Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

dokumen-dokumen yang mirip
Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Konsentrasi (μg/m 3 )*** Perubahan konsentrasi (μg/m 3 )****

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

3 Metodologi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Pupuk super fosfat tunggal

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pupuk dolomit SNI

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pupuk amonium klorida

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Pupuk SP-36 SNI

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Pupuk amonium sulfat

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Pupuk kalium sulfat SNI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Cara uji emisi formaldehida panel kayu metode ruangan

Pulp - Cara uji bilangan kappa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

Pupuk urea SNI 2801:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAHAN DAN METODE Lingkup Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Preparasi sampel dan ekstraksi fraksi nano Percobaan Jerapan Amonium

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

4 Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Cara uji... 2 3.1 Prinsip... 2 3.2 Bahan... 2 3.3 Peralatan... 4 3.4 Pengambilan contoh uji... 5 3.5 Persiapan pengujian... 5 3.6 Pengujian contoh uji... 6 3.7 Perhitungan... 6 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 6 4.1 Jaminan mutu... 6 4.2 Pengendalian mutu... 7 Lampiran A Pelaporan... 8 Bibliografi... 9 i

Prakata SNI Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ini dirumuskan dan diuji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi metode serta telah dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Parameter Uji Kualitas Udara dari Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan (Panitia Teknis 207S). Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 5 6 Agustus 2004 di Jakarta. ii

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer 1 Ruang lingkup Standar ini digunakan untuk penentuan amoniak di udara ambien menggunakan spektrofotometer dengan metoda indofenol. Lingkup pengujian meliputi: a. Cara pengambilan contoh uji gas amoniak dengan menggunakan larutan penjerap. b. Cara perhitungan volum contoh uji gas yang dijerap. c. Cara penentuan gas amoniak di udara ambien menggunakan metoda indofenol secara spektrofotometri pada panjang gelombang 630 nm dengan kisaran konsentrasi 20 µg/nm 3 sampai 700 µg/nm 3 (0,025 ppm sampai 1 ppm). 2 Istilah dan definisi 2.1 udara ambien udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya 2.2 µg/nm 3 satuan ini dibaca sebagai mikrogram per normal meter kubik, notasi N menunjukan satuan volum hisap udara kering dikoreksi pada kondisi normal (25 o C, 760 mmhg) 2.3 midget impinger botol tempat pengambil contoh uji yang dilengkapi dengan ujung silinder gelas yang berada di dasar labu dengan maksimum diameter dalam 1 mm (Gambar 1) 2.4 larutan induk larutan standar konsentrasi tinggi yang konsentrasi lebih rendah digunakan untuk membuat larutan standar 2.5 larutan standar larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di dalam pengujian 2.6 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus 2.7 larutan penjerap larutan yang dapat menjerap analat 1 dari 9

2.8 blanko laboratorium suatu larutan penjerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium 2.9 blanko lapangan suatu larutan penjerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan contoh uji 2.10 pengendalian mutu suatu kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan metoda, kesalahan manusia, kontaminasi, maupun kesalahan pengambilan contoh uji dan perjalanan ke laboratorium 3 Cara uji 3.1 Prinsip Amoniak dari udara ambien yang telah dijerap oleh larutan penjerap asam sulfat, akan membentuk amonium sulfat. Kemudian direaksikan dengan fenol dan natrium hipoklorit dalam suasana basa, akan membentuk senyawa komplek indofenol yang berwarna biru. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm. 3.2 Bahan 3.2.1 Larutan penjerap a) masukkan 3 ml H 2 SO 4 97% ke dalam labu ukur 1000 ml yang telah berisi kurang lebih 200 ml air suling dingin yang diletakkan dalam penangas air es; b) larutan diencerkan hingga 1000 ml lalu homogenkan (hati-hati reaksi eksotermis). 3.2.2 Larutan natrium nitroprusida (Na 2 Fe(CN) 5 NO.2H 2 O) 2% Larutkan 2 g natrium nitroprusida ke dalam labu ukur 100 ml dengan air suling, encerkan hingga tanda tera lalu homogenkan. CATATAN Larutan ini dapat stabil selama 2 bulan dengan baik, jika disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 o C - 8 o C. 3.2.3 Larutan natrium hidroksida (NaOH) 6,75 M a) larutkan 270 g NaOH dalam gelas piala 1000 ml yang telah berisi kurang lebih 500 ml air suling dingin yang diletakkan dalam penangas air es, encerkan hingga 1000 ml dan homogenkan; b) simpan dalam botol polietilen. 3.2.4 Larutan natrium hipoklorit (NaOCl) 3,7% Buat larutan NaOCl 3,7% dari larutan natrium hipoklorit yang tersedia di pasaran (5% - 6%). CATATAN Larutan ini dapat stabil jika disimpan dalam lemari pendingin selama 2 bulan pada suhu 4 o C - 8 o C. 2 dari 9

