BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada laporan akuntansi DPLK AIAF, periode akuntasi (tahun buku) adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. A. Jurnal Pencatatan Akuntansi Dana Pensiun Pencatatan Transaksi Keuangan pada Dana Pensiun menurut Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan : KEP-2345/LK/2003 1. Penerimaan iuran pensiun Dicatat dengan mendebet akun kas atau bank dan mengkredit akun iuran dana pensiun. Jurnal untuk mencatat penerimaan pensiun adalah sebagai berikut (Dr) Kas/ bank Rp 25.349.138 (Cr) Iuran Pensiun-Pemberi kerja Rp 15.843.211 (Cr) Iuran Pensiun-Peserta Rp 9.505.927 2. Pencatatan Pembayaran Manfaat Pensiun Jurnal untuk mencatat pembayaran manfaat pensiun akun normal nya adalah sebagai berikut (Dr) Manfaat Pensiun Rp 56.353.463 37
(Cr) Kas Rp 56.353.463 3. Beban Investasi Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan : KEP-2345/LK/2003 terdiri dari beban transaksi, beban transaksi, beban pemeliharaan tanah dan bangungan, beban pensyusutan bangunan, beban manajer investasi, dan beban investasi lain. Akan tetapi pada laporan keuangan DPLK AIAF, beban yang dicatat hanya meliputi beban investasi untuk manajer investasi, beban operasional yang dibayarkan kepada pendiri (dalam hal ini PT. AIA Financial) dan beban di luar invetasi dan operasional. Walaupun DPLK AIAF suatu entitas lembaga yang berdiri sendiri, akan tetapi dalam hal pemakaian gedung dan peralatan masih menjadi satu dengan PT AIA Financial, dan tidak dikenakan beban tersendiri bagi DPLK. a) Beban manajer investasi (dibayar tunai) (Dr) Beban Investasi-Manajer Investasi Rp 3.190.445 (Cr) Kas Rp 3.190.445 b) Beban Operasional (Dr) Beban Operasional kepada Pendiri Rp 471.653 (Cr) Kas Rp 471.653 c) Pengalihan Dana Pensiun (Dr) Pengalihan dana pensiun Rp 13.720.930 (Cr) Kas Rp 13.720.930 38
4. Pencatatan Pendapatan Jenis pendapatan yang dicatat pada laporan keuangan DPLK AIA Financial mencakup 4 (empat) jenis pendapatan dari 5 (lima) dari yang dicantumkan pada Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan : KEP-2345/LK/2003 antara lain pendapatan bunga, pendapatan dividen, laba/rugi, pelepasan investasi, dan pendapatan investasi lain. Jurnal yang dibuat untuk mengakui pendapatan adalah sebagai berikut a) Pendapatan bunga (Dr) Kas/ piutang hasil investasi Rp 128.468.911 (Cr) Pendapatan investasi bunga Rp 128.468.911 b) Pendapatan dividen (Dr) Kas/ Piutang hasil investasi Rp 2.327.255 (Cr) Pendapatan Investasi-Dividen Rp 2.327.255 c) Pendapatan investasi lain (Dr) Kas/ Piutang hasil investasi Rp 3.451.967 (Cr) Pendapatan investasi-pendapatan investasi lain Rp 3.451.967 B. LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN 1. Laporan Aktiva Bersih Sesuai PSAK No. 18 komponen laporan aktiva bersih dana pensiun adalah 39
a) Investasi Menurut PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN, dalam Pasal 6 disebutkan (1) Investasi Dana Pensiun hanya dapat ditempatkan pada jenis investasi sebagai berikut: a. Surat Berharga Negara; b. tabungan pada Bank; c. deposito berjangka pada Bank; d. deposito on call pada Bank; e. sertifikat deposito pada Bank; f. Sertifikat Bank Indonesia; g. saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia; h. obligasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia; i. sukuk yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia; j. Unit Penyertaan Reksa Dana dari: 1. Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran, dan Reksa Dana Saham; 2. Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan dan Reksa Dana Indeks; 3. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas; 40
