BUPATI BANYUWANGI SALINAN

Transkripsi

1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI MENIMBANG : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah sebagai pelaksana pasal 68 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka dipandang perlu menata kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a konsideran ini, perlu menetapkan kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi dengan menuangkan dalam suatu Peraturan Daerah Induk Baru. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1972 tentang penyerahan pembinaan Organisasi Pertahanan Sipil dari Departemen Pertahanan dan Keamanan kepada Departemen Dalam Negeri ;

2 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Azasi Manusia ; 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang- Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI M E M U T U S K A N MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANYUWANGI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Kabupaten adalah Kabupaten Banyuwangi ; b. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi; c. Bupati adalah Bupati Banyuwangi ; d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi ; e. Dinas, adalah organisasi / lembaga pada Pemerintah Daerah dan merupakan unsur pelaksana teknis yang mempunyai tugas kewenangan desentralisasi ; f. Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat adalah Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi; g. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi ; BAB II K E D U D U K A N Pasal 2 (1) Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten. (2) Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

3 BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas, terdiri dari : a. Unsur Pimpinan Kepala Dinas ; b. Unsur Pembantu Pimpinan Bagian Tata Usaha ; c. Unsur Pelaksana ; 1) Bidang Bina Swadaya Masyarakat dan Rehabilitasi Sosial ; 2) Bidang Pemberdayaan Perempuan; 3) Bidang Kesatuan Bangsa ; 4) Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial dan Bantuan Masyarakat ; 5) Kelompok Jabatan Fungsional ; (2) Bagian dan masing-masing Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dipimpin oleh seorang Kepala Bagian dan Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. BAB IV URAIAN TUGAS Bagian Pertama Kepala Dinas Pasal 4 (1) Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang Bina Swadaya Masyarakat dan Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Bantuan Masyarakat; (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi : a. Perencanaan, yaitu segala usaha dan kegiatan pengumpulan data, pengelolaan data, penilaian dan penyusunan rencana program dan kegiatan untuk pelaksaan tugas pokok ; b. Pelaksanaan, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan kebijaksanaan sesuai dengan bencana yang ditetapkan ; c. Pembinaan, yaitu segala usaha dan kegiatan penyuluhan ke arah peningkatan program di bidang Kesejahteraan Sosial, Kesatuan bangsa dan Perlindungan Masyarakat ;

4 d. Pengawasan, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; e. Administrasi, yaitu segala usaha dan kegiatan di bidang Ketatausahaan Umum,kepegawaian,perlengkapan dan keuangan ; f. Koordinasi, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Dinas serta Instansi lain guna kelancaran pelaksanaan tugas. Bagian Kedua Bagian Tata Usaha Pasal 5 (1) Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan perencanaan dan program kegiatan Tata Usaha Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Perlengkapan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja dan anggaran serta pengolahan data dalam rangka penyusunan statistik dan pelaporan ; b. pelaksanaan pembinaan organisasi dan tata laksana ; c. pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan perlengkapan ; d. pengelolaan urusan rumah tangga, surat-menyurat dan kearsipan ; e. penyiapan data informasi kepustakaan dan inventarisasi ; f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas; (1) Bagian Tata Usaha, terdiri dari : Pasal 6 a. Sub Bagian Umum ; b. Sub Bagian Program dan Keuangan ; (2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. Pasal 7 (1) Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a. Melaksanakan urusan surat-menyurat, pengetikan, pengadaan dan tata kearsipan ; b. Melaksanakan urusan dalam dan pemeliharaan kebersihan serta keamanan kantor ; c. Menyusun perencanaan dan mengurus pemeliharaan kebersihan, keamanan kantor dan perjalanan dinas ; d. Menyiapkan data dan mengolah administrasi kepegawaian;

