Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB IV DATA DAN ANALISA

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB III METODE PENELITIAN

Available online at Website

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

PENGARUH TEMPERATUR DAN NITROGEN HASIL HOT ROLLING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Co-Cr- Mo UNTUK APLIKASI BIOMEDIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM

Pujadi1' dan Dimas Irawan2'

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

BAB III METODE PENELITIAN

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

METALURGI Available online at

Pembahasan Materi #11

BAB III METODE PENELITIAN

DUPLEX STAINLESS STEEL

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH TEMPERATUR OPERASIONAL TERHADAP KEKUATAN KOMPONEN GRATE PLATE PADA INDUSTRI SEMEN

BAB II KERANGKA TEORI

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

Karakterisasi Material Sprocket

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

PENGARUH VARIASI INPUT PANAS PADA PENGELASAN SMAW DAN GTAW TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI SUMURAN DUPLEX SA240 S31803

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MATERIAL JAW PLATE YANG TERBUAT DARI BAJA MANGAN UNTUK SUBSITUSI IMPOR

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

Investigasi Derajad Presipitasi Karbida Krom pada Baja Tahan Karat Austenitik dengan Pengamatan Makro

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Dosen Pembimbing : Sutarsis, S.T, M.Sc.Eng

LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

BAB III METODE PENELITIAN

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

PENGARUH VISKOSITAS MEDIA CELUP TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO MARTENSITIC WHITE CAST IRON ASTM A532. Oleh :

STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

Karakterisasi Material Sprocket

Dimas Hardjo Subowo NRP

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA CrMoV DENGAN MEDIA QUENCH YANG BERBEDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Transkripsi:

Pengaruh Kromium dan Perlakuan Panas pada Baja Fe-Ni-Cr terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Meilinda Nurbanasari 1, Dodi Mulyadi 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Nasional, Bandung Jl. PHH. Mustapha No. 23, Bandung 40124 (telp: 022-7272215, ext 139) 2 Alumni Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Nasional, Bandung 1 email: meilinda@itenas.ac.id Intisari Baja paduan Fe-Ni-Cr banyak digunakan pada industri kimia, dan power plant dan memiliki sifat ketahanan korosi, mampu mesin, dan mampu las yang baik. Kekurangan dari baja paduan ini adalah tidak tahan terhadap serangan ion klorida dan mudah terjadi penggetasan apabila tereskpos dalam waktu lama pada temperatur tinggi. Baja paduan Fe-Ni-Cr merupakan baja yang tidak dapat dikeraskan dengan cara perlakuan panas (non hardenable alloy). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur paduan Cr dan perlakuan panas pada baja Fe-Ni-Cr terhadap struktur mikro dan kekerasan. Baja Fe-Ni-Cr diperoleh melalui proses pengecoran dan proses perlakuan panas dilakukan dengan dua temperatur yang berbeda. Hasil pengujian menunjukkan kekerasan baja 22Cr 18Ni pada kondisi as cast memiliki kekerasan 670,8 VHN. Variasi komposisi unsur Cr juga memberikan dampak terhadap sifat mekanik yaitu semakin rendah kadar Cr pada baja Fe-Ni-Cr, semakin tinggi harga kekerasannya. Perlakuan panas memberikan pengaruh terhadap penurunan harga kekerasan (571,4 VHN) untuk baja paduan 18Cr 18 Ni dengan temperatur pemanasan 900 o C dan waktu tunggu 4 jam. Secara umum, analisa struktur mikro pada kondisi as cast menunjukkan terbentuknya dendrit dan kromium karbida. Proses perlakuan panas juga memberikan perubahan terhadap struktur dendrit dan juga kromium karbida. Katakunci: perlakuan panas, baja austenitic, kekerasan, struktur mikro 1. Pendahuluan Baja paduan Fe-Ni-Cr banyak digunakan pada industri oli, gas, petrokimia dan pembangkit tenaga. Baja ini termasuk dalam kategori baja paduan tinggi dengan sifat yang diunggulkan yaitu memiliki ketahanan korosi yang baik dan kekuatan yang tinggi. Namun demikian, penggunaan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan baja tersebut mengalami degradasi sifat mekanik. Kegagalan yang telah dilaporkan antara lain yaitu degradasi struktur mikro (Barbosa, Nascimento et al. 2005; Ejaz and Tauqir 2006), dan penggetasan fasa sigma (Kington and Noble 1991; Elmer, Palmer et al. 2007). Umumnya kerusakan tersebut dipengaruhi oleh perubahan struktur mikro baik akibat temperatur, gaya, dan juga lingkungan kerja. Umumnya struktur mikro baja Fe-Ni-Cr terdiri atas matrik austenit dan karbida M 23 C 6 diantara koloni dendrit (Blair 1990). Baja paduan Fe-Ni-Cr merupakan baja yang tidak dapat dikeraskan dengan cara perlakuan panas. Pemanasan yang dialami oleh baja tersebut sampai dengan temperatur 1200 o C dapat menyebabkan carbide coarsening dan karbida larut dalam matriks (Honeycombe and Bhadeshia 1995). Selain itu, jika baja paduan tersebut terekspos pada temperatur tinggi akan terbentuk fasa sigma dan dapat menyebabkan terjadinya penggetasan (Babakr, Al-Ahmari et al. 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur paduan kromium pada baja Fe-Ni-Cr dan temperatur pemanasan terhadap perubahan struktur mikro dan kekerasan untuk melihat kemungkinan terjadinya penggetasan. 2. Metode Penelitian Baja paduan yang dibuat adalah ferro-nickel-chrom (Fe - Ni Cr) dengan komposisi Ni dijaga konstan sedangkan unsur Fe dan Cr memiliki komposisi yang bervariasi. Komposisi masing - masing logam paduan yang diteliti dapat dilihat pada Tabel.1. Paduan dibuat dengan proses pengecoran menggunakan tungku single arc melting fiimace dengan gas pelindung Argon. Elektroda yang digunakan adalah tungsten, laju gas argon 5 liter/menit dan arus ISBN : 978-602-70455-0-7 BT-MB - 43

