GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
Pekan Teknologi BPTM 2016

Keluarga Besar UPT LUTPMB LIWA mengucapkan mohon maaf lahir dan batin selamat hari raya Idul Fitri dan kemenangan 1438 H

Pekan Teknologi BPTM 2016

GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

KEPUTUSAN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) UPT LOKA UJI TEKNIK PENAMBANGAN DAN MITIGASI BENCANA LIWA - LIPI TAHUN ANGGARAN 2010

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KOTA MATARAM TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

BAB I PENDAHULUAN. Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang

IDENTIFIKASI ATRIBUT DATA SPASIAL KAWASAN RAWAN BENCANA SIGDa LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

Diktat Perencanaan Infrastruktur Kota

1.1. Geologi dan manfaat pemetaan 1.2. Pengetahuan geologi yang diperlukan 1.3. Pemetaan geologi 1.4. Pemetaan geologi permukaan 1.5.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

MATRIKS SANDINGAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 BNPB KEMENDAGRI KEMENSOS CATATAN. Pemerintahan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN CAPACITY BUILDING KESIAPSIAGAAN BENCANA BERBASIS SEKOLAH 7 11 SEPTEMBER 2009

Pengurangan Risiko Bencana dalam Industri Energi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Manajemen Pemulihan Infrastruktur Fisik Pasca Bencana

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

BAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.

Penataan Kota dan Permukiman

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Studi...

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Peran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia. Oleh: Rudi Saprudin Darwis

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa

VERSI 25 JULI 2016 RENCANA AKSI PENGURANGAN RISIKO BENCANA KABUPATEN MOROWALI Tahun Kalender : April December 2019

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

BAB I PENDAHULUAN. Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja.

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

Puslit Geoteknologi LIPI Jl. Sangkuriang Bandung Telepon

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.

Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH Pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada. Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada. Pembangunan dan pengembangan dilakukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dan pengembangan itu dapat merupakan pembangunan fisik atau pengembangan fisik dan dapat merupakan pembangunan sosial ekonomi atau pengembangan sosial ekonomi. Baik pembangunan dan pengembangan memerlukan perencanaan dan pengawasan. Karena memerlukan kupasan data, proses perencanaan itu harus didahului dengan pengumpulan data lewat penelaahan dan survei. Untuk itu, Perencanaan mendapat bantuan / input dari berbagai ilmu. Salah satu disiplin ilmu yang membantu / menginput data dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan suatu wilayah adalah Geologi. Sumbangsih data Geologi untuk pembangunan dan pengembangan daerah sebagian besar dituangkan dalam bentuk peta-peta tematik tertentu. Adapun macam peta tersebut adalah antara lain: Peta Geologi, Peta Zona Kerentanan Tanah, Peta Geomorfologi, Peta Geologi Lingkungan, Peta Kestabilan Lereng, Peta Penyebaran Potensi Sumber Daya Alam, dan sebagainya. Data data selain peta peta tematik tertentu adalah antara lain: informasi keteknikan suatu batuan, tanah, atau lahan; informasi mengenai cara penanggulangan dan pencegahan terhadap potensi terjadinya bahaya bencana kebumian, informasi mengenai optimalisasi suatu bahan galian, dan sebagainya.

Melalui Geologi, masyarakat dan Pemerintah setempat diharapkan dapat mengetahui wilayah mana saja yang dapat dibangun dan dikembangkan, serta dihindari; mengetahui jenis jenis sumberdaya alam yang berpotensi untuk dikembangkan, dan sebagainya. Intinya adalah mereka lebih mengenal dan memahami daerah tempat mereka tinggal. Tentu saja agar mereka lebih mengenal dan memahami daerah tempat mereka tinggal diperlukan peran serta para Ahli Geologi / Peneliti Geologi yang memberikan penjelasan secara komprehensif. Daftar Pustaka Jayadinata, T, Johara. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan & Wilayah. Penerbit ITB. Bandung Program Berbagi Itu Indah di UPT LUTPMB Liwa Dalam menciptakan suasana yang kondusif demi meningkatkan keahlian pegawai suatu terobosan dibuat oleh Kepala UPT LUTPMB Liwa berupa presentasi yang digilir kepada setiap pegawai perbulanya. Terobosan ini oleh beliau diberi tema Berbagi Itu Indah. Tujuanya sebagai suatu bentuk kepedulian agar setiap pegawai dapat memberikan gambaran informasi dari kegiatan personal yang telah dilakukan. Dari sini juga didapat suatu diskusi yang memberikan suatu masukan-masukan dalam bersinergi antar individu di satker. Informasi-informasi terbaru mengenai

