BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Perkembangan Variabel Penelitian. 1. Perkembangan variabel pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

dalam jangka panjang (Boediono, 1994). Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya berhubungan dengan setiap upaya

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. atau surat berharga. Financial Market sendiri terbagi menjadi dua yaitu Capital

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang memiliki karakteristik utama seperti adanya bursa efek dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi mengenai pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang menjadi pembahasan yang sangat menarik. Berbagai perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti yang menemukan adanya hubungan yang positif dikemukakan oleh Rahman Basar dan Kabayadi (2012), Kasidi dan Said (2013), Frimpong dan Abayie (2006), Uzun, Karakoy dan Kabadayi (2012), serta Nwannebuike, Ike, Onuka (2016). Sementara itu, beberapa peneliti lainnya menemukan bahwa utang luar negeri berpengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi, yaitu Naeem (2015), Panizza dan Presbitero (2012), Kumar dan Woo (2010), Clements, Bhattacharya, dan Nguyen (2003). Beberapa peneliti juga menemukan pengaruh positif dan negatif dari hubungan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi tergantung pada tingkat utang luar negeri yang dimiliki negara tersebut. Pendapat ini ditemukan oleh Pattillo, Poirson, dan Ricci (2011), Imb dan Ranciere (2009), dan Cordella et al. (2005). Oleh karena itu, penelitian ini ingin membuktikan perdebatan pendapat mengenai utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nation (ASEAN). Pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi yang telah memunculkan berbagai pendapat tersebut diteliti dengan menggunakan beberapa variabel lain yang dianggap memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

seperti yang dilakukan oleh Babu et al. (2014), Frimpong dan Abayie (2006), Clements, Bhattacharya, dan Nguyen (2003) dan Pattillo, Poirson dan Ricci (2011), Mereka menemukan hubungan yang positif antara investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. mereka juga menggunakan variabel keterbukaan ekonomi yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi negara dengan globalisasi dan keterbukaan ekonomi terhadap perubahan teknologi, barang, dan jasa. Babu et al. (2014) menemukan bahwa keterbukaan berpengaruh negatif, sedangkan menurut Clements, Bhattacharya, dan Nguyen (2003) menemukan bahwa keterbukaan ekonomi berpengaruh sangat baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Dinamika pertumbuhan ekonomi dunia telah berjalan sangat cepat sejak 1980-an baik bagi negara maju dan negara berkembang. Dampak perekonomian global pada tahun 1980 gingga 1990 berbeda-beda pada negara berkembang Asia Tenggara. Thailand mengalami krisis pada tahun 1984 dan 1985, sedangkan Myanmar berada pada posisi pertumbuhan terendah pada tahun 1989. Krisis ekonomi yang terjadi di Asia Tenggara bahkan hingga Asia, menjadikan negara-negara berkembang di Asia Tenggara mencapai titik terendah dari laju perekonomiannya pada tahun 1998. Krisis ini disebabkan oleh efek bola salju perekonomian Thailand yang saat itu dibebani dengan utang luar negeri yang besar memutuskan untuk mengambangkan mata uang baht. Pergeseran ini dimaksudkan untuk merancang pendapatan ekspor namun tidak berbuah hasil, bahkan investor banyak yg menarik investasi nya akibat ketidakpercayaan pada beberapa negara asia.

20 15 10 5 0-5 -10 Indonesia Malaysia Thailand Filipina Vietnam Cambodia Laos Myanmar -15 Sumber: world bank (diolah) Gambar 1.1 Pertumbuhan Perekonomian Negara Berkembang ASEAN Krisis ekonomi global juga terjadi pada tahun 2009 sempat menurunkan pertumbuhan ekonomi, namun negara-negara di Asia Tenggara masih dapat menyelamatkan perekonomiannya. Negara yang paling merasakan dampak dari krisis 2009 ini adalah Thailand dan Malaysia dimana perekonomiannya begantung pada ekspor. Namun pada lima tahun terakhir, pertumbuhan perekonomian negaranegara berkembang tersebut berada pada angka stabil diantara 5%-10%. Keberdaan satu komunitas yang saling mendukung pertumbuhan perekonomian antar negara tersebut memudahkan negara-negara berkembang untuk terus melakukan pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Upaya-upaya terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan mereka dalam hal ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya dari negara-negara