5 e. Memproses tentang kedudukan hukum pegawai dan upaya peningkatan kemampuan pegawai ; f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha. (2) Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan mensistematisasi data untuk bahan penyusunan program ; b. Merumuskan dan melaksanakan penyusunan program ; c. Melaksanakan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap pelaksanaan program ; d. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha. Bagian Ketiga Bidang Bina Swadaya dan Rehabilitasi Sosial Pasal 8 (1) Kepala Bidang Bina Swadaya dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan kegiatan masyarakat di bidang usaha kesejahteraan sosial yang bersumber dari Swadaya Masyarakat dan Sosialisasi Program Kesejahteraan Sosial serta pembinaan koordinasi, melakukan kegiatan di bidang rehabilitasi sosial dan pelayanan sosial serta pelestarian nilai kepahlawanan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Bidang Swadaya Masyarakat dan Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi : a. penyuluhan dan bimbingan usaha-usaha sosial di daerah serta lembaga swadaya masyarakat yang berkaitan dengan usaha-usaha sosial ; b. pengembangan jaringan usaha kesejahteraan sosial yang terorganisasi di tingkat desa ; c. pelaksanaan pengawasan dan pembinaan Badan / Organisasi Sosial Swasta, usaha-usaha masyarakat di bidang kesejahteraan sosial ; d. pelaksanaan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan ; e. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan kepada Badan/ Organisasi Sosial Swasta yang menyelenggarakan usaha-usaha di bidang rehabilitasi sosial ; f. pelaksanaan rehabilitasi sosial dan pelayanan sosial bagi penderita cacat, anak / bayi terlantar, anak yatim / piatu / yatim piatu, anak jalanan, anak nakal dan korban narkoba, tuna sosial dan daerah kumuh ; g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 9 (1) Bidang Bina Swadaya dan Rehabilitasi Sosial terdiri dari :

6 a. Seksi Bina Kesejahteraan Keluarga, Masyarakat, dan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan ; b. Seksi Rehabilitasi Sosial ; (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Swadaya dan Rehabilitasi Sosial. Pasal 10 (1) Kepala Seksi Bina Kesejahteraan Keluarga, Masyarakat, dan Pelestarian nilai nilai kepahlawanan mempunyai tugas : a. Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan sosial sebagai upaya menumbuhkan kesadaran sosial dan tanggung jawab sosial masyarakat terhadap permasalahan sosial dan mengembangkan hubungan dan kerja sama organisasi-organisasi sosial dengan Pemerintah ; b. Mengumpulkan dan mensistematisasi bahan bimbingan kesejahteraan masyarakat dan keluarga yang didukung oleh swadaya masyarakat ; c. Melaksanakan bimbingan kesejahteraan keluarga ; d. Menumbuh kembangkan berbagai bentuk usaha kesejahteraan keluarga ; e. Melakukan rujukan dan koordinasi dengan Instansi / Badan / Organisasi terkait dalam rangka kesejahteraan keluarga ; f. Merencanakan dan melaksanakan peningkatan keterampilan bagi pengurus organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat dan pekerja sosial masyarakat ; g. Melaksanakan pemberdayaan pekerja sosial masyarakat ; h. Memelihara integrasi sosial dan berfungsinya institusi sosial sebagai suatu jaringan pranata kesejahteraan sosial; i. Mengumpulkan dan mensistematisasi data pahlawan dan perintis kemerdekaan ; j. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan usaha-usaha pelestarian nilai-nilai kepahlawanan ; k. Menyiapkan bahan dalam rangka bantuan kesejahteraan perintis kemerdekaan dan pahlawan dengan keluarga / ahli warisnya ; l. Menyusun perencanaan dan melakukan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan, Makam Pahlawan dan Taman Bahagia serta Makam Pahlawan di luar Taman Makam Pahlawan ; m.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Swadaya dan Rehabilitasi Sosial (2) Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan mensistematisasi data / identifikasi penyandang cacat dan tuna sosial di daerah sebagai bahan penyusun program rehabilitasi penderita cacat anak / bayi terlantar, anak yatim / piatu / yatim piatu, anak jalanan, anak nakal dan korban narkoba di daerah-daerah kumuh ; b. Menyiapkan bahan guna melakukan rehabilitasi dan pelayanan sosial penyandang cacat dan tuna sosial ;

