AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

PERILAKU KOMUNIKASI REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA SINGLE PARENT. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan

Komunikasi dan Etika Profesi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH SEPAKBOLA DI PUSAT LATIHAN TIM SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA IDAYU PAKIS SKRIPSI

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENUTUP. Kupang sebagai alat bantu pelajaran Alkitab bagi tunarungu, pesan disampaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu

PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), profesor dari University of

HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Asep Dion Nugraha. STKIP Siliwangi Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan sistematika yang jelas

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya


BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (Cangara, 2006:

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. 1 Kita mulai

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menginterpretasikan makna (Wood, 2007:3). baik, contohnya adalah individu yang menyandang autisme.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HARAPAN, DOA, DAN SELAMAT

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

UPAYA MENINGKATKAN EMPATI MELAUI LAYANAN INFORMASI DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK. Taruyi

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

1.1.1 Deskripsi Proses Komunikasi antara Pemilik dan Karyawan

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

Seri Pendidikan Orang Tua: PENGASUHAN POSITIF

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari oleh setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Di

Transkripsi:

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK Penelitian ini berjudul Aktivitas Komunikasi Orang Tua dengan Anak Tunarungu (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal yang dialami orang tua dengan anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Kerangka analisis dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dan dilakukan pada sembilan informan orang tua anak tunarungu, terdiri dari enam orang ibu dan tiga orang ayah dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi nonpartisipan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa komunikasi orang tua dengan anak tunarungu masih terbatas pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas komunikasi verbal orang tua anak tunarungu masih berbentuk lisan memerlukan bantuan komunikasi nonverbal. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna tertentu yang disampaikan dan belum tentu sama antara informan yang satu dengan informan yang lainnya. Isyarat spasial berupa jarak intim dan digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi dan hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun terdapat empat informan yang sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Kata kunci: Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal, Tunarungu. 1

Konteks Masalah Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari kegiatan komunikasi dengan manusia lainnya. Panca indera memiliki peranan penting dalam jalinan komunikasi antar manusia. Apabila salah satu indera tidak ada, manusia akan sulit menjalin komunikasi, misalnya tunarungu. Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, sehingga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa. Perlu adanya penanaman sikap positif pada orang tua agar anak tunarungu dapat berkembang dan mencapai potensi yang dimilikinya. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa anak, yang pertama kali didapat dari keluarga, khususnya pengasuh utama (Tubbs & Moss, 2008:219). Sekolah Luar Biasa Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan adalah satu-satunya lembaga pendidikan di Kota Kisaran bagi anak berkebutuhan khusus seperti anak tunarungu. SLB Negeri 017700 dapat berperan sebagai agen sosialisasi pengenalan bahasa isyarat Indonesia dan sebagai agen pembentuk pengetahuan dan keterampilan berbahasa penyandang tunarungu. Penelitian ini ingin melihat bagaimana bentuk pesan dalam komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan orang tua dan anak tunarungu dalam aktivitas komunikasinya. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan.

Fokus Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan karakteristik orang tua dengan anak tunarungu. 2. Menggambarkan aktivitas komunikasi verbal orang tua dengan anak tunarungu. 3. Menggambarkan aktivitas komunikasi nonverbal orang tua dengan anak tunarungu. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata (verbs), baik lisan maupun tulisan. Bentuk komunikasi verbal adalah bahasa, yang dapat dibayangkan sebagai sistem simbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal menggunakan tanda melalui tubuh. Klasifikasi pesan dikategorikan menjadi isyarat spasial, isyarat temporal, isyarat visual, dan isyarat vokal (Tubbs & Moss, 2008:118-146). Fungsi komunikasi nonverbal yaitu: untuk

8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo SD 12 tahun Kelas 4 SD 9 tahun Kelas 3 SD mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Sumber: Hasil Penelitian Sama dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah Berbeda dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah Tabel 4.3 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Verbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No. Nama 1. Ibu Vicky 2. Ibu Putri 3. Ibu Rida 4. Ibu Ilham Bentuk Pesan Verbal Oral/Lisan Makan, mandi, minum, tidur, sekolah, mama, ayah, kakek, nenek, abang, adik, bermain, terima kasih, maaf, pulang. Menonton televisi, bermain laptop, pergi jalan-jalan. Bobo (tidur), mimik (minum), makan, pulang, tidak boleh, sekolah, PR, jajan, teman, mamak, ayah, abang, kakak, nenek dari ibu, nenek dari ayah. Tulisan Bantuan Pesan Nonverbal - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan bibir. Makan (mam) - Isyarat gerakan bibir. Mandi di sungai, minum, tidur, susu, rindu, sekolah, PR, belajar, warnet, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, sakit, teman, maaf, terima kasih, malam hari, jalan-jalan, kibod, rumah sepupu, minta ampun, memancing, tampar. - Isyarat gerakan tangan, Makan, minum, tidur, mandi, belajar, sekolah, PR, mamak, - Isyarat gerakan tangan,