4. Reksa Dana yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa Efek; k. Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; l. Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; m. Kontrak Opsi Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia; n. penempatan langsung pada saham; o. tanah di Indonesia; dan/atau p. bangunan di Indonesia. Dan batasan maksimum investasi diatur dalam pasal 12 dan 13 Pasal 12 1) Investasi pada Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas atau penempatan langsung pada saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf j angka 3 dan huruf n, masingmasing dilarang melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari total investasi Dana Pensiun. 2) Investasi pada tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf o dan/atau huruf p 41
dilarang melebihi 15% (lima belas perseratus) dari total investasi Dana Pensiun. Pasal 13 1) Seluruh investasi Dana Pensiun dapat ditempatkan pada Surat Berharga Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a. 2) Jumlah seluruh investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf n, pada satu Pihak dilarang melebihi 20% (dua puluh perseratus) dari total investasi Dana Pensiun. 3) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), investasi pada penempatan langsung pada saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf n pada satu Pihak dilarang melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari total investasi Dana Pensiun. Berdasarkan arahan-arahan tersebut diatas maka tahun tahun 2008 dan 2009 DPLK AIAF hanya menempatkan investasinya pada surat berharga negara, deposito berjangka, saham, obligasi, sukuk, dan unit penyertaan reksa dana. Pada tabel berikut ini diuraikan penempatan investasi DPLK AIAF sesuai peraturan tersebut. 42
Tabel 4.1 ARAHAN INVESTASI MAKSIMUM DPLK AIA Financial, Tahun 2008 dan 2009 Arahan Realisasi Realisasi Jenis Investasi Investasi Maksimum 2009 2008 (%) (%) % deposito on call, Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito 20 27.15 27,54 Sertifikat Bank Indonesia 20 0 4,07 Saham (listed) 10 6,27 4,03 Obligasi (listed) 20 0,12 1,63 Unit Penyertaan Reksadana 20 11,20 7,38 Surat Berharga Pemerintah Tidak ada batasan 54.66 54,48 Penempatan Langsung dan Surat Pengakuan Utang 20 - - Tanah, bangunan, tanah dan bangunan 15 - - Investasi lain yang diperkenankan 20 - - Sukuk 20 0.61 0,87 Jumlah 100 43
Pada tabel diatas, dijelaskan bahwa investasi DPLK AIAF ditempatkan pada surat berharga negara, deposito berjangka, sertifikat bank Indonesia, saham, obligasi, sukuk, unit penyertaan reksa dana. Investasi dalam bentuk surat berharga Negara pada tahun 2009 mengalami kenaikan 0,17% dibandingkan tahun 2008. Deposito berjangka mengalami penurunan presentasi investasi 0,40%. Akan tetapi yang telah dijelaskan pada pasal 12, bahwa batas maksimum investasi dalam bentuk surat berharga negara adalah 20%.akan tetapi baik pada tahun 2009 dan 2008 presentasi investasi ini melebihi batas maksimum yaitu 54,66% (tahun 2009) dan 54,48% (tahun 2008). Pada tahun 2009, DPLK AIAF tidak menempatkan investasinya pada sertifikat bank Indonesia dan mengalami jumlah penurunan yang berarti dalam,investasi obligasi, dari Rp 16.834.011,- menjadi Rp 1.982.481,- dengan penurunan rasio sebesar 1,51%. Akan tetapi, DPLK AIAF mengalihkan investasi dengan menaikan jumlah investasi lebih dari dua kali lipat dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham tahun 2008 berjumlahrp 41.701.230,- mengalami kenaikan menjadi Rp 103.770.688,- dengan kenaikan rasio 2,24%. Begitu pula dengan investasi dalam unit penyertaan investasi mengalami kenaikan jumlah investasi yang berarti dari tahun 2008 ke 2009. Dimana jumlah investasi pada tahun 2008 Rp 76.304.417,- menjadi Rp 44
