PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SENSOR LEVEL UNTUK SISTEM KONTROL PADA PROSES PENGENDAPAN CaCO 3 DALAM AIR DENGAN METODE MEDAN MAGNET

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SENSOR TDS PADA PROSES PENGENDAPAN CaCO 3 DALAM AIR DENGAN METODE PELUCUTAN ELEKTRON DAN MEDAN MAGNET

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

Rancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL PADA MINI_MIKROHIDRO SKALA LABORATORIUM DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERTA DINA ULINNUHA NRP

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Alat Pembaca Golongan Darah dengan Output Suara dan SMS

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

Alat Ukur Multifungsi Bagi Penyandang Tunanetra

PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang keilmuan ataupun kehidupan sehari-hari. Para ahli di bidang keilmuan juga terus meneliti fenomena-fenomena

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

Desain Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Transmisi Cahaya dengan Lock-In Amplifier

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DEBIT ALIRAN MASUKAN PADA TANDON AIR DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

SISTEM PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS DENGAN SENSOR ULTRASONIK

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2014) 1-5 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SENSOR LEVEL UNTUK SISTEM KONTROL PADA PROSES PENGENDAPAN CaCO 3 DALAM AIR DENGAN METODE MEDAN MAGNET Maylita Martani, Endarko Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: endarko@physics.its.ac.id Abstrak Telah dilakukan pembuatan alat pengukur level air dengan menggunakan sensor Ultrasonic Range Detector PING))). Sistem pengendalian dan monitoring secara otomatis dikerjakan oleh mikrokontroler Atmega16 dan PC. Pada penelitian ini dirancang sebuah mini plant untuk kontrol otomatisasi proses pengendapan air CaCO 3 dalam air. Sistem pemantauan dan pengendalian dirancang secara waktu nyata berupa level ketinggian air pada tangki hasil pengolahan. Data level akan diproses oleh mikrokontroler ATMega16 yang selanjutnya dikirim melalui komunikasi serial dengan USB yang disambungkan ke komputer sehingga dapat ditampilkan di layar monitor. Berdasarkan hasil penelitian, sistem ini dapat bekerja dengan baik ketika melakukan monitoring pada level 40 80%. Kata Kunci CaC0 3, Kontrol Ultrasonik, Sensor Ping))). I. PENDAHULUAN ir sering kali digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan peternakan, Apertanian, perikanan, industri, pertambangan, rekreasi, olahraga dan sebagainya. Masalah utama dari sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan terlebih lagi untuk konsumsi air minum ini terus menurun. Sebagai sumber air minum masyarakat, air harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas [6]. Parameter air bersih diantaranya adalah tidak berasa, tidak berbau, tawar, ph netral, tidak mengandung zat kimia, kesadahan rendah, tidak mengandung bakteri. Hal ini menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Kebutuhan air bersih dan air minum meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk. Beberapa daerah di Indonesia memiliki sumber air sumur dengan kandungan kapur cukup tinggi. Tingginya kadar kapur tersebut mengakibatkan air tidak layak konsumsi, karena mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi [4]. Kandungan ion Ca 2+ ataupun Mg 2+ dalam air ini dikatakan air sadah. Tingkat besarnya ion yang terlarut dalam air dikatakan sebagai tingkat kesadahan. Semakin besar tingkat kesadahan suatu air, maka kualitas dari air ini buruk. Ion ini akan mengendap yang nantinya akan menyumbat dalam saluran pembuangan manusia maupun alat-alat penunjang kebutuhan sehari-hari. Pengendapan kapur dalam tubuh dapat terjadi jika terlalu banyak mengkonsumsi air dengan kadar kapur tinggi. Pengendapan tersebut bisa berakibat gangguan kesehatan berupa batu ginjal ataupun berbagai penyakit yang lain [4]. Penjernihan air dengan metode pengendapan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode medan magnet. Metode medan magnet ini dapat dilakukan dengan pemberian kumparan yang berfungsi sebagai penghantar medan listrik yang dihasilkan oleh medan magnet. Ion CaCO 3 yang terlarut dalam air dapat diendapkan dengan cara pemisahan ion terlarut. Maka dari itu dapat dibuatlah sebuah rancangan alat yang dapat digunakan sebagai penjernihan kapur (CaCO 3 ) yang terlarut dalam air dengan sistem pengendapan. Dengan menggunakan metode medan magnet akan lebih dapat menghasilkan tingkat kesadahan menurun. Hal ini dikarenakan ion Ca 2+ yang terikat didalam air akan mengalami pengkutupan sehingga akan membentuk endapan kapur. Dari endapan kapur ini akan menghasilkan air tawar layak konsumsi yang terbebas dari bau, warna serta tingkat kesadahannya rendah [4]. Sensor merupakan alat yang dapat menerima rangsangan dan merespon dengan suatu sinyal elektrik [1]. Pada dasarnya sensor dan tranduser mempunyai definisi sama yaitu menerima rangsangan (gejala fisis) dari luar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Proses fisis yang merupakan stimulus atau rangsangan sensor dapat berupa fluks magnetik, gaya, arus listrik, temperatur, cahaya, tekanan dan proses fisis lainnya. Sensor dan tranduser mempunyai perbedaan yang sangat kecil yaitu pada koefisien konversi energi. Sensor itu sendiri terdiri dari tranduser atau tanpa penguat atau pengolahan sinyal yang terbentuk dalam satu indera. [2]. Berdasarkan pertimbangan dan alasan tersebut, peneliti membuat suatu peralatan instrumentasi berupa alat untuk mengukur tingkat level air dalam proses pengolahan air CaCO 3 dengan menggunakan medan magnet untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan sehat. Sensor yang digunakan untuk mengukur tingkat level air proses dengan menggunakan prinsip ultrasonik dengan sensor PING))) [5]. Sistem kontrol dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut juga dengan plant. Sistem Kendali loop terbuka, keluaranya tidak mempengaruhi input ( tidak ada umpan balik ) Atau dengan kata lain sistem kendali loop terbuka keluarannya (keluaran) tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan inputnya. Akibatnya ketetapan dari sistem tergantung dari kalibrasi. Pada umumnya, sistem kendali loop terbuka tidak tahan terhadap gangguan luar. Suatu sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap inputan disebut Sistem kendali loop terbuka [3]. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang mempunyai frekuensi diatas 20 KHz. batas atas dari