7 c. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait dan badanbadan sosial swasta yang menangani rehabilitasi penyandang cacat melalui Panti/Non Panti ; d. Menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan pembinaan lanjut bagi penyandang cacat dan tuna sosial, penyaluran kembali ke masyarakat dan bantuan sarana usaha agar dapat hidup mandiri ; e. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan rehabilitasi anak / bayi terlantar, anak yatim / piatu / yatim piatu, anak jalanan, anak nakal dan korban narkoba; f. Menyiapkan bahan dalam rangka kerja sama dengan Badan-badan Sosial Swasta yang menangani rehabilitasi sosial anak / bayi terlantar, anak yatim / piatu / yatim piatu, anak jalanan, anak nakal dan korban narkoba serta rehabilitasi sosial daerah kumuh ; g. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan lanjut bagi anak / bayi terlantar, anak yatim / piatu / yatim piatu, anak jalanan, anak nakal, korban narkoba, dan Badan-badan Sosial Swasta yang menangani rehabilitasi sosial daerah kumuh dan pembinaan lanjut bagi penerima bantuan ; h. Melaksanakan kebijakan fasilitasi pelaksanaan peningkatan anak dan remaja ; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Swadaya dan Rehabilitasi Sosial. Bagian Keempat Bidang Pemberdayaan Perempuan Pasal 11 (1) Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di Bidang Pemberdayaan Perempuan ; (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pendataan dalam rangka penetapan kebijakan dibidang pembangunan dan pemberdayaan perempuan ; b. penyusunan dan pelaksanaan program pemberdayaan perempuan dalam rangka kesetaraan gender, kedudukan, keadilan hak azasi dan kelembagaan yang mendukung kemajuan perempuan ; c. penyusunan dan koordinasi dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan kemajuan perempuan ; d. penyusunan evaluasi kebijakan dan pemantauan pelaksanaan program serta pengembangan pembangunan pemberdayaan perempuan ; e. pelaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 12 (1) Bidang Pemberdayaan Perempuan, terdiri dari :

8 a. Seksi Pemberdayaan Organisasi dan Perlindungan Perempuan ; b. Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Peran Aktif Masyarakat ; (2) Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan. Pasal 13 (1) Kepala Seksi Analisa Kebijakan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan mengolah data berbagai aspek pembangunan dilihat dari Perspektif gender kesenjangan kedudukan laki-laki dan perempuan ; b. Menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan optimalisasi fungsi dan kinerja organisasi Perempuan/Lembaga swadaya Masyarakat Perempuan ; c. Pembinaan dan mengkoordinasikan bantuan perlindungan kepada anak/perempuan korban kekerasan/perceraian dan perlakuan salah satu korban perkosaan ; d. Melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan. (2) Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Peran Aktif Masyarakat, mempunyai tugas : a. Mengumpulkan bahan penyusunan dan pelaksanaan program peningkatan kualitas peran dan kedudukan perempuan ; b. Melaksanakan peningkatan peran serta aktif dalam masyarakat ; c. Meningkatkan sumber daya manusia perempuan ; d. Melaksanakan peningkatan terlindunginya hak-hak perempuan dan anak ; e. Melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan. Bagian Keenam Bidang Kesatuan Bangsa Pasal 14 (1) Kepala Bidang Kesatuan Bangsa mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan Kesatuan Bangsa dibidang Hubungan anatar Lembaga, kajian strategis Integrasi Bangsa dan Hak Azasi Manusia ; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, Bidang Kesatuan Bangsa mempunyai fungsi :

9 a. pengumpulan data dan penyiapan bahan dalam rangka koordinasi dan sinkronisasi, penyusunan program bidang hubungan antar lembaga kajian strategis dan penyusunan program; b. penyusunan program fasilitasi pelaksanaan kegiatan pembauran bangsa, ketahanan bangsa dan hubungan dengan lembaga legislatif, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat ; c. pengkoordinasian tugas dan program kegiatan pembauran bangsa, ketahanan bangsa, wawasan kebangsaan dengan instansi terkait dan hubungan antar lembaga dengan instansi dan atau lembaga terkait ; d. pemasyarakatan hak asasi manusia di lingkungan aparat Pemerintah dan masyarakat ; e. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi dan atau lembaga terkait di bidang pemasyarakatan dan hak asasi manusia. f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas serta program hubungan antar lembaga dan kajian strategis ; g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 15 (1) Bidang Kesatuan Bangsa, terdiri dari : a. Seksi Hubungan Kelembagaan dan Kajian Strategis ; b. Seksi Integrasi Bangsa dan Hak Azasi Manusia ; (2) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesatuan Bangsa. Pasal 16 (1) Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan dan Kajian Strategis ini, mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka menyusun kegiatan hubungan dengan lembaga legislatif; b. Melakukan koordinasi, konsultasi dan kerja sama dengan Lembaga Legislatif serta Instansi dan atau Lembaga terkait dalam rangka fasilitasi pengembangan sistem politik; c. Melakukan koordinasi, konsultasi dan kerja sama dengan Lembaga Legislatif dalam rangka memfasilitasi proses pergantian antar waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuwangi ; d. Melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan fasilitasi hubungan dengan Lembaga Legislatif ; e. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan koordinasi dan sinkronisasi, penyusunan program di bidang kajian strategis ; f. Menyusun program fasilitasi dan pelaksanaan kajian strategis di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya ;

