PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL,PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2004 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 16 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 16

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN AGAM

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial;

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung A. Kepala Dinas B. Sekretariat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 27 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2010

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG WALIKOTA TANJUNGPINANG,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Menimbang. Mengingat. a. bahwa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

Perda Kab. Belitung No. 22 Tahun

Perda No.31 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Sosial Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2004

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN TABALONG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 31 TAHUN 2001

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2004 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I B E N G K A L I S,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR : 47 TAHUN 2008 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL BUPATI KUNINGAN,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 10 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 56

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 2 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

NOMOR : 27 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 27

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 11 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 11

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL,PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk menyelenggarakan kewenangan Pemerintahan di bidang Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan perempuan di Kabupaten Agam berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, perlu dibentuk perangkat Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki; bahwa untuk mewujudkan maksud huruf a, perlu dibentuk Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah ( Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25 ); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3975); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara 3702); Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848 ); Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tantang Pokok-Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Tahun 3890 ); 1

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ); 12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Dan Rancangan Keputusan Presiden ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70 ). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN AGAM MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Daerah adalah Kabupaten Agam. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Agam. Bupati adalah Bupati Agam. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Agam. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan selanjutnya disebut Dinas, adalah Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan perempuan Kabupaten Agam. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kabupaten Agam. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan. 2

BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 (1) Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang sosial, pemberdayaan masyarakat dan pperempuan. (2) Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Bagian Kedua Tugas Pasal 3 Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dibidang sosial, pemberdayaan masyarakat dan perempuan. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 3 Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan mempunyai fungsi : Perumusan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan; Sosial, Pemberdayaan Pemberian perizinan, pembinaan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan; Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari : Kepala; BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5 Bagian Tata Usaha, membawahkan: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan; Sub Bagian Data, Perencanaan dan Pelaporan. 3

Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, membawahkan: Seksi Rehabilitasi Sosial, Penyandang Cacat, Tuna Sosial dan Anak Nakal Korban Napza; Seksi Bina Organisasi Sosial dan Penyantunan Anak, Remaja, Lanjut Usia, Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan. Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial, membawahkan: Seksi Bina Sumbangan Sosial dan Bantuan Korban Bencana; Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial Fakir Miskin dan Korban Tindak Kekerasan. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, membawahkan: Seksi Pengembangan Sumber Daya, Usaha Masyarakat dan Penerapan Teknologi; Seksi Agama, Mental dan Spritual. Bidang Pemberdayaan Perempuan, membawahkan: Seksi Bina Kelembagaan Perananan Perempuan; Seksi Bina Usaha Kesejahteraan Perempuan. Unit Pelaksana Teknis Dinas. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Susunan Organisasi Dinas adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah ini. Bagian Pertama Kepala Dinas Pasal 6 Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengawasi penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas serta tugas yang diberikan Bupati. Pasal 7 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 6, Kepala Dinas mempunyai fungsi : Perumusan pedoman kebijakan teknis penyelenggaraan pelayanan umum dibidang sosial, pemberdayaan masyarakat dan perempuan; Kerjasama dan koodinasi penyelenggaraan masyarakat dan perempuan; pelayanan sosial, pemberdayaan Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat dan perempuan; Pembinaan terhadap Unit Pelayanan Teknis Dinas sesuai dengan ruang lingkup tugasnya. 4

Bagian Kedua Bagian Tata Usaha Pasal 8 (1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan dinas dan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. (2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 9 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 8, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : Pelaksanaan urusan data, perencanaan, monitoring dan evaluasi; Pengelolaan administrasi keuangan; c. Pengelolaan kepegawaian dan perbekalan; d. Pelaksanaan pembinaan, pelayanan administrasi dan rumah tangga dilingkup Dinas. Pasal 10 (1) Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan mempunyai tugas mengurus surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, kerumahtanggaan, pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan serta menyusun anggaran. (2) Sub Bagian Data, Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pendataan, menghimpun dan mengolah data, menghimpun program kerja, mengelola administrasi perencanaan serta menyusun laporan. (3) Masing masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. Bagian Ketiga Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Pasal 11 Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas yang berkaitan dengan pelayanan dan rehabilitasi sosial. (2) Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 12 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 11, Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi sosial mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis pelayanan dan rehabilitasi social penyandang cacat, tuna sosial, remaja, anak nakal korban napza, pembinaan organisasi sosial dan penyantunan anak, remaja, lanjut usia, pahlawan dan perintis kemerdekaan; 5