100 Amp. Bentuk baja yang dicor dapat dilihat pada Gambar 1 dan hasil penimbangan berat baja yang dicor dapat dilihat pada Tabel 2. Paduan Tabel 1. Komposisi kimia logam paduan yang diteliti. Komposisi Fe Cr Mo Ni %wt gram %wt gram %wt gram %wt gram Total berat (gr) 18Cr/18Ni 64 12,8 16 3,2 2 0,4 18 3,6 20 20Cr/18Ni 62 12,4 18 3,6 2 0,4 18 3,6 20 Tabel 2 Berat paduan hasil peleburan. Paduan Berat baja paduan ( gram ) sebelum dilebur setelah dilebur 18 Cr - 18 Ni 20 18,5 20 Cr - 18 Ni 20 18,3 Gambar 1: Baja paduan Fe-Ni-Cr hasil cor. Pengurangan berat pada baja hasil cor disebabkan terbentuknya slag selama proses pembuatan baja. Baja hasil cor memiliki diameter sekitar 20 mm dan ketebalan sekitar 7 mm. Pengujian komposisi kimia pada baja yang dicor dilakukan dengan metode XRF pada tiga unsur yaitu, Cr, Ni dan C. Setelah dilakukan proses pengecoran, seperempat benda kerja diambil untuk analisa struktur mikro dan uji kekerasan dalam kondisi as cast dan tiga perempat bagian sampel lainnya dipotong menjadi 2 bagian untuk dilakukan proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas dilakukan dengan tahapan seperti pada Gambar 2: Gambar 2: Proses perlakuan panas. ISBN : 978-602-70455-0-7 BT-MB - 44

Perlakuan panas dilakukan dengan menvariasikan temperatur pemanasan yaitu 900 C, dan 1100 C, kemudian masing-masing dilakukan waktu penahanan (holding time) selama 4 jam dan dilanjutkan dengan celup cepat ke air. Sampel untuk analisa struktur mikro dimounting dengan menggunakan resin kemudian dilanjutkan dengan grinding dan polishing sesuai dengan standar preparasi sampel metalografi. Larutan etsa yang digunakan adalah Vilella s reagent dengan komposisi 1 gr asam picric, 10 ml HCl, 100 ml alkohol. Pengamatan struktur mikro dilakukan pada mikroskop optik Nikon. Harga kekerasan diperoleh melalui pengujian mikro Vickers menggunakan beban 200 gram dan waktu penekanan 30 detik. Data pengujian kekerasan rata-rata setiap kondisi diambil berdasarkan 3 kali pengujian. 2. Hasil dan Diskusi 2.1 Analisa Struktur mikro Pengujian komposisi kimia pada baja 18Cr-18Ni yang dicor menunjukkan bahwa kandungan Cr = 18,2 %wt dan Ni = 18, 5%wt, sedangkan baja 20Cr-18Ni memiliki Cr = 20,3 %wt dan Ni = 20,3 %wt. Kandungan karbon kedua jenis baja tersebut adalah sekitar 0,24-0,27 % wt. Struktur mikro baja paduan Fe-Ni-Cr dalam kondisi as cast dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut: Gambar 3. Analisa struktur mikro baja Fe-Ni-Cr dalam kondisi as cast. Struktur mikro kondisi as cast pada kedua jenis paduan memiliki kesamaan yaitu terbentuk jaringan karbida di antara struktur dendrit. Kandungan kromium yang tinggi, menghasilkan tipe karbide M 23 C 6 (Honeycombe and Bhadeshia 1995). Terbentuknya dendrit merupkan tipikal produk hasil cor. Gambar 4 dan 5 berikut adalah struktur mikro baja yang telah mengalami perlakuan panas. Gambar 4 dan 5 memperlihatkan struktur mikro baja yang telah mengalami perlakuan panas (as quenched). Analisa kualitatif terhadap strukur mikro baja yang telah mengalami perlakuan panas memperlihatkan adanya pengurangan jumlah karbida dibandingkan dengan kondisi as cast. Pemanasan pada temperatur 1100 o C juga menunjukkan fenomena yang sama dibandingkan dengan pemanasan pada temperatur 900 o C. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses pemanasan berlangsung terjadi proses pertumbuhan karbida dan kemudian karbida larut ke dalam matrik secara difusi yang merupakan fungsi dari temperatur dan waktu. Untuk melihat kemungkinan fasa yang terbentuk pada struktur mikro kedua jenis baja dilakukan analisa dengan diagram fasa Fe-Ni-Cr (Gambar 6). ISBN : 978-602-70455-0-7 BT-MB - 45

