BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Hasil Belajar Siswa SD Kelas 5 di Kudus Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pernapasan hewan melalui metode Bamboo Dancing pada siswa kelas V SDN 019

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 018

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Empat Balai Kecamatan Kuok tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Naskah Publikasi Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN [PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SDN 1 WEDARIJAKSA DAN SDN 2 PANGGUNGROYOM] OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODEPENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 93, Cet. 13. Press, 2008), hlm. 8.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

Jasmanyah76.wordpress.com

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA TINDAKAN. pada saat terjadinya interaksi antara guru dengan siswa. 1 Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Dedi Kurniawan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan dilaksanakan oleh seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling. Menurut Elliot (1982) penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan. Menurut Isaac (1971) penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalahmasalah yang diaplikasikan secara langsung di dalam kelas atau dunia kerja. Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar sains dan permasalahan khusus yang dihadapi siswa kelas IV di SDN 1 Wedarijaksa dan SDN 2 Panggungroyom. Alternatif pemecahannya dengan penggunaan model pembelajaran bamboo dancing dan memberikan pelayanan konseling. Peneliti meneliti model bamboo dancing pada pembelajaran sains dan memberikan pelayanan konseling untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Penggunaan model pembelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman hasil belajar, dan permasalahan yang dihadapi siswa.

B. Lokasi dan Subyek 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SD N 1 Wedarijaksa dengan alamat Jl. Pati Tayu Kecamatan Wedarijaksa, dan SD N 2 Panggungroyom dengan alamat Desa Panggungroyom Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN 1 Wedarijaksa, dan SDN 2 Panggungroyom Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa di SDN 1 Wedarijaksa sebanyak 34, dan SDN 2 Panggungroyom sebanyak 32. Fokus penelitian pada hasil belajar siswa dan pelayanan masalah untuk siswa bermasalah. Mata pelajaran yang diteliti adalah Sains materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan. C. Data dan Sumber Data 1. Data Data dari penelitian ini berupa tes akhir setiap siklus yang berbentuk pilihan ganda. 2. Sumber Data Sumber data untuk memperoleh data penelitian tersebut adalah siswa kelas IV di SDN 1 Wedarijaksa dan SDN 2 Panggungroyom Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. D. Waktu Penelitian Waktu penyelenggaraan penelitian ini adalah 5 bulan (bulan Februari Juni 2013).

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah metode observasi, dokumentasi dan tes. a) Metode Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Observasi dilakukan mulai awal sampai akhir penelitian. Menurut Arikunto (2010:199) observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadapa suatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Observasi dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecapan. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan penelitian adalah diawal penelitian, proses penelitian, dan akhir penelitian. Diawal penelitian, peneliti mengobservasi masalah dan kendala yang dihadapi oleh sekolah baik guru, siswa maupun sarana prasarana dalam proses pembelajaran Sains. Pada proses penelitian, peneliti mengobservasi aktivitas siswa dan guru. Observasi dalam proses penelitian diamati oleh kolaborator (guru kelas sekolah penelitian), dan guru yang memberikan proses pembelajaran penelitian dilaksanakan oleh peneliti. Jadi yang diamati kolaborator adalah peneliti selama proses pembelajaran. Diakhir penelitian, peneliti mengobservasi kesan siswa dan guru sekolah penelitian terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan hasil evaluasi siswa yang didapatkan. b) Metode Wawancara Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti kepada yang diteliti. Wawancara berisi pertanyaan dari peneliti kepada yang diteliti dengan tujuan ingin mengetahui sesuatu dari yang diteliti. Pertanyaan peneliti sudah ditentukan sebelum penelitian. Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan guru, siswa dan kepala sekolah.

c) Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah segala dokumen yang bisa dijadikan bukti bahwa suatu kegiatan atau peristiwa telah terjadi. Dokumen bisa berwujud tertulis, gambar, maupun audio visual. Dokumen tertulis bisa berbentuk daftar hadir, hasil test, buku atau catatan, notulen, lembar observasi dll. Dokumen gambar bisa berbentuk foto-foto selama proses terjadi. Dokumen audio visual bisa berbentuk hasil rekaman peristiwa terjadi. Menurut Arikunto (2010:21) dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Pada penelitian ini peneliti mengunakan dokumentasi berbentuk catatan lapangan, hasil tes, lembar aktivitas siswa dan guru, silabus, RPP, bahan ajar, dan foto-foto kegiatan. d) Metode Tes Tes menurut Joni (dalam Suhadi, 1993:90) dapat didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh yang dites. Teknik tes ditinjau dari bentuknya dibedakan atas teknik subjektif dan teknik tes obyektif. Sedangkan jika ditinjau dari bentuk pelaksanaannya, teknik tes dibedakan atas teknik tes secara lisan dan tulis (Suhadi, 1993:90). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes obyektif. Dalam penelitian ini, siswa sebagai subyek yang dites dan data yang dikumpulkan berupa hasil siklus I dan siklus II siswa kelas IV sekolah dasar.

F. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui 2 siklus dimana pada setiap siklus terdapat empat tahap yaitu: 1. Tahap perencanaan ( Planning ) Pada tahap perencanaan guru menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tindakan atau hal-hal yang akan dilakukan didalam kelas. Topik yang direncanakan meliputi: a. Membuat rencana pembelajaran (RPP) dan Silabus b. Penyajian materi pelajaran c. Penerapan model Bamboo Dancing d. Menyusun Instrumen Observasi 2. Tahap pelaksanaan ( Acting ) Tahap ini guru melaksanakan semua yang telah disiapkan pada tahap perencanaan yang berhubungan dengan langkah langkah dalam pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan bersama sama dengan siswa. 3. Tahap pengamatan ( Observing ) Pada tahap observasi ini observer yaitu kolaborator mengadakan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan hal hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. 4. Tahap refleksi ( Reflecting ) Pada tahap ini guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus pada proses pembelajaran. Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Arikunto pada gambar 3.1.

Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Hasil Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Langkah-langkah atau tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Siklus I a. Perencanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal dan keadaan kelas penelitian. 2) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. 3) Menyusun instrumen penelitian. b. Pelaksanaan tindakan

Guru memberikan tindakan berupa pembelajaran pengalaman langsung dengan berdasarkan skenario pembelajaran. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah disusun yaitu: 1) Memberi salam 2) Memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan. 3) Menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran. 4) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas. 5) Guru membentuk kelompok-kelompok dan menjelaskan langkah pembelajaran bamboo dancing yang akan dilaksanakan. 6) Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang akan dibahas dan masingmasing siswa harus menyusun satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi ke dalam lembar kerja. 7) Lembar kerja yang berisi pertanyaan tadi di bentuk bola atau di gulung, kemudian di lempar dengan kelompok lain sehingga masing-masing kelompok mendapatkan satu pertanyaan dari temannya. 8) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mendiskusikan jawaban dengan anggota kelompoknya. 9) Masing-masing kelompok di beri kesempatan untuk membacakan jawaban dari pertanyaan yang tertulis di lembar kerja secara bergantian. 10) Memberikan soal atau tes yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik. 11) Peneliti dibantu oleh observer mengisi checklist pembelajaran yang dilakukan peneliti dan aspek afektif peserta didik selama mengikuti pembelajaran. 12) Menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. c. Pengamatan/Observasi

Selama tindakan dilaksanakan, peneliti dibantu oleh seorang guru sebagai kolaborator yang bertugas mengamati pengelolaan pembelajaran oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung dengan observasi kegiatan pembelajaran. Sedangkan peneliti bertugas untuk mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi kegiatan peserta didik dan guru ( peneliti ). d. Refleksi Dalam tahap ini observer bersama guru melakukan evaluasi pada semua tindakan yang sudah dilakukan selama proses pembelajaran yaitu mengadakan kegiatan menganalisis, menjelaskan dan menyimpulkan data yang sudah diperoleh. Hasil dari refleksi ini digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Siklus II a. Perencanaan tindakan II Berdasarkan temuan pada refleksi I, maka dilakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar sains siswa. Rencana yang akan dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan siklus I. Untuk itu guru dan observer melakukan : 1) Penyusunan silabus dan rencana pembelajaran. 2) Penyusunan instrumen penelitian. 3) Memberikan pemahaman tentang model pembelajaran yang diterapkan agar siswa tidak takut dan kebingungan pada saat kegiatan belajar mengajar. b. Pelaksanaan tindakan II Pada siklus II ini direncanakan tindakan yang telah disepakati dalam refleksi siklus I antara peneliti dan observer yang merupakan perbaikan terhadap kekurangan siklus I, antara lain : 1) Mengulas kembali materi yang dipelajari sebelumnya.

2) Memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sebelumnya. 3) Guru menyampaikan materi pembelajaran disertai pertanyaan lisan serta contoh soal sehingga peserta didik dapat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. 4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, dengan beranggotakan 6-7 siswa. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya. 5) Guru menyuruh siswa dalam kelompoknya untuk membuat suatu pertanyaan ke dalam kertas kerja kemudian di bentuk seperti bola atau di gulung kemudaian di tukar dengan siswa lain. 6) Siswa dalam kelompok tersebut di beri waktu untuk berdiskusi menjawab pertanyaan yang telah di terima bersama kelompoknya. 7) Masing-masing kelompok membacakan jawaban dari pertanyaan tersebut. 8) Memberikan soal atau tes yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik. 9) Peneliti dibantu oleh observer mengisi checklist pembelajaran yang di lakukan peneliti dan aspek afektif peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Pengamatan/ Observasi II Observasi pada siklus II dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti mengadakan tes hasil belajar dan mengambil data dari aspek afektif peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, guru dibantu observer mengamati aktivitas peserta didik dengan mengisi chek list. d. Refleksi II Dari pengamatan siklus II dihimpun dan dianalisis untuk merefleksikan kemampuan kognitif dan afektif peserta didik meningkat atau tidak.

G. Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes esai pada pre tes dan pos tes, uraian dalam pembelajaran bamboo dancing, serta pilihan ganda pada setiap akhir siklus. Skor dalam tes ini menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2009: 172). Pengubahan skor menjadi nilai dengan cara: Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal a) Data Kuantitatif 1) Menghitung nilai rata-rata kelas Nilai rata rata = jumlah. seluruh. nilai banyak. siswa 2) Menghitung ketuntasan belajar individu jumlah. nilai. yang. diperoleh. siswa Ketuntasan belajar individu = x100% jumlah. nilai. maksimum 3) Menghitung ketuntasan belajar klasikal jumlah. siswa. yang. tuntas Ketuntasan belajar klasikal = x100 % jumlah. seluruh. siswa Kemudian semua skor yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus dan dikonversikan pada skala persentase (0% sampai 100%). Rumusnya sebagai berikut. Skor yang diperoleh persentase : x100% Skor maksimal Kemudian semua skor yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus dan dikonversikan pada skala persentase (0% sampai 100%). Rumusnya sebagai berikut. Skor yang diperoleh persentase : x100% Skor maksimal

b) Data Kualitatif Selain data kuantitatif, diperlukan juga data kualitatif untuk melengkapi data kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian ini berupa data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Sains menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing. Data kualitatif dijelaskan menggunakan kalimat berdasarkan kategori yang sudah ditentukan untuk memperoleh kesimpulan. Adapun data hasil pengamatan pada proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat dianalisis secara kualitatif untuk memperoleh kesimpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut. Tabel 3.1. Rambu-rambu Analisis Hasil Observasi Pencapaian Tujuan Tingkat Keberhasilan Kualifikasi Pembelajaran Pembelajaran 85 100% Sangat Baik (SB) Berhasil 65 84 % Baik (B) Berhasil 55 64% Cukup (C) Tidak Berhasil 0 54% Kurang (K) Tidak Berhasil

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mulyono.1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin & Esa Nur Wahyu. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR- Ruzzmedia. Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah PLP. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pengetahuan Sosial. Jakarta. Hamalik,Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. H.B. Sutopo.2006.Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian.Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Ibrahim & Nana Syodih. 2003. Perencanaan Pengajaran: Rineka Cipta: Jakarta. Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Mubarokah 2010, Skripsi, Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing dan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi semester II siswa kelas XI di SMA PGRI 2 Comal Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Pancasakti Tegal. Mulyadi, Agus. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing dalam Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD N Madyopuro 6 Malang.Tesis, Jurusan Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Tersedia di http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/10811. Diunduh 20 April 2011 Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan & Jawaban. Jakarta : Grasindo. Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Seifert, Kelvin. 2008. Manajemen Pembelajaran & Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Setyaningtyas, Yuliand. 2007. Cerdas Sains Kelas 4-6 SD. Yogyakarta. Pustaka Widyatama. Suharsimi Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Supardi. 2008. Metode Pembelajaran. Tersedia pada. Diakses tanggal 2 Maret 2009. Winkel, W.S. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.