maju. Berhasil atau tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur salah satunya denggan tingginya pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan menggunakan indikator Produk Domestik Bruto yang dapat menggambarkan total output yang diproduksi oleh suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan mampu menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara berkembang diharapkan mampu mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. Sejak krisis yang melanda perekonomian Asia pada tahun 1997 dan menjadikan negara-negara ASEAN berada ada titik terendah pertumbuhan perekonomian pada tahun 1997, pendapatan perekonomian yang berasal dari perdagangan dan utang luar negeri menjadi perhatian penting bagi para pengambil kebijakan. Negara berkembang masih membutuhkan utang dalam rangka pembangunan perekonomian yang berkelanjutan dalam rangka mencapai tujuan Negara. Pembangunan yang berkelanjutan tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya, dan salah satu syarat utama untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan adalah tersedianya dana investasi. Kebutuhan dana investasi dalam Negara seharusnya dapat dipenuhi oleh tabungan dalam negeri, namun pada faktanya Negara Negara berkembang menghadapi keterbatasan modal yang dapat terlihat dari kesenjangan antara tabungan dalam negeri dan kebutuhan investasi. Sedangkan menurut Clements et al. (2002), banyak dari Negara berkembang tidak memiliki akses ke pasar modal Internasional.

Keterbatasan permodalan yang dihadapi Negara Negara berkembang tersebut menyebabkan utang luar negeri menjadi alternatif pembiayaan pembangunan yang dapat diperoleh paling singkat. Berdasarkan penelitian empiris yang telah dilakukan, maka dampak utang luar negeri terhadap perekonomian suatu negara diukur melalui pertumbuhan perekonomian negara tersebut. Hal ini akan menunjukkan kesesuaian tujuan dilakukannya utang luar negeri untuk mengisi defisit anggaran di negara-negara berkembang dan sebagai pendorong mobilisasi faktor-faktor produksi yang dilakukan melalui investasi. Namun di sisi lain utang luar negeri mampu menjadi variabel yang mendorong ataupun menghambat laju pertumbuhan ekonomi. utang tersebut mampu menjadi pendorong perekonomian ketika mampu dimanfaatkan oleh negara untuk memaksimalkan pembukaan lapangan pekerjaan dan investasi di bidang pembangunan seperti infrastruktur yang akan mendorong perekonomian. Sementara itu, utang menjadi penghambat ketika pemanfaatannya terhadap pertumbuhan tidak proporsional dan tidak dipergunakan secara maksimal. Kebutuhan utang luar negeri Negara berkembang ASEAN berbeda di setiap Negara, menurut Pattillo et al. (2002,2004) akan memberikan dampak yang berbeda terhadap pertumbuhan ekonomi. dampak negatif dan signifikan pada pertumbuhan di tingkat utang yang tinggi (diatas 60 persen), tetapi terdapat dampak tidak signifikan pada ingkat utang yang rendah. Sedangkan Cordella et al. (2005) menemukan bukti dari debt overhang pada tingkat utang menengah, tetapi tidak signifikan pada hubungan utang-pertumbuhan pada tingkat utang yang sangat tinggi dan sangat rendah. Dengan berbagai model teori dan asumsi pergerakan modal,

1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 pada tingkatan tertentu utang diprediksi berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Delapan negara berkembang di ASEAN memiliki kebutuhan utang luar negeri terhadap pendapatan nasional pada tingkatan yang beragam. Vietnam merupakan Negara dengan kebutuhan utang terhadap pendapatan yang sangat tinggi, berkisar pada angka 100% sejak 1981. Thailand mampu mengurangi utangnya pada tahun 1989 namun tetap berada di atas 70%. Filipina dan Myanmar berada pada kisaran 50% hingga 80%. Sedangkan Laos mulai mengalami penaikan jumlah utang terhadap GDP pada tahun 1988 hingga mencapai 50%. Indonesia dan Cambodia berada pada angka yang relatif kecil, dibawah 30%. Malaysia merupakan Negara dengan nilai perbandingan utang terhadap PDB yang paling kecil, berkisar di angka 1%. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Vietnam Thailand Filipina Myanmar Malaysia Laos Indonesia Cambodia Sumber: World Bank (diolah) Gambar 1.2 Prosentase Utang Luar Negeri terhadap GDP Negara Berkembang ASEAN