3.2.5 Larutan kerja hipoklorit a) Masukkan 30 ml NaOH 6,75 M dan 30 ml larutan NaOCl 3,7% ke dalam labu ukur 100 ml; b) Encerkan larutan tersebut dengan air suling dan tepatkan sampai tanda tera kemudian homogenkan. CATATAN Larutan ini stabil selama 1 hari. 3.2.6 Larutan fenol (C 6 H 5 OH) 45% v/v a) 50 g fenol dilebur di atas penangas air pada temperatur 60 o C dalam gelas piala 100 ml kemudian dipindahkan ke labu ukur 100 ml. CATATAN Kerjakan dengan hati-hati. b) encerkan larutan dalam labu ukur tersebut diatas dengan metanol hingga tanda tera kemudian dihomogenkan. CATATAN Larutan ini dapat stabil jika disimpan dalam lemari pendingin selama 2 bulan pada suhu 4 o C - 8 o C. 3.2.7 Larutan kerja fenol Masukkan 20 ml larutan induk fenol 45% dan 1 ml larutan natrium nitroprusid 2% ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan larutan tersebut dengan air suling sampai tanda tera, kemudian homogenkan. CATATAN Larutan ini stabil selama 4 jam. 3.2.8 Larutan penyangga Masukkan 50 g Na 3 PO 4.12H 2 O dan 74 ml larutan NaOH 6,75 M ke dalam piala gelas 2000 ml kemudian encerkan dengan air suling hingga 1000 ml kemudian homogenkan. 3.2.9 Larutan induk amoniak 1000 µg a) Larutkan 3,18 g NH 4 Cl (yang telah dikeringkan pada suhu 105 o C selama 1 jam) dengan air suling ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian diencerkan sampai tanda tera, lalu homogenkan b) Tambahkan 1 tetes CHCl 3 sebagai pengawet. CATATAN 1 3,18 g NH 4 CI dapat digantikan dengan 3,88 gr (NH 4 ) 2 SO4 yang telah dikeringkan pada suhu 130 O C selama 1 jam CATATAN 2 Larutan ini stabil selama 2 bulan. 3.2.10 Larutan standar amoniak 10 µg Pipet 1 ml larutan induk amoniak ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan larutan penjerap sampai tanda tera, kemudian homogenkan. CATATAN Tiap 1 ml larutan sebanding dengan 10 µg NH 3. 3 dari 9

3.2.11 Larutan HCl 1,2 M (untuk pencucian alat-alat gelas) Larutkan 10 ml HCl p (12M), masukkan ke dalam gelas piala 100 ml dan tambahkan air suling sampai dengan 100 ml. 3.3 Peralatan a) peralatan pengambilan contoh uji amoniak seperti Gambar 2, (setiap unit peralatan disambung dengan selang silikon dan tidak mengalami kebocoran); b) prefilter; c) labu ukur 100 ml; dan 1000 ml; d) pipet volumetrik 0,5 ml; 1 ml; 5 ml dan 20 ml; e) pipet mikro 1 ml; f) gelas ukur 100 ml; g) gelas piala 100 ml; 500 ml; 1000 ml dan 2000 ml; h) tabung uji 25 ml; i) spektrofotometer; j) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg; k) buret 50 ml; l) labu erlenmeyer 250 ml; m) kaca arloji; n) desikator; o) oven; p) termometer; q) barometer; dan r) penangas air. Keterangan gambar: A adalah ujung silinder gelas yang berada di dasar labu dengan maksimum diameter dalam 1 mm; Botol penjerap midget impinger dengan kapasitas volum 30 ml. Gambar 1 Botol penjerap midget impinger 4 dari 9

