I. PENDAHULUAN. Perjalanan ekonomi Indonesia telah berlangsung hampir sepuluh tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan nasional selama kurun waktu tahun 2003 sampai 2009

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Mei 1992, ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). beberapa bank yang bersaing ketat (Infobank, No. 28).

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang meramaikan industri perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

ANALISIS KEPUASAN NASABAH PEMBIAYAAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH AL SALAAM AMAL SALMAN KANTOR CABANG LEUWILIANG

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan UU ini memicu lahirnya bank syariah yang baru, baik status bank umum syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. membawa kehancuran bagi perekonomian negara Indonesia serta akibatnya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syari at Islam. Dengan. apakah sudah seperti yang mereka inginkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. halangan bagi setiap informasi. Konsekuensinya, setiap usaha yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. yang melekat pada konsep (build in concept) dengan berorientasi pada

Oleh : Warseno K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan pusat dari seluruh. pembangunan pemerintah. Secara umum pembangunan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB III AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG GUBENG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha semakin lama semakin pesat. Persaingan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang diambil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manajemen yang sangat penting bagi sebuah bank. Hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip Islam yang dikenal dengan sebutan Perbankan Islam. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia pembangunan ekonomi tetap merupakan sentral dari

I. PENDAHULUAN. Krisis moneter yang kemudian menjadi krisis ekonomi tejadi di. sangat berat bagi sistem perekonomian nasional. Dalam dua tahun periode

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pelaksanaan atau pengoperasiannya bisa disebut tidak berbeda dengan Bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

Oleh: Budi Santoso NIM.F BAB I PENDAHULUAN. dan semakin lengkapnya lembaga keuangan syariah di negeri ini, yakni dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan ekonomi Indonesia telah berlangsung hampir sepuluh tahun sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997. Kondisi ekonomi nasional menjadi faktor yang mempengaruhi sektor perbankan di Indonesia sehingga Pemerintah harus melakukan restrukturisasi perbankan guna mengembalikan kesehatan keuangan perbankan dan fungsinya sebagai lembaga intermediasi (Arifin, 2002). Satu fenomena yang terjadi adalah muncul dan berkembangnya lembaga perbankan syariah. Latar belakang kemunculan perbankan syariah dipicu oleh kegelisahan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang dihadapi dan ketidakpercayaan terhadap lembaga perbankan yang telah ada. Salah satu indikasi yang dapat dilihat saat itu adalah penarikan dana pihak ketiga oleh para nasabah sehingga bank bank yang ada menjadi lemah. Di sisi lain kemunculan perbankan syariah disebabkan oleh adanya upaya mencari lembaga alternatif yang sehat dan dipercaya, untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap layananan jasa perbankan, di samping adanya persepsi di masyarakat mengenai keraguan terhadap sistem bunga yang digunakan oleh lembaga perbankan yang telah ada (Antonio, 2000). Saat ini perbankan syariah bukanlah menjadi sebuah lembaga yang asing dalam dunia perbankan. Perbankan syariah di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang sangat positif dari waktu ke waktu, baik ditinjau dari jumlah bank atau kantor cabang bank, aktifitas bisnis, keragaman 1