perkembangan teknologi ilmu kebumian yang berkembang dan dapat dilakukan di UPT serta dapat suatu waktu dijadikan suatu program kegiatan UPT di masa mendatang. Presentasi ini sendiri sudah terlaksana sebanyak 3 kali mulai dari bulan Juli 2016. Kedepanya terus setiap bulan tiap pegawai akan mendapat giliran untuk memberikan suatu masukan berdasar hasil kajian kegiatan lapangan yang telah dilakukan atau pelatihan. Untuk pegawai yang presentasi dapat dari kalangan peneliti ataupun bagian non-peneliti yang siap dan memiliki informasi terbaru. Sedangkan peserta dari kalangan Peneliti maupun Non-peneliti UPT LUTPMB Liwa. gambar 1. Presentasi Bertajuk Marine Investigation of the Rupture Anatomy of the 2012 Great Earthquake (MIRAGE) gambar 2. Presentasi Bertajuk Kegiatan Diklat pengenalan Survey Lapangan Gerakan Tanah

gambar 3. Presentasi bertajuk Sistem Informasi UPT LUTPMB Liwa Raker Puslit Geoteknologi 2016 Raker Puslit Geoteknologi 2016 Dikutip dari kerangka acuan rapat kerja Puslit Geoteknologi (P2G) bahwa rapat kerja (Raker) menjadi sebuah wadah pertemuan

seluruh pegawai aparatur sipil negara dalam lingkup P2G -LIPI. Raker P2G dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 20 September 2016 dengan mengusung Tema Geoteknologi untuk kehidupan yang lebih baik. Tema tersebut diambil dalam tugas dan fungsi Puslit Geoteknologi terkait dengan meningkatnya resiko bencana, meningkatnya kebutuhan air baku untuk masyarakat dan industri, meningkatnya kerusakan lahan akibat ekonomi seperti kegiatan pertambangan, perluasan pemukiman atau pengambilan alih fungsi hutan dan lahan, meningkatnya volume limbah padat dan cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri, pertambangan dan pemukiman, serta meningkatnya kebutuhan energi dan bahan baku industri. Tujuan diadakanya raker antara lain mengevaluasi pelaksanaan Rencana Implementatif P2G 2015-2019, mengevaluasi strategi pencapaian target kinerja, hasil maupun capaian 2016, menyusun rencana kerja 2017 dan menyusun strategi penguatan kelembagaan, SDM, sarana penelitian dan infrastruktur. Peserta diikuti oleh Deputi Bidang IPK LIPI, Kepala Pusat P2G, Ketua PME Kedeputian IPK LIPI, para pejabat struktural P2G LIPI, Kepala UPT BIKK LIPI, Kepala UPT LUTP Jampang Kulon, Kepala LUTPMB Liwa, Ketua PME P2G LIPI, P2K serta seluruh staf P2G LIPI. Untuk tamu VIP ada Kepala LIPI dan perwakilan dari Bappenas. Kunjungan Koordinasi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Bandung di Kantor UPT LUTPMB Liwa

Foto Bersama Team P2G dan UPT LUTPMB Liwa Pusat Penelitian Geoteknologi (P2G) Bandung merupakan pusat penelitian LIPI yang membina UPT LUTPMB Liwa. Setelah rapat kerja P2G yang dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 20 Oktober 2016 bertempat di Bandung, kunjungan dilakukan oleh team yang diketuai oleh Dr. Anggoro Tri Mursito. Suatu Kehormatan didatangi oleh P2G, banyak masukan yang diberikan untuk motivasi kedepan UPT LUTPMB Liwa. Kedepan akan banyak juga kesempatan untuk kerja sama bersama P2G. Koordinasi UPT LUTPMB Liwa dengan Balai Pengolahan Teknologi Mineral dalam Berbagi, Berinovasi dan