5. Ibu Dandi 6. Ibu Wulan 7. Ayah Dhepa 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, Minta maaf, jalan-jalan, pulang. Menonton televisi, bermain - Tidak ada Makan, minum, mandi, meminta jajan, pulang, sekolah, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, mati, jalan-jalan, maaf, memancing, tidur. Bermain, menonton televisi, tidur. Mamak, ayah, nenek, abang, Maya, terima kasih Makan, minum, tidur, mandi, Minta maaf, pulang, pergi. - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan bibir. Isyarat gerakan tangan, Sekolah, mengerjakan PR - Tidak ada Ayah, mamak, adik (Ouli) - Isyarat gerakan bibir. Belajar, sekolah, mengerjakan - Isyarat gerakan tangan, PR, makan, minum, mandi, pergi, bermain dengan teman, tidur. Sekolah, ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, mamak, maaf, pergi, makan, minum. Mencuci piring, menyapu, bermain bola, mengerjakan PR, mandi, tidur. Makan, minum, tidur, mandi, ayah, mamak, abang, kakak, Sekolah, maaf, terima kasih/baik, tidak baik, naik sepeda motor, naik mobil. Sumber: Hasil Penelitian - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan tangan, Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Nonverbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No Nama informan 1. Ibu Vicky jarak intim, Bentuk pesan nonverbal yang digunakan Spasial Temporal Visual Vokal - gerakan tangan, gerakan wajah Bahasa isyarat baku Menguasai

2. Ibu Putri jarak intim, 3. Ibu Rida jarak intim, 4. Ibu Ilham jarak intim, 5. Ibu Dandi jarak intim, 6. Ibu jarak intim, Wulan 7. Ayah Dhepa 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo jarak intim, jarak intim, jarak intim, - gerakan tangan, gerakan bibir Volume agak besar Menguasai - gerakan tangan, Volume Menguasai gerakan bibir agak besar - gerakan tangan, - Tidak gerakan wajah menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai - gerakan tangan, Volume Menguasai gerakan wajah, agak besar gerakan bibir - gerakan tangan, - Tidak gerakan bibir menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai Sumber: Hasil Penelitian Pembahasan Pada dasarnya aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu berdasarkan kegiatan sehari-hari. Komunikasi verbal melalui tulisan tidak dapat dilakukan karena anak tunarungu belum ada yang memahami makna tulisan. Pesan verbal lisan masih memerlukan bantuan isyarat nonverbal berupa gerakan tangan. Komunikasi nonverbal berperan penting dalam aktivitas komunikasi orang tua. Dalam penelitian ini jenis gerakan tubuh yang paling banyak digunakan adalah illustrator, dan emblems dengan gerakan tangan dan gerakan wajah. Isyarat spasial (jarak intim dan ) selalu dipakai karena keharusan menyentuh anak sebelum memulai komunikasi. Isyarat vokal hanya dipakai oleh Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Wulan, dan Ayah Dhepa karena anak mampu mendengar suara dalam frekuensi tertentu.

Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun telah dipelajari orang tua. Anak sering kebingungan dan tidak mengerti makna bahasa isyarat baku ketika diajarkan, sehingga informan kembali pada isyarat nonverbal sebelumnya. Orang tua dan anak tunarungu telah sepakat untuk memberikan simbol (verbal dan nonverbal) pada makna. Hal ini berkaitan dengan asumsi Blumer yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain. Orang tua dan anak tunarungu menyepakati sebuah makna simbol yang sama melalui tindakan mereka. 2. Makna diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. Tidak ada manusia yang lahir dan langsung mengetahui makna dari suatu simbol sebaliknya tanpa adanya interaksi sosial terlebih dahulu. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Setelah memperoleh makna, manusia memilih makna-makna yang lebih berarti baginya dan memodifikasinya dalam konteks dimana ia berada. Makna dalam komunikasi memiliki aturan-aturan yang terjalin dalam sebuah percakapan dimana makna selalu dikoordinasikan. Manajemen Makna Terkoordinasi dapat menjelaskan aturan tersebut melalui hierarki makna dalam percakapan antara orang tua dan anak tunarungu. 1. Level isi merupakan awal dimana data mentah dikonversikan menjadi makna. Ketika anak tunarungu menyampaikan sebuah pesan (simbol nonverbal) kepada orang tua, maka

