ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN TANJUNG MAS SEMARANG DALAM UPAYA PENCARIAN POTENSI ENERGI ALTERNATIF

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

KARAKTERISTIK ARUS, SUHU DAN SALINITAS DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

SEBARAN SEDIMEN DI DALAM KOLAM PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DI PERARIAN SELAT LEMBEH, SULAWESI UTARA

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

KAJIAN POLA ARUS DI TELUK UJUNGBATU JEPARA

KAJIAN POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU SELAT MADURA

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

Evaluasi Pengukuran Angin dan Arus Laut Pada Data Sentinel-1, Data Bmkg, dan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai ARUS LAUT. Oleh. Nama : NIM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di :

EVALUASI PENGUKURAN ANGIN DAN ARUS LAUT PADA DATA SENTINEL-1, DATA BMKG, DAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

PENELITIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN TOYAPAKEH NUSA PENIDA BALI

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LAUT UNTUK PEMANFAATAN POTENSI ENERGI ALTERNATIF DI PERAIRAN SELAT GASPAR

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

STUDI KARAKTERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN MARUNDA, JAKARTA UTARA

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

KAJIAN POLA ARUS DAN CO-RANGE PASANG SURUT DI TELUK BENETE SUMBAWA NUSA TENGGARAA BARAT

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

STUDI POLA ARUS DI PERAIRAN KHUSUS PERTAMINA PT. ARUN LHOKSEUMAWE - ACEH

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

Estimasi Arus Laut Permukaan Yang Dibangkitkan Oleh Angin Di Perairan Indonesia Yollanda Pratama Octavia a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DI DESA SABANGMAWANG, KABUPATEN NATUNA

ANALISIS REFRAKSI GELOMBANG LAUT BERDASARKAN MODEL CMS- Wave DI PANTAI KELING KABUPATEN JEPARA

Beben Rachmat, Ai Yuningsih dan Prijantono Astjario. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung.

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

Kondisi arus permukaan di perairan pantai: pengamatan dengan metode Lagrangian

KAJIAN POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK DI SELAT SUGI, KEPULAUAN RIAU

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

STUDI POLA ARUS DAN SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI LASEM, KABUPATEN REMBANG

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

STUDI POLA ARUS DAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERARIAN UJONG PANCU, ACEH BESAR

Online di :

Studi Pola Arus di Perairan Benteng Portugis, Kabupaten Jepara

KARAKTERISTIK DAN VARIABILITAS BULANAN ANGIN PERMUKAAN DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

Pengaruh Arus Terhadap Sebaran Muatan Padatan Tersuspensi Di Pantai Slamaran Pekalongan

KAJIAN POTENSI ENERGI PASANG SURUT DI PERAIRAN KABUPATEN CILACAP PROPINSI JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERAIRAN SELAT ANTARA PULAU KANDANG BALAK DAN PULAU KANDANG LUNIK, SELAT SUNDA

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

KAJIAN KONDISI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN PADA SAAT MUSIM TIMUR DI PERAIRAN SEMARANG - DEMAK

SIFAT FISIK OSEANOGRAFI PERAIRAN KEPULAUAN TAMBELAN DAN SEKITARNYA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE

Kajian Potensi Arus Laut Sebagai Energi Pembangkit Listrik Di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

KAJIAN POLA ARUS DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL HIDRODINAMIKA 2-DIMENSI DELFT3D

STUDI TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI SLAMARAN PEKALONGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Arus di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Abstrak

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penyebaran Limbah Air Panas PLTU Di Kolam Pelabuhan Semarang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di :

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG PADA RENCANA BANGUNAN PELABUHAN DI TANJUNG BONANG, KABUPATENREMBANG Radhina Amalia, Warsito Atmodjo, Purwanto*)

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ATLAS POTENSI ENERGI LAUT. Harkins Prabowo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I

Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

STUDI VARIASI TEMPERATUR DAN SALINITAS DI PERAIRAN DIGUL IRIAN JAYA, OKTOBER 2002

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 1 9 Online di :

KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Pola dan Karakteristik Sebaran Medan Massa, Medan Tekanan dan Arus Geostropik Perairan Selatan Jawa

PERAMALAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PELABUHAN KUALA STABAS, KRUI, LAMPUNG BARAT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

STUDI SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN HORIZONTAL AXIS TURBIN DENGAN METODE CFD

Transkripsi:

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 87-92 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/joce ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN TANJUNG MAS SEMARANG DALAM UPAYA PENCARIAN POTENSI ENERGI ALTERNATIF Hermawan Puji Wijaksono, Heryoso Setiyono, Gentur Handoyo *) Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698 Abstrak Sebagian besar pembangkit listrik yang ada di Indonesia, menggunakan energi konvensional yang tidak dapat diperbaharui. Tidak hanya berdampak pada krisis kekurangan energi, penggunaan energi konvensional juga berdampak pada krisis lingkungan hidup. Untuk itu, diperlukan pemanfaatan energi alam yang bisa diperbaharui dan lebih ramah lingkungan yang tersedia melimpah di tanah air. Penelitian ini dilakukan di Perairan Tanjung Mas Semarang pada tanggal 20 23 Oktober 2011. Lokasi titik pengukuran atau penempatan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) berada di koordinat 6 0 52 19 LS dan 110 0 21 18 BT dengan kedalaman 15 meter. Metode yang digunakan dalam pengukuran data primer adalah metode Eulerian dengan ADCP. Arus direkam secara simultan dan kontinyu pada setiap lapisan kedalaman di satu titik lokasi. Pengolahan data primer menggunakan software currentrose, sedangkan untuk penghitungan rapat daya menggunakan persamaan Fraenkel. Kecepatan arus dominan tertinggi yaitu mencapai kisaran 0,028 0,828 m/detik, terdapat di permukaan perairan dengan kedalaman 1,5 meter dan bergerak ke arah barat laut. Rapat daya terbesar yang dihasilkan dengan asumsi kecepatan arus (v = 0,828 m/detik) yaitu 290,92757 W/m 2. Untuk rapat daya terkecil yaitu 0,01125 W/m 2, dihasilkan dengan asumsi (v = 0,028 m/detik). Kata kunci: Arus Laut, Energi Alternatif, Perairan Tanjung Mas Abstract Most of the existing power plants in Indonesia, using a conventional non-renewable energy. Crisis not only affects the lack of energy, conventional energy using also have an impact on the environmental crisis. This required the utilization of natural energy that can be renewed and more environmentally that available in abundance in the country. The research was conducted in the waters of Tanjung Mas Semarang on October 20th 23rd 2011. Location of point measurement or placement of ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) was in the coordinates 6 0 52 19 south latitude and 110 0 21 18 east longitude with 15 meters depth. Method used in measurement of primary data is Eulerian method with ADCP. The currents recorded simultaneously and continuously on each depth layers at a point of location. The primary data processing using currentrose software, while for the power density calculating using Fraenkel s equation. The highest speed of dominant currents reaches the range of 0,028 0,828 m/s, founded in surface waters with 1,5 meters depth and move towards the northwest. The largest power density generated by assuming the currents velocity (v = 0,828 m/s) was 290,92757 W/m 2. For the smallest power density was 0,01125 W/m 2, generated by assuming (v = 0,028 m/s). Keywords: Ocean Currents, Alternative Energy, The Waters of Tanjung Mas 1. Pendahuluan Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat, menyebabkan permintaan daya listrik yang semakin tinggi, karena saat ini listrik merupakan hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar pembangkit listrik yang ada di Indonesia, menggunakan energi konvensional yaitu energi yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan energi konvensional tidak hanya berdampak pada krisis kekurangan *) Penulis Penanggung Jawab

