PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN PASURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan, serta metode penulisan.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

Penetapan Kawasan Sentra Produksi Pengolahan Pertanian Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Faktor-faktor Penentu Konversi Hutan Mangrove di Kabupaten Pasuruan Berdasarkan Perkembangan Struktur Ruang. Nuniek Sri Widyanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN WALIKOTA TARAKAN,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

DEDIARTA BINTORO ( ) Dosen Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, Msc

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662)

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan di Mejayan, Kabupaten Madiun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

KEPUTUSAN WALIKOTA TERNATE

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BUPATI PAMEKASAN TENTANG BUPATI PAMEKASAN, pembangunan perdesaan sehat, diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

ARAHAN PENINGKATAN PELAYANAN BUS TRANSJAKARTA BERDASARKAN PREFERENSI PENGGUNA (KORIDOR I BLOK M-KOTA) HASRINA PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

Oleh Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND PADANG 2009

PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

PEMERINTAHAN KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DASAR BERSUBSIDI DI KABUPATEN SINTANG

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

TUGAS AKHIR S i d a n g T u g a s A k h i r PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN PASURUAN Oleh: Ayu Yulinar K 3607.100.030

OUTLINE Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran

BAB 1 Pertumbuhan penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana contohnya, pelayanan publik bidang kesehatan 1. Balai pengobatan/3000 jiwa. 2. BKIA/RS Bersalin/10.000-30.000 3. Puskesmas/120.000 4. Rumah Sakit/240.000 Kepmen Permukiman dan Praswil No. 534/KPTS/M/2001 Rumah Sakit, karena menjadi pelayanan kesehatan rujukan tertinggi Lokasi Kabupaten Pasuruan

Jenis Fasilitas Juml Penduduk Pendukung (jiwa) Juml Unit Cakupan Batasan Penduduk (jiwa) Juml Penduduk 1.466.662 Rumah Sakit 240.000 3 720.000 Belum terpenuhi Puskesmas 120.000 33 3.960.000 Terpenuhi Puskesmas 30.000 72 2.160.000 Terpenuhi Pembantu Posyandu 1.250 1.810 2.262.000 Terpenuhi Polides 2.500 245 612.500 Belum terpenuhi Rumah Bersalin 30.000 8 612.500 Belum terpenuhi Sumber: RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2008-2013 dan hasil analisa 2010 Ket rumah sakit, belum terpenuhi

Tujuan menentukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan rumah sakit kelas D di Kabupaten Pasuruan Sasaran 1. Mengidentifikasi kriteria lokasi rumah sakit 2. Menentukan tingkat prioritas kriteria lokasi yang tepat dalam penentuan lokasi rumah sakit di Kab Pasuruan 3. Menentukan lokasi yang tepat dan sesuai untuk dibangun rumah sakit di Kabupaten Pasuruan Ruang Lingkup Pembahasan: Kondisi kebutuhan kesehatan di Kabupaten Pasuruan, daerah mana yang belum terlayani, ditinjau aspek spasial berdasarkan kriteria yang ditentukan

Rumah Sakit Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit) Kamus Besar Bahasa Indonesia, rumah sakit merupakan rumah tempat merawat orang sakit, tempat menyediakan, dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan KLASIFIKASI RUMAH SAKIT a. Berdasarkan kepemilikan Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta b. Berdasarkan jenis pelayanan RS umum RS khusus c. Berdasarkan afiliasi pendidikan Rumah sakit pendidikan dan non pendidikan d. Peraturan Menkes RI No. 340 th 2010 RS kelas A, B, C,dan D (ditetapkan berdasarkan pelayanan, sdm, peralatan, sarana dan prasarana dan administrasi manajeman) PENGERTIAN SISTEM RUJUKAN sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat dan kasus-kasus penyakit, yang dilakukan secara timbal balik baik secara vertikal maupun horisontal kepada yang lebih mampu meliputi rujukan sarana, rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli, rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium. TUJUAN SISTEM RUJUKAN agar masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata, akses dan biaya terjangkau, jaminan mutu pelayanan, dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya, beban kerja dan pengembangan sumberdaya serta iptekdok kesehatan.

