Maelina Ariyanti, Heri Bahtiar, Melati Inayati Albayani ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Berupa rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Saat ini. 47,7% remaja sering merasa cemas (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

Yecy Anggreny, Armansyah, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISA DI POLI KLINIK HEMODIALISA RSD

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease, [ERDS]) adalah istilah yang

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

Heny Ekawati*, Karomatus Saniyah** ... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR AN DI BPS DIANA ERNAWATI,

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

Transkripsi:

Efektivitas Pemberian Terapi Murotal Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB Maelina Ariyanti, Heri Bahtiar, Melati Inayati Albayani ABSTRAK Data rekam medis RSUP NTB mengenai angka kejadian fraktur setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 sebanyak 235 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 466 orang. Pasien pre operasi fraktur cenderung mengalami kecemasan yang bisa membahayakan bagi pasien. Mendengarkan ayat suci Al- Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi fraktur di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik model pra-eksperimen dengan One group pre post test disigne. Populasi sampel penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi fraktur yang ada dibangsal perawatan di RUSP NTB bulan Januari sampai dengan bulan April 2015 sebanyak 30 0rang dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Analisa data yang digunakan menggunakan Paired T-Test. Hasil pengkajian setelah diberikan terapi murotal sebagian besar pasien mengalami cemas ringan. Uji beda tingkat kecemasan diperoleh nilai t hitung, sebesar 5.288 (p= 0,000< 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Saran yang diberikan kepada perawat adalah diharapkan untuk senantiasa melaksanakan dan meningkatkan peran mandirinya dalam upaya mengatasi masalah kecemasan pada pasien sebelum pembedahan melalui pemberian terapi murotal Kata Kunci: Terapi Murotal, Cemas, Pre-operasi, Fraktur. 51

Latar Belakang Tingkat kecemasan pasien pre operasi fraktur terjadi karena tindakan pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa membahayakan bagi pasien (Al- Qadhi, 2009). Berdasarkan data rekam medis RSUP NTB mengenai angka kejadian fraktur setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2010 sebanyak 316 orang, pada tahun 2012 sebanyak 235 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 466 orang. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kecemasan pasien dapat berupa tindakan mandiri oleh perawat seperti tindakan relaksasi dan distraksi (Potter, 2005). Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur an), karena teknik distraksi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian seperti mendengarkan musik dan murottal. Manfaat terapi ini untuk memberikan dasar penguat pada pasien bahwa terapi murotal ini merupakan terapi alternatif bagi mereka yang telah teruji melalui sebuah penelitian. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad Al-Qadhi, dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al- Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat yang berbasis computer (Al- Qadhi, 2009). Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di bangsal kemuning RSUP NTB pada tanggal 10 januari 2014 terhadap 10 pasien pre operasi fraktur dimana sebelum diberikan terapi murotal pasien pre operasi di ukur terlebih dahulu tingkat kecemasannya kemudian setelah itu pasien di berikan perlakuan dengan mendengarkan terapi murotal dan setelah di berikan perlakuan pasien di ukur kembali tingkat kecemasannya. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur setelah di berikan terapi murotal. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektifitas terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur di RSUP NTB STUDY PUSTAKA Konsep Fraktur Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma. Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut. Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur terbuka.(suratun, 2008) Konsep Cemas Cemas dalam istilah medisnya sering disebut dengan ansietas. Ansietas dapat diartikan sebagai suatu respon perasaan yang tidak berdaya dan tidak terkendali. Ansietas adalah respon terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, dan samar-samar. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas atau bukan bersifat konflik (Murwani,2008). Konsep terapi murotal Murotal adalah rekaman suara Al- Quran yang dilakukan oleh seorang qori (pembaca Al-Quran purna, 2006). Lantunan Al-qur an secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrument penyembuhan yang 4

menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara juga dapat menurunkan hormon-hormon stress mengaktifkan hormone endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki system kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolism yang lebih baik (Heru, 2008). Terapi murotal ini juga bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi Al-Quran), maka otak memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan menangkutkan kedalam reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (O Riordon, 2002). Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan adalah Observasional Analitik (Pra-Ekspriment) dengan pendekatan one group pre test post test disigne, karena sebelum diberikan perlakuan atau terapi, pasien dikaji terlebih dahulu tingkat kecemasannya, kemudian setelah diberi perlakuan atau terapi maka dikaji kembali tingkat kecemasannya, apakah mengalami penurunan tingkat kecemasan atau tidak. Bentuk skema pendekatan one grop pre test post tes. Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB pada bulan Mei sampai bulan Desember tahun 2015. Populasi pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah semua pasien pre operasi fraktur yang mengalami kecemasan di RSUP NTB Pada bulan Januari sampai bulan April 2015. Teknik sampling dalam penelitian ini diperoleh dengan purposive sampling yang akan dikriteriakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh calon peneliti. Analisa Data Berdasarkan tujuan penelitian dan skala data rasio maka analisis ini diarahkan pada pengujian hipotesis secara statistik dengan uji paired t-test. Tingkat kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% atau dengan tingkat kesalahan 0,05 (5%). Hasil Penelitian Karakteristik Umum Responden Umur Responden Sebagian besar dari responden pada penelitian ini berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 12 orang (40%). Sebagian besar dari responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 orang (70%). Sebagian besar dari responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 12 orang (40%). Sebagian besar pekerjaan responden yaitu sebagai Mahasiswa yaitu sebanyak 12 orang (40%). Hasil penelitian yang dilakukan terhadap efekivitas terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur di ruang Kemuning RSUP NTB Karakteristik Responden Sebelum Diberikan Terapi Murotal Tabel 5.1 Distribusi Tingkat Kecemasan Responden sebelum diberikan Terapi Murotal di Ruang Kemuning RSUP NTB Tahun 2015 Sumber :Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden di dapatkan hasil sebelum diberikan terapi murotal sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 17 orang (56.7%) dan yang mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 5 orang(16.7%). No Tingkat Jumlah Persentase Kecemasan 1 Ringan 8 26.7% 2 Sedang 17 56.7% 3 Berat 5 16.7% Total 30 100%

Karakteristik Responden setelah diberikan Terapi Murotal Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan setelah diberikan terapi murotal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Setelah Diberikan Terapi Murotal di Ruang Kemuning RSUP NTB Tahun 2015 N Tingkat Jumlah Persentase o Kecemasan 1 Ringan 22 73.3% 2 Sedang 7 23.3% 3 Berat 1 3.3% Jumlah 30 100% Sumber : Data Primer 2015 Berdasrkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan hasil setelah diberikan terapi murotal sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 22 orang (73.3%) dan yang mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 1 orang (3.3%). Analisis Efektivitas Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur di Ruang Kemuning RSUP NTB Tahun 2015 Tabel 5.7 Hasil Analisis efektivitas tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan terapi murotal N O Variab el N Me an SD t hitu 1 Sebelu m perlak uan 2 Setela h perlak 3 0 3 0 1.9 0 0.6 62 1.3 0 0.5 35 ng 5.28 8 p- val ue 0,0 00 uan Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kecemasan pasien sebelum diberikan terapi murotal adalah 1.90 dengan standar deviasi 0.662 sedangkan rata-rata kejadian setelah diberikan terapi murotal adalah 1.30 dengan standar deviasi 0.535. Nilai mean menujukkan adanya penurunan tingkat kecemasan responden antara sebelum dan setelah pemberian terapi murotal. Hasil uji staistik paired t-test di peroleh nilai significancy 0,000 (p<0,05) dan niai t = 5.288 Nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel yaitu t hitung = 5.288> t table. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima, dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada efektivitas terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur di ruang kemuning RSUP NTB. Pembahasan Tingkat Kecemasan Sebelum Pemberian Terapi Murotal di Ruang Kemuning RSUP NTB Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi murotal didapatkan hasil dari distribusi responden sebelum diberikan terapi murotal yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 8 orang (26.7%), kecemasan sedang sebanyak 17 orang (56.7%) dan kecemasan berat sebanyak 5 orang(16.7%). Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang Kemuning RSUP NTB sebelum diberikan terapi murotal adalah rata-rata mengalami kecemasan sedang. Dimana pada tingkat kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif seperti adanya ketakutan akan pembisuan, kecacatan, kematian, takut akan rasa nyeri, takut kehilangan pekerjaan, menjadi tanggungan keluarga, lingkungan yang baru, takut akan peralatan operasi atau pembisuan yang asing serta petugas kesehatan. Menurut Hawari (2013), dipandang dari sudut kesehatan jiwa tindakan operatif, seseorang dihadapkan pada suatu ketidakpastian, terhadap keberhasilan tindakan operatif yang akan dijalankan dan ketidakpastian terhadap kemampuan menyesuaikan diri. Pada keadaan ini