b. Melakukan koordinasi dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial dengan pihak terkait; c. Pengawasan penerapan standar pelayanan minimal bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial. Pasal 13 (1) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Tuna Sosial dan Anak Nakal Korban Napza mempunyai tugas: Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis pelayanan dan rehabilitasi sosial, penyandang cacat, tuna sosial dan anak nakal korban napza; Menyusun dan melaksanakan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, tuna sosial dan anak nakal korban napza; Menyusun rencana dan melaksanakan pelayanan dan rahabilitasi penyandang cacat, tuna sosial dan anak nakal korban napza; sosial Melakukan penerapan standar pelayanan minimal dalam pelayanan dan rehabilitasi tuna sosial, penyandang cacat, tuna sosial dan anak nakal korban napza; Melaksanakan proses administrasi rujukan bagi penyandang cacat, tuna social yang akan dibina pada Panti Rehabilitasi Sosial; Melaksanakan koordinasi monitoring, evaluasi dan pelaporan. Seksi Bina Organisasi Sosial dan Penyantunan Anak, Remaja, Lanjut Usia, Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan mempunyai tugas : Menyusun dan melaksanakan kebijaksan teknis pembinaan organisai sosial, panti sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan penyantunan anak yatim piatu, anak terlantar, remaja, lanjut usia, pahlawan dan perintis kemerdekaan; Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan organisasi sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial dan penyantunan anak yatim piatu, anak terlantar, remaja, lanjut usia, pahlawan dan perintis kemerdekaan; Melaksanakan pengawasan penerapan standar pelayanan minimal pada organisasi sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial dan penyantunan anak yatim piatu, anak terlantar, remaja, lanjut usia, pahlawan dan perintis kemerdekaan, pemeliharaan makam pahlawan; Melaksanakan proses administrasi rujukan anak yatim piatu, anak terlantar dan remaja putus sekolah yang akan dibina pada panti sosial; Melaksanakan bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan bagi anak yatim piatu dan anak terlantar, remaja di luar panti; Melaksanakan proses pelayanan sosial, ziarah ke Makam Pahlawan; Melaksanakan proses administrasi pengajuan izin operasional organisasi sosial dan panti; Melaksanakan koordinasi monitoring, evaluasi dan pelaporan; Melakukan pengawasan terhadap manusia lanjut usia; Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap anak nakal korban napza. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. 6

Bagian Keempat Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Pasal 14 (1) Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang bantuan dan jaminan sosial serta tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. (2) Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan betanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 15 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 14, Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial mempunyai fungsi : Perumusan kebijakan teknis pembinaan bantuan social, bantuan korban bencana, bantuan dan jaminan sosial fakir miskin dan korban tindak kekerasan; Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan bantuan dan jaminan sosial dengan instansi terkait. Pasal 16 Seksi Bina Sumbangan Sosial dan Bantuan Korban Bencana mempunyai tugas : Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis pembinaan dan pendayagunaan sumbangan sosial dan bantuan korban bencana; Menelaah dan memproses persyaratan administrasi perizinan, pengumpulan sumbangan sosial dan undian berhadiah; Menyusun dan mensosialisasikan prosedur tetap penanggulangan bencana; Melaksanakan pendataan penduduk dan pemetaan daerah rawan bencana; Melaksanakan dapur umum untuk korban bencana Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial Fakir Miskin dan Korban Tindak Kekerasan mempunyai tugas : Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang bantuan dan jaminan sosial bagi fakir miskin, orang terlantar, korban tindak kekerasan, rehabilaitasi sosial daerah kumuh dan penyelenggaraan mayat terlantar; Melaksanakan pelayanan dan pengawasan terhadap korban tindak kekerasan; Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. 7

