GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PENGANGKUTAN BATUBARA DALAM PROVINSI JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGANGKUTAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN TANAH UNTUK PEMASANGAN JARINGAN PIPA GAS

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN RUANG MILIK JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1997 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PARKIR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN JEMBRANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG PADA JEMBATAN TIMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 3

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 6 TAHUN 2006 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTAA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN IZIN GANGGUAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA DAN PEREDARAN OBAT HEWAN DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PENGANGKUTAN BATUBARA DALAM PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk menata kegiatan pengangkutan batubara dalam Provinsi jambi perlu dilakukan pengaturannya agar terbangun harmonisasi antar pemangku kepentingan sebagai suatu kesatuan guna mendorong upaya Percepatan pembangunan sosial dan ekonomi daerah; b Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jambi tentang Pengaturan Pengangkutan Batubara dalam Provinsi Jambi; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2 Undang-Undang Nomor 19 Darurat tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantara Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Darurat Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Nomor 19 Darurat tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Swatantara Tingkat Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 3. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomr 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali,terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64); 7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negra Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 98,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3527); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1993 tentang Pemekrisaan Kendaraan Bermotor di jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32B); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2008 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negrara Republik Indonesia Nomor 5221); 15. Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5317); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH JAMBI DAN GUBERNUR JAMBI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI TENTANG PENGATURAN PENGANGKUTAN BATUBARA DALAM PROVINSI JAMBI BAB I KETENTUAB UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan ; 1. Daerah adalah Daerah Provinsi jambi 2. Pemerintah daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahanan Daerah Provinsi Jambi

3. Gubernur adalah Gubernur Jambi 4. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota dalam Provinsi jambi 5. Kepala daerah adalah Gubernur untuk Provinsi dan Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota 6. DPRD Provinsi Jambi adalah Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Jambi 7. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lntas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,di bawah permukaan tanah dan/atau air serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. 8. Jalan Umum adalah jalan diperuntukkan bagi lalu lintas umum. 9. Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. 10. Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, penbangunan serta pengawasan jalan. BAB II AZAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada dasar kemanfaatan, keamanan dan keselamatan, keserasiaan, keselarasan dan keseimbangan, keadilan, trasparansi dan akuntanbilitas, keberdayagunaan dan keberhasilan, kebersamaan, kemitraan,keterpaduan, kesadaran dan keberlanjutan. Pasal 3 Pengaturan Pengangkutan batubara dalam Provinsi Jambi bertujuan : a. Mewujudkan keamanan, ketertiban dan keselamatan pengguna jalan; b. Mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mewujudkan penyelenggaraan sistem transportasi yang terpadu; c. Mewujudkan sungai sebagai jalur transportasi angkutan batubara; d. Mendorong upaya percepatan pembangunan sosial dan ekonomi daerah; dan e. Mendorong dan memberikan dukungan kepada pelaku usaha untuk membangun jalan khusus angkutan batubara. Pasal 4 Ruang Lingkup pengaturan penagngkutan Batubara meliputi pengaturan mengenai penggunaan jalan umum, jalan khusus, sungai, serta pembinaan dan pengawasan.

BAB III PENGATURAN PENGANGKUTAN BATUBARA Pasal 5 1) Setiap pengangkutan Batubara dalam Provinsi Jambi wajib melalui Jalan khusus atau Jalur sungai; 2) Kewajiban melalui jalan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus siap selambat-lambatnya Januari 2014. Pasal 6 1) Dalam hal jalan Khusus sebagaimana dikmaksud dalam Pasal 5 ayat (1) belum dibangun atau belum dapat digunakan pengangkutan Batubara dilakukan melalui jalan umum tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan kewenangannya. 2) Dalam hal jalur sungai sebagaimana dimaksud dalam pasa 5 ayat (1) tidak memadai untuk pengangkutan Batubara maka dapat dilakukan melalui jalan umum tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan kewenangannya; 3) Jalan umum tertentu yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah jalan yang menghubungkan jarak terdekat dari lokasi tambang menuju ke tempat penumukan Batubara di sungai terdekat dari lokasi tambang tersebut. 4) Jalan umum tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1), (2) dan (3) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Pasal 7 1) Khusus untuk pengangkutan Batubara dari Lokasi tambang di kabupaten Bungo dan kabupaten Tebo dapat melalui jalan umum tertentu sebagai berikut; a. Dari kabupaten Bungo melalui Jalan Muaro Bungo - Muara Tebo menuju ke ruas jalan Simpang Niam Lubuk kambing Merlung Pelabuhan di Taman Rajo Kecamatan Tungkal Ulu kabupaten Tanjung Jabung Barat. b. Dari Kabupaten Tebo menuju ke ruas jalan Simpang Niam Lubuk Kambing Merlung Pelabuhan di Taman Rajo Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat. c. Khusus pengangkutan Batubara dari lokasi tambang ke wilayah Sumatera Barat dapat melewati jalan umum dengan tetap mempodamani peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Pengangkutan batubara dari lokasi tambang menuju ruas jalan Muara Bungo Muara