perawat perlu melakukan bimbingan spiritual dengan doa sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Terapi murotal dapat menumbuhkan keyakinan pada pasien pre operatif akan kesembuhan yang akan dicapai melalui pembedahan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasmina (2011), tentang Pengaruh Pemberian Komunikasi Terapeutik terhadp Penurunan Tingkat Kecemasan pada pasien Fraktur di Ruang Bedah RSUD Bima dengan jumlah sampel sebanyak 21 orang. Setelah dilakukan uji T-test didapatkan hasil p=0,000< α =0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan klien. Selain itu, menurut Tanjung (2005) tentang Efek Komunikasi terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Fraktur di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan dengan jumlah sampel sebanyak 13 responden menunjukkan bahwa sebanyak 84,6% responden mengalami kecemasan ringan dan 15,4% mengalami kecemasan sedang dan tidak ada pasien dengan tingkat kecemasan berat maupun panik sebelum pelaksanaan treatment (komunikasi trapeutik). Setelah pelaksanaan komunikasi trapeutik 92,3% pasien pre operasi tingkat kecemasannya menjadi ringan dan hanya 7,7% tingkat kecemasannya menjadi sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi trapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan klien (p=0,001:=0,05). Tingkat Kecemasan Setelah Pemberian Terapi Murotal di Ruang Kemuning RSUP NTB Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Kemuning RSUP NTB menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemsasan ringan yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), kecemasan sedang sebanyak 7 orang (23,3%) dan kecemasan berat sebanyak 1 orang (3,3%). Pada hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Kemuning RSUP NTB, setelah diberikan terapi murotal pada pasien pre operasi fraktur ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kecemasan dari responden tergolong ringan. Hampir semua pasien pre operatif yang diberikan bimbingan spiritual berupa doa mempunyai tingkat kecemasan ringan, namun ada juga pasien yang mempunyai tingkat kecemasan sedang. Hal tersebut dikarenakan tingkat kepercayaan yang berbeda terhadap kekuatan doa dapat memberikan kemudahan dan kebebasan dari penyakit serta menumbuhkan rasa percaya diri bagi pasien dalam menjalani tindakan operatif juga berkurang. Selain itu, kelompok usia juga mempengaruhi tingkat kecemasan pasien menurut Kaplan dan Sadock (Sulistiawati,2005) kelompok usia dibawah 30 tahun cendrung menunjukkan respon cemas yang lebih berat dibandingkan kelompok umur diatasnya. Hal tersebut disebabkan karena ada kecenderungan bahwa pasien-pasien dengan umur yang relative lebih muda, lebih sulit beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, karena harus berkumpul dengan orang-orang sakit berpisah dengan keluarga, teman-teman, dan orang-orang terdekat. Emosi juga masih agak sulit untuk dikendalikan yang menyebabkan penerimaan terhadap lingkungan rumah sakit dan penyakitnya masih kurang sehingga mudah khawatir/cemas. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat pula kematangan jiwanya yang berakibat pada penerimaan mekanisme koping yang lebih baik. Penderita fraktur dengan tingkat pendidikan rendah cendrung menunjukkan adanya respon cemas yang berlebihan mengingat keterbatasan mereka dalam memahami proses penyembuhan dari kondisi fraktur yang dialaminya. Respon