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2014) 1-5 2 frekuensi gelombang ultrasonik ini masih belum dapat ditentukan dengan jelas. namun demikian dapat diketahui daerah daerah frekuensi yang biasa dipakai dalam berbagai macam penggunaan. pada penggunaan yang memerlukan intensitas tinggi biasanya diperlukan frekuensi dari puluhan KHz sampai ratus KHz. gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu di atas 1 Gigahertz sering sebagai gelombang mikro ultrasonik (microwave ultrasonik) [5]. Sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut dengan transmitter dan rangkaian penerima yang disebut dengan receiver. Prinsip kerja sensor ultrasonik dapat diperjelaskan seperti Gambar 2.2. Gambar 1. Prinsip kerja sensor ultrasonik Pada prinsipnya, sensor ini terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Sensor ini bekerja dengan cara memancarkan sinyal ultrasonik dan menghasilkan pulsa range) yang sesuai dengan waktu pantul sinyal ultrasonik saat kembali menuju sensor. Lebar pulsa pantulan (range) tersebut yang nantinya diketahui sebagai jarak target dari depan sensor. B. Perancangan Perangkat Keras Dalam perencanaan alat pada perangkat keras (hardware) dilakukan perencanaan pada sistem mekanik dan juga sistem perencanaan pada elektronika.pada perencanaan sistem elektronika dilakukan beberapa perencanaan terhadap rangkaian elektronika yang digunakan untuk mendriver dan mengontrol daripada sistem mekanik. 1) Perancangan Catu Daya Catu daya merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan suatu rangkaian elektronika untuk bekerja.besarnya suplai daya tergantung spesifikasi alat masing masing. Pada sistem pengendalian ini, catu daya digunakan untuk mengaktifkan sensor sensor pada rangkaian. Gambar 2 m erupakan rangkaian catu daya yang dapat memenuhi rangkaian tersebut. Inputan rangkaian ini adalah tegangan 220 V, dengan menggunakan LM 7912 dan 7812. Rangkaian ini menghasilkan keluaran sebesar -12V dan +12 V. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari pemancar ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh penerima ultrasonik [5]. II. METODE Adapun perancangan pembuatan rancang bangun sistem ini terbagi atas beberapa perangkat yang saling berhubungan yaitu perangkat elektronik (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berisi instruksi untuk menjalankan program. A. Perancangan Umum Sistem Secara umum terdiri dalam 2 sistem yaitu sistem hardware dan sistem software.pada rancangan bangun ini juga dilengkapi dengan catu daya, mikrokontroler ATMega`16 sebagai pengolah data hasil dari pengukuran dan LCD untuk tampilan keluarannya. Sensor ketinggian yang digunakan adalah sensor ultrasonik ( PING))) )yang bekerja berdasarkan pantulan sinyal ultrasonik. Kelebihan sensor ini ialah hanya perlu pulsa trigger sebesar 5µs untuk memicu masukan. Gambar 3. Rangkain catu daya 2) Minimum Sistem ATMega16 Mikrokontroler ATMega 16 sebagai pengontrol dan pengolah data. Mikrokontroler Atmega16 ini akan menerima data dari sensor TDS dan ultrasonik, dimana data dari sensor TDS dan ultrasonik nantinya akan ditampilkan ke LCD. Berikut merupakan gambar rangkaian minimum system dari ATmega 16 : Gambar 2. Sensor PING)))