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 88 energi, tetapi juga berdampak pada krisis lingkungan hidup. Untuk itu, diperlukan pemanfaatan energi alam yang bisa diperbaharui dan lebih ramah lingkungan yang tersedia melimpah di tanah air. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km. Sebagian besar wilayah Indonesia berupa perairan, dimana Perairan Indonesia memiliki luas tiga kali lebih besar dari luas daratan yang mencapai hampir 5,9 juta km 2 (Ningsih, 2002). Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk tenaga arus laut, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan posisinya yang berada di lintang khatulistiwa, hal ini menyebabkan kondisi angin, gelombang, dan arus laut cukup besar. Salah satu sumber energi alternatif yang bisa dikembangkan saat ini adalah energi arus. Arus berperan aktif dalam mempengaruhi proses-proses biologi, kimia, dan fisika dalam dimensi ruang dan waktu yang terjadi di lautan. Seiring perkembangan jaman, arus laut juga berpotensi untuk menjadi sumber energi terbarukan menggantikan sumber energi habis pakai. Dalam konversi energi, aliran tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif dengan cara pemanfaatan energi potensial yang tersimpan pada setiap aliran air. Sebagai energi potensial yang dapat diperbaharui, arus merupakan salah satu sumber energi yang menarik minat banyak ilmuwan untuk dikembangkan. Namun, sampai saat ini pemanfaatan arus sebagai penggerak turbin dalam pembangkit listrik belum berkembang. Kebijakan pengembangan arus laut sebenarnya tersedia dalam UU No. 30/2007 tentang Energi, maupun UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI), secara teoritis, total sumber daya energi laut nasional sangat melimpah, meliputi energi dari jenis panas laut, gelombang laut, dan arus laut yaitu mencapai 727.000 MW. Namun demikian, potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi sekarang dan secara praktis memungkinkan untuk dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW. Di antara potensi besar tersebut, industri energi laut yang paling siap adalah industri berbasis teknologi gelombang, arus, dan pasang surut dengan potensi praktis sebesar 6.000 MW (ASELI, 2011). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik arus laut di setiap lapisan kedalaman perairan, mengetahui korelasi pergerakan angin dan arus, serta mengetahui seberapa besar potensi energi alternatif (rapat daya) berdasarkan pergerakan arus di Perairan Tanjung Mas. 2. Materi dan Metode Penelitian A. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yaitu data arus hasil pengukuran di lapangan, dan data sekunder yang berupa data angin dan bathimetri. B. Metode Penelitian, Pengolahan dan Analisis Data Penentuan Lokasi Sampling Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode untuk mengadakan pemeriksaan dan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empirik yang diteliti (Fathoni, 2006). Metode ini digunakan dengan tujuan mengetahui arah dan kecepatan arus laut tiap lapisan kedalaman perairan. Penelitian dilakukan pada tanggal 20 23 Oktober 2011 di Perairan Tanjung Mas. Lokasi stasiun pengukuran arus atau penempatan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) berada di koordinat 6 0 52 19 LS dan 110 0 21 18 BT dengan kedalaman 15 meter. Pengukuran Arus Pengukuran data primer berupa arus dilakukan dengan metode Eulerian menggunakan ADCP. Metode ini merupakan metode pengukuran arus stasioner menggunakan ADCP statis di satu titik yang dimaksudkan untuk mendapatkan data arah dan kecepatan arus absolut, baik saat kondisi air tunggang kecil maupun saat kondisi air tunggang besar pada berbagai kedalaman (Yuningsih dan Achmad, 2011). Arus di titik pengamatan direkam secara simultan dan kontinyu setiap 10 menit selama 3 hari dan akan tersimpan secara otomatis. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder berupa angin dan bathimetri, diperoleh dari instansi-instansi terkait. Pengukuran angin dilakukan oleh pihak Stasiun Meteorologi Maritim Semarang berupa arah dan kecepatan angin di Perairan Tanjung Mas. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan anemometer yang dilengkapi dengan recorder dan dapat merekam setiap 1 jam selama 3 hari yaitu tanggal 20 23 Oktober 2011. Untuk bathimetri Perairan Tanjung Mas, diperoleh dari BAKOSURTANAL berupa Peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) tahun 2000 dengan skala 1 : 250.000. Pengolahan Data Pembuatan peta potensi rapat daya dihasilkan dari pengolahan data bathimetri menggunakan software SMS 8.1 (Surface-Water Modelling System) dan ArcGis 9.3. Untuk pengolahan data arus dan angin