cemas yang terjadi pada penderita fraktur sangat berkaitan sekali dengan mekanisme koping yang dimilikinya, mekanisme koping yang baik akan membentuk respon psikologis yang baik, respon psikologis yang baik yang berperan dalam menunjang proses kesembuhan. Analisis Efektivitas Tingkat Kecemasan Terapi Murotal sebelum dan sesudah pemberian Terapi Murotal Berdasarkan hasil uji staistik paired t-test di peroleh nilai significancy 0,000 (p<0,05) dan niai t = 5.288 Nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel yaitu t hitung = 5.288> t tabel = 0,361 hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh pemberian terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur. Kecemasan pada pasien pre operasi fraktur setelah diberikan terapi murotal di ruang Kemuning RSUP NTB kecemasannya menurun, hal ini disebabkan karena adanya sentuhan rohani dengan diberikan terapi murotal, fasilitas memadai, selain itu juga didukung untuk memenuhi spiritual yang berfungsi dalam reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (Riordon, 2002). Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan sebelum pasien menjalani tindakan operatif adalah memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur. Pasien pre operatif yang mengalami kecemasan tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, karena pasien akan mengalami gangguan tidur dengan gejala sebagai berikut sukar tidur, terbangun malam hari, tidak pulas, dan bangun dengan lesu. Pada keadaan ini perawat perlu melakukan bimbingan spiritual dengan diberikan terapi murotal sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Murotal adalah rekaman suara Al-Quran yang dilakukan oleh seorang qori (pembaca Al-Quran purna, 2006). Mendengarkan Al-Quran merupakan cara yang tepat untuk menenangkan dan menentramkan hati. Mendengarkan ayat suci Al-Quran ini dijadikan sebagai salah satu terapi yang dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien. Tingkat kecemasan pasien setelah diberikan terapi murotal mempunyai tingkat kecemasan ringan, namun ada juga pasien yang mempunyai tingkat kecemasan sedang. Hal ini dikarenakan tingkat kepercayaan yang berbeda terhadap kekuatan doa. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di ruang Kemuning RSUP NTB dengan responden sebanyak 30 orang menjelaskan bahwa terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Penelitian ini, juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Paradisi (2012) dengan tema Perbedaan Efektivitas Pemberian Terapi Murotal dengan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Ekstremitas. Uji beda tingkat kecemasan 10,920 (p=0,000<0,05) sehingga H0 ditolak artinya terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan antara terapi musik dan terapi murotal diperoleh nilai T-sebesar 2,946 (p=0,000<0,05) sehingga pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien, tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah terapi murotal terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan terapi musik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa terapi murotal yang diberikan pada pasien pre operasi fraktur di Ruang Kemuning RSUP NTB efektif menurunkan tingkat kecemasan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan di atas mengenai efektivitas terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasie pre operasi fraktur di Ruang Kemuning RSUP NTB, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut: Tingkat kecemasan sebelum pemberian terapi Murotal terhadap pasien pre operasi fraktur sebagian besar mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 17 orang (56.7%). Tingkat kecemasan setelah pemberian terapi murotal terhadap pasien pre operasi fraktur sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 22 orang (73.3%). Hasil uji staistik paired t-test di peroleh nilai significancy 0,000 (p<0,05) dan niai t = 5.288 Nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel yaitu t hitung = 5.288> t tabel = 0,361 hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh pemberian terapi murotal terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur di ruang kemuning RSUP NTB. DAFTAR PUSTAKA Alimul, 2007. Metode Penelitian. Surabaya : Rineka Cipta Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinika Burner & Sudart. 2005. Buku Aajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. (Edisi 8). Jakarta: EGC Crisy, Y. 2010. Konsep Dasar Operasi. Http:www. Yeni beth. Com.Diakses tanggal 15/01/2014 Depkes RI. ( www.depkes.go.id. Diakses tanggal 12/02/ 2014) Fauzi, A. 2013. Gambaran tingkat Kecemasan Pada Pasien Fraktur. Skripsi. STIYA. Selong Gusmira. 2005. Ruqiyah Terapi Religi Sesuai Sunah Rasulullah SAW. Jakarta: Pustaka Marwa Hawari. 2013. Manajemen stres, cemas, dan depresi. Jakarta: FKUI. 2006 Hidayat, A. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Pengumpulan Data. Jakarta: Salemba Jakarta Murwani & Arita. 2008. Pengatur Konsep Dasar Keperawatan. Jogjakarta: Witramaya Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan, edk 3. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho. Wahjudi. 2008. Keperawatan Grontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGH Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skrips, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakrta: Salemba Medika. Paradisi. 2012. Efektivitas Terapi Murotal Dan Terapi Music Terhadap Penurusan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur di Rumah Sakit Pekalongan. JURNAL. Prodi S1 Keperawatan Potter & Ferry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Vol, 1. EGC Jakarta. Qadiy. 1984. Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Organ Tubuh. http://www.mail-archive.com diakses tanggal 02/01/2014 Rasmina. 2012. Pengaruh Pemberian Komunikasi Trapeutik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Fraktur di Ruang Bedah RSUD BIMA. JURNAL. Prodi SI Keperawatan Remolda, P. 2010. Pengaruh Al Quran Pada Manusia Dalam persfektif pisiologi dan Fsikologi Riordon. 2002.Keperawatan Media Bedah. Edisi 2 Volume 1. EGC : Jakarta Rosjad, 1998. Gangguan muskuloskletal. EGC. Jakarta RSUP. 2010-2012. Data Pasien Fraktur di RSUP NTB Mataram. Syamsul. 2010. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien pada Pasien Fraktur. Skripsi. Selong

Smeltzer & Bare 2005.Keperawatan Grontik. Malang Sanusi M. 2012. Berbagai Terapi Kesehatan Melalui Amalan- Amalan Ibadah. Jogjakarta: Najah Sayid Sabiq. 1997. Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman. CV Sylvia & Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Penyakit Klinis Proses- Proses Edisi 6 Vol,1. EGC. Jakarta Stuart, G.W & Sudden, S, J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4 Vol 1. EGC: Jakarta. Suratun & Fitri. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mukuloskletal. EGC: Jakarta. Stikes. 2013. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Mataram: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram Yarsi Mataram. Tanjung. 2005. Efek Komunikasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan, JURNAL. Prodi SI Keperawatan Tohapura. 2001. Al-Qur an dan Terjemahan Departemen Agama RI. Semarang: CV. Asy Syifa.