Pemilihan delapan negara berkembang yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), yaitu Cambodia, Malaysia, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia dikarenakan potensi yang dimilki sebagai negara-negara yang tergabung dalam satu komunitas mampu menjadi sumber kekuatan ekonomi dunia. Dua negara anggota ASEAN yang lainnya, yaitu Brunei dan Singapura merupakan negara maju yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan utang yang rendah. Klasifikasi tingkatan perekonomian yang diukur berdasarkan tingkat pendapatan per kapita, pada tahun 2014 Singapura dan Brunei memiliki pendapatan per kapita yang paling tinggi yaitu sekitar 35.000 USD. Malaysia berada di peringkat ketiga dengan tingkat pendapatan 10,784 USD. Negara Negara yang memiliki pendapatan per kapita diantara 2,000-10,000 USD adalah Thailand, Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Sementara itu, pendapatan per kapita Laos, Cambodia dan Myanmar berada dibawah 2,000 USD. Berbeda dengan beberapa penelitian mengenai utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi yang dlakukan oleh Pattillo et al (2011) yang mencoba untuk menjelaskan berbagai variasi dampak utang terhadap pertumbuhan ekonomi pada beberapa negara dan penelitian hubungan kausalitas pertumbuhan ekonomi dengan utang luar negeri yang dilakukan oleh Panizza dan Presbitero (2012), pada penelitian ini akan mencoba untuk menjelaskan dampak utang terhadap pertumbuhan ekonomi pada satu kelompok negara dan pada masing-masing negara. Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah adanya perbedaan konstruksi model dan variable yang digunakan. Pada peneilitian ini akan

menggunakan data panel dan analisis kausalitas menggunakan uji granger di masing-masing Negara. Beberapa penelitian yang menggunakan panel data dalam mengestimasi dampak utang terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu, Clements et al. (2003), Kumar dan Woo (2010), Pattillo et al. (2011), DiPeitro dan Anoruo (2012), dan Babu et al. (2014). Metode ini digunakan untuk menganalisis utang dan pertumbuhan ekonomi pada suatu regional wilayah yang terdiri dari berbagai Negara. Beberapa peneliti lain juga mencari hubungan kausalitas utang dan pertumbuhan ekonomi, diantaranya Panizza dan Presbitero (2012), Ferreira (2009), dan Gómez-Puig (2015). Para peneliti tersebut mencari hubungan kausalitas dari tiap Negara pada satu wilayah namun tidak melihat bagaimana utang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada kawasan tersebut. Berdasarkan research gap, kondisi wilayah, dan beberapa rujukan penelitian tersebut, kebutuhan utang di Negara berkembang yang termasuk ke dalam anggota ASEAN tersebut sangat menarik apabila dikaji lebih lanjut terhadap pertumbuhan ekonomi yang menjadi indicator sebuah perekonomian. Periode analisis penelitian ini dimulai dari tahun 1981 karena merupakan tren pembahasan mengenai utang di berbagai Negara di seluruh dunia. Judul yang diambil peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah: Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Di Asean periode 1981-2014.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hubungan kasualitas antara utang dan pertumbuhan ekonomi di masing masing Negara berkembang di ASEAN pada periode 1981-2014? 2. Bagaimana analisis utang dan pertumbuhan ekonomi di Negara- Negara Berkembang di ASEAN dengan pendekatan Panel Data pada periode 1981-2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara utang dan pertumbuhan ekonomi di masing Negara-negara berkembang di ASEAN pada periode 1981-2014. 2. Untuk menganalisis utang dan pertumbuhan ekonomi di Negara- Negara Berkembang di ASEAN dengan pendekatan Panel Data pada periode 1981-2014. D. Manfaat Penelitian Penelitian ilmiah yang berjudul Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Di Asean periode 1981-2014 diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi Pemerintah : dapat menjadi informasi mengenai perkembangan utang di masing masing Negara, sekaligus dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan strategi yang tepat mengenai kebijakan utang. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan : memberkan pengetahuan secara empiris mengenai dampak utang terhadap pertumbuhan ekonomi serta mampu menjadi refrensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat : dapat menjadi sarana serta pemahaman mengenai perkembangan dampak utang terhadap pertumbuhan perekonomian di masingmasing Negara. 4. Bagi Penulis : mampu menjadi motivasi dan pembelajaran dalam mengkaji lebih lanjut permasalahan permasalahan yang berhubungan dengan utang baik di dalam maupun di luar negeri.