185.322.105,- tahun 2009, dengan kenaikan rasio 3,82%. Investasi dalam bentuk sukuk mengalami kenaikan jumlah dari Rp 8.999.100,- menjadi Rp 10.017.000,- akan tetapi mengalami penurunan rasio investasi sebesar 0,26%. Aktiva investasi pada aktiva bersih telah berdasarkan nilai wajar sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 76/ KMK.017/1995 tentang Laporan Keuangan. Total jumlah investasi (nilai wajar) adalah Rp 1.654.753.161,- b) Aktiva Lancar di luar investasi Aktiva lancar di luar investasi meliputi Uraian tahun 2009 tahun 2008 Kas di bank 27.098.048 86.098.369 Piutang Investasi 5.800.958` 14.772 Piutang Hasil Investasi 23.906.997 19.447.135 Piutang lain 298.965 191.138 Total 1.711.858.129 1.140.367.038 Menurut PSAK No. 18 kas di bank dinilai berdasarkan nilai nominal, sedangkan piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan piutang tak tertagih. Penilaian aktiva ini telah sesuai dengan PSAK No. 18 45
c) Kewajiban Kewajiban yang dimaksud berupa jangka pendek Hutang manfaat pensiun jatuh tempo 242.788 737.011 Hutang investasi xx 1.043.265 1.377.051 Kewajiban di luar kewajiban manfaat pensiun lain 10.833.545 79.582.643 Jumlah kewajiban di luar 12.119.598 81.696. 705 kewajiban manfaat pensiun Besarnya aktiva bersih adalah selisih antara jumlah aktiva dana pensiun dengan kewajiban selain kewajiban manfaat pensiun yang belum jatuh tempo. Aset tersedia (jumlah investasi + Jumlah asset lancar di luar investasi) 1.711.858.129 1.140.367.038 Kewajiban 12.119.598 81.696.705 Aset Bersih Rp 1.699.738.531 Rp1.058.670.333 2. Laporan Perubahan Aset Bersih 46
Sesuai laporan keuangan tahun 2009, besarnya jumlah penambahan dalam aktiva bersih DPLK AIAF Pendapatan Investasi 154.614.588 64.234.413 Kenaikan/ penurunan nilai wajar investasi 189.835.273 (70.292.134) Penerimaan Iuran 225.349.138 158.072.892 Pendapatan lain di luar investasi 3.451.988 1.199.243 Pengalihan dana dari dana pensiun lain 184.616.583 383.484.283 Jumlah penambahan 757.867.570 536.698.697 Sedangkan pengurangan aktiva bersih meliputi Beban investasi 3.190.445 1.435.615 Beban operasional 10.523.284 7.430.600 Beban di luar investasi dan operasional 471.653 54.010 Manfaat pensiun yang telah jatuh tempo 56.353.463 21.982.765 Pengalihan dana ke dana pensiun lain 13.720.930 6.067.788 47
Penarikan iuran 32.539.597 26.226.734 Jumlah pengurangan 116.799.372 63.197.512 Dari penambahan dan pengurangan diatas makan dapat diketahui besar perubahan yang terjadi dalam aktiva bersih sebagai berikut Penambahan 757.867.570 536.698.697 Pengurangan 116.799.372 63.197.512 Kenaikan/pengurangan 641.068.198 473.501.185 Jumlah kenaikan untuk penambahan dan pengurangan laporan aktiva bersih tahun 2009 dan 2008 adalah sebanding, akan tetapi apabila diamati, pada tahun 2009 terdapat faktor penambahan yang cukup berarti pada kenaikan nilai wajar investasi dari tahunn 2008 Rp (70.292.134),- menjadi Rp Rp 189.835.273,-. Dan kenaikan dalam penerimaan iuran Rp 158.072.892,- menjadi Rp 225.349.138,-. Laporan keuangan ini telah sesuai dengan PSAK No. 18, karena telah menguraikan penambahan dan pengurangan jumlah aktiva bersih yang tersedia selama periode tahun 2008 dan 2009. 3. Neraca Neraca bertujuan untuk memberikan informasi tentang kekayaan dan kewajiban, baik kewajiban manfaat pensiun maupun kewajiban lainnya. Ciri khas dari neraca adalah selisih antara nilai historis 48
