I. PENDAHULUAN. pada suatu organisasi memang membutuhkan waktu yang tidak singkat dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kondisi perekonomian Indonesia setelah didera krisis multi dimensional sejak

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang-

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

Oleh : Octiawan Basri

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. terlaksanannya fungsi rekruitmen. Seperti halnya fungsi rekruitmen, proses seleksi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mahal dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan penggerak utama

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

I. PENDAHULUAN. Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai

I. PENDAHULUAN. publik, penilaian kinerja juga bermanfaat untuk: meningkatkan efisiensi dan

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

Pasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang.

MEWUJUDKAN PERANGKAT DESA YANG BERKUALITAS Sebuah Kajian Menyongsong Implementasi Undang-undang Desa

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

II. LANDASAN TEORI. dan terorganisir sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik. pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi karena ditangannyalah segala pelimpahan tugas dan. penuh tantangan di masa-masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu wadah dimana orang-orang yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fungsi controlling dalam rangka tercapainya kualitas pelayanan. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang memakan waktu dan proses yang panjang. Perbaikan kinerja

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR)

BAB 1 PENDAHULUAN. akuntabilitas, pengawasan dan pelayanan publik. Dalam reformasi kepegawaian, salah

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman saat ini dalam bidang ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang berkualitas dan terus meningkat dari waktu ke waktu.

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat utama

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi

Purwodadi, 29 Januari 2016 KETUA PENGADILAN NEGERI PURWODADI R.HENDRAL,SH.MH NIP H a l i

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

PENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan profesional pada suatu organisasi memang membutuhkan waktu yang tidak singkat dan mememrlukan proses yang tidak sederhana, selain harus dibekali pendidikan formal dan pengetahuan yang lengkap, juga perlu didukung oleh pengalaman di bidang pekerjaan yang digelutinya, pegawai diharapkan akan menguasai dalam menjalankan tugas dengan benar dan tepat waktu. Kedewasaan masyarakat akan hak-haknya sebagai warga dan masyarakat membawa pula kematangan untuk memperoleh pelayanan yang prima dari aparatur pemerintah. Itulah sebabnya, sebagaiamana dinyatakan Solichin (2001), bagi aparatur pemerintah harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu harus berkualitas, mengindahkan hak-hak asasi manusia, memiliki kriteria keadilan, demokrasi dan berwajah humanis. Kondisi diatas tentunya menuntut kepekaan para pelaksana kebijakan, khususnya organisasi pemerintah untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Terutama hasil keluaran yang diperbuat, yang salah satunya terukur dalam konteks kinerja kerja seorang pegawai. Tuntutan seperti ini menjadi salah satu hal yang pasti, jika organisasi publik, yaitu tidak terkecuali Pengadilan Agama Kotabumi Lampung

Utara tidak mau ketinggalan didalam perkembangan pelayanan publik. Oleh karena itu, salah satu faktor yang menjadi sentral untuk menuju perkembangan diatas adalah kebutuhan sumber daya manusia yang ada di Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara. Khususnya dalam aktivitas sebagai pelayanan publik. Namun sayang, birokrasi di Indonesia lebih banyak mengatur dari pada memberikan pelayanan kepada publik, sehingga sangat sentralistik. Zauhar, Susilo (2002) mengungkapkan Administrator, yaitu para pegawai pelayanan publik, yang seharusnya berperan sebagai servive provider dan fasilitator ternyata belum nampak realitas. Birokrasi atau administrator masih menunjukkan sosok sebagai agen tunggal dan majikan besar dalam pelayanan publik. Akibatnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sering memberikan dampak ketidakpuasan terhadap masyarakat, karena pelayanan tersebut dinilai buruk dan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat. Menurut Islamy (2001), birokrasi kebanyakan Negara berkembang termasuk Indonesia cenderung bersifat patrimonialistik. Tidak efisien, tidak efektif (over consuming and under producing), tidak obyektif menjadi pemarah ketika berhadapan dengan control dan kritik, tidak mengabdi kepada kepentingan umum, tidak lagi menjadi alat rakyat tetapi telah menjadi instrument penguasa dan sering tampil sebagai penguasa yang sangat otoratif dan represif. Menurut Sherwood (1997), menyatakan dengan istilah kemunduran dialam pelayanan publik governmental professionalism is decling. Padahal tuntutan pelayanan yang baik

