BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

membahas atau mengkaji tentang kejadian-kejadian yang berhubungan dengan agama Islam, baik awalnya ataupun perkembangannya Sejarah itu adalah ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. SKI), dalam kurikulum SMP Muhammadiyah 5 menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

Jurnal ANSIRU PAI V o l. 1 N o. 2. Juli - Des

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih dianggap strategis dalam membina tunas-tunas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan suatu bangsa

Eli Santana Siregar. Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif. pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam terjemahan bahasa Inggris yaitu, Pedagogics. Pedagogics berasal dari. yaitu pais yang berarti anak dan again yang berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini mutu pendidikan dirasakan masih sangat kurang, terutama pada. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT. model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS diajarkan berjenjang mulai dari tingkat bawah SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Hadist Nabi: sesungguhnya aku di utus untuk. menyempurnakan akhlak (hadist riwayat Ahmad) 1

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam belajar di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses belajar mengajar kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran khususnya Sejarah Kebudayaan Islam. Persoalan pendidikan merupakan persoalan yang sangat menarik untuk dibahas. Salah satu persoalan yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, lebih dari itu guru bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan peserta didik termasuk agar peserta didik lebih memahami makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah dalam suatu kelompok dalam pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai

2 tujuan. 1 Pembelajaran dikatakan aktif jika suatu pembelajaran itu dapat mengajak siswa untuk belajar secara aktif. 2 Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Dalam hal ini guru merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru adalah sarana utama untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan citacita negara. Sehingga, antara guru dan pendidikan merupakan satu komponen yang tidak dapat dipisahkan. 3 Untuk menciptakan keberhasilan pendidikan khususnya pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam perlu diciptakan suatu kondisi belajar mengajar yang efektif, yaitu suatu kondisi di mana siswa harus bekerja secara aktif dalam melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran dan guru memberi bantuan serta memberi motivasi pembelajar dalam belajar. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut. Untuk itu, kemampuan guru sangat dituntut dalam memilih strategi mengajar agar suasana belajar siswa selalu aktif dan produktif. Dalam proses pembelajaran, penerapan strategi yang tepat oleh guru akan mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus dapat memilih strategi pembelajaran yang efektif diterapkan dalam proses pembelajaran. 1 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2008, h. 105. 2 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta, Quantum Teaching, 2007, h. 117. 3 Jamal Ma mur Asmani, Pengenalan dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teaching dan Team Teaching, Jogjakarta, Diva Press, 2010, h. 16.

3 Di samping itu, pembelajaran juga merupakan proses belajar yang di bangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa dalam penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran, 4 terutama penguasaan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Adapun fungsi dan tujuan dari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu fungsi edukatif peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, fungsi keilmuan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya dan fungsi transformasi merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang transformasi masyarakat, sedangkan tujuannya: a) Untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam dan kebudayaan Islam kepada peserta didik agar memiliki data yang objektif dan sistematis tentang sejarah. b) Mengapresiasi dan mengambil ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. c) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan nilainilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada. d) Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya melalui imitasi terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur. e) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau. 4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2010, h. 62.

4 f) Mengembangkan sikap peserta didik terhadap pentingnya mengetahui dan mempelajari sejarah. Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peran dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. 5 Oleh sebab itu, seorang guru harus kreatif dalam menemukan hal-hal baru untuk mencapai pembelajaran yang lebih baik. Pada umumnya dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak diantara siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi-materi yang disajikan. Hal yang demikian dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kompetensi guru dan metode yang digunakan. Guru dalam kegiatan belajar mengajar cenderung menyampaikan materi secara verbal dan cenderung bersifat hafalan sehingga siswa bosan dan malas mengikuti pelajaran. Dalam menyampaikan materi guru juga kurang bervariasi, sehingga sering kali terjadi pengulangan terhadap apa yang disampaikan guru tersebut dan juga siswa merasa tidak ada tantangan akan materi yang disampaikan guru tersebut. Di dalam kelas juga kurangnya kerjasama yang diciptakan guru diantara siswa, mengakibatkan siswa hanya bekerja secara individual tanpa adanya 5 Ahmad Sabri, Op.Cit., h. 68.