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 89 menggunakan software currentrose dan windrose. Sedangkan untuk rapat daya yang dihasilkan dari aliran air, dihitung menggunakan persamaan Fraenkel (1999): P = ½ ρav 3, dimana P adalah daya (kw), ρ adalah densitas air laut (gr/cm 3 ), A adalah luas bidang (m 2 ), dan v adalah kecepatan aliran arus (m/detik). 3. Hasil dan Pembahasan Pola Sebaran Potensi Rapat Daya Berdasarkan pengolahan data sekunder berupa bathimetri, dihasilkan sebaran potensi rapat daya dengan klasifikasi nilai yang berbeda. Lokasi titik penelitian ditentukan berdasarkan nilai potensi rapat daya terbesar dari hasil pemodelan, seperti tersaji dalam Gambar 1. Gambar 1. Peta Simulasi Model Sebaran Potensi Rapat Daya Arus di Perairan Tanjung Mas Semarang (Sumber: Pengolahan Data Primer dan Sekunder, 2011). Berdasarkan hasil simulasi pemodelan, dapat diklasifikasikan nilai rapat daya terkecil hingga nilai terbesar yang tersebar di Perairan Tanjung Mas. Potensi rapat daya terbesar berada di perairan dengan kedalaman 15 meter yaitu berkisar 0,08396 0,09361 W/m 2. Sedangkan nilai rapat daya terkecil berada di kedalaman 2 meter dengan kisaran 0,01639 0,02604 W/m 2. Sebaran nilai potensi rapat daya yang berbeda-beda, dihasilkan dari pergerakan arus dimana memiliki kecepataan yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh tegangan angin, komponen pasang surut, dan kedalaman yang berbeda-beda. Verifikasi Arus Model dengan Arus Lapangan Berdasarkan hasil perhitungan untuk keperluan verifikasi, didapatkan Mean Relative Error (MRE) sebesar 44,33122 %. Kecepatan arus di lapangan relatif lebih tinggi daripada kecepatan arus hasil simulasi pemodelan, seperti tampak pada Gambar 2. Gambar 2. Hasil Verifikasi Kecepatan Arus di Perairan Tanjung Mas Semarang pada Tanggal 20 23 Oktober 2011 (Sumber: Pengolahan Data Primer dan Sekunder, 2011).