bahkan prima oleh masyarakat menjadi koridor yang paling menarik pada tahuntahun pasca orde baru. Dengan terciptanya pelayan yang baik, tentunya akan menciptakan kepuasan terhadap masyarakat wajib pajak dan sebagaimana Menurut Islamy (2001), terhadap berbagai faktor yang menyebabkan birokrasi publik mengalami organizational slack yaitu antara lain pendekatan atau orientasi pelayanan yang kaku, visi pelayanan yang sempit, penguasaan terhadap adminstratif engineering yang tidak memadai, dan semakin bertambah gemuknya unit-unit birokrasi publik yang tidak difasilitasi dengan 3P (personalia, peralatan dan penganggaran) yang cukup dan handal, (viable bureaucratic infrastructure). Sehingga, aparat birokrasi publik menjadi lamban dan sering terjebak kedalam kegiatan rutin, tidak responsive terhadap aspirasi dan kepentingan publik serta lemah beradaptasi terhadap perubahannya yang sering terjadi dilingkungannya. Dalam rangka menjadi kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah, SK MENPAN No. 81/1993 menetapkan beberapa azas pelayanan umum sebagai berikut: a. Hak dan kewajiban pemberi maupun penerima layanan umum harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak. b. Pengaturan setiap bentuk layanan umum harus diselasaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yan berlaku dengan tetap berpegang pada azas efisiensi dan efektifitas.

c. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran dam kepastian hokum yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Azas-azas pelayanan tersebut sebenarnya merupakan rambu-rambu yang harus ditaati oleh seluruh instansi pemerintah pemberi layanan umum, termasuk dalam Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara dalam upaya mencapai kualitas pelayanan yang sebaik-baiknya. Pada akhirnya kemampuan aparat pemerintah, termasuk petugas para Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara dalam memberikan pelayanan akan dapat meningkatkan kredibilitas pemerintah di mata rakyatnya, yang ada gilirannya akan memperkuat dukungan dan legitimasi pemerintahan dari rakyat. Namun yang jarang sering disadari adalah mengkaji lebih intensif para pelayanan publik tersebut, tuntutan-tuntutan terhadap pelayanan sering tidak seimbang dengan kebutuhan para pelayan public (para aparatur pemerintah) tersebut. Mereka sering dituntut untuk berbuat lebih baik, namun disisi lain kebutuhan dasar mereka sering terabaikan, oleh karenanya penciptaan pengeluaran kinerja yang baik sangat memungkinkan dipengaruhi oleh beberapa tututan terhadap terciptanya kinerja tersebut. Dalam keadaan ini, kajian tentang pemberian

pendidikan dan pelatihan terangkat dalam sebuah koridor tentang kinerja tersebut, Dengan sebuah asumsi, ada yang sangat berpengaruh dan sangat signifikan antara kinerja pelayanan publik dengan pendidikan dan pelatihan yang didapat. dengan titik ini dapat diharapkan guliran tentang pencipataan birokrasi yang sehat dan pelayan publik yang prima akan dapat terwujud jika birokrat tersebut dapat memahami dunia kerja mereka sendiri. Ada dua faktor utama yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi kinerja pegawai yaitu faktor manusia dan teknologi. Faktor manusia adalah terutama mengenai kinerja yang dimilikinya dan faktor teknologi adalah meliputi pengembangan fasilitas peralatan kerja, bahan baku, metode dan tata letak pekerjaan (lay out). Mengingat bahwa faktor manusia merupakan motor penggerak sumber daya lainnya dalam rangka peningkatan kinerja, maka yang menjadi masalah disini adalah bagaimana didalam memberikan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kinerja pegawai. Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara yang berada dalam ruang lingkup Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam tugasnya melayani masyarakat dalam pelayanan di bidang hukum juga membutuhkan pegawai-pegawai professional dalam mendukung tugas yang diemban oleh Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara. Kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia akan menjadi sangat penting yang harus yang dimiliki setiap pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara, hal ini tentu saja akan sangat

