BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Sukamara, 16 Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

4.1. Letak dan Luas Wilayah

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

Tabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 )

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

BAB IV GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

PROFIL SANITASI SAAT INI

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

ABSTRAK Faris Afif.O,

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

BAB IV GAMBARAN UMUM

Rencana Strategis

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KARAKTERISTIK WILAYAH

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

Pencemaran Lingkungan

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008

III. KEADAAN UMUM LOKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM WILAYAH

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB I PENDAHULUAN I.1

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, yang berarti

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB IV ANALISA TAPAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya, sehingga kualitas lingkungan hidup perlu dijaga dan dikelola dengan bijaksana. Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitas sehingga pengelolaan sumber daya alam harus mengacu pada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan. Sebagai tindak lanjut amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terutama pada Pasal 62 ayat 1 yaitu Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selaras dengan hal tersebut, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, memberikan dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Untuk itu sebagai perwujudan transparansi dan akuntabilitas publik, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah dimaksud untuk mendokumentasikan perubahandan kecenderungan kondisi lingkungan dan juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan bagi pengambilan kebijakan sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakn yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis, Sedangkan tujuan dasar dalam Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah kabupaten Sukamara yaitu 1. Menyediakan dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat; Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 1

2. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman akan kecenderungan dan kondisi lingkungan; 3. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju keberlanjutan, Guna mempermudah dalam penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2013, maka SLHD terdiri dari dua buah buku yaitu : 1. Buku Laporan Status lingkungan Hidup Daerah (Buku I) Berisi analisis keterkaitan antara perubahan kualitas lingkungan hidup (status), kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup (tekanan), dan upaya untuk mengatasinya (respon). 2. Buku Kumpulan Data (Buku II) Berisi data kualitas lingkungan hidup menurut media lingkungan (air, udara, lahan serta pesisir dan pantai), data kegiatan/hasil kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup, data upaya atau kegiatan untuk mengatasi permasalahan lingkungan, dan data penunjang lainnya yang diperlukan untuk melengkapi analisi. 1. 2. Gambaran Umum 1. 2. 1. Geografis Kabupaten Sukamara resmi terbentuk tahun 2002 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kota Waringin Barat yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Secara astronomi, Kabupaten Sukamara terletak pada 2 19 sampai dengan 3 07 Lintang Selatan dan 110 25 Bujur Timur sampai dengan 111 9 25 Bujur Timur. Sedangkan secara geografis, Kabupaten Sukamara di batasi wilayah sebagai berikut; Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Waringin Lama dan Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kota Waringin Barat. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi kalimantan Barat. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sukamara antara lain : Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 2

Sungai Jelai dengan panjang 200 Km, Sungai jelai ini sungai yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat). Sungai Mapam dengan panjang 120 Km 1. 2. 2. Topografi Kabupaten Sukamara memiliki kondisi tofografi yang relatif cukup beragam. Rata-rata daerahnya berada di dataran rendah dengan ketinggian 0-100 m di atas permukaan laut. Sedangkan berdasarkan tingkat kemiringan tanahnya, Kabupaten Sukamara terbagi menjadi 4 tipe yaitu daerah pesisir, Daerah Aliran Sungai (DAS), daerah lereng bukit dan daerah daratan. Bagian selatan Kabupaten Sukamara, tepatnya di Kecamatan Jelai dan Pantai lunci memiliki kemiringan lahan 0 2 persen yang termasuk dalam klasifikasi datar. Dan terakhir Kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung mempunyai tingkat kemiringan lahan 2 5 persen dan 15 40 persen dengan kelas golongan landai sampai agak curam. Rincian dari tofografi dan tingkat kemiringan atau tinggi di Atas Permukaan Laut Kabupaten Sukamara dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut. Tabel 1. Tofografi Wilayah Kabupaten Sukamara Kecamatan Bujur Lintang Tinggi DPL (m) Jelai 110 44 392 02 59 073 0-15 Pantai Lunci 111 10 789 02 59 073 0-25 Sukamara 111 10 430 02 42 514 5-30 Balai Riam 111 09 606 02 19 916 7-100 Permata Kecubung 111 12 475 02 15 732 7-100 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Sukamara 2012 1. 2. 3. Klimatologi Secara umum Kabupaten Sukamara termasuk daerah beriklim trofis yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasa terjadi pada bulan Mei-September, dan musim penghujan pada bulan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 3