produk, dukungan regulator maupun respon masyarakat terhadap keberadaan bank syariah (Karim Consulting, 2006). Data menunjukkan bahwa pada tahun 2000 jumlah bank syariah yang ada yaitu 2 Bank Umum Syariah, 3 bank yang membuka Unit Usaha Syariah. Sementara pada tahun 2003, di Indonesia terdapat 2 kantor Bank Umum Syariah dan 8 Unit Usaha Syariah (bank umum konvensional), dan 84 Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang tersebar di Indonesia. Pada bulan Desember tahun 2005 terdapat 3 kantor Bank Umum Syariah dan 19 Unit Usaha Syariah (Bank Umum Konvensional), dan 92 Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang tersebar di Indonesia (Bank Indonesia, 2006). Tabel 1. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Des 2003 Juni 2004 Des 2004 Juni 2005 Des 2005 KP 2 2 3 3 3 UUS 8 10 15 17 19 KCS 116 129 152 169 183 KCPS 26 35 59 76 100 KKS 147 154 172 179 181 Jumlah 289 332 403 398 504 BPRS 84 86 86 89 92 Total 373 418 489 487 596 Sumber : Bank Indonesia (tahun 2006) Keterangan KP : Kantor Pusat UUS : Unit Usaha Syariah KCS : Kantor Cabang Syariah KCPS : Kantor Cabang Pembantu Syariah KKS : Kantor Kas Syariah BPRS : Bank Perkreditan Rakyat Syariah Perkembangan perbankan syariah juga tidak terlepas dari aspek regulasi yang diberikan oleh Bank Indonesia. Sejak dikeluarkan Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, maka pengaturan usaha bank syariah dan bank konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah diarahkan untuk meningkatkan kompetisi usaha yang sejajar dengan sistem perbankan konvensional (Harisman, 2002). Strategi pengembangan perbankan syariah dilakukan secara 2

komprehensif dengan mengacu pada analisis kekuatan dan kelemahan perbankan syariah di Indonesia melalui peningkatan keahlian sumber daya manusia, penyempurnaan ketentuan, dan program sosialisasi. Kerangka acuan penyusunan perangkat ketentuan Bank Indonesia dalam rangka pengembangan perbankan syariah adalah sebagai berikut (Antonio, 2000): STRATEGI PENGEMBANGAN PENGATURAN KEGIATAN BANK SYARIAH PENGATURAN KEHATI-HATIAN PENINGKATAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT PERANGKAT HUKUM DAN INSTITUSI Transparan Ketat Struktur Pengembangan Keahlian Institusi Perangkat Hukum Keterbukaan Akses Informasi Frekuensi Risk Based Jaringan Bank Syariah Asuransi Lembaga Lain Permodalan Kepemilikan Kualitas Aset Standar Internasional Unit Usaha Bank Syariah Kelembagaan Bank Syariah Pasar Uang Syariah Piranti Moneter Gambar 1. Strategi Pengembangan Bank Syariah Sumber: Antonio (2000), Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum Sementara itu, dukungan kalangan akademisi juga semakin terlihat dengan munculnya kegiatan seminar dan kajian tentang ekonomi, keuangan dan perbankan syariah (Karim, 2002). Bahkan perguruan tinggi yang secara khusus membuka program studi ekonomi, keuangan dan perbankan syariah terus bertambah setiap tahunnya dalam rangka ikut serta membantu penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang semakin dirasakan kebutuhannya oleh lembaga keuangan dan perbankan syariah. 3

Upaya pengembangan perbankan syariah telah membawa peluang dan tantangan baru bagi dunia perbankan. Sementara itu kemampuan untuk mengelola perbankan syariah akan sangat bergantung pada sumber daya manusia yang ada di dalamnya sebagai pelaku utama. Peranan dan tantangan sumber daya manusia terus berkembang dan semakin penting serta beraneka ragam seiring besarnya pertumbuhan perbankan syariah (Badrun, 2002). Persaingan yang ketat dalam pasar perbankan menuntut kebutuhan sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi di bidangnya. Pada saat ini sumber daya manusia yang memiliki kompetensi mengenai perbankan syariah masih sangat sedikit. Padahal untuk menjalankan kegiatan operasional perbankan syariah, dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan yang luas di bidang perbankan (Arifin, 2002), memahami prinsip-prinsip syariah dalam praktik perbankan, serta mempunyai komitmen yang kuat untuk menerapkannya secara konsisten. Ketidakmampuan sumber daya manusia dalam mengelola lembaga akan melemahkan daya saing lembaga perbankan syariah. Keberhasilan pengembangan bank syariah pada skala mikro sangat ditentukan oleh kualitas manajemen dan tingkat pengetahuan serta keterampilan pengelola bank (Karim Consulting, 2006). Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia di bidang perbankan syariah sangat diperlukan. Keberadaan sumber daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan dan 4