10 g. Mengkoordinasikan tugas dan program kegiatan fasilitasi pengkajian strategis di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya dengan instansi dan atau lembaga terkait ; h. Melaksanakan kajian strategis di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya ; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesatuan Kesatuan Bangsa. (2) Kepala Seksi Integrasi Bangsa dan Hak Azasi Manusia mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan mengolah data untuk menyusun kegiatan perlindungan dan pemasyarakatan Hak Asasi Manusia di bidang pembauran dan wawasan kebangsaan; b. Melakukan pemasyarakatan Hak Asasi Manusia di lingkungan aparat pemerintah dan masyarakat ; c. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan instansi dan atau lembaga terkait di bidang perlindungan dan pemasyarakatan Hak Asasi Manusia pembauran dan wawasan kebangsaan ; d. Melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan di bidang perlindungan dan pemasyarakatan Hak Asasi Manusia pembauran dan wawasan kebangsaan ; e. Memberikan perlindungan dan fasilitasi di bidang Hak Asasi Manusia kepada aparat pemerintah dan masyarakat; f. Melakukan fasilitasi untuk meningkatkan pembauran antar golongan, etnis, suku serta umat beragama di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan memantapkan ketahanan politik, ekonomi dan sosial budaya bagi segenap lapisan masyarakat; g. Melakukan fasilitasi untuk meningkatkan kualitas wawasan kebangsaan bagi masyarakat ; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesatuan Bangsa. Bagian Ketujuh Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial dan Bantuan Masyarakat Pasal 17 (1) Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial dan Bantuan Masyarakat mempunyai tugas: a. melaksanakan pembinaan dan pengendalian kegiatan bantuan sosial dan memberi perlindungan kepada mereka yang tidak berdaya dari merosotnya taraf kesejahteraan sosialnya, korban bencana, kerusuhan dan kecelakaan massal ; b. merencanakan, mempersiapkan, menyusun, dan mengerahkan potensi masyarakat dalam penanggulangan bencana, baik karena akibat perang, bencana alam dan bencana lainnya serta memperkecil akibat malapetaka yang dapat menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda.

11 (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial, dan Bantuan Masyarakat mempunyai fungsi : a. pelaksanaan koordinasi dan bimbingan sosial ; b. pelaksanaan bimbingan dan koordinasi pemberian perlindungan terhadap korban bencana, kerusuhan dan kecelakaan massal ; c. pelaksanaan pengurusan korban bencana, kerusuhan dan kecelakaan masal ; d. pemberian dan mengkoordinasikan bantuan perlindungan sosial kepada individu, keluarga dan anak / wanita korban kekerasan / perceraian dan perlakuan salah serta korban perkosaan ; e. pemrosesan rekomendasi pelaksanaan sumbangan sosial dan undian ; f. penyusunan kebijaksanaan teknis dan strategis pembangunan perlindungan masyarakat ; g. penyusunan rencana penyelenggaraan penataran / latihan dalam upaya peningkatan SDM satuan Perlindungan Masyarakat ; h. pengorganisasian satuan-satuan Perlindungan Masyarakat untuk menanggulangi dan memperkecil akibat bencana perang, alam, dan ulah manusia ; i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial, dan Bantuan Masyarakat. Pasal 18 (1) Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial dan Bantuan Masyarakat terdiri dari : a. Seksi Kesiagaan, Perlindungan, Penanggulangan dan Bantuan ; b. Seksi Penanggulangan dan Bantuan Sosial. (2) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial dan Bantuan Masyarakat. Pasal 19 (1) Kepala Seksi Kesiagaan, Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, mensistematisasikan data dan informasi yang berkaitan dengan kesiagaan menghadapi bencana ; b. Menyiapkan, mengkaji dan pengembangan program bahan perumusan kesiagaan menghadapi terjadinya bencana ; c. Melaksanakan komunikasi, konsultasi dan kerjasama dengan Instansi terkait sehubungan dengan upaya kesiagaan terjadinya bencana ; d. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan kerjasama pelatihan dan gladi penangulangan bencana ;