Oktober-April. Temperatur maksimum pada 31, 2 C 33,6 C dengan suhu ratarata berkisar antara 26,7 C - 28,5 C. Curah hujan tahun 2012 sebesar 2. 086 mm/tahun. Sedangkan curah hujan rata-rata per tahun adalah sebesar 172, 23 mm/bulan dengan banyak hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember. 1. 2. 4. Hidrologi Kabupaten Sukamara terdapat dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu 1. DAS Jelai, Wilayahnya meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Balai Riam, Sukamara dan Jelai yang memiliki potensi dilayari sepanjang 200 Km. Kedalaman rata-rata dari DAS Jelai berkisar antara 8 m dengan lebar rata-rata 150 m. 2. DAS Mapam, wilayahnya meliputi Kecamatan Sukamara dengan panjang sungai 120 Km. Disamping kedua DAS tersebut di atas juga terdapat pula anak sungai yang berjumlah 22 anak sungai. Fungsi utama sungai di Kabupaten Sukamara berfungsi sebagai sarana pendukung transfortasi antar wilayah di Kabupaten Sukamara selain fungsi yang lain sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari bagi warga yang bermukim disekitar DAS. 1. 3. Isu Lingkungan Hidup Pembangunan daerah adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang menjabarkan pembangunan nasional sesuai dengan kondisi, potensi dan kemampuan daerah yang bersangkutan. Pembangunan daerah merupakan akumulasi dari semua kegiatan pembangunan sektoral dan atau pemerintah dan swasta serta masyarakat yang berlangsung di daerah termasuk di dalamnya adalah pembangunan secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan memerlukan data dan informasi tentang lingkungan hidup yang menggambarkan keadaan lingkungan secara transparan, partisipatif, akuntabel dengan memperhatikan penyebab dan dampak, permasalahannya, serta respon pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup. Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 4

Pembangunan di Indonesia baik pada skala nasioanal, maupun lokal dalam upaya pemanfaatan sumberdaya alam yang telah dilaksanakan, pada masa lalu cederung lebih mengutamakan pada pertumbuhan ekonomi yang dicirikan oleh kepentingan ekonomi menjadi prioritas utama, tetapi mengabaikan kepentingan ekologi dan lingkungan hidup. Konsep pembangunan yang berkelanjutan timbul dan berkembang karena timbulnya kesadaran bahwa pembangunan ekonomi dan sosial tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan hidup. Pembangunan di kabupaten Sukamara masih sangat tergantung pada sumber daya alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya lain yang terbarukan dan tidak terbarukan. Namum sumberdaya alam mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, baik menurut kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan semberdaya alam yang baik dan bijaksana karena antara lingkungan dan manusia saling mempunyai keterkaitan yang sangat erat hubunganya. Oleh karena itu penerapan prinsip pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten sukamara memerlukan kebijakan semua unsur untuk memadukan tonggak pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan secara wajar. Oleh karena itu keberadaan alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Manusia tidak dapat hidup tanpa udara dan air, begitu juga sebaliknya aktivitas manusia mempengaruhi keberadaan sumber daya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak disebabkan oleh aktivitas manusia. Banyak kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak lepas dari aktivitas atau perilaku manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manuasi itu sendiri. Secara makro bahwa pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun proses pembangunan yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan dapat mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan. Berikut ini beberapa isu lingkungan hidup di Kabupaten Sukamara : Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 5

Penurunan Kualitas Air Sungai jelai merupakan salah satu sungai yang ada di provinsi Kalimantan Tengah dengan panjang 200 Km dengan lebar rata-rata 150 m dan kedalaman rata-rata 8 m. Selain itu juga sungai jelai berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat. Sungai Jelai memiliki arti penting bagi sebagian besar masyarakat yang hidup di pinggir sungai. Selain sebagai sumber bahan baku air minum oleh PDAM, dan keperluan rumah tangga lainnya, juga digunakan sebagai jalur transportasi bagi perahu-perahu untuk menuju daerahdaerah yang belum dapat di jangkau melalui transportasi darat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan berjalannya proses pembangunan, akan berdampak pada penurunan kualitas air sungai. Penurunan kualitas air sungai umumnya disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan di bagian hulu, antara lain kegiatan perkebunan sawit dan lain sebagainya, Selain itu masuknya limbah rumah tangga karena sebagian besar masyarakat masih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan lain sebagainya di sungai jelai. Penurunan Kualitas Udara Penurunan kualitas udara disebabkan masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, ganguan kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas udara atau pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, umumnya polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar yaitu CO2 (karbondioksida), Co (karbonmonoksida), Sox (belerang oksida) dan Nox (nitrogen oksida). Pencemaran udara disebabkan oleh asap kendaraan bermotor yang terdapat dikabupaten Sukamara terdiri dari : truk 290 unit, Bus 17 unit, mobil pribadi 322 unit, sepeda motor 13.946 unit, kendaraan roda tiga 23 unit serta 4 pabrik kelapa sawit dan kegiatan kegatan lainnya yang merupakan salah satu penyumbang menurunnya kualitas udara. Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 6

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Halaman I - 7