KETERSEDIAAN NITROGEN PADA TIGA JENIS TANAH AKIBAT PEMBERIAN TIGA BAHAN ORGANIK DAN SERAPANNYA PADA TANAMAN JAGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP TIGA JENIS TANAH DAN EFEKNYA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan ABSTRACT

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Dynamics of N NH 4 and N NO 3 Effect of Urea and Lime CaCO 3 Application in Inceptisols Taken from Kwala Bekala and Relation To Growth of Maize

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Surya Karto Lumban Gaol*, Hamidah Hanum, Gantar Sitanggang

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

Jurnal Agroekoteknologi. No Vol.4. No.3, Juni (611) :

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

EVALUASI KEBERADAAN MIKORIZA DARI RESIDU APLIKASI MIKORIZA DAN KOMPOS JERAMI SERTA EFEKTIVITASNYA PADA TANAMAN KEDELAI

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

TINJAUAN PUSTAKA. tertangani dengan baik. Pemanfaatan tanah Ultisol akan dihadapkan pada berbagai

SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-kelemahan

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN ARANG SEKAM PADA TANAH SAWAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK TERHADAP Pb TANAH DAN TANAMAN PADI SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Transkripsi:

479. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 KETERSEDIAAN NITROGEN PADA TIGA JENIS TANAH AKIBAT PEMBERIAN TIGA BAHAN ORGANIK DAN SERAPANNYA PADA TANAMAN JAGUNG Intan Nariratih 1 *, MMB Damanik 2, Gantar Sitanggang 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail : intan.coffie@gmail.com ABSTRACT This research concernsof knowing nitrogen(n) availability in soil, N-plant absorption and plant growth in three different kinds of soil with the incrementof three organic matters from different sources. The research conducted at the screen house, Chemistry and Fertility Laboratory, and Research and Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of North Sumatera, Medan. This researchused Randomized Block Designed (RBD) Factorial that consists of two factors and three repeatations which had made thirty six units of experiment. The first factor are the kind of soil (T) that consists of Entisol soil (T1), Inceptisol soil (T2) and Ultisol soil (T3), and the second factor are the organic matter (K) that consist of rice straw compost (K1), chicken dirt (K2), cocoa shell compost (K3), and control (K0). The resultof the research showed that different kind of soil singnificanly influencedthe C-organic soil, and total soil N, and the difference of organic matter singnificanly influenced the total soil N, plant crowndry weight, N-absorptionof the plant and plant growth, and the interaction between each different kind of soil with different organic matter singnificanly influenced the plant crowndry weight. Keywords: nitrogen, N-plant absorption, organic matter ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan nitrogen (N) pada tanah, serapan Noleh tanaman dan pertumbuhan tanaman pada tiga jenis tanah yang berbedadengan penambahan tiga bahan organik dari sumber berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah danlaboratorium Riset dan Teknologi, di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan sehingga terdapat tiga puluh enam unit percobaan. Faktor pertama adalah jenis tanah (T) yang terdiri dari tanah Entisol (T1), tanah Inceptisol (T2), tanah Ultisol (T3), dan faktor kedua adalah bahan organik (K) yang terdiri dari kompos padi (K1), pupuk kandang kotoran ayam (K2), kompos kulit (K3) serta kontrol (K0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis tanah memberi pengaruh nyata terhadap C-organik tanah dan N-total tanah, serta bahan organik yang berbeda memberi pengaruh nyata terhadap N-total tanah, bobot kering tajuk tanaman, serapan N pada tanaman, dan pertumbuhan tanaman, dan interaksi antara setiap jenis tanah dengan bahan organik yang berbeda memberi pengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman. Kata kunci: nitrogen, serapan N tanaman, bahan organik PENDAHULUAN Nitrogen (N) merupakan unsur esensial bagi tumbuhan. N dibutuhkan dalam jumlah yang banyak (Hanafiah et al. 2010). N di dalam tanah dan tanaman bersifat sangat mobil, sehingga

480. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 keberadaan N didalam tanah cepat berubahatau bahkan hilang. Kehilangan N dapat melalui denitrifikasi, volatilisasi, pengangkutan hasil panen atau pencucian dan erosi permukaan tanah. Hilangnya N melalui pencucian umum terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur kasar, kandungan bahan organik sedikit dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) rendah. Rendahnya kandungan unsur N serta unsur hara lain dapat terjadi pada tanah yang memiliki tingkat kemasaman tinggi (ph 5.5), hal ini umum terjadi pada tanah yang diusahakan dalam bidang pertanian, seperti pada tanah Entisol, Inceptisol dan Ultisol. Tanah Entisol bertekstur kasar,inceptisol bertekstur agak kasar dan Ultisol merupakan tanah yang mengalami perkembangan sudah lanjut, bertekstur halus, ketiganya mengandungan bahan organik, unsur N dan unsur hara lain yang rendah. Rendahnya kandungan unsur N dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Dalam tanaman yang mengalami kekahatan unsur N, unsur N dalam jaringan tua akan diimobilisasi ke titik. Dan jaringan tua akan menguning, jika kekahatan terus berlanjut maka keseluruhan tanaman akan menguning, layu dan mati. Adapun dampak lainnya adalah mengakibatkan rendahnya produksi bobot kering tanaman.winarso (2005) menyatakan bahwa peningkatan dosis pupuk N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein dan produksi tanaman jagung. Oleh sebab itu dalam memperbaiki permasalahan ketiga jenis tanah ini perlu adanya penambahan bahan organik sebagai upaya meningkatkan ketersediaan N, memperbaiki kualitas tanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Karena bahan organik sendiri merupakan sumber koloid organik yang memiliki banyak keunggulan seperti mampu menyediakan hara makro dan mikro, dapat menghelat unsur logam yang bersifat racun, meningkatkan kapasitas menyangga air, meningkatkan nilai KTK, merupakan sumber energi bagi aktivitas organisme tanah, serta bersifat ramah lingkungan karena berasal dari residu mahkluk hidup dan limbah pertanian seperti padi dan kulit atau limbah peternakan seperti kotoran unggas.

481. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 Tujuan Penelitian untuk mengetahui ketersediaan nitrogen pada tanah, serapan nitrogen oleh tanaman dan pertumbuhan tanaman pada tiga jenis tanah yang berbeda dengan penambahan tiga bahan organik dari sumber berbeda. BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitiandilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Laboratorium Riset dan Teknologi, dan Rumah Kasa di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, pada bulan Mei 2012 sampai dengan selesai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor perlakuan I adalah jenis tanahyang meliputi : tanah Entisol, tanah Inceptisol serta tanah Ultisol dan faktor perlakuan II adalah pemberian bahan organik berbeda yang meliputi : kontrol, kompos padi (75 g/5 kg tanah setara dengan 30 ton/ha), pupuk kandang kotoran ayam (75 g/5 kg tanah setara dengan 30 ton/ha) sertakompos kulit (75 g/5 kg tanah setara dengan 30 ton/ha), sehingga diperoleh unit percobaan 3 4 3 = 36 unit percobaan.untuk pengujian lebih lanjut terhadap masing-masing perlakuan di uji dengan DMRT pada taraf 5%. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan persiapan tanah dan media tanam dengan mengambil tanah berdasarkan daerah yang ditentukan untuk tiap jenis tanah, kemudian tanah dikering udarakan dan diayak, lalu dilakukan analisis awal terhadap tanah dengan mengukuran kadar air tanah serta analisis awal tanah dan bahan organik yang meliputi ph, C-organik, N-total, serta rasio C/N. Kemudian tanah dimasukkan kedalam polybag setara 5 kg berat tanah kering oven. Setelah itu diaplikasikan kompos padi, kompos kulit dan pupuk kandang ayam terhadap masing - masing jenis tanah sebagai perlakuan dan diinkubasi selama 3 minggu. Setelah 3 minggu diberikan pupuk dasar urea, SP-36 dan KCl, kemudian ditanam pada masing - masing polybag 2 benih jagung, penjarangan dilakukan pada 1 MST dengan meninggalkan bibit terbaik.pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan pembersihan gulma - gulma yang tumbuh dalam polybag. Setelah mencapai akhir masa vegetatif (7 MST) dipanen tanaman jagung dengan memisahkan tanaman bagian atas dan bawah, bagian yang akan dianalisis dimasukkan kedalam

482. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 amplop yang selanjutnya akan di oven. Kemudian dilakukan analisis parameter dengan mengambil sampel tanah dan tanaman dan di masukkan dalam wadah yang selanjutnya akan dianalisis didalam Laboratorium. Kemasaman Tanah (ph) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis tanah danpemberian bahan organik berbeda serta interaksi setiap jenis tanah dengan pemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap ph tanah, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. ph Tanah akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 5.72 6.00 5.48 5.95 5.79 Inceptisol 5.71 5.97 5.72 5.55 5.74 Ultisol 5.68 5.96 5.82 6.03 5.87 Rataan 5.70 5.98 5.67 5.85 5.80 Namun ph tanah secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan organik mampu meningkatkan nilai ph tanah, karena bahan organik memiliki kemampuan mengkhelat logam Al 3+, sehingga tidak terjadi reaksi hidrolisis Al 3+, dimana dari reaksi hidrolisis Al 3+ dihasilkan 3 ion H + yang dapat mengasamkan tanah ( Mukhlis dkk,2011). C-Organik Tanah (%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis tanahberpengaruh sangat nyata, sedangkan pemberian bahan organik berbeda dan interaksi setiap jenis tanah dengan pemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kadar C-org tanahseperti pada Tabel 2.

483. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 Tabel 2. Kadar C-Organik tanah (%) akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 1.67 1.78 1.81 1.82 1.77 b Inceptisol 1.43 1.58 1.53 1.52 1.52 b Ultisol 0.35 0.58 0.60 0.60 0.53 a Rataan 1.15 1.31 1.31 1.32 1.27 Tanah Entisol mengandung C-organik lebih tinggi dibandingkan tanah Inceptisol dan Ultisol, hal ini dapat terjadi karena rendahnya aktivitas mikroorganisme dalam tanah yang memanfaatkan karbon sebagai sumber energi bagi aktivitasnya, sehingga karbon masih tinggi tersedia dalam tanah. Tinggi rendahnya kandungan karbon dalam tanah dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme dalam merombak bahan organik tanah, evapotranspirasi atau terikut ketika panen, seperti dalam literatur Hanafiah dkk (2009) bahwa C dalam tanah dapat hilang melalui evapotranspirasi, terangkut panan, dimanfaatkan biota tanah dan erosi. N-Total Tanah (%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis tanah berpengaruh sangat nyata dan pemberian bahan organik berbeda berpengaruh nyata, sedangkan interaksi setiap jenis tanah dengan pemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kadar N-total tanahseperti pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar N-Total tanah (%) akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 0.213 0.223 0.237 0.227 0.225b Inceptisol 0.180 0.227 0.223 0.157 0.197b Ultisol 0.060 0.070 0.077 0.063 0.068a Rataan 0.151a 0.173a 0.179a 0.149a 0.163 Tanah Entisol dan Inceptisol memiliki nilai tertinggi dibandingkan tanah Ultisol. Rendahnya kandungan N dalam tanah dapat terjadi karena diserap oleh tanaman, menguap atau tercuci, seperti yang dinyatakan dalam literatur Muklis dan Fauzi (2003) bahwa ketidak tersediaan N dari dalam

484. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 tanah dapat melalui proses pencucian NO 3 -, denitrifikasi NO 3 - menjadi N 2, volatilisasi NH 4 + menjadi NH 3 -, terfiksasi oleh mineral liat atau dikonsumsi oleh mikroorganisme tanah. Adapun pemberian bahan organik berpengaruh nyata menunjukkan bahwa penambahan bahan organik dari bahan baku berbeda memberikan respon berbeda dalam menyediakan hara N dalam tanah. Dimana pupuk kandang kotoran ayam lebih cepat terdekomposisi dan menyediakan N lebih cepat dalam tanah dibandingkan dengan kompos padi dan kulit, seperti dalam literatur Widowati dkk (2005)dalam Widowati dan Hartatik, 2007) yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang lebih tinggi. Rasio C/N Tanah Hasil penelitian menunjukkan bahwaperbedaan jenis tanah danpemberian bahan organik berbeda serta interaksi setiap jenis tanah dengan pemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap ph tanahseperti pada Tabel 4. Tabel 4. Rasio C/N Tanah akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 7.87 7.97 7.69 8.03 7.89 Inceptisol 7.92 6.97 6.87 12.97 8.68 Ultisol 5.89 8.33 7.73 9.97 7.98 Rataan 7.23 7.76 7.43 10.32 8.18 Rasio C/N tanah secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan organik dalam masa inkubasi 3 minggu memberikan kontribusi baik dalam menyeimbangkan rasio C/N bahan organik dengan tanah, dimana perbandingan antara C dengan N mempengaruhi proses mineralisasi dan imobillisasi, seperti yang dinyatakan dalam literatur Djuarnani dkk (2005) bahwa prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai nisbah C/N bahan organik menjadi sama dengan nisbah C/N tanah. Bobot Kering Tanaman (g) Hasil penelitian menunjukkan bahwaperbedaan jenis tanah tidak berpengaruh nyata, sedangkan pemberian bahan organik berbeda berpengaruh sangat nyata dan interaksi setiap jenis

485. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 tanah dengan pemberian bahan organik berbeda berpengaruh nyata terhadap bobot kering tanamanseperti pada Tabel 5. Tabel 5. Bobot kering tanaman (g) akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 20.33ab 37.87ab 29.10ab 20.30a 26.90 Inceptisol 13.83a 28.97ab 64.83bc 23.17ab 32.70 Ultisol 19.90a 44.90bc 73.57d 19.10a 39.37 Rataan 18.02a 37.24ab 55.83b 20.86a 32.99 Pemberian pupuk kandang kotoran ayam memiliki nilai bobot tertinggi dibandingkan kompos padi dan kulit karena sifatnya yang lebih mudah terdekomposisi, sehingga dapat menyediakan unsur N dan hara lainnya lebih cepat pada masa awal penanaman seperti yang dinyatakan olehwidowatidkk (2005)dalam Widowati dan Hartatik, 2007) bahwa pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup.interaksi tanah Ultisol dengan pupuk kandang kotoran ayam memberikan nilai tertinggi, karena teksturnya yang lebih halus sehingga aktivitas mikroorganisme dalam meningkatkan agregat tanah lebih baik, akibatnya sistem airase dan drainase tanah menjadi lebih baik bagi perakaran tanaman untuk menyerap unsur hara dalam tanah. Dan penambahan bahan organik mampu meningkatkan ph tanah, unsur N dan hara makro lainnya yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Sehingga tanaman memperoleh cukup nutrisi untuk pertumbuhannya dibandingkan tanah berpasir, seperti yang dinyatakan oleh Yulipriyanto (2010) bahwa tanah pasir pada umumnya lebih sedikit mengandung bahan organik dan nitrogen karena tanah bertekstur pasir mempunyai kelengasan rendah, mudah terjadi oksidasi, secara alami penambahan sisa tanaman sedikit. Kadar N Daun (%) Hasil penelitian menunjukkan bahwaperbedaan jenis tanah danpemberian bahan organik berbeda serta interaksi setiap jenis tanah dengan pemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyataseperti pada Tabel 6.

486. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 Tabel 6. Kadar N daun (%) akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 1.28 1.14 0.98 0.78 1.05 Inceptisol 0.98 1.00 1.12 0.78 0.97 Ultisol 1.38 1.05 1.24 1.04 1.18 Rataan 1.21 1.07 1.11 0.87 1.07 Hal ini menunjukkan bahwa kadar N oleh setiap tanaman dari semua perlakuan berimbang hingga masa akhir vegetatif, seperti yang dinyatakan dalam literatur Syafruddin dkk (2007) bahwa unsur N terus-menerus diserap tanaman sampai mendekati matang. Serapan N Tanaman (mg/polybag) Hasil penelitian menunjukkan bahwaperbedaan jenis tanah tidak berpengaruh nyata, tetapi pemberian bahan organik berbeda berpengaruh sangat nyata,sedangkan interaksi setiap jenis tanah dengan pemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap serapan N tanamanseperti pada Tabel 7. Tabel 7. Serapan N tanaman (mg/polybag) akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 26.66 52.22 30.07 21.65 32.65 Inceptisol 13.17 30.32 71.59 20.83 33.98 Ultisol 27.39 47.36 92.47 19.98 46.80 Rataan 22.41a 43.30ab 64.71b 20.82a 37.81 Perbedaan bahan baku kompos mempengaruhi kecepatan dekomposisi bahan organik, sehingga unsur hara N ada yang langsung tersedia dengan cepat ada juga yang tidak di dalam tanah. Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa serapan N tanaman lebih tinggi pada pupuk kandang kotoran ayam dibandingkan kompos dan kulit, karena bahannya lebih cepat terdekomposisi, hal ini didukung oleh literatur Widowatidkk (2005)dalam Widowati dan Hartatik, 2007) bahwa menyatakan beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu

487. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama, hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi. Tinggi Tanaman (cm) Hasil penelitian menunjukkan bahwaperbedaan jenis tanah tidak berpengaruh nyata, tetapi pemberian bahan organik berbeda berpengaruh sangat nyata,sedangkan interaksi setiap jenis tanah denganpemberian bahan organik berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanamanseperti pada Tabel 8. Tabel 8. Tinggi tanaman (cm) akibat perbedaan jenis tanah dan pemberian bahan organik berbeda Entisol 144.80 165.40 143.03 130.23 145.87 Inceptisol 119.17 148.07 208.13 125.27 150.16 Ultisol 144.73 169.30 218.37 139.93 168.08 Rataan 136.23a 160.92ab 189.84b 131.81a 154.70 Dalam penelitian ini pemberian pupuk kandang kotoran ayam memberikan efek yang lebih baik dibandingkan kompos padi dan kulit. Penggunaan bahan organik berbeda memberikan dampak pertumbuhan yang berbeda, karena bahan organik mampu memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Dimana secara kimia bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara N dan hara lainnya, sehingga semakin cepat bahan organik terdekomposisi maka semakin cepat unsur hara tersedia bagi tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tumbuh lebih baik pada tanah dengan penambahanpupuk kandang kotoran ayam karena mampu menyediakan unsur N yang cepat padaawal pertumbuhan, dimana unsur N ini dibutuhkan mulai dari pertumbuhanawal hingga masa pengisian biji seperti yang dinyatakan dalam literatur Syafruddin dkk (2007) bahwa unsur N terus-menerus diserap tanaman sampai mendekati matang, sebagian besar N dibawa ke titik tumbuh, batang, daun, dan bunga jantan, lalu dialihkan ke biji.

488. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 KESIMPULAN Tanah Entisol pada akhir masa vegetatif mengandung kadar C-organik dan N-total tanah yang lebih tinggi. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam dapat meningkatkan ketersediaan nitrogen pada tanah, bobot kering tajuk tanaman, serapan nitrogen pada tanaman, serta pertumbuhan tanaman. Interaksi tanah Ultisol dengan pupuk kandang kotoran ayam dapat meningkatkan berat kering tajuk tanaman. DAFTAR PUSTAKA Djuarnani N, Kristiandan SS Budi. 2005. Cara Cepat Membuat. Agromedia Pustaka, Jakarta. Hanafiah AS, T Sabrina dan H Guchi. 2010. Biologi dan Ekologi Tanah. FP - USU, Medan. Mukhlis dan Fauzi. 2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen Dalam Tanah. Ilmu Tanah FP USU, Medan. repository.usu.ac.id.bitstream. (diakses 14 Maret 2012). Mukhlis, Sariffudin dan H Hanum. 2011. Kimia Tanah. Teori dan Aplikasi. USU Press, Medan. Syafruddin, Faesal dan M Akil. 2007. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung. Penelitian Tanaman Serealia. Maros, Sulawesi Selatan. balisereal.litbang.deptan.go.id. (diakses 08 Maret. 2011). Widowati LR, dan W Hartatik. 2007. 4 Pupuk kandang. Dalam Litbang. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Jawa Barat. http://balitanah.litbang.deptan.go.id/. (diakses 07 February 2012). Winarso S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media, Yogyakarta. Yulipriyanto M. 2010. Biologi Tanah dan Penerapannya. Graha Ilmu, Jakarta.