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2014) 1-5 3 sebagai timer/counter yang telah terprogram. Hasil pengukuran didapatkan : Gambar 4. Rangkaian skematik mikrokontroler. C. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan software digunakan untuk mengolah perubahan sinyal output dari sensor level air yang telah dikondisikan. Untuk melakukan pengolahan data ini sinyal Perancangan software ini digunakan compiler Code Vision AVR yang digunakan untuk mengcompile dan membuat kode hexa yang akan didownload ke mikrokontroler. Bahasa pemrograman yang digunakan oleh Code Vision AVR adalah bahasa pemrograman C. Serta dibuat dalam bentuk HMI serial sebagai kontrol otomatisasi dari proses pengendapan CaCO 3 dengan medan magnet. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Sensor Ultrasonik Rangkaian Pengukuran level air dilakukan dengan prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor PING))). Sensor PING))) berbasis ultrasonik pada tugak akhir ini memiliki beberapa spesifikasi di antaranya adalah kemampuan mengukur jarak pada range 3 c m s/d 3 m dengan konsumsi daya kecil, maksimum konsumsi arus sebesar 35 ma pada tegangan supply 5VDC sesuai manual datasheet. Hasil karakterisasi akan berbeda untuk setiap jenis perlakuan (seperti pemasangan dan pengoperasian) pada sensor juga oleh pengaruh lingkungan. Pada manual datasheet tersebut juga tidak diberikan data karakteristik sensor secara detail sehingga sensor ini perlu dikarakterisasi. Pada tugas akhir ini sensor PING))) dikarakterisasi pada tanki kaca akrilik berukuran 10,5 35 0,03 cm 3 yang telah dipersiapkan untuk proses kontrol TDS. Sensor diletakkan pada posisi 34 cm dari dasar tangki dengan desain level 100%nya adalah pada posisi 25 cm dari dasar tangki, atau berada 4 cm dibawah lubang pipa saluran. Berdasarkan manual datasheet PING))), sensor ini menghasilkan keluaran pulsa tegangan level TTL dengan lama pulsa yang sebanding dengan waktu penjalaran gelombang ultrasoniknya. Untuk itu dilakukan pengukuran lebar pulsa dalam mikro sekon dari sensor ini dengan variasi ketinggian air pada tangki yang diukur menggunakan penggaris. Akuisisi data lebar pulsa ini memanfaatkan mikrokontroler Atmega16 Tabel 1. Pengukuran hasil lebar pulsa dengan jarak Jarak Air ke Sensor (cm) Lebar Pulsa Ping))) (µs) Variasi Level Air Naik Variasi Level Air Turun 9 700.58 700.58 10 752.91 741.28 11 810.47 781.98 12 874.42 868.60 13 926.74 931.98 14 978.49 984.30 15 1036.63 1042.44 16 1065.12 1065.12 17 1123.26 1134.88 18 1180.81 1192.44 19 1250.58 1273.84 20 1325.58 1331.40 21 1343.02 1366.28 22 1389.53 1406.98 23 1441.28 1470.35 24 1528.49 1522.67 25 1586.05 1591.86 26 1638.37 1650.00 27 1690.12 1730.81 28 1754.07 1750.00 29 1788.95 1782.56 30 1834.88 1858.14 31 1938.95 1927.91 32 1887.21 1976.74 33 1910.47 1976.74 Sehingga dapat dibuat grafik hubungan antara lebar pulsa dengan jarak kalibrasi sensor sebagai berikut : 2500 R² = 0.998 2000 1500 R² = 0.995 1000 500 0 Lebar Pulsa (µs) 0 10 20 30 40 Variasi Naik Jarak Aktual (cm) Variasi Turun Gambar 5. Grafik hubungan lebar pulsa PING))) dan jarak