Gambar 4. Analisa struktur mikro baja Fe-Ni-Cr setelah perlakuan panas (T= 900 o C) Gambar 5. Analisa struktur mikro baja Fe-Ni-Cr setelah perlakuan panas (T= 1100 o C) Berdasarkan diagram fasa (Gambar 6) dapat dilihat bahwa fasa ferit dapat terbentuk pada kedua jenis komposisi baja. Jika dilihat pada struktur mikro hasil perlakuan panas indikasi terbentuknya ferit pada dapat terlihat (warna putih pada Gambar 4). Hadirnya fasa ferit akan mempengaruhi sifat mekanik, yaitu menurunkan harga kekerasan baja. Pengamatan terhadap keberadaan fasa sigma tidak dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik mengingat ukurannya yang kecil. Investigasi lebih lanjut tentang keberadaan fasa sigma perlu dilakukan dengan mikroskop elektron. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, struktur mikro pada kondisi as cast memperlihatkan terbentuknya struktur dendrit. Struktur dendrit ini semakin jauh berkurang dan cenderung menghilang setelah baja mengalami perlakuan panas. ISBN : 978-602-70455-0-7 BT-MB - 46

Gambar 6. Diagram fasa Fe-Ni-Cr (Peckner and Bernstein 1977). 3.2 Kekerasan Tabel 3 adalah hasil pengujian keras sampel kondisi as cast dan setelah mengalami perlakuan panas. Komposisi paduan (%wt) Tabel 3. Harga kekerasan pada baja Kekerasan (HV) Perlakuan panas As cast 900 o C 1100 o C 18Cr-18Ni 606,2 571,4 563,3 20Cr-18Ni 670,8 551,1 537,1 Hasil pengujian kekerasan (Tabel 3) menunjukkan bahwa penambahan komposisi 2 %wt Cr menyebabkan peningkatan harga kekerasan, Kenaikan harga kekerasan ini diduga berkaitan dengan terbentuknya fasa sigma. Walaupun analisa struktur mikro dengan mikroskop optik tidak menemukan adanya fasa sigma, tetapi mengacu kepada diagram fasa Fe-Cr-Ni (Gambar 6) fasa sigma sangat mungkin terjadi. Secara umum sampel yang telah mengalami perlakuan panas memiliki harga kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kondisi As-Cast. Hal ini disebabkaan proses pemanasan yang dilakukan pada 900 o C dan 1100 o C menyebabkan pelarutan karbida dan pembesaran butir austenit. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan: a) Semakin rendah kadar Cr pada baja Fe-Ni-Cr, semakin tinggi kekerasannya b) Nilai kekerasan tertinggi pada kondisi as cast terjadi pada paduan 22 Cr 18 Ni, yaitu 670,8 HV. c) Harga kekerasan tertinggi setelah mengalami proses perlakuan panas pada temperatur 900 C, holding time 4 jam, terjadi pada paduan 20 Cr 18 Ni, yaitu sebesar 571,4 HV. ISBN : 978-602-70455-0-7 BT-MB - 47

Daftar Pustaka Babakr, M., A. Al-Ahmari, et al. (2008). "Sigma Phase Formation and Embrittlement of Cast Iron- Chromium-Nickel (Fe-Cr-Ni) Alloys." Journal of Minerals & Materials Characterization & Engineering 7: 127-145. Barbosa, C., J. L. Nascimento, et al. (2005). "Microstructural aspects of the failure analysis of nickel base superalloys components." Engineering Failure Analysis 12: 348-361. Blair, M. C. (1990). Cast Stainless Steels - Metals Handbook. Ohio, Materials Park, ASM International. Ejaz, N. and A. Tauqir (2006). "Failure due to structural degradation in turbine blades." Engineering Failure Analysis 13: 452-463. Elmer, J. W., T. A. Palmer, et al. (2007). "In situ observations of sigma phase dissolution in 2205 duplex stainless steel using synchrotron X-ray diffraction." Materials science and Engineering A 459: 151-155. Honeycombe, R. W. K. and H. K. D. H. Bhadeshia (1995). "Steels, Microstructure and Properties." Butterworth Heinemann, Oxford 2 nd edition. Kington, A. V. and F. W. Noble (1991). "phase embrittlement of a type 310 stainless steel." Materials science and Engineering A 138(2): 259-266. Peckner, D. and I. M. Bernstein (1977). Handbook of Stainless Steels. New York, McGraw-Hill Book Company. ISBN : 978-602-70455-0-7 BT-MB - 48