5 bantuan dari teman-temannya, sehingga sebagian siswa hanya bermain-main saja karena kurang mengertinya terhadap apa yang disampaikan guru dan siswa yang mengerti hanya untuk diri sendirinya saja. Oleh sebab itu, daya tarik siswa terhadap apa yang disampaikan guru masih kurang mendapatkan perhatian. Untuk itu diharapkan dengan adanya penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII akan lebih menarik dan siswa akan semangat dan antusias terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, penerapan metode ini sangat membantu tehadap proses belajar mengajar. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru tampak gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih ada guru yang kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran. 2. Suasana kelas kelihatan pasif atau tidak bergairah pada waktu proses pembelajaran berlangsung. 3. Masih ada guru yang kurang menciptakan kerjasama diantara siswa dalam proses pembelajaran. 4. Masih ada guru yang kurang dalam menimbulkan semangat siswa dalam belajar. Untuk itu, di sini dituntut kemahiran guru dalam menggunakan stategi pembelajaran yang mengarah kepada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang membentuk

6 kerjasama dalam kelompok dan akan bertujuan untuk mengaktifkan siswa misalnya: siswa mau bertanya tentang materi yang sedang dipelajari terlebih dahulu kepada teman sekelompoknya, bersemangat untuk mengerjakan latihan serta mempunyai rasa tanggung jawab dengan tugas dan kelompoknya. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap atau perilaku yang dilakukan secara bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. 6 Dengan demikian, dalam pembelajaran guru harus kreatif untuk mempengaruhi dan memotivasi siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan tepat. Salah satu usaha guru sebagai tenaga pendidik harus mampu menggunakan metode pembelajaran salah satunya yaitu metode pembelajaran snowball throwing agar bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa dan mendapatkan partisipasi siswa serta dapat merangsang siswa, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik. Pada pembelajaran kooperatif ini siswa bisa belajar sambil bermain, yaitu dengan dikelompokkan setiap siswa secara heterogen kemudian setiap siswa diberikan selembar kertas yang di isi dengan sebuah pertanyaan kemudian kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilemparkan. 7 Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif snowball throwing diharapkan akan menjadi solusi dan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa 2009, h. 125. 6 Etin Solihatin, Cooperative Learning, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, h. 4. 7 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Masmedia Buana Pustaka,

7 akan lebih aktif dalam pembelajaran dan akan menciptakan suasana lebih segar serta mengurangi kejenuhan dalam kelas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru. B. Penegasan Istilah Sesuai dengan judul penelitian yaitu Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru, maka perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). 8 2. Snowball Throwing Snowball throwing adalah metode yang menggunakan sistem kelompok di mana siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian setiap siswa mengisi selembar kertas dengan pertanyaan kemudian kertas tersebut dibentuk seperti 8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2010, h. 242.

8 bola dan dilemparkan, selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. 9 3. Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah yaitu sesuatu yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau keseluruhan pengalaman manusia. 10 Di samping itu, kebudayaan adalah pandangan hidup sebuah masyarakat yang mencakup totalitas spiritual, intelektual dan sikap artistik yang dibentuk oleh masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum dan hubungan sosial. 11 Sedangkan Islam memiliki pengertianagama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT. 12 Jadi, sejarah kebudayaan Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari hasil karya, karsa dan cipta orang-orang Islam di masa lalu. Maksud dari penelitian menerapkan pembelajaran kooperatif snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu mampu membuat siswa bersemangat dan memahami makna kerjasama pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan baik. Dengan diterapkan pembelajaran kooperatif snowball throwing diharapkan siswa memiliki kemampuan berfikir dan aktif dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 9 Suyatno, Op.Cit., h. 125. 10 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam Masa Klasik, Pekanbaru, Yayasan Pusaka Riau, 2010, h. 2. 11 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2008, h. 16. 12 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2012, h.65.

9 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru? b. Bagaimanakah keterampilan guru Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing? c. Bagaimanakah peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing? 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan luasnya masalah yang ada di sekitar variabel penelitian ini dan keterbatasan yang ada pada penulis, maka penelitian ini hanya dibatasi pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran

10 Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru. 2. Kegunaan Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan antara lain: a. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan agar dapat memberikan bimbingan kepada guru-guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam tentang metode pembelajaran kooperatif khususnya metode pembelajaran snowball throwing. b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru. c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru.

11 d. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya, terutama dalam hal penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru. e. Sebagai landasan dan acuan peneliti lain yang dapat dijadikan bahan kajian yang membahas mengenai permasalahan yang sama untuk penelitian lebih lanjut.