A B G Keterangan gambar : A adalah prefilter holder D adalah flow meter yang mampu mengukur laju alir 1 L/menit; B adalah botol penjerap volume 30 ml; E adalah kran pengatur; C adalah perangkap uap; F adalah pompa. G adalah serat kaca (glass wool); Gambar 2 Rangkaian peralatan pengambil contoh uji amoniak 3.4 Pengambilan contoh uji Untuk pelaksanaan pengambilan contoh uji diperlukan peralatan seperti pada gambar 1 dengan tahapan pengerjaan: a) Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 2; b) Masukkan larutan penjerap sebanyak 10 ml ke dalam botol penjerap. Tempatkan botol penjerap sedemikian rupa sehingga terlindungi dari hujan dan sinar matahari secara langsung; c) Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 1 L/menit sampai 2 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal (F 1 ); d) Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan tekanan udara; e) Setelah 1 jam catat laju alir akhir (F 2 ) dan kemudian matikan pompa penghisap. CATATAN Prefilter sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu dengan air suling dan dikeringkan. 3.5 Persiapan pengujian 3.5.1 Pembuatan kurva kalibrasi a) Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat; b) Siapkan 6 buah tabung uji 25 ml lalu masukkan ke dalamnya larutan standar amonia masing-masing 0,0 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 1,0 ml dan 1,5 ml, yang mengandung 0 µg NH 3 ; 2 µg NH 3 ; 4 µg NH 3 ; 6 µg NH 3 ; 10 µg NH 3 dan 15 µg NH 3. Selanjutnya tambahkan larutan penjerap sampai volum 10 ml; c) Tambahkan berturut-turut ke dalam masing-masing tabung uji 2 ml larutan penyangga, 5 ml larutan pereaksi fenol dan 2,5 ml larutan pereaksi natrium hipoklorit lalu dihomogenkan; 5 dari 9

d) Tambahkan air suling ke dalam tabung uji sampai tanda tera, lalu homogenkan dan didiamkan selama 30 menit; e) Ukur serapan masing-masing larutan pada panjang gelombang 630 nm. f) Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah NH 3 (µg). 3.6 Pengujian contoh uji a) Pindahkan larutan contoh uji ke dalam tabung uji 25 ml; b) Lakukan langkah 3.5.1 butir c) sampai d); c) Masukkan larutan contoh uji ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, lalu ukur serapannya pada panjang gelombang 630 nm; d) Baca serapan contoh uji kemudian hitung jumlah NH 3 yang diperoleh dari kurva kalibrasi; e) Lakukan langkah-langkah 3.6 butir a) sampai d) untuk pengujian blanko dengan menggunakan 10 ml larutan penjerap. 3.7 Perhitungan 3.7.1 Volum contoh uji udara yang diambil Volum contoh uji gas yang diambil, dikoreksi pada kondisi normal (25 C, 760 mmhg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: F + F 2 P a 298 V = 1 t 2 T a 760 dengan pengertian: V adalah volum udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25 C, 760 mmhg; F 1 adalah laju alir awal (L/menit); F 2 adalah laju alir akhir (L/menit); t adalah waktu pengambilan contoh uji (menit); P a adalah tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmhg); T a adalah temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji ( o K); 298 adalah temperatur pada kondisi normal 25 o C ( o K); 760 adalah tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmhg). 3.7.2 Konsentrasi NH 3 di udara ambien Konsentrasi NH 3 dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: a C = x1000 V dengan pengertian: C adalah konsentrasi NH 3 di udara (µg/nm 3 ); a adalah jumlah NH 3 dari contoh uji berdasarkan kurva kalibrasi (µg); V adalah volum udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25 C, 760 mmhg; 1000 adalah konversi dari L ke m 3. 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 4.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas (p.a.). 6 dari 9

b) Gunakan alat gelas yang terkalibrasi dan bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur laju alir (flow meter), termometer, barometer dan alat spektrofotometer yang terkalibrasi. d) Hindari terjadinya penguapan yang berlebihan dari larutan penjerap dalam botol penjerap, maka gunakan aluminium foil atau boks pendingin sebagai pelindung terhadap matahari. e) Hindari pengambilan contoh uji pada saat hujan. 4.2 Pengendalian mutu 4.2.1 Uji blanko a) Uji blanko laboratorium Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di laboratorium. b) Uji blanko lapangan Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di lapangan. 4.2.2 Linearitas kurva kalibrasi Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,998 (atau sesuai dengan kemampuan laboratorium yang bersangkutan) dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. CATATAN Jaminan dan pengendalian mutu diberlakukan sesuai dengan kebijaksanaan laboratorium yang bersangkutan. 7 dari 9

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat minimal hal-hal sebagai berikut pada lembar kerja: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis dan tanda tangan. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman kurva kalibrasi. 5) Batas deteksi. 6) Perhitungan. 7) Data pengambilan contoh uji (kondisi meteorologis). 8) Hasil pengukuran blanko. 9) Hasil pengukuran contoh uji. 10) Kadar NH 3 dalam contoh uji. 8 dari 9

Bibliografi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. BAPEDAL. APHA. Methods of Air Sampling and Analysis. 1988. Thrid Edition. American Public Health Association. Washington DC, USA. Method no. 401. Lodge, James, 1986, Methods of Air Sampling and Analysis, Third edition, APHA. Washington. p 389. Anonim, 1994, ISO Standar Compaendium, Environment Air Quality, First Edition. 9 dari 9