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2014) 1-5 4 Warna biru menunjukkan ketika level sedang mengalami kenaikan sedangkan warna merah adalah ketika level sedang mengalami penurunan. Lebar pulsa dari sensor PING))) yang terbaca perlu dikonversi ke dalam jarak agar dapat dilakukan pengkalibrasian menggunakan persamaan berikut: s = 0.0344 (t/2)...(1) dengan s adalah jarak air ke sensor PING))) dalam cm, 0.0344 kecepatan rambat suara di udara dalam cm/µs, dan t adalah lebar pulsa keluaran sensor. Dari jarak s yang didapat dari Persamaan 1 di atas didapatkan level air tangki dalam cm. Dengan mengukur level air menggunakan penggaris dan PING))) pada variasi 1 25 cm naik dan turun didapatkan data perbandingan level air terbaca dengan level air sebenarnya yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pembacaan level tangki Level Level PING))) (cm) Tangki Penggaris (cm) Variasi Naik Variasi Turun 1 0.65 0.84 2 2.44 2.04 3 3.23 3.34 4 3.83 3.9 5 4.93 4.23 6 5.82 5.62 7 6.72 6.62 8 7.71 7.81 9 9.21 8.71 10 10.1 9.8 11 10.9 10.5 12 11.2 11.1 13 12.49 12.09 14 13.69 13.49 15 14.68 14.48 16 15.68 15.68 17 16.17 16.07 18 17.17 17.07 19 18.06 17.97 20 18.96 19.06 21 20.06 20.55 22 21.05 21.25 23 21.95 21.95 24 22,89 22,85 25 23,99 23,99 Level yang terbaca oleh sensor PING))) berbeda dari level aktual penggaris dengan rata-rata nilai pembacaan yang lebih kecil baik pada variasi naik maupun variasi turun. Dari Tabel 2 dapat grafik hubungan serta persamaannya seperti pada Gambar 7. Sensor (cm) 25 20 15 10 5 0 R² = 0.995 Gambar 6. Grafik hubungan sensor PING))) dan kalibrator B. Karakterisasi Sensor Ultrasonik Prinsip kerja sensor PING))) ini adalah dengan membangkitkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi 40 khz oleh transmitter untuk dipancarkan ke objek dan menghasilkan pulsa gelombang kotak dengan lebar yang sama dengan waktu mulai sesaat setelah gelombang ultrasonic tersebut di pancarkan hingga kembali ke receiver. Dari waktu ini kemudian dapat dikonversi kedalam satuan jarak yaitu centimeter (cm) dari sini didapatkan hubungan antara waktu jdan jarak. Kemudian ketika digunakan dalam pengukuran ketinggian tabung didapatkan hasil yang relatif sama dengan jarak sebenarnya maka dapat dikatakan bahwa sensor PING))) ini cukup akurat ketika digunakan sebagai sensor level yang bekerja pada ketinggian lebih dari 3cm. Hal ini menunjukkan bahwa keakuratan dari sensor ini cukup kecil ketika digunakan dalam tempat yang sedang sesuai dengan range kinerja sensor. C. Pengujian Sensor PING))) Pada Sistem Kontrol Alur proses treatment yang dirancang adalah dengan mensirkulasi air yang mula-mula berkesadahan tinggi dari supply tank menuju measurement tank dan kembali lagi ke supply tank melewati medan magnet sehingga didapatkan penurunan kesadahan air. Jika nilai kesadahan air telah berada di bawah set point kesadahan yang diharapkan maka kemudian dilakukan proses penyimpanan air. Gambar 7. Tampilan halaman utama pengambilan data R² = 0.998 0 5 10 15 20 25 30 kenaikan Jarak Aktual (cm) penurunan Penggunaan kontrol sirkulasi pada proses bertujuan untuk mengalirkan air proses dengan aliran (flow) stabil