orang tua berada pada level isi (orang tua mengonversi simbol yang diamatinya menjadi makna). 2. Level tindak tutur adalah tindakan yang kita lakukan melalui berbicara. Pada level tindak tutur, orang tua atau anak akan merespon makna dengan verbal dan/atau nonverbal. Pada level tindak tutur, respon bergantung pada konversinya terhadap makna. Ada kemungkinan orang tua mengerti makna yang disampaikan anak atau tidak mengerti. 3. Level episode mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak dan kita melihat pengaruh konteks terhadap makna. Episode merupakan hal yang tidak pasti karena aktor sering berada pada episode yang beragam. Level episode akan beragam bentuknya sesuai dengan tindak tutur yang dilakukan orang tua atau anak dan dipengaruhi oleh budaya mereka masing-masing. 4. Level hubungan merupakan kesepakatan dan pengertian antara dua orang dalam memberikan batasan-batasan pada tindakan dan perilaku. Level hubungan lebih menekankan pada bagaimana batasan orang tua dan anak dalam berperilaku selama komunikasi terjadi. 5. Naskah kehidupan adalah kelompok episode masa lalu dan masa kini yang menciptakan sistem makna yang datanya dikelola bersama dengan orang lain. Pada level naskah kehidupan, orang tua memunculkan kembali pengalaman komunikasinya di masa lalu dalam dirinya saat ini. Pada level ini orang tua atau anak yang menentukan seperti apa komunikasi selanjutnya nanti.

6. Level pola budaya adalah gambaran mengenai dunia dan bagaimana hubungan seseorang dengan hal tersebut. Orang tua mengaitkan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga pada anak agar anak memahami nilai dalam percakapan itu. Level pola budaya ini juga mempengaruhi level-level sebelumnya yaitu episode, hubungan, dan naskah kehidupan. Koordinasi dalam hierarki makna tidak selamanya tercapai. Koordinasi tercapai bila orang tua dan anak tunarungu memiliki koordinasi makna yang sama dari level isi hingga budaya. Koordinasi tidak tercapai bila mulai dari level isi, orang tua tidak dapat memahami makna yang ingin disampaikan oleh anak. Sedangkan koordinasi tercapai pada level tertentu terjadi bila orang tua dan anak sepakat untuk menengahi level isi yang tidak sama tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan: 1. Orang tua dalam penelitian ini memberikan perlakuan sama pada anak tunarungu seperti anak normal agar tidak manja, kecuali Ibu Vicky dan Ayah Aldo yang memberikan perhatian khusus. Sebagian besar informan (Ibu Vicky, Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Ilham, dan Ibu Dandi) masih melonggarkan kedisiplinan dan tidak memaksakan anak pergi ke sekolah. Ibu Wulan, Ayah Rizal, Ayah Dhepa, dan Ayah Aldo selalu mengantar anak ke sekolah setiap hari.

2. Aktivitas komunikasi verbal orang tua masih dalam bentuk lisan dan belum dapat menggunakan tulisan. Aktivitas komunikasi verbal umumnya memerlukan dampingan komunikasi nonverbal. Beberapa orang tua seperti Ibu Vicky, Ibu Ilham, Ibu Dandi, Ibu Wulan, dan Ayah Rizal memiliki beberapa kegiatan yang tidak memiliki simbol verbal tetapi dilakukan oleh anak. 3. Aktivitas komunikasi nonverbal orang tua sangat penting perannya karena fungsinya sebagai pendamping dan pengganti. Isyarat spasial (jarak intim dan ) digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi karena hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Isyarat visual adalah isyarat yang paling banyak membantu keberhasilan komunikasi orang tua dan anak tunarungu. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna yang disampaikan dan belum tentu sama pada tiap informan. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan orang tua meskipun sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti merasa perlu untuk mengajukan beberapa saran seperti studi kasus mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu ini tentu masih memiliki banyak kekurangan dan

memerlukan perbaikan. Diharapkan nantinya akan ada penelitian lanjutan terkait aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu yang dapat menggali fakta lebih luas lagi. Dengan metodologi dan teori yang berbeda agar tercipta keragaman dalam penelitian. DAFTAR PUSTAKA DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2008. Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. West, Richard dan Lynn H. Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.