disepakati oleh karyawan dan atasan. Karyawan bersama atasan masingmasing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang telah dicapai pada akhir kurun waktu tertentu. Penilaian memberi kesempatan bagi individu untuk melihat keseluruhan pekerjaan dan kinerjanya (Moon, 1993). Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu penilaian kinerja merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan. Standar penilaian kinerja suatu organisasi harus dapat diproyeksikan ke dalam standar kinerja para karyawan sesuai dengan unit kerjanya. Evaluasi kinerja harus dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien (Bacal, 2001). Untuk menilai kinerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu atau masa yang akan datang, maka perusahaan perlu mengetahui berbagai kelemahan atau kelebihan karyawan sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan dalam rangka meningkatkan produktivitas karyawan (Rusli, 2006). Indikator penilaian kinerja di perusahaan ini meliputi tiga kelompok yaitu hasil kerja yang berhubungan dengan keuntungan perusahaan, kemampuan karyawan dan perilaku karyawan (Rosidah, 2003). Penilaian kinerja yang sudah ada perlu dilengkapi dengan kompetensi yang berhubungan dengan skill dan knowledge yaitu, keandalan, pemecahan masalah, inisiatif, kerjasama, komunikasi, dan pelayanan. Penambahan kompetensi dalam penilaian kinerja diharapkan dapat memperbaiki proses penilaian kinerja karyawan. Berdasarkan 5

uraian tersebut di atas, maka akan diteliti lebih lanjut mengenai analisis pengembangan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi di PT. Bank Syariah Mandiri untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. 1.2 Identifikasi Masalah Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu lembaga perbankan berdasarkan syariah yang saat ini telah memiliki 53 Kantor Cabang dan 41 Kantor Cabang Pembantu serta 56 Kantor Kas yang tersebar di wilayah Indonesia. Perkembangan bisnis perbankan saat ini telah menuntut perusahaan untuk bersaing dengan lembaga perbankan lain (Alamsyah, 2006). Sumber daya manusia yang dimiliki dituntut pula untuk menunjukkan kemampuan yang terbaik dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki perusahaan. Pada saat ini perusahaan belum merumuskan model kompetensi yang akan digunakan untuk menentukan model pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki. Namun perusahaan telah berupaya untuk melakukan pengembangan dan peningkatan kinerja terhadap para karyawan. Kenyataan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan kebutuhan yang harus dilakukan (Soewadi, 1999) guna meningkatkan daya saing dalam dunia perbankan, maka diperlukan penelitian dan kajian yang terkait dengan strategi pengembangan sumber daya manusia, sehingga diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan di masa yang akan datang. 6

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Mengapa kompetensi sumber daya manusia diperlukan oleh Bank Syariah Mandiri? b. Bagaimana pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di Bank Syariah Mandiri selama ini? c. Bagaimana mengembangkan sumber daya manusia berbasis kompetensi di PT. Bank Syariah Mandiri? d. Apa yang harus dilakukan agar pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pegawai dan perusahaan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: a. Mengkaji dan menganalisis alasan diperlukannya kompetensi sumber daya manusia oleh PT. Bank Syariah Mandiri. b. Mengidentifikasi pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia yang diterapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri selama ini. c. Merumuskan model pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi di PT. Bank Syariah Mandiri. 7

d. Merekomendasikan program pengembangan sumber daya manusia yang mampu mencapai tujuan perusahaan dan sesuai dengan kebutuhan pegawai. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. Dapat diperoleh dan diketahui gambaran mengenai pentingnya kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan sebagai dasar pengembangan sumber daya manusia di PT. Bank Syariah Mandiri. b. Dapat memberikan informasi dan rekomendasi bagi manajemen PT. Bank Syariah Mandiri dalam menyusun strategi pengembangan sumber daya manusia, untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam dunia perbankan. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat untuk mengkaji analisis kebutuhan program pengembangan karyawan. Hal ini didasarkan adanya perbedaan landasan perhitungan dan pembiayaan maupun resiko dalam bank syariah dengan bank konvensional sehingga diperlukan analisis kebutuhan pengembangan yang dibutuhkan karyawan. Penelitian ini terbatas pada masalah sumber daya manusia khususnya analisis dimensi kompetensi yang diteliti sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 8