Kajian TeoriL okasi NO SUMBER KOMPONEN 1 Tarigan (2005) Di dalam mempelajari lokasi harus memiliki asumsi mengenai: Setiap kegiatan memiliki pola masing-masing Potensi wilayah Tingkah laku/sikap manusia 2. Daldjoeni (1992) Jarak Jumlah penduduk Tempat pusat (central place) Jangkauan pelayanan 3 Rushton 1973 Jarak Aksesbilitas 4. Christaller Lokasi, menempatkan suatu perdagangan jasa di pusat yang biasa disebut Central Place Theory, pusat kegiatan jasa Jumlah minimum penduduk untuk mendukung penawaran jasa Jangakauan pelayanan dari jasa rumah sakit Sumber: Hasil kajian 2011

NO SUMBER KOMPONEN 1 Claire Jumlah penduduk Kondisi penduduk Status sosial ekonomi Kondisi fisik alam Pola hidup Kegiatan yang dilakukan masyarakatnya Sintesa Teori faktor-faktor penentu lokasi 2 Chapin Kualitas area atau kawasan Nilai lahan Harga lahan Kondisi bangunan (sifat dari fasum) Hukum atau peraturan Pertimbangan politis Kesesuaian lahan 3 Simmons Permintaan Karakteristik penduduk Pola akses lokal Luas dan jangkauan fasilitas 4 Cheng-Ru Wu, Chin-Tsai Lin, Huang-Chu Chen (2005) Faktor kondisi Permintaan Strategi, struktur dan persaingan Fasilitas pendukung Peraturan pemerintah Kesempatan 5 Pediantoro (2010) kebutuhan akan rumah sakit di daerah tersebut kondisi lokasi ketersediaan tenaga kerja sumber daya fiancial jarak dengan pusat keramaian fungsi jalan Sumber: Hasil sintesa 2011

theoritical analytic eksploratif empirical analytic dengan menggunakan metode KUALITATIF dan KUANTITATIF

NO VARIABEL SUB VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL 1 Karakteristik Jumlah penduduk Jumlah seluruh penduduk yang menghuni suatu wilayah penduduk administrasi dalam satu satuan waktu Tingkat sakit Angka yang menggambarkan jumlah penduduk yang mengalami penduduk sakit dalam satu satuan waktu. Sumber daya Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam operasional rumah sakit. manusia 2 Tata Guna Harga Lahan Lahan per m2 berdasarkan transaksi pasar. Lahan Luas Lahan Besaran luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun sebuah Kesesuaian Lahan dengan RTRW rumah sakit. Kesesuaian antara fungsi lahan saat ini dengan rencana pola pemanfaatan lahan yang terdapat dalam RTRW 3. Aksesbilitas Fungsi Jalan Klasifikasi jaringan jalan berdasarkan fungsi jalan. 4 Peraturan atau Kebijakan Jarak Ketersediaan transportasi publik Hukum atau peraturan pemerintah terkait Jarak dari penduduk (pusat kota) yang dihitung berdasarkan radius terdekat dengan pusat kota. Jumlah rute kendaraan umum yang melewati suatu wilayah dalam lingkup kecamatan. Hukum atau peraturan-peraturan yang berlaku dan berkaitan dengan rumah sakit

Lanjutan NO VARIABEL SUB VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL 5 Sarana dan Air bersih Layanan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah sakit, Prasarana Listrik Layanan kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah sakit 6 Internal rumah sakit Telekomunikasi Fasilitas penunjang medik Sifat pelayanan Jenis kelas rumah sakit Layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi rumah sakit Layanan fasilitas rumah sakit untuk menunjang kebutuhan kesehatan rumah sakit, seperti keberadaan apotek, laboratorium, pendidikan kesehatan Sifat pelayanan rumah sakit berupa kegiatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif Klasifikasi rumah sakit / jenis rumah sakit kelas rumah sakit A, B, C, D Sumber: Hasil sintesa tinjauan pustaka 2011

Teknik Pengambilan Sampel Purposive sampling bertujuan untuk mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tujuan yang digunakan adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pertimbangan dalam penentuan lokasi rumah sakit di Kabupaten Pasuruan secara akurat dari sumber yang dianggap mengerti dan mengetahui pertimbangan tersebut. Responden analisa yang dipilih yaitu menggunakan analisa stakeholder Populasi Penelitian 1. Pemegang Kebijakan (Pemerintah Kabupaten Pasuruan) 2. Pihak swasta sebagai pengembang 3. Para pakar atau ahli dalam bidang kesehatan dan tata ruang

KELOMPOK UTAMA PEMERINTAH KELOMPOK KEPENTINGAN STAKEHOLDERS Bapeda Kabupaten Bidang Fisik dan Prasarana Pasuruan Bidang Sosial dan Budaya Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Penyusunan Program dan Anggaran MASYARAKAT Akademisi Dosen Teknik Arsitektur Universitas Petra Surabaya DUNIA USAHA pihak management/pemilik rumah sakit Pihak management rumah sakit RSUD Kabupaten Sidoarjo Sumber: Hasil Purposeful Sampling Stakeholders Utama, 2011

Metode Pengumpulan Data Sekunder 1. Instansional BPS, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, dan instansi terkait bila diperlukan 2. Studi literatur memberikan data tambahan yang tidak didapatkan dari instansi, berupa buku, hasil penelitian, tugas akhir serta artikel dan mesia massa. Metode Pengumpulan Data Primer Melakukan survey langsung ke lokasi studi guna mendapatkan data yang berkaitan dengan informasi yang tidak didapatkan dengan survei sekunder