mempengaruhi kinerja pegawai. Salah satu jalan yang ditempuh untuk menunjang semua itu adalah memberikan dan pelatihan terhadap pegawai. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan ini harus dilakukan agar pegawai memiliki keahian dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan tugas dan instansi tersebut. Sehingga diharapkan pegawai dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuha baru atsa perubahan teknologi dan perubahan metode kerja, dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai diharapkan pegawai akan mampu bekerja secara lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja. Pelatihan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi karena pendidikan karena pendidikan dan pelatihan tidak hanya memanfaatkan tenaga kerja tetapi juga salah satu upaya untuk memajukan pegawai agar kemampuan kerjanya menjadi optimal. Salah satu usaha untuk mengembangkan potensi pegawai adalah dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai. Edwin B. Flippo yang dikutip oleh Hasibuan Malayu SP (2000: 70) menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan uum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh dari persoalan-persoalan yang menyangkut pencapaian tujuan. Tujuan suatu organisasi akan tercapai bila pegawai dapat menjalankan tugas pekerjaannya dengan baik, untuk itu diperlukannya tenaga kerja yang mempunyai keterampilan kerja. Kendala yang dihadapinya adalah sulit nya memperoleh

tenaga kerja yang terampul dan menguasai bidang pekerjaannya. Untuk mengentisipasihal tersebut, maka organisasi perlu mengadakan pendidikan bagi pegawainya. Menurut Sondang P. Siagian (2001: 179) ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yaitu: 1. Pendidikan merupakan proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. 2. Proses pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang realtif lama dan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diarahkan kepada seseorang atau kelompok yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang bersangkutan. 3. Pendidikan melalui serangkaian kegiatan baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2002: 43) : Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Berdasarkan pengertian tersebut, program pelatihan harus mempunyai syaratsyarat sebagai berikut: 1. Latihan harus membantu pegawai menambah pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan. 2. Keterampilan dan pengetahuan tersebut harus berhubungan dengan pekerjaan tersebut. 3. Program pelatihan tersebut harus direncanakan dan diorganisasikan.

Pendidikan dan pelatihan pegawai pada umumnya merupakan salah satu faktor penting dalam usaha mencapai tujuan, dengan dibekalinya para pegawai melalui pendidikan dan pelatihan ini bertujuan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sesuai dengan latar belakang pendidikan masing-masing pegawai. Jumlah pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Komposisi Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara Berdasarkan Jenjang Pendidikan Formal Tahun 2011 No Jabatan Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) 1 Ketua S1 Syariah 1 2 Wakil Ketua S1 Syariah 1 3 Hakim S1 Syariah 6 4 Panitera/sekretaris S1 Syariah 1 5 Wakil sekretaris S2 Syariah 1 6 Wakil Panitera S1 Syariah 1 7 Kasubag S1 Hukum S1 Syariah 2 1 8 Paniteramuda S1 Hukum S1 Syariah 2 1 9 Panitera pengganti S1 Hukum S1 Syariah 5 3 10 Juru sita dan Juru sita pengganti S1 Hukum S1 Syariah S1 Pendidikan SMA 11 Staf SMA 5 Jumlah 37 Sumber: Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara Tahun 2011 3 1 1 2

Berdasarkan pada Tabel 1 terlihat bahwa pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuh, ketua berpendidikan terakhir S1 Syariah, wakil ketua berpendidikan terakhir S1 Syariah, kemudian 6 orang hakim berpendidikan terakhir S1 Syariah, selanjutnya satu orang panitera/sekretaris berpendidikan terakhir S2 Hukum, kemudian oleh satu orang wakil panitera berpendidikan terakhir S1 Syariah, selanjutnya kepaniteraan 3 orang panitera muda berpendidikan terakhir 2 orang S1 Hukum dan 1 orang S1 Syariah, wakil sekretaris betrpendidikan terakhir S2 Hukum dibantu oleh 3 kasubbag berpendidikan terakhir 2 orang S1 Hukum dan 1 orang S1 Syariah, selanjutnya 8 orang panitera pengganti berpendidikan terakhir 5 orang S1 Hukum dan 3 orang S1 Syariah, kemudian 7 orang juru sita yaitu 3 orang berpendidikan terakhir S1 Hukum, 1 orang S1 Syariah, 1 orang S1 pendidikan dan 2 lainnya berpendidikan SMA, dan terakhir 5 orang staf berpendidikan terakhir SMA. Jadi rata-rata pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara berpendidikan S1 berjumlah 28 orang, S2 berjumlah 2 orang dan SMA 7 orang. Berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku, setiap instansi harus memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pegawainya, baik itu pegawai junior hingga pegawai senior guna meningkatkan kemampuan dan kinerja pegawai dalam lingkup kerja dan instansi masing-masing. Berikut jenis pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara.

