USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih

BAB I DEFINISI. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dapat diselenggarakan dengan melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

UPAYA KESEHATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (2) 2017, Available online at

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

Pengertian (Definisi) Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

Transkripsi:

351/KESEHATAN MASYARAKAT USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA POTRET MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3 RS) (STUDI EMPIRIS DI RUMAH SAKIT KABUPATEN JEMBER) Disusun oleh : ANITA DEWI PRAHASTUTI SUJOSO, S.KM, M.Sc NIP 197807102003122001/NIDN 0010077804 UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT APRIL 2014

RINGKASAN Rumah sakit merupakan institusi tempat masyarakat mendapatkan layanan rujukan kesehatan. Sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan, kemajuan sebuah rumah sakit dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi. Rumah sakit harus mampu melayani masyarakat dengan tetap meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu, rumah sakit juga dituntut harus menjadi tempat kerja yang yang menyehatkan bagi karyawannya Dalam undang-undanga No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 165 menyebutkan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Berdasarkan pasal di atas rumah sakit sebagai tempat kerja punya kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Hal tersebut diwujudkan oleh rumah sakit dengan menerapkan manajemen K3RS. Selain pemenuhan kebutuhan untuk perlindungan karyawan rumnah sakit, K3RS juga sebagai salah satu elemen penilaian akreditasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan manajemen keselamatan kesehatan kerja di rumahsakit. Tujuan pertama adalah memberikan gambaran penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit di Kabupaten Jember. Tujuan kedua adalah mengetahui perbedaan penerapan manajemen K3RS berdasarkan status kepemilikan rumah sakit pemerintah dan swasta. Tujuan ketiga adalah mengetahui perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit tipe A,B dan C. Tujuan keempat adalah mengetahui perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit umum dan khusus. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.instrumen yang digunakan adalah kuesioner, panduan wawancara dan lembar observasi. Obyke penelitian adalah seluruh rumah sakit di kabupaten Jember. Keyword: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), K3 rumah sakit

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan pusat rujukan fasilitas layanan kesehatan. Perkembangan rumah sakit sebagai pusat rujukan sangat pesat. Kebutuhan masyarakat untuk mendapat layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau semakin meningkat. Kondisi ini membawa konsekuensi bagi rumah sakit untuk selalu memberikan layanan yang terbaik. Selain memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat, rumah sakit sebagai institusi juga harus menyehatkan bagi karyawan atau pekerja rumah sakit. Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar (Kemenkes, 2010) Bekerja di rumah sakit berarti pula berhadapan dengan berbagai potensi bahaya. Sumber bahaya di rumah sakit sangat banyak. Bahaya tersebut berasal dari bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Bahaya fisik adalah bahaya yang bersumber dari penggunaan energi mekanis, energi radiasi, energi listrik dan energi potensial. Aktifitas kerja di rumah sakit yang berpotensi menimbulkan bahaya fisik misalnya radiasi, pencahayaan, penggunaan perlataan yang menimbulkan getaran dan kebisingan, dan temperatur ekstrim. Bahaya kimia adalah bahaya yang bersumber dari kegiatan yang melibatkan energi kimia. Akitifitas ini banyak dilakukan di rumah sakit, terutama unit laboratorium dan farmasi. Bahaya berikutnya yang terdapat di rumah sakit dan sangat dominan adalah bahaya biologis. Bahaya biologi adalah bahaya yang bersumber dari keberadaan mikroorganisme yaitu virus, bakteri, parasit, jamur dan cacing. Sumber bahaya biologi lainnya adalah vektor dan rodent. Hampir di seluruh ruangan, kecuali ruangan yang benar-benar steril terdapat mikroorganisme tersebut. Berikutnya adalah bahaya ergonomi. Bahaya ergonomi adalah bahaya yang bersumber dari interaksi antara manusia dengan pekerjaan dan peralatan kerja. Misalnya mengangkat pasien, mengganti alas tidur pasien, mendorong kursi roda. Bahaya psikologi adalah bahaya yang berasal dari interaksi antar karyawan (dokter, perawat, laboran, tenaga administrasi, petugas kebersihan, satpam), karyawan dengan pimpinan atau staf di bawahnya