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2014) 1-5 5 dengan menjaga level pada tangki measurement. sensor sebagai input kontrol adalah sensor jarak PING))) sedangkan aktuator sebagai output kontrol adalah valve dan pumpa sirkulasi. Kontrol level yang didesain adalah kontrol on-off dengan pengukuran level yang kontinyu sehingga diberikan set point level dan batas atas-bawah untuk switching on dan off pumpa sirkulasi. Batas atas adalah set point level ditambah 5% sedangkan batas bawah sama dengan set point. Secara sederhana logika kontrolnya adalah jika level lebih besar atau sama dengan batas atas maka pumpa sirkulasi menyala sampai level turun menjadi sama dengan batas bawah dan bila level berada dibawah batas bawah maka pumpa sirkulasi berhenti sampai level bertambah hingga lebih dari batas atas. Akibat adanya on-off kontrol pada level ini maka level aktual tidak dapat terjaga persis sama dengan set point level yang diberikan dengan kata lain masih terjadi error pada kontrol. Gambar monitoring level pada saat penjagaan level sebesar 40% 60% dan 80% masih menunjukkan adanya riak level di sekitar nilai set point. Nilai error paling besar terjadi untuk penjagaan level sebesar 40%, hal ini karena level berada dekat pumpa sirkulasi yang mengakibatkan turbulensi air pada tangki. Akibatnya level menjadi kurang stabil. Error kontrol terbesar dari ketiga set point level yang diamati adalah sebesar 2,26%. Secara keseluruhan kontrol level yang telah dibuat ini dapat bekerja dengan baik karena overshoot akibat on-off control pada sistem dibawah 10%. bimbingan, saran serta diskusi. Sehingga paper penelitian ini dapat terselesaikan. DAFTAR PUSTAKA [1] Freden, Jacob. 2003. Handbook Of Modern Sensor, Physics, Designs, and Application. Springer. San Diego USA. [2] Ian R, Sinclair. 1988. Sensor and Tranduser A Guide for Technicians. Great Britain. Newres. [3] Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik jilid 1 edisi kedua. Erlangga. Jakarta [4] Putro, dan Endarko. 2013. Pengaruh Variasi Penempatan Kutub Medan Magnet terhadap Pengurangan Kadar CaCO 3 dalam Air. Jurusan Fisika FMIPA ITS. Surabaya. [5] Trisnobudi, A. 2001. Aplikasi Ultrasonik. Teknik Fisika ITB. Bandung [6] WHO. 2004. Guidelines for Drinking-Water Quality. Third Edition.Volume 1 : Recomentadtion. Geneva. Gambar 8. Hasil monitoring level pada proses sirkulasi IV. KESIMPULAN Penelitian ini telah dibuat alat ukur level air dengan prinsip ultrasonik. Sistem kontrol yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan dapat bekerja dalam tangki dengan jangkauan pengukuran 3-23cm dengan error sebesar 0,05%. Sistem kontrol otomatisasi yang dibuat dapat bekerja untuk proses sirkulasi dengan set point level diatas 40 80%, UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Endarko selaku dosen pembimbing yang telah memberi