12 e. Merumuskan kebijakan rehablitasi, relokasi dan rekonstruksi akibat bencana ; f. Melaksanakan evaluasi dan laporan pengerahan dan pengendalian satuan Perlindungan Masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana ; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Bantuan Sosial. (2) Kepala Seksi Penanggulangan dan Bantuan Sosial mempunyai tugas : a. Merumuskan kebijakan pendataan anggota satuan Perlindungan Masyarakat; b. Merumuskan pedoman, rekrutmen, tenaga pengajar, kurikulum dan evaluasi pelatihan Satuan Perlindungan Masyarakat ; c. Menyusun evaluasi dan pelaporan pelatihan Sumber Daya Masyarakat Satuan Perlindungan Masyarakat ; d. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan pengendalian usahausaha pengumpulan, penggunaan dana dan sumbangan-sumbangan ; e. Melaksanakan adminsitrasi penerimaan dan penyaluran bantuan sosial ; f. Menyiapkan bahan dalam rangka pemrosesan izin atau rekomendasi usaha pengumpulan dana bantuan sosial dan undian ; g. Menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi penyaluran bantuan dan bimbingan sebagai usaha pertama dalam mengatasi/mengurangi penderitaan korban bencana, korban kerusuhan dan kecelakaan massal ; h. Memberikan dan mengkoordinasikan bantuan dan perlindungan sosial kepada individu, keluarga dan masyarakat yang tidak berdaya, terlantar ; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Sosial dan Bantuan Masyarakat. Bagian Delapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 20 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan. Pasal 21 (1) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam pasal 20 Peraturan Daerah ini, terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya ; (2) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk oleh Bupati dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas ;

13 (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja ; (4) Jenis Jabatan Fungsional dimaksud pada ayat (1) pasal ini, diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB V TATA KERJA Pasal 22 (1) Kepala Dinas berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam lingkungan Dinas Daerah maupun dengan Lembaga Teknis lainnya ; (2) Kepala Dinas melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati. Pasal 23 (1) Kepala Dinas wajib menyusun rencana strategis dengan mengacu pada Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, menyusun Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan membuat Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan tugasnya berdasarkan ketentaun yang berlaku ; (2) Setiap Pimpinan Unit/Satuan Organisasi dalam lingkungan Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat berkewajiban : a. Menyusun rencana kerja yang mengacu rencana strategis Dinas sebagai bahan penyusunan dan pertanggung jawaban Akuntabilitas Dinas ; b. Melaksanakan tugas sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan dan bertanggung jawab kepada Atasan Langsung dengan menyampaikan laporan secara tertulis hasil pelaksanaan tugas secara cepat dan tepat ; c. Memimpin dan memberdayakan bawahannya dalam rangka pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi. (3) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal ini, dievaluasi sebagai bahan laporan tiap jenjang jabatan sebagai bahan untuk menyusun kebijakan lebih lanjut.

14 BAB VI PENGANGAKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 24 (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; (2) Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku ; BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 26 (1) Apabila Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya Sekretaris Daerah dapat menunjuk salah satu Kepala Bagian atau Kepala Bidang yang dinilai mampu atas usul Kepala dinas ; (2) Apabila Kepala Bagian berhalangan menjalankan tugasnya, Kepala Dinas dapat menunjuk salah satu Kepala Sub Bagian yang dinilai mampu atas usul Kepala Bagian ; (3) Apabila Kepala Bidang berhalangan menjalankan tugasnya, Kepala Bidang dapat menunjuk salah satu Kepala Seksi yang dinilai mampu atas usul Kepala Bidang.

15 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 4 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi dan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Banyuwangi serta aturan pelaksanaannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 28 Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi. Disahkan di : Banyuwangi. Tanggal : 8 Juli 2004 BUPATI BANYUWANGI ttd. Ir. H. SAMSUL HADI Diundangkan di Banyuwangi Pada tanggal 8 Juli 2004

16 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI ttd. Ir. H. SOESANTO SOEWANDI Pembina Tingkat I NIP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2004 NOMOR 10/D Sesuai dengan aslinya An. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI Asisten Pemerintahan Ub. Kepala Bagian Hukum ARI PINTARTI, SH, MSi Pembina NIP PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANYUWANGI I. PENJELASAN UMUM Bahwa dalam rangka upaya penyederhanaan birokrasi Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang diarahkan untuk mengembangkan organisasi yang lebih proporsional, transparan, hierarki yang pendek sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka perlu dibentuk organisasi perangkat daerah Dinas Sosial dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi dengan menuangkannya dalam suatu Peraturan Daerah Induk Baru. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan pasal 29 : Cukup jelas.