dan karyawan dengan lingkungan kerjanya sendiri, serta karyawan yang berhadapan dengan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh SV Manyele pada 2008 menemukan bahwa ada 7 bahaya yang mendominasi pekerjaan di rumah sakit. Bahaya tersebut adalah saat melakukan injeksi,kegiatan kebersihan, perawatan pasien,perdarahan, menutup luka,dan operasi pembedahan. Kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit antara lain tertusuk jarum. Sebuah penelitian pada 108.000 perawat shift sebanyak 0,1% diantaranya pernah mengalami kejadian tertusuk jarum. Diantara yang pernah tertusuk jarum, 62 % nya adalah jarum yang terkontaminasi penyakit (Patricia, et al, 2011). Ducker (2009) mengatakan bahwa rumah sakit sarat dengan potensi bahaya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitarnya (Kementerian Kesehatan,2010) 1.2. Rumusan Masalah (definisi, asumsi, lingkup/ batasan penelitian) Dibandingkan dengan tempat kerja lainnya, rumah sakit adalah tempat kerja yang sangat berisiko. Berbagai macam jenis kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bisa terjadi. Risiko ini seringkali tidak disadari oleh karyawan bahkan manajemen rumah sakit sehingga perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan masih kurang. Manajemen keselamatan kesehatan kerja adalah suatu alat yang digunakan untuk mengelola risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga kerugian akibat kecelakaan kerja bisa ditekan. Penerapan manajemen keselamatan kesehatan kerja rumah sakit atau K3RS diharapkan dapat digunakan untuk mengelola risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. Selain itu penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit merupakan salah satu elemen persyaratan akreditasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan manajemen K3RS, sekaligus melihat perbedaan penerapan manajemen K3RS pada berbagai tipe rumah sakit. 1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit di Kabupaten Jember? 2. Apakah terdapat perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit pemerintah dan swasta? 3. Apakah terdapat perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit tipe A,B dan C? 4. Apakah terdapat perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit umum dan khusus? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk 1. Memberikan gambaran penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit di Kabupaten Jember. 2. Mengetahui perbedaan penerapan manajemen K3RS berdasarkan status kepemilikan rumah sakit pemerintah dan swasta. 3. Mengetahui perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit tipe A,B dan C. 4. Mengetahui perbedaan penerapan manajemen K3RS pada rumah sakit umum dan khusus Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk 1. Memberikan data kualitatif dan kuantitatif penerapan manajemen K3RS di seluruh rumah sakit di Kabupaten Jember. 2. Memberikan masukan kepada pihak manajemen rumah sakit dalam mengelola program K3RS 3. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan atau pembinaan terhadap rumah sakit, khususnya dalam mengelola program K3RS 1.5. Urgensi Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit, suatu institusi layanan kesehatan rujukan yang terdapat banyak potensi bahaya. 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/ Menkes/SK/VIII/2010 mengenai Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit diharapkan sudah dapat diterapkan di rumah sakit secara

keseluruhan. Perlu adanya suatu gambaran sejauh mana pelaksanaannya setelah keputusan menteri kesehatan tersebut ditetapkan sampai dengan kondisi saat ini. 3. Dengan mengetahui gambaran penerapan K3RS, pihak manajemen dapat melakukan usaha-usaha preventif untuk mencegah kecelakan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas. 1.6. Inovasi penelitian Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengetahui penerapan manajemen K3RS. Mengingat bahwa rumah sakit adalah suatu tempat kerja yang paling akhir menerapkan K3 dibandingkan jenis industri lainnya. Instrumen evaluasi manajemen K3 yang ada lebih banyak dipakai di industri non rumah sakit. Belum ada alat ukur atau instrumen untuk menilai penerapan manajemen K3 khusus rumah sakit. Rencana penelitian jangka panjang akan menghasilan suatu instrumen penilaian K3 RS. Selain itu penelitian mengenai K3RS yang ada baru gambaran di satu institusi RS saja, belum menggambarkan perbedaan penerapan manajemen K3RS di berbagai variasi rumah sakit. 1.7. Target Penelitian Target penelitian adalah tersedianya data kualitatif dan kuantitatif manajamen K3RS di seluruh rumah sakit yang ada di Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada pertemuan ilmiah khususnya kesehatan masyarakat.