Bersinergi Pertemuan dari perwakilan UPT LUTPMB Liwa dan BPTM Tanjung Bintang Sebagai suatu kesatuan internal sesama satuan kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sudah sepantasnya bersinergi dalam berbagi informasi dalam melakukan inovasi kemajuan bangsa hal yang dikutip dari Bpk. Driszal Fryatoni selaku Kepala Balai Pengolahan Teknologi Mineral (BPTM). Merupakan suatu hal yang baik inisiatif ini diambil dari BPTM yang berasal dari kedeputian LIPI bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan UPT LUTPMB Liwa dari kedeputian LIPI Ilmu Pengetahuan Kebumian untuk membangun bersama inovasi-inovasi dari disiplin ilmu yang berbeda. Pada tanggal 24 Oktober 2016 perwakilan dari UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa datang ke kantor BPTM dalam rangka memenuhi undangan dari BPTM guna menjalin kerja sama dan mempererat kesinergian sesama satuan kerja. Harapan kedepan dalam kerjasama ini dapat menghasilkan sesuatu yang lebih dari biasanya yang dihasilkan. Perpaduan dari disiplin ilmu yang berbeda inilah bisa saling menguatkan satu dan yang lainya, bersinergi membentuk suatu pondasi-pondasi dalam menghasilkan inovasi.

Sosialisi Kebumian bersama MAN 1 Lampung Barat dan SD N Gunung Sugih 2016 Mengenal kebencanaan dikalangan masyarakat dilakukan sejak dini, ini merupakan salah satu tujuan dari diadakanya sosialisasi. Wawasan kebencanaan menjadi bekal ilmu yang bermanfaat untuk masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan kebencanaan. Seperti diketahuai bahwa indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak potensi bencana, diantaranya Gempabumi, Gunung Api, Tsunami, Longsor dan lainlainya. Kegiatan sosialisasi kebumian diadakan pada tanggal 28 Septebmber 2016 bagi MAN 1 Lampung Barat, dan 29 Septebmber 2016 untuk SD N Gunung Sugih dengan bertempat di gedung aula UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa. kegiatan sosialisasi dihadiri oleh total 80 peserta, dengan rincian 35 siswa dan 5 guru dari MAN 1 Lampung Barat, serta 35 siswa dan 5 guru dari SD N Gunung Sugih. gambar 1. Foto Bersama Guru dan Murid

MAN 1 Lampung Barat gambar 2. Pemberian materi sosialisasi gambar 3. Pemberian materi sosialisasi

gambar 4. Pemberian materi sosialisasi gambar 5. Pemberian Hadiah kepada Peserta terbaik dalam kegiatan sosialisasi kebumian Dalam kutipan Flipchart Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Children Science Support 2012, yang berjudul Indonesia Rawan Bencana yang dicetak oleh COMPRES menerangkan mengenai 5 point mitigasi pokok yang sangat perlu dikuasai oleh setiap masyarakat. Pertama adalah masyarakat memiliki pengetahuan mengenai kebencanaan, contohnya masyarakat tahu apa yang dimaksud gempabumi serta penyebabnya. kedua masyarakat

memahami kondisi lingkungan tempat tinggal. Ketiga masyarakat paham mengenai tindakan penyelamatan diri terhadap berbagai jenis bencana, semisal apa yang perlu dilakukan ketika ada gempa bumi atau tsunami serta bencana lainya. Selanjutnya masyarakat dapat membentuk ke siap siagaan dalam bentuk komunitas. Terakhir dapat berkoordinasi dengan aparat terkait yang berhubungan dengan siaga bencana, seperti BMKG, BPBD, BNPB dan Informasi Televisi serta Radio informasi lokal. gambar 6. Pemberian informasi Teknologi gambar 7. Pemberian informasi Teknologi