(pada neraca) dan nilai wajar (pada laporan asset bersih) yang disebut sebagai selisih penilaian investasi. Rincian Perhitungan Selisih Penilaian Investasi Tahun 2009 Jenis Investasi Nilai Perolehan Nilai Wajar SPI Surat Berharga Negara 876.745.369 904.449.550 27.704.161 Deposito Berjangka449.208.779 449.211.337 2.558 Sertifikat Bank Indonesia - - Saham 76.720.8804 103.770.688 27.049.884 Obligasi 1.981.640 1.982.481 841 Sukuk 9.000.000 10.017.000 1.017.000 Unit Penyertaan Reksa Dana 121.216.667 185.322.105 64.105.438 Total Rp1.534.875.279 1.654.753.161 119.877.882 Tahun 2008 Jenis Investasi Nilai Perolehan Nilai Wajar SPI Surat Berharga Negara 587.974.747 563.695.261 (24.279.486) 49
Deposito Berjangka284.924.736 284.967.338 42.602 Sertifikat Bank Indonesia 42.114.267 42.114.267 - Saham 60.526.537 41.701.230 (18.825.307) Obligasi 18.857.183 16.834.011 2.023.172 Sukuk 8.999.100 9.000.000 900 Unit Penyertaan Reksa Dana 101.175.545 76.304.417 24.871.128 Total Rp1.104.573.015 1.034.615.62 (69.957.391 ) Selisih Penilaian Investasi (SPI) dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan yang signifikan. Dari Rp (69.957.391),- pada tahun 2008 menjadi Rp 119.877.882,- di tahun 2009. Hal ini menandakan 4. Laporan Perhitungan Hasil Usaha Laporan ini merupakan bentuk laporan Laba/ Rugi. Dan menurut penulis Laporan ini telah sesuai dengan PSAK No. 18, dimana komponen laporan ini secara berurutan terdiri atas : a. Pendapatan investasi b. Beban investasi c. Beban operasional d. Pendapatan dan beban lain-lain 50
Berikut penjelasan laporan ini Pendapatan investasi 154.614.588 64.234.413 Beban Investasi (3.190.445) (1.435.615) Beban Operasional (10.523.284) (7.430.600) Pendapatan di luar investasi 3.451.967 1.198.678 Beban di luar investasi (471.653) 54.010 Hasil Usaha Sebelum Pajak 143.881.173 56.512.866 Pajak Penghasilan - - Hasil Usaha Setelah Pajak 143.881.173 56.512.866 Laporan hasil usaha sama dengan laporan laba rugi pada perusahaan umumnya. Dari laporan ini dapat diketahui kenaikan laba DPLK AIAF Rp 87.368.307,- 5. Laporan Arus Kas Menurut PSAK No. 18, Laporan Arus Kas dana pensiun harus memuat sebagai berikut : a. Arus Kas dari Aktivitas Investasi 51
b. Arus Kas dari Aktivitas Operasi c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Dan menurut penulis, laporan arus kas DPLK AIAF telah sesuai dengan arahan dari PSAK No. 18. Dibawah ini dijabarkan rincian laporan arus kas DPLK AIAF Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penerimaan Bunga 126.468.911 70.419.144 Penerimaan Dividen 2.327.255 1.294.126 Beban/Pendapatan Investasi lain (16.086) 50.328 Pelepasan investasi 1.486.301.965 576.871.544 Penanaman investasi (1.901.923.966) (1.087.705.496) Pembayaran beban investasi (3.010.838) (1.333.534) Arus Kas bersih digunakan untuk investasi (289.893.759) (489.751.194) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Pembayaran beban operasional (9.628.778) (7.144.925) Pendapatan lain di luar investasi 3.602.525 844.625 52
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasional 6.026.253 6.260.300 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan iuran 155.264.899 231.583.618 Penerimaan pengalihan dana dari dana pensiun lain 184.616.583 383.484.283 Pembayaran pengalihan dana Dari dana pensiun lain (13.685.518) (5.984. 297) Pembayaran manfaat pensiun (57.030.108) (21.139.473) Penarikan iuran (32.246.165) (26.167.753) Arus Kas Bersih dari aktivitas pendanaan 236.919.691 561.776.378 Penurunan/ Kenaikan bersih kas di bank (59.000.321) 65.764.884 Kas di bank awal tahun 86.098.369 20.333.485 Kas di bank akhir tahun 27.098.048 86.098.369 53