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 90 Berdasarkan grafik hasil verifikasi kecepatan arus model dengan arus lapangan, didapatkan MRE (kesalahan relatif rata-rata) sebesar 44,33122 %, dimana kecepatan arus di lapangan relatif lebih tinggi daripada kecepatan arus hasil pemodelan. Hal ini disebabkan karena pemodelan menggunakan metode pendekatan dengan persamaan model matematis dengan berbagai asumsi. Oleh karena itu, hasil yang ditampilkan dari sebuah model akan sedikit berbeda dari kondisi di lapangan. Kondisi Angin Berdasarkan hasil pengukuran pada tanggal 20 23 Oktober 2011, angin dominan bergerak dari arah selatan dengan frekuensi 31 %, dan memiliki kisaran kecepatan 0 2 hingga 10 16 knot. Begitu juga angin dengan kecepatan tertinggi dengan kisaran 14 16 knot, bergerak dari arah yang sama dengan frekuensi 2,08 %. Distribusi pergerakan angin yang dominan dari arah selatan, berhubungan dengan musim peralihan yang sedang berlangsung pada bulan Oktober. Menurut Wyrtki (1961), pada musim peralihan khususnya pertengahan bulan Oktober, berlaku musim tenggara dimana angin dominan bergerak dari arah tenggara. Secara umum, angin bergerak dengan pola yang tidak menentu selama musim peralihan pada bulan September hingga November. Kondisi Arus Berdasarkan hasil pengolahan data arus, pergerakan arus di dasar perairan, dominan menuju timur dan barat dengan frekuensi masing-masing 18,4 % dan 18,2 %, serta memiliki kisaran kecepatan 0,1 15,2 cm/detik. Kecepatan arus tertinggi yang mencapai 12 15,9 cm/detik, bergerak menuju utara, timur laut, timur, dan tenggara. Di tengah perairan, arus dominan bergerak ke arah barat dan timur dengan frekuensi 18,2 %, serta memiliki kisaran kecepatan 0,3 11,2 cm/detik. Kecepatan arus tertinggi yang mencapai 10 11,2 cm/detik, bergerak menuju timur dengan frekuensi 0,23 %. Di permukaan perairan, pergerakan arus dominan ke arah barat dengan frekuensi 21,4 %, dan memiliki kisaran kecepatan 0,3 15,2 cm/detik. Kecepatan arus tertinggi 12 22,3 cm/detik, bergerak menuju segala arah kecuali utara dan timur dengan nilai frekuensi yang berbeda-beda. Secara keseluruhan, pergerakan arus di dasar, tengah, dan permukaan perairan, dominan ke arah barat dengan frekuensi rata-rata sebesar 19,27 % dan kisaran kecepatan 0,3 15,2 cm/detik. Berdasarkan hasil pengolahan data primer, kecepatan arus di permukaan relatif lebih besar daripada di dasar dan tengah perairan. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan angin (wind friction) yang bekerja di atas permukaan laut, sehingga mengakibatkan pergerakan massa air secara horizontal di permukaan. Semakin bertambahnya kedalaman, arus akan mengalami penurunan kecepatan, karena adanya gesekan dengan lapisan-lapisan air di bawahnya dan dasar perairan. Seperti pendapat yang diutarakan oleh Hutabarat dan Evans (1985), bahwa gerakan air di permukaan laut disebabkan karena adanya faktor angin yang berhembus di atasnya. Sedangkan Black (1986) mengemukakan, bahwa hilangnya energi secara terusmenerus karena sejumlah gaya gesek yang terbentuk di antara massa air, mengakibatkan setiap air di bawah lapisan permukaan bergerak lebih lambat. Perbandingan Distribusi Angin dan Arus Dominan di Setiap Lapisan Pada distribusi ke segala arah, pergerakan angin dominan ke arah utara dan sebagian menuju timur. Sedangkan untuk distribusi arus, dominan mengalir ke arah barat dan sebagian ke timur, hanya terdapat sebagian kecil arus yang bergerak ke arah tenggara dan barat laut, seperti tersaji dalam Gambar 3. Angin Gambar 3. Grafik Arah dan Frekuensi Distribusi Angin dan Arus Dominan di Setiap Lapisan Kedalaman (Sumber: Pengolahan Data Primer dan Sekunder, 2011).