Bagian Kelima Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pasal 17 Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas dibidang pemeberdayaan masyarakat serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 17, Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi : Perumusan kebijakan teknis pemberdayaan ketahanan masyarakat dan kehidupan beragama; Pengelolaan beragama; administrasi kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kehidupan Melaksanakankoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dengan pihak masyarakat terkait. Pasal 19 Seksi Pengembangan Sumber Daya Usaha Masyarakat dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas: Menyusun, merencanakan dan melaksanakan kebijakan dan petunjuk teknis kegiatan pengembangan sumber daya, usaha masyarakat dan pemanfaatan teknologi tepat guna; Menyusun rogram pengembangan sarana dan prasarana institusi pemberdayaan masyarakat; Melaksanakan koordinasi, monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan. Seksi Agama, Mental dan Spritual mepunyai tugas: Menyusun, merencanakan dan melaksanakan kebijakan dan petunjuk teknis kegiatan pengembangan kehidupan keagamaan, mental dan spiritual; Menyusun rencana dan melaksanakan program kegiatan pengembangan kehidupan keagamaan, mental da spiritual; Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan. (3) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. 8

Bagian Keenam Bidang Pemberdayaan Perempuan Pasal 20 Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pemberdayaan perempuan serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Pemberdayaan Perempuan dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 21 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 20, Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi : Perumusan kebijakan teknis pemberdayaan perempuan; b. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan Perempuan. Pasal 22 Seksi Bina Kelembagaan Perananan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas : Melaksanakan kegiatan program pembinaan, pengembangan peranan perempuan; Melaksanakan pengedalian program perlindungan hak-hak perempuan; Melaksanakan peranserta kaum pria dalam meningkatkan peranan kaum perempuan; Peningkatan peranserta lembaga dan masyarakat dalam menunjang peningkatan peranan perempuan; Melaksanakan koordinasi lembaga-lembaga perempuan. Seksi Bina Usaha Kesejahteraan Perempuan mempunyai tugas : Melaksanakan kegiatan program pengembangan usaha kesejahteraan perempuan; Melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya perempuan; Melaksanakan kegiatan program perlindungan hak-hak anak dan keluarga; Melakukan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan. (3) Masing-masing Seksi Pimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Bagian Ketujuh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 23 Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah merupakan unsur pelaksana Dinas yang melaksanakan sebagian tugas dinas dalam wilayah kerjanya. 9

Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat. Unit Pelaksana Teknis Dinas dibentuk berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unit pelaksana Teknis Dinas mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa Kecamatan. Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri dari Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Kedelapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 24 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Kelompok Jabatan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Teknis Dinas. Unit Pelaksana Pasal 25 (1) Kelompok jabatan fungsional dapat dibagi kedalam sub-sub Kelompok sesuai dengan ketentuan, dan masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional Senior. (2) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja yang ada. (3) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit kerja dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkroninasi baik di dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan unit kerja dilingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 27 Setiap pimpinan unit kerja bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. 10

BAB V PENGANGKATAN DALAM JABATAN DAN ESELON Bagian Pertama Pengangkatan Dalam Jabatan Pasal 28 (1) Kepala Dinas, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas. Bagian Kedua Eselon Pasal 29 Kepala Dinas adalah jabatan eselon II b. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan eselon III a. (3) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah jabatan eselon IV a. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 30 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Dinas dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 (1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 25 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Sosial dan Peningkatan Peranan Perempuan dinyatakan tidak berlaku lagi. 11

Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Agam. Diundangkan di Lubuk Basung pada tanggal 17 Maret 2004 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN AGAM, Dto. Drs. MUCHSIS MALIK NIP. 010081886. Ditetapkan di Lubuk Basung pada tanggal 8 Maret 2004 BUPATI AGAM, Dto. ARISTO MUNANDAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN AGAM TAHUN 2004 NOMOR 10. 12

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 TANGGAL 8 MARET 2004 KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN TATA USAHA SUBAG UMUM, KEPEGAWAIAN SUBAG DATA, PERENCANAAN BIDANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL BIDANG BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG CACAT, TUNA SOSIAL DAN ANAK NAKAL KORBAN NAPZA BINA SUMBANGAN SOSIAL DAN BANTUAN KORBAN BENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA, USAHA MASY DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BINA KELEMBAGAAN PERANAN PEREMPUAN BINA ORGANISASI SOSIAL DAN PENYANTUNAN ANAK, REMAJA, LANJUT USIA, PAHLAWAN DAN PERINTIS KEMERDEKAAN BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL FAKIR MISKIN DAN KORBAN TINDAK KEKERASAN AGAMA, MENTAL DAN SPRITUAL BUPATI AGAM, KETERANGAN Dto. GARIS KOMANDO UPTD GARIS KOORDINASI ARISTO MUNANDAR BINA USAHA KESEJAHTERAAN PEREMPUAN 13