NO SASARAN PENELITIAN TEKNIK ANALISA 1 Mengidentifikasi kriteria Delphi lokasi rumah sakit di Kabupaten Pasuruan INPUT DATA Variabel penelitian hasil tinjauan pustaka OUTPUT ANALISA Kriteria lokasi rumah sakit kelas D di Kabupaten Pasuruan 2 Menentukan tingkat prioritas kriteria lokasi yang tepat dalam penentuan lokasi rumah sakit di Kabupaten Pasuruan. AHP Kriteria lokasi rumah sakit kelas D di Kabupaten Pasuruan Tingkat prioritas dari perbandingan kriteria lokasi rumah sakit 3 Menentukan lokasi yang tepat dan sesuai untuk dikembangkan sebuah rumah sakit di Kabupaten Pasuruan Skoring Lokasi-lokasi yang memiliki potensi berdasarkan kriteria lokasi yang telah ditemukan dan hasil prioritas kriteria. Lokasi yang tepat dan sesuai untuk dikembangkan sebagai rumah sakit kelas D di Kabupaten Pasuruan

Penduduk (0,426) Tata guna lahan (0,201) Aksesbilitas (0,232) Sarana dan prasarana (0,141) Kec Penduduk Tata Guna Lahan Aksesbilitas Sar dan Prasarana Total Juml Juml x Juml x Juml x Juml x Juml Juml Juml Bobot Bobot Bobot Bobot 1 3.47 1.48 0.424 0.09 1.56 0.36 1 0.141 2.06 2 0.27 0.11 0.424 0.09 0.75 0.17 1 0.141 0.51 3 1.27 0.54 0.424 0.09 1.00 0.23 1 0.141 1.00 4 0.00 0.00 0.424 0.09 0.75 0.17 1 0.141 0.40 5 0.80 0.34 0.424 0.09 0.70 0.16 1 0.141 0.73 6 0.80 0.34 0.424 0.09 1.25 0.29 1 0.141 0.86 7 2.47 1.05 0.424 0.09 1.00 0.23 1 0.141 1.51 8 1.00 0.43 0.424 0.09 1.44 0.34 1 0.141 0.99 9 2.00 0.85 0.424 0.09 2.00 0.46 1 0.141 1.54 10 1.27 0.54 0.424 0.09 1.44 0.34 1 0.141 1.10 11 1.00 0.43 0.424 0.09 2.00 0.46 0.697 0.098 1.07 12 3.73 1.59 1.00 0.20 2.00 0.46 0.697 0.098 2.35 13 4.00 1.70 0.424 0.09 2.00 0.46 1 0.141 2.39 14 2.73 1.16 0.424 0.09 1.56 0.36 0.697 0.098 1.71 15 2.73 1.16 1 0.20 2.00 0.46 0.697 0.098 1.93 16 1.53 0.65 0.424 0.09 1.56 0.36 0.697 0.098 1.20 17 3.47 1.48 0.424 0.09 1.30 0.30 0.697 0.098 1.96 18 1.73 0.74 0.424 0.09 1.25 0.29 1 0.141 1.26 19 2.00 0.85 0.424 0.09 1.25 0.29 1 0.141 1.37 20 1.73 0.74 0.424 0.09 1.56 0.36 1 0.141 1.33 21 1.73 0.74 0.424 0.09 0.95 0.22 1 0.141 1.19 22 3.20 1.36 1 0.20 1.56 0.36 1 0.141 2.07 23 1.00 0.43 0.424 0.09 0.70 0.16 1 0.141 0.81 24 2.47 1.05 0.424 0.09 1.30 0.30 1 0.141 1.58

BAB 5 Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi rumah sakit yang tepat dan sesuai berdasarkan kriteria-kriteria yang didapatkan dari kajian pustaka dan wawancara/kuesioner. Dalam penelitian penentuan lokasi rumah sakit ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu perumusan/identifikasi kriteria lokasi rumah sakit kelas D dengan metode delphi dan penentuan lokasinya dengan menggunakan teknik AHP dan skoring. Sedangkan untuk Kriteria yang digunakan di dalam penelitian penentuan lokasi rumah sakit, yaitu antara lain: 1. Penduduk, terdiri dari jumlah penduduk dan tingkat sakit penduduk. 2. Tata Guna Lahan, terdiri dari luas lahan dan kesesuaian lahan dengan RTRW. 3. Aksesbilitas, terdiri dari fungsi jalan, jarak dan ketersediaan transportasi publik. 4. Sarana Prasarana, terdiri dari PDAM, Listrik, Telepon dan keberadaan rumah sakit lainnya Lokasi yang sesuai dan tepat sebagai lokasi rumah sakit yaitu KECAMATAN PANDAAN, KECAMATAN GRATI DAN KECAMATAN GEMPOL