Tabel 2. Jenis Pendidikan dan pelatihan Pegawai Pada Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara Selama Tahun 2011 No Jenis Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Pegawai yang Mengikuti (orang) 1 Pendidikan dan pelatihan calon hakim 3 2 Pendidikan dan pelatihan panitera pengganti 2 3 Pendidikan dan pelatihan juru sita dan juru sita 1 pengganti 4 Pendidikan dan pelatihan pimpinan I 1 5 Pendidikan dan pelatihan pimpinan II 1 6 Pendidikan dan pelatihan pimpinan III 1 7 Pendidikan dan pelatihan pimpinan IV 1 8 Pendidikan dan pelatihan teknis yuistisi tenaga peradilan 2 9 Pendidikan dan pelatihan hisab rakyat 2 10 Pendidikan dan pelatihan ketatalaksanaan 1 11 Pendidikan dan pelatihan pustakawan 1 12 Pendidikan dan pelatihan bendaharawan 2 13 Pendidikan dan pelatihan kearsipan 2 14 Pendidikan dan pelatihan orientasi kepegawaian 2 15 Pendidikan dan pelatihan keprotokoleran 2 16 Pendidikan dan pelatihan teknologi informasi 1 Jumlah 26 Sumber: Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara Tahun 2011 Tabel 2 diatas memperlihatkan data pegawai yang sudah pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan selama tahun 2011 yang tersebar dari berbagai jenis pendidikan dan pelatihan. Untuk pendidikan dan pelatihan calon hakim sebanyak 3 orang, pendidikan dan pelatihan panitera pengganti 3 orang, pendidikan dan pelatihan juru sita dan juru sita pengganti sebanyak 3 orang, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan I sebanyak satu orang, pendidikan dan pealtihan pimpinan II sebanyak satu orang, pendidikan dan pelatihan pimpinan III satu orang, pendidikan dan pelatihan pimpinan IV sebanyak satu orang, pendidikan dan pelatihan teknis yustisi tenaga peradilan 2 orang, pendidikan dan pelatihan

hisab rakyat 2 orang, pendidikan dan pelatihan ketatalaksanaan 2 orang, pendidikan dan pelatihan pustakawan 2 orang, pendidikan dan pelatihan bendaharawan 2 orang, pendidikan dan pelatihan kearsipan 2 orang, pendidikan dan pelatihan orientasi kepegawaian 2 orang, pendidikan dan pelatihan keprotokolersn 2 orang dan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi sebanyak 3 orang pegawai. Jadi jumlah keseluruhan pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan selama tahun 2011 sebanyak 26 orang pegawai. Kinerja yang baik dalam menanggapi setiap permasalahan yang terjadi merupakan faktor utama yang sangat dibutuhkan dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan mengingat tugas yang semakin berat membutuhkan kinerja yang baik serta didukung oleh motivasi yang tinggi untuk bekerja dalam menanggapi setiap permasalahan yang terjadi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Ruky (2002) Berkaitan dengan usaha, kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi untuk merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier dalam As ud (2003: 47) sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawyer dan Poter menyatakan bahwa kinerja adalah succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya As ud (2003: 46 47). Dari batasan tersebut As ud menyimpulkan bahwa kkinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Sedangkan Suprihanto dan Srimulyo (1999: 33) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja atau prestasi seorang pegawai pada