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 91 Berdasarkan distribusi arus dominan, didapatkan pergerakan arus yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu 33,9 %, bergerak ke arah barat laut di kedalaman 1,5 meter, lihat Gambar 5. Frekuensi tertinggi kedua sebesar 24,9 % berada di kedalaman 15 meter bergerak ke arah tenggara, sedangkan tertinggi ketiga yaitu dengan frekuensi 21,4 % bergerak ke arah barat di kedalaman 3 meter. Berikutnya dengan frekuensi 21 %, masing-masing bergerak ke arah tenggara dan barat di kedalaman 13,5 dan 4,5 meter. Arah pergerakan arus di permukaan ini berbeda 22,5 0 hingga 67,5 0 dari arah distribusi angin yang dominan menuju utara, hal ini disebabkan karena adanya gaya Coriolis yang ditimbulkan oleh rotasi bumi. Efek Coriolis ini menyebabkan terjadinya pembelokan ke kiri di belahan bumi selatan. Hal ini serupa dengan teori Ekman dalam Thurman (1988), bahwa arah arus menyimpang kurang lebih 45 dari arah angin, dan sudut penyimpangan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Demikian juga menurut Gross (1990), bahwa pergerakan arus di permukaan laut tidak searah dengan hembusan angin karena adanya gaya Coriolis yang ditimbulkan oleh rotasi bumi. Rapat Daya Berdasarkan persamaan Fraenkel, didapatkan nilai rapat daya yang dihasilkan dari pergerakan arus dominan di berbagai lapisan kedalaman, seperti tersaji dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai rapat daya di berbagai lapisan kedalaman Perairan Tanjung Mas Kedalaman (m) Arah ( 0 ) 1,5 292,5-337,5 (Barat Laut) 3 247,5-292,5 (Barat) 4,5 247,5-292,5 (Barat) 6 247,5-292,5 (Barat) 7,5 247,5-292,5 (Barat) 9 67,5-112,5 (Timur) 10,5 67,5-112,5 (Timur) 12 67,5-112,5 (Timur) 13,5 112,5-157,5 (Tenggara) 15 112,5-157,5 (Tenggara) Kecepatan Arus Dominan (m/dt) Rapat Daya (W/m 2 ) 0,028 0,01125 0,828 290,92757 0,007 0,00018 0,132 1,17873 0,005 0,00006 0,103 0,56002 0,001 0 0,112 0,72003 0,006 0,00011 0,096 0,45343 0,003 0,00001 0,112 0,72003 0,004 0,00003 0,123 0,95369 0,001 0 0,152 1,79980 0,012 0,00089 0,123 0,95369 0,004 0,00003 0,237 6,82243 Berdasarkan hasil perhitungan, nilai rapat daya dari pergerakan arus ke berbagai arah sangat bervariasi di berbagai lapisan kedalaman. Potensi energi terbanyak dihasilkan dari pergerakan arus yang dominan ke arah barat di kedalaman 3; 4,5; 6 dan 7,5 meter. Di kedalaman 9; 10,5 dan 12 meter, energi potensial dihasilkan oleh arus yang dominan bergerak ke arah timur. Di dasar perairan, kedalaman 13,5 dan 15 meter, potensi energi dihasilkan oleh arus yang bergerak ke arah tenggara. Energi potensial terbesar dihasilkan oleh arus yang bergerak ke arah barat laut di permukaan yaitu di kedalaman 1,5 meter. Energi potensial yang dihasilkan dari pergerakan arus terlemah di kedalaman 1,5 meter yaitu 0,01125 W/m 2, sedangkan arus terkuat menghasilkan potensi energi sebesar 290,92757 W/m 2. 4. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Perairan Tanjung Mas, dapat disimpulkan karakteristik arus di setiap kedalaman. Di dasar perairan, arus dominan bergerak ke arah barat dan timur

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 92 dengan kisaran kecepatan 0,1 15,2 cm/detik. Di tengah perairan, arus dominan bergerak ke arah barat dan timur dengan kisaran kecepatan 0,3 11,2 cm/detik, sedangkan di permukaan perairan, arus dominan bergerak ke arah barat dengan kisaran kecepatan 0,3 15,2 cm/detik. Secara keseluruhan, pergerakan arus di dasar, tengah, dan permukaan perairan, dominan ke arah barat dengan kisaran kecepatan 0,3 15,2 cm/detik. Kecepatan arus tertinggi berada di permukaan dan bergerak ke arah barat laut dengan kisaran kecepatan 12 82,8 cm/detik. Distribusi arus di Perairan Tanjung Mas sangat bervariasi terhadap pergerakan angin di atas permukaan laut. Di lapisan permukaan, arus dibelokkan ke kiri sebesar 22,5 0 67,5 0 dari arah pergerakan angin. Nilai rapat daya yang dihasilkan dari pergerakan arus terlemah di lapisan kedalaman 1,5 meter yaitu 0,01125 W/m 2, sedangkan hasil rapat daya dari pergerakan arus terkuat yaitu 290,92757 W/m 2. Daftar Pustaka Black, J. A. 1986. Oceans and Coasts, An Introduction to Oceanography. New York. Wm. C. Brown Publishers. Fathoni, A. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta. Rineka Cipta. Fraenkel, P. I. 1999. Power from Marine Currents. London. Gross, M. G. 1990. Oceanography, Sixth Edition. New Jersey. Prentice-Hall.Inc. Hutabarat, S. dan S. M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta. Universitas Indonesia-Press. Ningsih, N. S. 2002. Oseanografi Fisis. Bandung. ITB. Thurman, H. V. 1988. Introductory Oceanography Fifth Edition. Ohio. Merrill Publishing Company. Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of the Southeast Asian Waters, Naga Report, Vol. 2. California. The University of California. Yuningsih, A. dan A. Masduki. 2011. Potensi Energi Arus Laut untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Kawasan Pesisir Flores Timur, NTT. Bandung. Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB..