yang mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologis

4 terhadap ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Respon psikologis secara umum berhubungan adanya ansietas menghadapi anestesi, diagnosa penyakit yang belum pasti, keganasan, nyeri, ketidaktahuan tentang prosedur operasi dan sebagainya (Long, 2000). Kecemasan (ansietas) pasien pre operasi disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah dari faktor pengetahuan dan sikap perawat dalam mengaplikasikan pencegahan ansietas pada pasien pre operasi elektif di ruang bedah. Menurut Carpenito (1999) menyatakan 90% pasien pre operasi berpotensi mengalami ansietas. Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang bisa menimbukan kecemasan, oleh karena itu berbagai kemungkinan buruk bisa terjadi yang akan membahayakan pasien. Kecemasan berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat bergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awal yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Pengkajian secara integral dari

5 fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif. Peran seorang perawat dalam mengatasi kecemasan dan nyeri menjadi sangat berarti. Peran perawat merupakan manejemen non farmakologi salah satunya menggunakan aromatherapy. Aromaterapi adalah terapi menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan (MacKinnon, 2004). Minyak yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung, dari sini minyak yang mempunyai manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik, tempat pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada (Jaelani, 2009). Menurut Huck (2007) bau berpengaruh langsung terhadap otak manusia, mirip narkotika dan hidung kita memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi

6 kita dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran. Menghirup aroma lavender yang mengandung linail asetat dan linaloo akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rileks. Selain itu Lavender dipercaya bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran (Jaelani, 2009). Aromaterapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan oil burner atau anglo pemanas, pijat, penghirupan, berendam, pengolesan langsung pada tubuh. Menggunakan anglo pemanas, penguapan terjadi pada saat tetesan essential oil menyentuh air yang dipanaskan oleh alat pemanas tadi sehingga memenuhi ruangan yang ada dengan aroma yang diinginkan. Aroma inilah yang kemudian menimbulkan berbagai reaksi pada perasaan kita sehingga mempengaruhi emosi dan kondisi fisik. Secara ilmiah, reaksi terjadi karena wewangian tadi mengirimkan sinyal tertentu pada bagian otak yang mengatur emosi kita (Hutasoit, 2002). Berdasarkan hasil penelitian Braden (2009) lavender mampu menurunkan kecemasan pasien pre operasi dengan hasil yang signifikan. Analisis dengan menggunakan uji t-test dengan nilai P < 0,1 pada kelompok yang diberi lavender dengan nilai p = 0,002 yang menunjukkan hasil yang signifikan, ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. Selain itu

7 penelitian juga dilakukan oleh adiputra (2011), dengan hasil Z hitung - 2,813, hal ini menunjukkan bahwa nilai P < 0,05 berarti ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan menjalai hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik di unit hemodialisa RSUD Panembahan senopati bantul. Berdasarkan studi pendahuluan dan pengambilan data di RS.Ortopedi Prof. DR.R. Soeharso surakarta data dari Rekam medik jumlah pasien fraktur femur bulan juni desember 2011 berjumlah 282 pasien. Pelaksanaan manejemen nyeri non-farmakologi di lapangan belum sepenuhnya dilakukan oleh perawat dalam mengatasi nyeri. Kebanyakan Perawat melaksanakan program terapi hasil dari kolaborasi dengan dokter, diantaranya adalah pemberian analgesik yang memang mudah dan cepat dalam pelaksanaanya di bandingkan dengan penggunaan intervensi manejemen nyeri non-farmakologi (Wiknjosastro, 2005). Pemberian analgesik pun harus sesuai dengan yang diresepkan dokter, karena pemberian analgesik dalam jangka panjang dapat menyebabkan pasien mengalami ketergantungan (Sodikin, 2001). Pelaksanaan pemberian aromaterapi kepada pasien fraktur femur pre operasi menurut tenaga kesehatan RS Orthopedi Surakarta belum pernah dilakukan, sehingga belum diketahui tingkat keberhasilan terhadap penurunan nyeri dan kecemasan pre operasi fraktur femur. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melaku Aromaterapi Terhadap Penurunan Nyeri dan Kecemasan Pada Pasien pre

8 peneliti tertarik meneliti di RS Orthopedi Surakarta adalah banyaknya pasien fraktur fremur, serta belum pernah penelitian di rumah sakit ini dengan menggunakan aromaterapi. B. Rumusan Masalah Aromaterapi lavender mengandung linail asetat yang dapat meningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam otak yang dapat menciptakan keadaan rilek. Penelitian yang dilakukan oleh Braden (2009) aroma terapi lavender mampu menurunkan kecemasanpasien pre operasi, sehingga penelitian ini lavender dalam penurunan nyeri dan kecemasan pada pasien pre operasi fraktur femur di RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender dalam menurunan nyeri dan kecemasan pasien pre operasi fraktur femur di RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. 2. Tujuan Khusus Penelitian a) Diketahuinya tingkat nyeri responden sebelum dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

9 b) Diketahuinya tingkat nyeri responden setelah dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol c) Diketahuinya tingkat kecemasan pasien sebelum dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol d) Diketahuinya tingkat kecemasan pasien setelah dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol e) Diketahuinya perbedaan tingkat nyeri responden pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol f) Diketahuinya perbedaan tingkat kecemasan responden pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang upaya penurunan rasa nyeri dan kecemasan pada pasien pre operasi fraktur femur dengan pemberian terapi pelengkap non farmokologis yaitu penggunaan aromaterapi lavender, dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan medikal bedah terutama untuk memperkaya evidence based pada complementary therapy. 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untk menambah pengetahuan untuk menurunkan rasa nyeri dan kecemasan pada pasien fraktur femur

10 dengan pemberian terapi nonfarmakologi yaitu dengan pemberian aromaterapi lavender untuk menurunkan nyeri dan kecemasan pada pasien pre operasi. 3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri dan kecemasan pada pasien pre operasi fraktur femur. Diharapka untuk penelitian selanjutkan mengembangkan aromaterapi lain yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri dan kecemasan pada pasien pre operasi dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terutama tentang komplementar therapy E. Penelitian Terkait Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri dan kecemasan, penelitian terdahulu anatara lain : 1. Adiputra (2011) dengan judul pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan menjalani hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik di unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul. Menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan rancangan non equivalent control group. Penelitian ini menggunakan analisis statistik uji Wilcoxon Sign Test dan uji Mann- Whitney dengan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,05 (nilai P) dan Z hitung -2,813, hal ini menunjukkan bahwa nilai P < 0,05 berarti ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender

11 terhadap tingkat kecemasan menjalai hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik di unit hemodialisa RSUD Panembahan senopati bantul. Kesamaam penelitian diatas dengan penelitina ini adalah penggunaan aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah responden, pada penelitian diatas respondenya adalah penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Panembahan Senopati Bantul, sedangkan pada penelitian ini pada pasien fraktur femur yang akan menjalani operasi di RSO. Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. Metode penelitian pada penelitian diatas adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan non equivalent control group, pada penelitian ini desain yang digunakan adalah eksperimen pre and post with control group. 2. Hamdani (2008) dengan judul Pengaruh relaksasi Aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta. Desain quasi eksperimen with control group, perancangan pretest-postest dengan group kontrol. Jumlah sampel 23 responden, masing-masing 9 responden kelompok kontrol, 14 responden kelompok eksperimen yang diambil secara purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah minyak aromaterapi dan lembar observasi skala nyeri VDS (Verbal Descriptor Scale). Uji statistic menggunakan Wilcoxon dan Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat Hasil penelitian ini didapatkan pada kelompok kontrol tingkat nyeri yang paling banyak adalah nyeri berat yaitu 5 orang

12 (55,56%) pada observasi awal dan nyeri pada kelompok eksperimen yang paling banyak adalah nyeri sedang yaitu 6 orang (42,86) pada pre-tes dan nyeri ringan yaitu 5 orang (35,71%) pada post-test. Pemberian aromaterapi tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan Kolmogorov-Smirnov pada pretest dan post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mendapatkan nilai penelitian adalah tidak ada pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan. Kesamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah pengaruh aromaterapi lavender untuk menurunkan tingkat nyeri. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini ada responden, pada penelitian diatas meneliti pengaruh aromaterapi terhadap nyeri pada kala I persalinan, pada penelitian ini adalah pengaruh aromaterapi terhadap tingkat nyeri pada pasien pre operasi fraktur femur di RS.Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso surakarta. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian diatas adalah quasi eksperimen with control group pretestpostest. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperiment pre and post test with control group. 3. Braden (2009) The use of the Essential Oil Lavendin to Reduce Preoperative Anxiety in Surgical Patient. Metode penelitina yang digunakan adalah experiment pretest post test with control group. Jumlah responden 150 yang terbagi menjadi tiga kelompok 51 responden sebagai

13 eksperiment dengan lavendin, 50 kelompok jojoba, 49 responden sebagai kelompok control. Analisis dengan menggunakan uji t-test denag nilai P < 0,1. Pada kelompok yang diberi lavender dengan nilai p = 0,002 yang mempunyai arti signifikan, ada pengeruh pemberina aromaterapi untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi. Kesamaan diatas dengan penelitian ini adalah penggunaan aromaterapi lanvender untuk menerunkan kecemasan pasien pre operasi, metode yang digunakan yaitu eksperimen pre test post test with control group. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah tempat penelitian, penelitian di atas dilaksanakan di Salem Hospital American. Responden pada penelitian diatas adalah semua pasien yang akan menjalani semua operasi, pada penelitina ini pada pasien yang akan operasi fraktur femur di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso surakarta.