Tebo ditetapkan oleh Bupati yang bersangkutan sesuai kewenangan. Pasal 8 1) Khusus untuk pengangkutan batubara dari lokasi tambang di Kabupaten Merangin, Kecamatan Serolangun, Kabupatn Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi melalui jalur sungai yang terdapat di Kabupaten yang bersangkutan menuju pelabuhan terminal Batubara untuk diangkut ke luar Provinsi Jambi. 2) Pengangkutan batubara dari lokasi tambang menuju tempat penumpukan batubara dapat menggunakan jalan umum yang ditetapkan oleh Bupati yang bersangkutan sesuai kewenangannya. Pasal 9 Pengangkutan batubara yang menggunakan jalan umum tertentu atau yang menggunakan jalur sungai wajib mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 1) Kepala Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan jalan umum tertentu atau jalur sungai sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah ini sesuai kewenangannya dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Dalam melukan pembinaan dan pengawasan berupa sosialisasi, pengendalian, pengawasan dan penindakan dilakukan Dinas Perhubungan bersama Instansi terkait. 3) Bupati/Walikot menyampaikan laporan setiap triwulan atau sewaktu-waktu diperlukan hasil pembinaan dan pengawasan kepada Gubernur. Pasal 11 Setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam peraturan Daerah ini dapat dijatuhi sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Pasal 12 1) Setiap pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1), pasal 7, pasal 8, dan pasal 9 dikenakan sanksi administrasi berupa: a. Teguran tertulis; b. Pengurangan rencana produksi yang diusulkan pada tahun berikutnya;

c. Pencabutan izin usaha pertambangan meliputi 1) Pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi. 2) Pencabutan izin oparasi khusus pengangkutan dan penjualan. 3) Pencabutan izin usaha jasa pengangkutan pertambangan. 1) Setiap pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan izin usaha pertambangan. BAB V KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal13 1) Selain Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Repubvlik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertntu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi Wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah. 2) Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut; a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana atas pelanggaran peraturan daerah; b. Melakukan tindakan pertama pada pelaku di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan/atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotrt seseorang tersangka; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Polisi Republik Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti atau pristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik Polisi Negara Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; dan i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. 3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Penjabat Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PIDANA

Pasal 14 1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah); 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. Pasal 15 Ketentuan Pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 tidak mengurangi kewenangan bagi penjabat yang berwenang untuk menegakkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan; Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jmabi. Ditetapkan di Jambi Pada tanggal 28 Desember 2012 JAMBI, GUBERNUR Ttd H. HASAN BASRI

AGUS Diundangkan di Jambi Pada tanggal 28 Desember 2012 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAMBI Ttd H.SYAHRSADDIN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2012 NOMOR 13 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PENGANGKUTAN BATUBARA DALAM PROVINSI JAMBI I. PENJELASAN UMUM Tingginya intensitas pengangkutan batubara melalui jalan umum di Provinsi Jambi yang berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat baik sosial, budaya, ekonomi, keamanan dan ketertiban umum maka perlu dilakukan pengaturan terhadap akivitas pengangkutan batubara. Dalam rangka memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat dan pelaku usaha agar terbangun harmonisasi antar pemangku kepentingan sebagai satu kesatuan yang diarahkan untuk percepatan pembangunan di daerah. Peraturan daerah ini ditetapkan untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan jalan umum tertentu dan jalur sungai dalam pengangkutan batubara yang dipandang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul dengan ringginya intesitas pengangkutan batubara secara berkeadilan. Dengen demikian diharapkan dapat dihindarinya berbagai dampak negatif, baik terhadap kelancaran distribusi barang dan jasa, angkutan orang serta keselamatan pengguna jalan, ataupun potensi timbulnya konflik antara masyarakat

dengan pelaku usaha. II.PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 4 Pasal 5 Yang dimaksud dengan jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh pelaku usaha yang digunakan untuk jalur pengangkutan batubara dari lokasi tambang menuju pelabuhan terminal batubara Yang dimaksud dengan jalur sungai adalah aliran sungai yang digunakan untuk jalur pengangkutan batubara dengan prsarana angkutan sungai sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksuddengan jalan umum tertentu adalah ruas jalan yang digunakan untuk pengangkutan batubara mulai dari lokasi tambang sampai tempat penumpukan batubara terdekat dengan jalur sungai. Jalan umum tertentu tersebut dn tempat peumpukan batubara ditetapkan oleh Kepala Daerah bersangkutan sesuai dengan kewenangannya. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Ayat (4) Peraturan Kepala Daerah yang dimaksud adalah Peraturan Gubernur atau Peraturan Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13

Pasal 14 Pasal 15 Apabila terjadi pelanggaran sebagaimana yang diatur oleh peraturan perundang-undangan lainnya penegakan sanksi dilakukan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundanng-undangan. Pasal 16 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 13