dasarnya adalah hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentui dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Menurut Vroom dalam As ud (2003: 48), tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut level of performance. Biasanya orang yang level performance- nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berformance rendah. Pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu pegawai dengan pegawai, lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Walaupun pegawai bekerja pada tempat yang sama namun produktivitas mereka tidaklah sama. Kemampuan yang dimiliki masing-masing pegawai tidak sama, sehingga terjadi kesenjangan antara kemapuan pegawai dengan kebutuhan organisasi. Dalam menilai seorang pegawai dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik dapat dilihat dari target dan realisasi yang sudah dicapai oleh Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara. Sebagai alat ukur pencapaian tujuan dan sasaran kinerja serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Berikut ini adalah Jumlah perkara yang masuk dan keluar dimulai dari Tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Jumlah Perkara Yang Diterima dan Perkara Yang Diputus Dimulai Dari Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2011 Tahun Perkara Yang Diterima Perkara Yang Putus Sisa Perkara 2006 368 358 10 2007 398 400 8 2008 438 439 7 2009 461 463 6 2010 482 483 5 2011 486 487 4 Sumber: Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara Tahun 2011 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai pengaruh dari pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara dengan judul: Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara. 1.2 Permasalahan Setiap Instansi pemerintah, pada saat ini dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan harus mampu bekerja secara efektif dan efisien. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya dalam mempersiapkan tenaga kerja yang handal dan professional dalam memberikan kontribusi yang positif terhadap organisasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dapat kegiatan memberikan pelayanan kepada masyarakat, Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara menghadapi masalah dan tantangan khususnya dalam bidang sumber daya manusia antara lain adalah adanya kinerja yang belum optimal.

Selain itu, jika dilihat data pada Tabel 2, kurangnya pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara yang mengikuti pendidikan dan pelatihan jika dibandingkan dengan total pegawai. Masalah tingkat absensi juga masih relatif tinggi yaitu dalam tahun 2010, rata-rata pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alasan atau keterangan sebesar 4,39% dari ketetapan 2% perbulan. Dengan demikian yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: Apakah pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara dalam mengahadapi permasalahan kinerja pegawai. 1.4 Kerangka Pemikiran Pemberian pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi karena pendidikan dan pelatihan tidak hanya memanfaatkan tenaga kerja tapi juga salah satu upaya untuk memajukan pegawai agar kemampuan kerjanya menjadi optimal. Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi pegawai adalah dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan pegawai dengan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.

Menurut Sondang P. Siagian (2001: 179) ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan merupakan proses bealajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. Proses pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang relatif lama dan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diarahkan kepada seseorang atau kelompok yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang bersangkutan. Pendidikan melalui kegiatan baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Menurut Bernardian & Russell dalam Gomes (2000: 197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performan pekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan pada keterampilan (skill). Pelatihan merupakan cara terpadu yang diorientasikan pada tuntunan kerja aktual, dengan pendekatan pada pengembangan skilln knowledge dan ability. Selanjutnya Drs. Foustino Cordosa Gomes (2000: 198) menyebutkan bahwa supaya efektif biasanya pelatihan harus mencakup pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas terencana dan desain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasi.

Menurut Sondang P. Siagian (2001: 179) ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yaitu: 1. Pendidikan merupakan proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. 2. Proses pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang realtif lama dan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diarahkan kepada seseorang atau kelompok yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang bersangkutan. 3. Pendidikan melalui serangkaian kegiatan baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2002: 43) : Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Berdasarkan pengertian tersebut, program pelatihan harus mempunyai syaratsyarat sebagai berikut: 1. Latihan harus membantu pegawai menambah pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan. 2. Keterampilan dan pengetahuan tersebut harus berhubungan dengan pekerjaan tersebut. 3. Program pelatihan tersebut harus direncanakan dan diorganisasikan

Kinerja merupakan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau hasil yang diperoleh dari perbuatannya-perbuatannya, sehingga kinerja dapat dikatakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Menurut Dharma, Agus (2000: 45) ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, antara lain : 1. Kuantitas hasil kerja 2. Kualitas hasil kerja 3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan Berdasakan uraian diatas, maka kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1, Yang menjelaskan Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara. Indikator Pendidikan : 1. Teknik dan Metode 2. Waktu Pelaksanaan 3. Materi yang diberikan Sondang P. Siagian (2001: 179) Indikator Pelatihan 1. Pengalaman 2. Aktivitas 3. Desain A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002: 43) Kinerja (Y), yaitu : 1. Kuantitas hasil kerja 2. Kualitas hasil kerja 3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan Dharma Agus (2000: 45) Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

1.5 Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang telah diajukan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pendidikan dan pelatihan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Pengadilan Agama Kotabumi Lampung Utara.